- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Fakta Lain Tentang Munarman


TS
uree_20
Fakta Lain Tentang Munarman
Tentang Munarman

Sebenarnya, saya tidak terlalu berminat untuk menulis tentang FPI. Namun ada satu hal yang mengganjal saya cukup lama. Dan mungkin cukup penting untuk menjadi catatan bagi kita semua.
Tentang Munarman, sang Panglima Komando Laskar Islam, kelompok militer dari FPI.
Nama Munarman, bagi orang sebaya saya, mulai tersohor ketika kasus penyerangan kelompok AKKBB di Monas. Samar-samar saya mengingat tindakan biadab mereka yang memukuli peserta apel AKKBB dan merusak kendaraan bermotor di monas. Entah berapa ibu-ibu dan anak muda yang jadi korban kebringasan mereka.
Disini pula Munarman terekam kamera sedang mencekik seorang anak muda. Belakangan Munarman membela diri dengan menyatakan bahwa yang ia cekik adalah anggotanya, dan dia berusaha mencegah pemuda itu berbuat kekerasan. Entah benar atau tidak.

Foto : Dokumentasi AKK-BB
Sempat mengaku akan bertanggung jawab dan menyerahkan diri, Munarman malah menghilang. Membuat Polisi harus mengerahkan 1500 orang ke Markas FPI di Petamburan (dekat dengan JDC). Belakangan ia muncul dalam video ala Osama bin Laden, walau ujung-ujungnya menyerahkan diri juga.
Ketika proses persidangan, saya teringat juga beberapa kali Munarman terekam kamera televisi sedang membentak atau mengancam orang lain. Lagaknya macam jagoan kampung.
Selain itu saya kira banyak sederet catatan hitam Munarman yang dengan mudah kita dapatkan ketika meng-google namanya di internet, jadi saya tidak akan berpanjang lebar lagi.
Advokat HAM, Ketua Kontras, dan Mantan Direktur YLBHI.
Kalau anggota FPI bertingkah macam preman kampung, saya tidak heran. Namun ketika melihat latar belakang Munarman, terheran-heranlah saya. Bagaimana tidak? Rekam jejak Munarman sebelum itu terhitung cemerlang, kalau tidak mau dibilang luar biasa.
Mengawali karir dari bawah, ketika menjadi relawan LBH di Palembang tahun 1995. Dalam 4 tahun, namanya sudah me-nasional dengan menjadi Koordinator Kontras Aceh. Kemudian menjadi Koordinator Badan Pekerja Kontras. Yap, Kontras yang didirikan oleh Munir! Kemudian menjadi Ketua YLBHI selama kurang lebih 5 tahun. Yap, YLBHI yang didirikan antara lain oleh para “raksasa” HAM seperti Yap Thiam Hien, Mochtar Lubis, dan Adnan Buyung Nasution. Lembaga yang notabene bersih dan berintegritas.
Menjadi narasumber dalam program elite Wimar Witoelar, Perspektif. Memposisikan dia bersama raksasa-raksasa macam M. Syafii Anwar, Romo Sandyawan, Ester Jusuf, Asvi Warman Adam, Faisal Basri dan sebagainya.
Saya kutip sedikit jawabannya ketika ditanya mengenai masalah perlakuan terhadap seorang tersangka.
“…Selama pemeriksaan, tersangka tidak boleh diperlakukan sewenang-wenang, diperlakukan secara tidak manusiawi, dan disiksa. Kemudian, mereka berhak mendapat bantuan hukum,” jawab Munarman.
Sedikit membandingkan, walau tentu tidak apple to apple, jawabannya ketika menuntut Goenawan Mohamad minta maaf kepada dirinya (masalah pemuatan foto Munarman ketika mencekik pemuda di Insiden Monas).
“Kalau Tempo dalam waktu 1×24 jam tidak meminta maaf, Goenawan Mohamad tidak sujud kepada saya, saya serbu. Saya sudah siapkan laskar-laskar saya,” ancam Munarman.
Begitu terheran-herannya orang yang mengenal Munarman terhadap perubahan drastisnya, sampai-sampai seniornya di YLBHI, Adnan Buyung Nasution menduga Munarman dicuci otaknya.
Hal di Depan
Bagi saya pribadi, yang paling menakutkan dari FPI, bukan jumlahnya yang banyak ataupun jendral-jendral yang konon menjadi beking-an FPI, namun proporsi anak muda yang terlibat dalam gerakan FPI. Rasa-rasanya, ketika ada berita keonaran FPI, saya selalu melihat anak-anak muda tanggung, yang jumlahnya bisa separuh dari total massa FPI.
Ini berarti FPI memiliki banyak kader-kader yang akan terus mempejuangkan pemahaman radikalnya sampai setidak-tidaknya 50-60 tahun yang akan datang.
Dan ini mengerikan.
Entah apa jadinya ketika mereka menjadi pengusaha kaya, masuk ke institusi-institusi seperti kepolisian, tentara, kejaksaan. Atau menjadi menteri-menteri dalam pemerintahan, atau menjadi anggota DPR?
Yang pasti, ini menjadi PR besar bagi kita dan setidaknya organisasi Islam arus utama untuk mencegah ini. Mencegah kelompok-kelompok radikal macam FPI menjadi representasi Islam di negeri ini.
Juga catatan bagi semua kelompok agama lain, agar tidak ikut-ikutan latah membuat Front Pembela Kristen, Hindu, Buddha atau sebagainya.
Kalau seorang pejuang HAM dan pembela rakya kecil macam Munarman saja bisa berubah menjadi demikian beringas.
Bagaimana dengan anak-anak muda tanggung yang polos itu?
Ditulis oleh Harry Febrian
Mahasiswa jurnalistik. Pencinta filsafat, politik, seni, dan debat. Juga belajar nge-blog di http://harryfebrian.wordpress.com
SUMBER

Sebenarnya, saya tidak terlalu berminat untuk menulis tentang FPI. Namun ada satu hal yang mengganjal saya cukup lama. Dan mungkin cukup penting untuk menjadi catatan bagi kita semua.
Tentang Munarman, sang Panglima Komando Laskar Islam, kelompok militer dari FPI.
Nama Munarman, bagi orang sebaya saya, mulai tersohor ketika kasus penyerangan kelompok AKKBB di Monas. Samar-samar saya mengingat tindakan biadab mereka yang memukuli peserta apel AKKBB dan merusak kendaraan bermotor di monas. Entah berapa ibu-ibu dan anak muda yang jadi korban kebringasan mereka.
Disini pula Munarman terekam kamera sedang mencekik seorang anak muda. Belakangan Munarman membela diri dengan menyatakan bahwa yang ia cekik adalah anggotanya, dan dia berusaha mencegah pemuda itu berbuat kekerasan. Entah benar atau tidak.

Foto : Dokumentasi AKK-BB
Sempat mengaku akan bertanggung jawab dan menyerahkan diri, Munarman malah menghilang. Membuat Polisi harus mengerahkan 1500 orang ke Markas FPI di Petamburan (dekat dengan JDC). Belakangan ia muncul dalam video ala Osama bin Laden, walau ujung-ujungnya menyerahkan diri juga.
Ketika proses persidangan, saya teringat juga beberapa kali Munarman terekam kamera televisi sedang membentak atau mengancam orang lain. Lagaknya macam jagoan kampung.
Selain itu saya kira banyak sederet catatan hitam Munarman yang dengan mudah kita dapatkan ketika meng-google namanya di internet, jadi saya tidak akan berpanjang lebar lagi.
Advokat HAM, Ketua Kontras, dan Mantan Direktur YLBHI.
Kalau anggota FPI bertingkah macam preman kampung, saya tidak heran. Namun ketika melihat latar belakang Munarman, terheran-heranlah saya. Bagaimana tidak? Rekam jejak Munarman sebelum itu terhitung cemerlang, kalau tidak mau dibilang luar biasa.
Mengawali karir dari bawah, ketika menjadi relawan LBH di Palembang tahun 1995. Dalam 4 tahun, namanya sudah me-nasional dengan menjadi Koordinator Kontras Aceh. Kemudian menjadi Koordinator Badan Pekerja Kontras. Yap, Kontras yang didirikan oleh Munir! Kemudian menjadi Ketua YLBHI selama kurang lebih 5 tahun. Yap, YLBHI yang didirikan antara lain oleh para “raksasa” HAM seperti Yap Thiam Hien, Mochtar Lubis, dan Adnan Buyung Nasution. Lembaga yang notabene bersih dan berintegritas.
Menjadi narasumber dalam program elite Wimar Witoelar, Perspektif. Memposisikan dia bersama raksasa-raksasa macam M. Syafii Anwar, Romo Sandyawan, Ester Jusuf, Asvi Warman Adam, Faisal Basri dan sebagainya.
Saya kutip sedikit jawabannya ketika ditanya mengenai masalah perlakuan terhadap seorang tersangka.
“…Selama pemeriksaan, tersangka tidak boleh diperlakukan sewenang-wenang, diperlakukan secara tidak manusiawi, dan disiksa. Kemudian, mereka berhak mendapat bantuan hukum,” jawab Munarman.
Sedikit membandingkan, walau tentu tidak apple to apple, jawabannya ketika menuntut Goenawan Mohamad minta maaf kepada dirinya (masalah pemuatan foto Munarman ketika mencekik pemuda di Insiden Monas).
“Kalau Tempo dalam waktu 1×24 jam tidak meminta maaf, Goenawan Mohamad tidak sujud kepada saya, saya serbu. Saya sudah siapkan laskar-laskar saya,” ancam Munarman.
Begitu terheran-herannya orang yang mengenal Munarman terhadap perubahan drastisnya, sampai-sampai seniornya di YLBHI, Adnan Buyung Nasution menduga Munarman dicuci otaknya.
Hal di Depan
Bagi saya pribadi, yang paling menakutkan dari FPI, bukan jumlahnya yang banyak ataupun jendral-jendral yang konon menjadi beking-an FPI, namun proporsi anak muda yang terlibat dalam gerakan FPI. Rasa-rasanya, ketika ada berita keonaran FPI, saya selalu melihat anak-anak muda tanggung, yang jumlahnya bisa separuh dari total massa FPI.
Ini berarti FPI memiliki banyak kader-kader yang akan terus mempejuangkan pemahaman radikalnya sampai setidak-tidaknya 50-60 tahun yang akan datang.
Dan ini mengerikan.
Entah apa jadinya ketika mereka menjadi pengusaha kaya, masuk ke institusi-institusi seperti kepolisian, tentara, kejaksaan. Atau menjadi menteri-menteri dalam pemerintahan, atau menjadi anggota DPR?
Yang pasti, ini menjadi PR besar bagi kita dan setidaknya organisasi Islam arus utama untuk mencegah ini. Mencegah kelompok-kelompok radikal macam FPI menjadi representasi Islam di negeri ini.
Juga catatan bagi semua kelompok agama lain, agar tidak ikut-ikutan latah membuat Front Pembela Kristen, Hindu, Buddha atau sebagainya.
Kalau seorang pejuang HAM dan pembela rakya kecil macam Munarman saja bisa berubah menjadi demikian beringas.
Bagaimana dengan anak-anak muda tanggung yang polos itu?
Ditulis oleh Harry Febrian
Mahasiswa jurnalistik. Pencinta filsafat, politik, seni, dan debat. Juga belajar nge-blog di http://harryfebrian.wordpress.com
SUMBER
Diubah oleh uree_20 04-07-2013 05:07


tien212700 memberi reputasi
1
4.2K
27


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan