- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Apa Pendapat Kalian Tentang Kesehatan di Negri Kita? Masuk Ada Cerita Tragis


TS
HendriZoldick04
Apa Pendapat Kalian Tentang Kesehatan di Negri Kita? Masuk Ada Cerita Tragis
Tragis. Revan Adiyaksa Andi Amir, bayi berusia 1 tahun 3 bulan, meninggal, Rabu 26 Juni 2013 sore. Empat rumah sakit di Makassar menolak merawat bayi dari keluarga pemegang kartu Jaminan Kesehatan Daerah.
Revan menderita muntaber sejak Ahad 23 Juni lalu. Pada Senin sore, ia dibawa orang tuanya berobat ke rumah sakit. Bukannya mendapat perawatan, ia ditolak. Satu rumah sakit beralasan tak bisa merawat karena Revan sudah kritis. Tiga lainnya menolak dengan alasan ruangan penuh.
Revan sempat dirawat di Rumah Sakit Akademis sebelum mengembuskan nafas terakhir. Rumah sakit tersebut menerima bocah bungsu dari empat bersaudara tersebut, setelah orang tuanya yang bekerja sebagai penarik becak motor mendaftar sebagai pasien umum. Akibat terlambat ditangani, kondisi Revan memburuk hingga meninggal.
»Kartu identitas saya masih disandera rumah sakit, karena belum bisa bayar,” kata ayah Revan, Andi Amir, di rumah duka, jalan Haji Kalla, Panakkukang, Makassar, Sulawesi Selatan. »Belum jelas berapa biayanya, tapi untuk obat saja lebih dari Rp 3 Juta.”
Jenazah Revan disemayamkan di rumah kakeknya, dan akan dimakamkan di pekuburan umum Panaikang, Kamis pagi. Andi Amir, di rumah duka menceritakan pengalamannya mendatangi lima rumah sakit di Makassar demi menyelamatkan nyawa sang anak. Bersama istrinya, Nirmawanti, Amir mesti mengemis-ngemis namun akhirnya tetap ditolak. »Dua rumah sakit hanya memeriksa anak saya di atas ambulans,” katanya.
Revan menderita muntaber sejak Ahad 23 Juni lalu. Pada Senin sore, ia dibawa orang tuanya berobat ke rumah sakit. Bukannya mendapat perawatan, ia ditolak. Satu rumah sakit beralasan tak bisa merawat karena Revan sudah kritis. Tiga lainnya menolak dengan alasan ruangan penuh.
Revan sempat dirawat di Rumah Sakit Akademis sebelum mengembuskan nafas terakhir. Rumah sakit tersebut menerima bocah bungsu dari empat bersaudara tersebut, setelah orang tuanya yang bekerja sebagai penarik becak motor mendaftar sebagai pasien umum. Akibat terlambat ditangani, kondisi Revan memburuk hingga meninggal.
»Kartu identitas saya masih disandera rumah sakit, karena belum bisa bayar,” kata ayah Revan, Andi Amir, di rumah duka, jalan Haji Kalla, Panakkukang, Makassar, Sulawesi Selatan. »Belum jelas berapa biayanya, tapi untuk obat saja lebih dari Rp 3 Juta.”
Jenazah Revan disemayamkan di rumah kakeknya, dan akan dimakamkan di pekuburan umum Panaikang, Kamis pagi. Andi Amir, di rumah duka menceritakan pengalamannya mendatangi lima rumah sakit di Makassar demi menyelamatkan nyawa sang anak. Bersama istrinya, Nirmawanti, Amir mesti mengemis-ngemis namun akhirnya tetap ditolak. »Dua rumah sakit hanya memeriksa anak saya di atas ambulans,” katanya.
0
951
6


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan