- Beranda
- Komunitas
- News
- Sejarah & Xenology
Koh-i-Noor, Sang Crown Jewel Pembawa Kutukan


TS
Tovic Zack Miko
Koh-i-Noor, Sang Crown Jewel Pembawa Kutukan
Mau ijin share sejarah dikit gan...
ini pindahan thread ane di Lounge (lebih cocok disini kayanya)
Koh-i-Noor

ini pindahan thread ane di Lounge (lebih cocok disini kayanya)
Koh-i-Noor

Quote:
Koh-i-Nooratau Koh-i-Nur yang berarti "Mountain of Light" atau “Gunung Cahaya”, adalah berlian 105.6 metrik karat, dengan berat 21.6 gram (potongan saat ini), dan juga terkenal sebagai salah satu berlian terbesar dunia. Koh-i Nur dipercaya berasal dari daerah Andhra Pradesh di India bersama kembaran nya, The Darya-ye Noor, The "Sea of Light", atau “Lautan Cahaya”. Berlian ini pernah dimiliki oleh bermacam-macam dinasti, termasuk Kakatiyas, Rajputs, Mughal, Afsharid , Durrani Empires, Sikh dan Kerajaan Inggris yang merebut nya sebagai jarahan dari waktu perang kolonial.
Pada 1850, Berlian ini disita dari Duleep Singh oleh British East India Company dan menjadi bagian dari perhiasan mahkota kerajaan Ingrris pada saat Ratu Victoria memproklamirkan sebagai Ratu India pada tahun 1877. Berlian ini sebelumnya dikenal sebagai Syamantaka-mani dan kemudian dengan nama Madnayak atau The "King of Jewels" atau Rajanya Permata (weeew...), sebelum diganti nama sebagai "Koh-i-Noor" pada abad ke-18 oleh Nādir Shāh setelah penaklukan India olehnya. Sekarang berlian ini disematkan pada The Crown of Queen Khushi dan dipajang di Museum Tower of London.
Sejarah
Menurut legenda berlian ini adalah milik Dinasti Kakatiya. Diperkirakan berasal dari sebuah tambang di daerah Kollur India, tempatnya saat ini didekat desa Guntur di distrik Andhra Pradesh, India.
Pertama kali tercatat dalam sejarah pada tahun 1526. Babur menyebutkan dalam memoir nya, skrip babur-Nāmah, bahwa berlian ini adalah milik seorang Raja yg belum diketahui namanya dari daerah Gwalior, yang menjadikannya sebagai barang rampasan atas penaklukan Alauddin Khilij pada tahun 1294. Selanjutnya dimiliki oleh Dinasti Tughlaq dan Dinasti Lodi, dan akhirnya menjadi milik Bābur sendiri pada tahun 1526. Pada Saat itu Babur menyebutnya sebagai “The Diamond of Bābur”. Dia merebutnya dari Ibrahim Lodi.
Shah Jahan, sang pembangun Taj Mahal di Agra, pernah memiliki batu ini dan ditempatkan pada hiasan kursi Tahta Merak nya.
Anaknya, Aurangazeb, menggulingkan dan mempenjarakan bapaknya (durhaka banget nih anak...) dekat Benteng Agra.
Sebuah kisah menyebutkan Shah Jahan meletakan Koh-i-Noor didekat jendela sel nya sehingga dia bisa hanya bisa melihat Taj Mahal melalui refleksi dari berlian itu (sedih banget ya gan...). Aurangazēb kemudian membawanya ke Ibukota, Lahore. Dan ditempatkan pada Masjid Pribadinya, Badshahi. Tersimpan disana sampai terjadinya serangan Nadir Shah dari Iran.
Pada tahun 1739, Nadir Shah merampas Agra dan Delhi. Bersama dengan Peacock Throne(Tahta Merak), dia juga membawa Koh-i Noor ke Persia pada tahun 1739. Menurut dugaan sebagian orang, bahwa Nādir Shāh lah yg memberikan nama Koh-i Noor pada Berlian ini pada saat dia berhasil merebut batu berharga ini. Sejak saat itu sampai sekarang nama Koh-i-Noor masih digunakan, tidak ada referensi yang menyebutkan nama itu sebelum tahun 1739.
Dikisahkan salah satu selir Nādir Shāh pernah berkata, "Jika seorang pria yang kuat mengambil lima batu, dan melemparkannya satu ke utara, satu ke selatan, satu ke timur, satu ke barat dan yang terakhir lurus ke atas, niscaya luas tempat diantara lima batu yg dilempar tadi diisi oleh emas dan permata, itu kira-kira sama dengan harga Berlian Koh-i-Noor,”. Kebayang ga tuh mahalnya.....
Nādir Shāh dibunuh pada tahun 1747, Batu itu beralih tangan ke Jenderalnya yg bernama Ahmad Shah Durrani dari Afghanistan.
Terlihat dia memakai berlian ini di kepalanya
Kemudian pada tahun 1830, Shujah Shah Durrani, Penguasa Afghanistan yg digulingkan, berhasil melarikan diri bersama berlian ini. Dia menuju ke Lahore dimana Ranjit Singh memaksa dia untuk menyerahkan batu berharga itu.
Disebutkan kisah bahwa Rajit Singh yang menyiksa Shah Shuja yang mantan penguasa Afganistan ini dengan memenjarakan putranya, Pangeran Timur, dan menyiksanya didepan matanya sendiri sehingga dia setuju untuk menyerahkan permata itu.
Dari India Ke Inggris
Ranjit Singh adalah penguasa resmi daerah Punjab. Namun, setelah kematiannya di tahun 1839, pihak Inggris tidak mengabulkan keinginan terakhirnya. Pada 29 Maret 1849, Inggris mengibarkan bendera mereka di Benteng Lahore dan Punjab pun diproklamirkan menjadi bagian dari Kerajaan Inggris di India.
Salah satu klausul perjanjian Lahore (Treaty of Lahore), Hukum yang melegalkan penaklukan ini, menyebutkan:
“Permata yang bernama Koh-i-Noor yang diambil dari Shah Shuja-ul-Mulk oleh Maharaja Ranjit Singh akan diserahkan oleh Maharaja Lahore kepada Ratu Inggris.”
Gubernur Jenderal yang bertanggung jawab atas perjanjian ini adalah Lord Dalhousie. Tujuan utama tugas Dalhousie di India adalah untuk mengambil alih aset India untuk digunakan oleh British East India Company. Direbutnya berlian ini, bersama banyak barang berharga lain, banyak mendapatkan kritikan, bahkan oleh sesama rekannya di Inggris.
Dalhousie merencanakan agar berlian itu diserahkan langsung oleh putra dari Maharaja Ranjit Singh, Dulip Singh, kepada Ratu Victoria pada tahun 1850. Dulip Singh adalah putra bungsu Ranjit Singh. Dulip, saat itu berusia 13 tahun, pergi menuju Inggris untuk mempersembahkan berlian tersebut. Penyerahan “Koh-i-Noor” dan “Ruby Timur” kepada Ratu Victoria sebagai rampasan perang oleh Dulip Singh dengan didampingi oleh perwaliannya, Dr Login, seorang dokter bedah tentara Inggris yang bertugas di Bengal Barat, India Timur. Dr Login, istrinya, Lena dan Dulip Singh langsung menuju Inggris untuk upacara penyerahan tersebut.
Akhirnya pada tanggal 3 Juli 1850, Koh-i-Noor diserahkan secara resmi kepada Ratu Victoria dan disematkan pada tongkat kerajaan yang dipakai Ratu Victoria.
Pada tahun 1852, dengan pengawasan Pangeran Albert dan atas perintah Ratu Victoria, berlian ini dipotong dari 186 1/16 karat (37,21 gr) menjadi 105,602 karat (21,61 gr) untuk meningkatkan daya pancar cahayanya.
Setelah Ratu Victoria meninggal, Koh-i-Noor akhirnya disematkan ke Mahkota Ratu Inggris untuk pertama kali oleh Ratu Alexandra pada saat koronasi suaminya sebagai Raja Inggris, King Edward VII. Selanjutnya dipakai oleh Queen Mary dan kemudian Queen Elizabeth, Permaisuri dari King George VI.
Jika Kate Middleton, istri Pangeran William yang berada pada baris kedua dalam garis takhta kerajaan Inggris, akhirnya menjadi permaisuri, dia akan mengenakan mahkota berlian itu pada acara-acara resmi.
Kutukan Koh-i-Noor
Koh-i-Noor menurut kisah memiliki kutukan yang mengerikan. Dikatakan bahwa setiap pria yang menggunakannya, akan kehilangan tahtanya dan nasib sial selalu menyertainya. Kutukan ini tidak berpengaruh kepada wanita. Maka dari itu, sejak zaman Ratu Victoria hingga kini umumnya digunakan oleh wanita (Ratu atau Permaisuri), dan tidak pernah sekalipun dipakai oleh pria (Raja).
Kutukan ini tertuju pada skrip Hindu yang menyebutkan keberadaan berlian ini pada tahun 1306. Disebutkan bahwa “Dia yang memiliki berlian ini akan menguasai dunia, tapi juga akan mengalami kesialan. Hanya Tuhan atau Wanita yang dapat memakainya dengan aman”.
Tuntutan dari India
India menuntut berlian tersebut dan menyatakan bahwa Koh-i-Noor dirampas secara ilegal dan harus dikembalikan ke India. Ketika Ratu Elizabeth II mengadakan kunjungan resmi ke India dalam rangka merayakan 50 tahun kemerdekaan Inda pada tahun 1997, banyak penduduk India dan Inggris yang menginginkan kembali berlian itu.
Pada Februari 2013 lalu, Perdana Menteri Inggris, David Cameron, mengatakan, berlian raksasa yang diambil Inggris dari India pada era kolonial dan kini disematkan di sebuah mahkota kerajaan tidak akan dikembalikan.
Ketika berbicara pada hari terakhir kunjungan tiga harinya ke India, yang bertujuan untuk menghidupkan perdagangan dan investasi, Cameron mengesampingkan penyerahan kembali berlian Koh-i-Noor 105 karat itu, yang sekarang dipamerkan di Menara London. Berlian itu telah disematkan di mahkota almarhum ibu Ratu Elizabeth.
Sebagian warga India, termasuk cucu dari pemimpin kemerdekaan India Mahatma Gandhi, menuntut agar berlian yang tergolong salah satu berlian terbesar di dunia itu dikembalikan untuk menebus masa kolonial Inggris.
Namun Cameron merupakan perdana menteri Inggris pertama yang menyuarakan penyesalan terkait salah satu episode paling berdarah pada era kolonial Inggris di India, yaitu pembantaian warga sipil tak bersenjata di kota Amritsar tahun 1919.
"Itu permintaan yang sama dengan Elgin Marbles," katanya. Ia merujuk pada patung marmer Yunani klasik yang sudah lama dituntut Athena agar dikembalikan.
"Jawaban yang benar adalah untuk Museum Inggris dan lembaga-lembaga kebudayaan lain untuk melakukan dengan tepat apa yang mereka lakukan, yang terkait dengan lembaga-lembaga lain di seluruh dunia guna memastikan bahwa benda-benda yang kita miliki dan rawat dengan begitu baik di-share dengan orang-orang di seluruh dunia. Saya tentu tidak percaya pada returnism. Saya tidak berpikir itu masuk akal."
Pada 1850, Berlian ini disita dari Duleep Singh oleh British East India Company dan menjadi bagian dari perhiasan mahkota kerajaan Ingrris pada saat Ratu Victoria memproklamirkan sebagai Ratu India pada tahun 1877. Berlian ini sebelumnya dikenal sebagai Syamantaka-mani dan kemudian dengan nama Madnayak atau The "King of Jewels" atau Rajanya Permata (weeew...), sebelum diganti nama sebagai "Koh-i-Noor" pada abad ke-18 oleh Nādir Shāh setelah penaklukan India olehnya. Sekarang berlian ini disematkan pada The Crown of Queen Khushi dan dipajang di Museum Tower of London.
Sejarah
Menurut legenda berlian ini adalah milik Dinasti Kakatiya. Diperkirakan berasal dari sebuah tambang di daerah Kollur India, tempatnya saat ini didekat desa Guntur di distrik Andhra Pradesh, India.
Pertama kali tercatat dalam sejarah pada tahun 1526. Babur menyebutkan dalam memoir nya, skrip babur-Nāmah, bahwa berlian ini adalah milik seorang Raja yg belum diketahui namanya dari daerah Gwalior, yang menjadikannya sebagai barang rampasan atas penaklukan Alauddin Khilij pada tahun 1294. Selanjutnya dimiliki oleh Dinasti Tughlaq dan Dinasti Lodi, dan akhirnya menjadi milik Bābur sendiri pada tahun 1526. Pada Saat itu Babur menyebutnya sebagai “The Diamond of Bābur”. Dia merebutnya dari Ibrahim Lodi.
Shah Jahan, sang pembangun Taj Mahal di Agra, pernah memiliki batu ini dan ditempatkan pada hiasan kursi Tahta Merak nya.
Spoiler for Peacock Throne:

Anaknya, Aurangazeb, menggulingkan dan mempenjarakan bapaknya (durhaka banget nih anak...) dekat Benteng Agra.
Sebuah kisah menyebutkan Shah Jahan meletakan Koh-i-Noor didekat jendela sel nya sehingga dia bisa hanya bisa melihat Taj Mahal melalui refleksi dari berlian itu (sedih banget ya gan...). Aurangazēb kemudian membawanya ke Ibukota, Lahore. Dan ditempatkan pada Masjid Pribadinya, Badshahi. Tersimpan disana sampai terjadinya serangan Nadir Shah dari Iran.
Pada tahun 1739, Nadir Shah merampas Agra dan Delhi. Bersama dengan Peacock Throne(Tahta Merak), dia juga membawa Koh-i Noor ke Persia pada tahun 1739. Menurut dugaan sebagian orang, bahwa Nādir Shāh lah yg memberikan nama Koh-i Noor pada Berlian ini pada saat dia berhasil merebut batu berharga ini. Sejak saat itu sampai sekarang nama Koh-i-Noor masih digunakan, tidak ada referensi yang menyebutkan nama itu sebelum tahun 1739.
Dikisahkan salah satu selir Nādir Shāh pernah berkata, "Jika seorang pria yang kuat mengambil lima batu, dan melemparkannya satu ke utara, satu ke selatan, satu ke timur, satu ke barat dan yang terakhir lurus ke atas, niscaya luas tempat diantara lima batu yg dilempar tadi diisi oleh emas dan permata, itu kira-kira sama dengan harga Berlian Koh-i-Noor,”. Kebayang ga tuh mahalnya.....

Nādir Shāh dibunuh pada tahun 1747, Batu itu beralih tangan ke Jenderalnya yg bernama Ahmad Shah Durrani dari Afghanistan.
Spoiler for Ahmad Shah Durrani :

Kemudian pada tahun 1830, Shujah Shah Durrani, Penguasa Afghanistan yg digulingkan, berhasil melarikan diri bersama berlian ini. Dia menuju ke Lahore dimana Ranjit Singh memaksa dia untuk menyerahkan batu berharga itu.
Disebutkan kisah bahwa Rajit Singh yang menyiksa Shah Shuja yang mantan penguasa Afganistan ini dengan memenjarakan putranya, Pangeran Timur, dan menyiksanya didepan matanya sendiri sehingga dia setuju untuk menyerahkan permata itu.
Dari India Ke Inggris
Ranjit Singh adalah penguasa resmi daerah Punjab. Namun, setelah kematiannya di tahun 1839, pihak Inggris tidak mengabulkan keinginan terakhirnya. Pada 29 Maret 1849, Inggris mengibarkan bendera mereka di Benteng Lahore dan Punjab pun diproklamirkan menjadi bagian dari Kerajaan Inggris di India.
Salah satu klausul perjanjian Lahore (Treaty of Lahore), Hukum yang melegalkan penaklukan ini, menyebutkan:
“Permata yang bernama Koh-i-Noor yang diambil dari Shah Shuja-ul-Mulk oleh Maharaja Ranjit Singh akan diserahkan oleh Maharaja Lahore kepada Ratu Inggris.”
Gubernur Jenderal yang bertanggung jawab atas perjanjian ini adalah Lord Dalhousie. Tujuan utama tugas Dalhousie di India adalah untuk mengambil alih aset India untuk digunakan oleh British East India Company. Direbutnya berlian ini, bersama banyak barang berharga lain, banyak mendapatkan kritikan, bahkan oleh sesama rekannya di Inggris.
Dalhousie merencanakan agar berlian itu diserahkan langsung oleh putra dari Maharaja Ranjit Singh, Dulip Singh, kepada Ratu Victoria pada tahun 1850. Dulip Singh adalah putra bungsu Ranjit Singh. Dulip, saat itu berusia 13 tahun, pergi menuju Inggris untuk mempersembahkan berlian tersebut. Penyerahan “Koh-i-Noor” dan “Ruby Timur” kepada Ratu Victoria sebagai rampasan perang oleh Dulip Singh dengan didampingi oleh perwaliannya, Dr Login, seorang dokter bedah tentara Inggris yang bertugas di Bengal Barat, India Timur. Dr Login, istrinya, Lena dan Dulip Singh langsung menuju Inggris untuk upacara penyerahan tersebut.
Akhirnya pada tanggal 3 Juli 1850, Koh-i-Noor diserahkan secara resmi kepada Ratu Victoria dan disematkan pada tongkat kerajaan yang dipakai Ratu Victoria.
Pada tahun 1852, dengan pengawasan Pangeran Albert dan atas perintah Ratu Victoria, berlian ini dipotong dari 186 1/16 karat (37,21 gr) menjadi 105,602 karat (21,61 gr) untuk meningkatkan daya pancar cahayanya.
Setelah Ratu Victoria meninggal, Koh-i-Noor akhirnya disematkan ke Mahkota Ratu Inggris untuk pertama kali oleh Ratu Alexandra pada saat koronasi suaminya sebagai Raja Inggris, King Edward VII. Selanjutnya dipakai oleh Queen Mary dan kemudian Queen Elizabeth, Permaisuri dari King George VI.
Spoiler for Crown Jewel:

Jika Kate Middleton, istri Pangeran William yang berada pada baris kedua dalam garis takhta kerajaan Inggris, akhirnya menjadi permaisuri, dia akan mengenakan mahkota berlian itu pada acara-acara resmi.
Kutukan Koh-i-Noor
Koh-i-Noor menurut kisah memiliki kutukan yang mengerikan. Dikatakan bahwa setiap pria yang menggunakannya, akan kehilangan tahtanya dan nasib sial selalu menyertainya. Kutukan ini tidak berpengaruh kepada wanita. Maka dari itu, sejak zaman Ratu Victoria hingga kini umumnya digunakan oleh wanita (Ratu atau Permaisuri), dan tidak pernah sekalipun dipakai oleh pria (Raja).
Kutukan ini tertuju pada skrip Hindu yang menyebutkan keberadaan berlian ini pada tahun 1306. Disebutkan bahwa “Dia yang memiliki berlian ini akan menguasai dunia, tapi juga akan mengalami kesialan. Hanya Tuhan atau Wanita yang dapat memakainya dengan aman”.
Tuntutan dari India
India menuntut berlian tersebut dan menyatakan bahwa Koh-i-Noor dirampas secara ilegal dan harus dikembalikan ke India. Ketika Ratu Elizabeth II mengadakan kunjungan resmi ke India dalam rangka merayakan 50 tahun kemerdekaan Inda pada tahun 1997, banyak penduduk India dan Inggris yang menginginkan kembali berlian itu.
Pada Februari 2013 lalu, Perdana Menteri Inggris, David Cameron, mengatakan, berlian raksasa yang diambil Inggris dari India pada era kolonial dan kini disematkan di sebuah mahkota kerajaan tidak akan dikembalikan.
Ketika berbicara pada hari terakhir kunjungan tiga harinya ke India, yang bertujuan untuk menghidupkan perdagangan dan investasi, Cameron mengesampingkan penyerahan kembali berlian Koh-i-Noor 105 karat itu, yang sekarang dipamerkan di Menara London. Berlian itu telah disematkan di mahkota almarhum ibu Ratu Elizabeth.
Sebagian warga India, termasuk cucu dari pemimpin kemerdekaan India Mahatma Gandhi, menuntut agar berlian yang tergolong salah satu berlian terbesar di dunia itu dikembalikan untuk menebus masa kolonial Inggris.
Namun Cameron merupakan perdana menteri Inggris pertama yang menyuarakan penyesalan terkait salah satu episode paling berdarah pada era kolonial Inggris di India, yaitu pembantaian warga sipil tak bersenjata di kota Amritsar tahun 1919.
"Itu permintaan yang sama dengan Elgin Marbles," katanya. Ia merujuk pada patung marmer Yunani klasik yang sudah lama dituntut Athena agar dikembalikan.
"Jawaban yang benar adalah untuk Museum Inggris dan lembaga-lembaga kebudayaan lain untuk melakukan dengan tepat apa yang mereka lakukan, yang terkait dengan lembaga-lembaga lain di seluruh dunia guna memastikan bahwa benda-benda yang kita miliki dan rawat dengan begitu baik di-share dengan orang-orang di seluruh dunia. Saya tentu tidak percaya pada returnism. Saya tidak berpikir itu masuk akal."
Spoiler for Source:
Tante Wiki (dengan perubahan dan translate manual seadanya dan dari sumber lain yg ane ga inget

0
5.9K
Kutip
1
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan