- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Kronologi Penyiraman Air oleh Jubir FPI kepada Tamrin Amal


TS
billy0612
Kronologi Penyiraman Air oleh Jubir FPI kepada Tamrin Amal

Versi Tamrin Amal
Quote:
Sosiolog Universitas Indonesia, Tamrin Amal Tomagola, membeberkan runtutan kejadian yang berakhir pada penyiraman air teh oleh Juru Bicara Front Pembela Islam (FPI) Munarman kepada dirinya saat keduanya berdiskusi dalam acara Apa Kabar Indonesia Pagi tvOne yang disiarkan secara langsung (live) dari Wisma Nusantara, Jakarta, Jumat 28 Juni 2013.
“Dalam acara itu, Munarman diundang sebagai Jubir FPI dan saya diundang sebagai sosiolof. (Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri) Pak Brigjen Pol Boy Rafli juga diundang, tapi tidak bisa datang karena ada acara di Mabes Polri dan akhirnya diwawancarai via telepon,” kata Tamrin kepada VIVAnews. Dialog AKI Pagi tvOne tersebut membahas tentang niat polisi untuk menindak tegas ormas yang melakukan sweeping selama bulan Ramadan.
Tamrin mengatakan, dalam dialog itu Munarman menyampaikan beberapa pendapat. Salah satunya, penindakan ormas yang melakukan sweeeping tempat hiburan selama Ramadan ia sebut sudah merupakan agenda tahunan polisi. Munarman juga mengatakan, seharusnya negara adil dan menindak warga negara yang melanggar hukum seperti minum minuman keras atau membuka tempat hiburan di bulan Ramadan yang jelas-jelas melanggar Peraturan Daerah.
“Kalau negara sudah menindak, maka tidak perlu lagi ada tindakan (sweeping dari ormas),” kata Tamrin menirukan ucapan Munarman. Tamrin kemudian mengatakan sependapat dengan Munarman bahwa negara harus adil dalam melindungi warga dari kekerasan apakah di bulan Ramadan atau tidak.
“Kalau ada pelanggaran harus terus ditegakkan hukumnya. Siapapun yang jadi korban harus ditindak tidak perlu menunggu bulan Ramadan,” ujar Tamrin.
Tapi menurutnya, ketika ia mengatakan hal itu, mata Munarman sudah mulai memandanginya dengan curiga. Munarman, kata Tamrin, semakin tampak tidak suka ketika ia mengatakan “Keadilan negara untuk melindungi warga semakin urgent waktu SBY menerima World Statesman Award di New York.”
Sampai di situ, ujar Tamrin, Munarman menuduh dirinya selalu membuat analisa politik yang ngawur dan menyudutkan. Munarman mengatakan, tidak ada hubungannya antara politik dengan razia saat bulan Ramadan. Munarman kemudian mengeluarkan dua lembar kertas berisi berita razia tempat hiburan oleh masyarakat sendiri di Papua.
Tamrin pun mengatakan pada Munarman, “Di Papua mungkin tidak ada (hubungannya antara politik dengan razia). Tapi di daerah lain ada. Negara absen dalam menegakkan hukum.” Tamrin mengatakan, dia pun punya data, tapi bukan data di Papua, melainkan di Jawa.
Munarman kemudian mengibas-ngibaskan dua lembar kertas yang ia pegang di depan mukanya. Saat itulah suasana memanas. “Lalu saya bilang ke Munarman, ‘Munarman dengar, kasih saya kesempatan. Data yang saya pakai tidak sama dengan yang kamu pakai.’ Saya lalu angkat telunjuk dan bilang ‘Dengarkan'. Saat itulah dia ambil tehnya dan disiramkan ke muka saya,” ujar Tamrin.
Tamrin mengatakan mereka berdua berargumen meskipun kamera langsung dimatikan setelah insiden penyiraman teh tersebut. Ketika itu, istri Tamrin pun langsung menelepon dirinya sambil menangis karena tidak terima melihat Tamrin dipermalukan. Tapi Tamrin menenangkan istrinya. “Yang mempermalukan diri dan organisasinya adalah Munarman sebagai Jubir FPI. Biar publik yang menilai,” kata Tamrin.
Munarman sendiri kepada VIVAnews mengatakan ia menyiram Tamrin karena menganggap sosiolog UI itu tidak sopan. “Ini bukan soal beda pendapat. Saya lagi ngomong, dibentak disuruh diam sama dia. Saya lagi ngomong, dia ngomong juga. Sopan enggak itu?” kata Munarman.
“Dalam acara itu, Munarman diundang sebagai Jubir FPI dan saya diundang sebagai sosiolof. (Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri) Pak Brigjen Pol Boy Rafli juga diundang, tapi tidak bisa datang karena ada acara di Mabes Polri dan akhirnya diwawancarai via telepon,” kata Tamrin kepada VIVAnews. Dialog AKI Pagi tvOne tersebut membahas tentang niat polisi untuk menindak tegas ormas yang melakukan sweeping selama bulan Ramadan.
Tamrin mengatakan, dalam dialog itu Munarman menyampaikan beberapa pendapat. Salah satunya, penindakan ormas yang melakukan sweeeping tempat hiburan selama Ramadan ia sebut sudah merupakan agenda tahunan polisi. Munarman juga mengatakan, seharusnya negara adil dan menindak warga negara yang melanggar hukum seperti minum minuman keras atau membuka tempat hiburan di bulan Ramadan yang jelas-jelas melanggar Peraturan Daerah.
“Kalau negara sudah menindak, maka tidak perlu lagi ada tindakan (sweeping dari ormas),” kata Tamrin menirukan ucapan Munarman. Tamrin kemudian mengatakan sependapat dengan Munarman bahwa negara harus adil dalam melindungi warga dari kekerasan apakah di bulan Ramadan atau tidak.
“Kalau ada pelanggaran harus terus ditegakkan hukumnya. Siapapun yang jadi korban harus ditindak tidak perlu menunggu bulan Ramadan,” ujar Tamrin.
Tapi menurutnya, ketika ia mengatakan hal itu, mata Munarman sudah mulai memandanginya dengan curiga. Munarman, kata Tamrin, semakin tampak tidak suka ketika ia mengatakan “Keadilan negara untuk melindungi warga semakin urgent waktu SBY menerima World Statesman Award di New York.”
Sampai di situ, ujar Tamrin, Munarman menuduh dirinya selalu membuat analisa politik yang ngawur dan menyudutkan. Munarman mengatakan, tidak ada hubungannya antara politik dengan razia saat bulan Ramadan. Munarman kemudian mengeluarkan dua lembar kertas berisi berita razia tempat hiburan oleh masyarakat sendiri di Papua.
Tamrin pun mengatakan pada Munarman, “Di Papua mungkin tidak ada (hubungannya antara politik dengan razia). Tapi di daerah lain ada. Negara absen dalam menegakkan hukum.” Tamrin mengatakan, dia pun punya data, tapi bukan data di Papua, melainkan di Jawa.
Munarman kemudian mengibas-ngibaskan dua lembar kertas yang ia pegang di depan mukanya. Saat itulah suasana memanas. “Lalu saya bilang ke Munarman, ‘Munarman dengar, kasih saya kesempatan. Data yang saya pakai tidak sama dengan yang kamu pakai.’ Saya lalu angkat telunjuk dan bilang ‘Dengarkan'. Saat itulah dia ambil tehnya dan disiramkan ke muka saya,” ujar Tamrin.
Tamrin mengatakan mereka berdua berargumen meskipun kamera langsung dimatikan setelah insiden penyiraman teh tersebut. Ketika itu, istri Tamrin pun langsung menelepon dirinya sambil menangis karena tidak terima melihat Tamrin dipermalukan. Tapi Tamrin menenangkan istrinya. “Yang mempermalukan diri dan organisasinya adalah Munarman sebagai Jubir FPI. Biar publik yang menilai,” kata Tamrin.
Munarman sendiri kepada VIVAnews mengatakan ia menyiram Tamrin karena menganggap sosiolog UI itu tidak sopan. “Ini bukan soal beda pendapat. Saya lagi ngomong, dibentak disuruh diam sama dia. Saya lagi ngomong, dia ngomong juga. Sopan enggak itu?” kata Munarman.
Versi Munarman
Quote:
Juru Bicara Front Pembela Islam (FPI), Munarman, menyiram sosiolog Tamrin Tomagola dengan air saat berbincang live di acara Apa Kabar Indonesia Pagi tvOne, Jumat 28 Juni 2013. Topik diskusi tentang operasionalisasi hiburan malam selama Ramadan seketika langsung dihentikan setelah insiden itu.
Ketika dikonfirmasi oleh VIVAnews mengenai kejadian tersebut, Munarman tidak membantahnya. Ia membenarkan apa yang terekam dalam tayangan siaran langsung pagi ini, yakni dengan sengaja menyiram wajah Tamrin Tomagola.
Menurut Munarman, awal mula insiden penyiraman itu bukan karena adanya perbedaan pendapat di antara mereka soal operasionalisasi hiburan malam dan peredaran minuman keras.
"Ini bukan soal pendapat. Saya lagi ngomong, dibentak disuruh diam. Sopan enggak, itu?" ujar Munarman.
Munarman mengaku tidak suka dengan sikap Tamrin yang memotong omongannya. "Saya lagi ngomong, dia ngomong juga," katanya.
Ia menuturkan tidak akan memperpanjang masalah ini. Ia tidak menganggap sosiolog itu ada.
"Tidak penting, dia itu nothing. Biarkan saja," ucapnya.
Insiden itu terjadi ketika mereka tengah berdiskusi mengenai jam operasional hiburan malam selama Ramadan. Saat Munarman tengah asyik berbicara, Tamrin menyela untuk mengungkapkan ketidaksetujuannya. Namun Munarman tampak langsung naik pitam.
“Anda diam. Anda diam kalau saya ngomong,” teriak Munarman ke sosiolog itu. Tanpa disangka, Munarman langsung mengambil air putih di gelas di depannya dan menyiramkannya ke muka Tamrin Amal Tomagola. Kedua presenter TV One yang mengawal acara itu pun kaget bukan main.
Ketika dikonfirmasi oleh VIVAnews mengenai kejadian tersebut, Munarman tidak membantahnya. Ia membenarkan apa yang terekam dalam tayangan siaran langsung pagi ini, yakni dengan sengaja menyiram wajah Tamrin Tomagola.
Menurut Munarman, awal mula insiden penyiraman itu bukan karena adanya perbedaan pendapat di antara mereka soal operasionalisasi hiburan malam dan peredaran minuman keras.
"Ini bukan soal pendapat. Saya lagi ngomong, dibentak disuruh diam. Sopan enggak, itu?" ujar Munarman.
Munarman mengaku tidak suka dengan sikap Tamrin yang memotong omongannya. "Saya lagi ngomong, dia ngomong juga," katanya.
Ia menuturkan tidak akan memperpanjang masalah ini. Ia tidak menganggap sosiolog itu ada.
"Tidak penting, dia itu nothing. Biarkan saja," ucapnya.
Insiden itu terjadi ketika mereka tengah berdiskusi mengenai jam operasional hiburan malam selama Ramadan. Saat Munarman tengah asyik berbicara, Tamrin menyela untuk mengungkapkan ketidaksetujuannya. Namun Munarman tampak langsung naik pitam.
“Anda diam. Anda diam kalau saya ngomong,” teriak Munarman ke sosiolog itu. Tanpa disangka, Munarman langsung mengambil air putih di gelas di depannya dan menyiramkannya ke muka Tamrin Amal Tomagola. Kedua presenter TV One yang mengawal acara itu pun kaget bukan main.
Berita Berita Lainnya
Tamrin: Saya Tak Akan Balas Tindakan Preman Munarman
Quote:
"Kalau saya balas, saya dan Munarman sama-sama preman," kata Tamrin.
Sosiolog Universitas Indonesia, Tamrin Amal Tomagola, menyatakan tak akan membalas tindakan juru bicara Front Pembela Islam (FPI) Munarman yang menyiramnya dengan air teh (sebelumnya ditulis air putih) saat berdiskusi dalam acara Apa Kabar Indonesia Pagi tvOne, Jumat 28 Juni 2013, yang disiarkan secara langsung (live).
“Saya tidak mau melayani preman. Saya tidak akan balas tindakan bercorak preman itu dengan tindakan yang sama. Kalau saya balas, maka saya dan Munarman sama-sama preman,” kata Tamrin kepada VIVAnews. Menurutnya, ucapan itu juga telah ia sampaikan langsung ke Munarman usai insiden penyiraman teh di Wisma Nusantara Jakarta, tempat disiarkannya acara AKI Pagi tvOne.
Tamrin mengatakan, ia datang ke acara AKI Pagi tvOne karena diundang dalam kapasitasnya sebagai sosiolog untuk berdialog tentang pernyataan polisi yang menyebut akan menindak ormas yang melakukan sweeping pada bulan Ramadan. Tapi tak tahunya acara dialog malah berakhir dengan insiden siram teh ke wajah dia.
“Di situ ada ruang untuk berdialog secara demokratis. Beda pendapat, adu argumen, silakan. Maka Munarman telah mempermalukan diri sendiri dan organisasinya karena dia hadir di sama sebagai jubir FPI. Biar publik yang menilai,” kata Tamrin.
Usai disiram teh, kata Tamrin, ia sengaja tidak menyeka wajahnya yang basah. “Saya diam saja. Saya biarkan air di muka saya menetes supaya semua orang melihat sampai kamera off. Supaya publik tahu apa yang sebenarnya terjadi,” ujar Tamrin.
Sementara itu, Munarman sendiri kepada VIVAnews mengatakan ia menyiram Tamrin karena yang bersangkutan tidak sopan. “Ini bukan soal beda pendapat. Saya lagi ngomong, dibentak disuruh diam sama dia. Saya lagi ngomong, dia ngomong juga. Sopan enggak itu?” kata Munarman.
Sosiolog Universitas Indonesia, Tamrin Amal Tomagola, menyatakan tak akan membalas tindakan juru bicara Front Pembela Islam (FPI) Munarman yang menyiramnya dengan air teh (sebelumnya ditulis air putih) saat berdiskusi dalam acara Apa Kabar Indonesia Pagi tvOne, Jumat 28 Juni 2013, yang disiarkan secara langsung (live).
“Saya tidak mau melayani preman. Saya tidak akan balas tindakan bercorak preman itu dengan tindakan yang sama. Kalau saya balas, maka saya dan Munarman sama-sama preman,” kata Tamrin kepada VIVAnews. Menurutnya, ucapan itu juga telah ia sampaikan langsung ke Munarman usai insiden penyiraman teh di Wisma Nusantara Jakarta, tempat disiarkannya acara AKI Pagi tvOne.
Tamrin mengatakan, ia datang ke acara AKI Pagi tvOne karena diundang dalam kapasitasnya sebagai sosiolog untuk berdialog tentang pernyataan polisi yang menyebut akan menindak ormas yang melakukan sweeping pada bulan Ramadan. Tapi tak tahunya acara dialog malah berakhir dengan insiden siram teh ke wajah dia.
“Di situ ada ruang untuk berdialog secara demokratis. Beda pendapat, adu argumen, silakan. Maka Munarman telah mempermalukan diri sendiri dan organisasinya karena dia hadir di sama sebagai jubir FPI. Biar publik yang menilai,” kata Tamrin.
Usai disiram teh, kata Tamrin, ia sengaja tidak menyeka wajahnya yang basah. “Saya diam saja. Saya biarkan air di muka saya menetes supaya semua orang melihat sampai kamera off. Supaya publik tahu apa yang sebenarnya terjadi,” ujar Tamrin.
Sementara itu, Munarman sendiri kepada VIVAnews mengatakan ia menyiram Tamrin karena yang bersangkutan tidak sopan. “Ini bukan soal beda pendapat. Saya lagi ngomong, dibentak disuruh diam sama dia. Saya lagi ngomong, dia ngomong juga. Sopan enggak itu?” kata Munarman.
Siram Muka Tamrin, Munarman FPI: Saya Tak Takut Dipenjara
Quote:
Insiden penyiraman air minum yang dilakukan Juru Bicara Front Pembela Islam (FPI) Munarman terhadap Sosiolog Universitas Indonesia Tamrin Tomagola dalam tayangan live Apa Kabar Indonesia Pagi TV One, Jumat 28 Juni 2013, mengundang perhatian khalayak.
Saat dikonfirmasi oleh VIVAnews mengenai kejadian ini, Munarman menegaskan dirinya tidak takut bila Tamrin hendak memperpanjang masalah ini ke ranah hukum.
"Silakan saja ambil langkah hukum, dia mau menuntut kemana saja, memangnya saya takut masuk penjara?" kata Munarman.
Sebelum Munarman menyiram wajah Tamrin dengan air minum, keduanya memang terlibat perdebatan yang cukup sengit soal operasionalisasi hiburan malam dan peredaran minuman keras di tengah masyarakat yang kian marak.
"Sudah ada Perdanya tentang hiburan malam, aturannya sudah jelas, ada yang tidak boleh buka sama sekali, ada yang jam bukanya dibatasi hanya tiga jam, jadi tegakkan saja itu. Tidak usah diprovokasi," ujarnya dengan nada tinggi.
Munarman pun menilai Tamrin akhirnya berkomentar di luar konteks perdebatan. "Itu bukan soal pendapat, saya lagi ngomong dibentak disuruh diam," tuturnya.
Tak hanya itu, Munarman juga mengatakan memang sudah sedari awal dia tidak pernah menganggap Tamrin ada. Menurutnya, Sosiolog Universitas Indonesia itu tidak memiliki rekam jejak sebagai seorang peneliti yang baik.
"Dia tidak layak disebut ilmuwan," kata dia
Saat dikonfirmasi oleh VIVAnews mengenai kejadian ini, Munarman menegaskan dirinya tidak takut bila Tamrin hendak memperpanjang masalah ini ke ranah hukum.
"Silakan saja ambil langkah hukum, dia mau menuntut kemana saja, memangnya saya takut masuk penjara?" kata Munarman.
Sebelum Munarman menyiram wajah Tamrin dengan air minum, keduanya memang terlibat perdebatan yang cukup sengit soal operasionalisasi hiburan malam dan peredaran minuman keras di tengah masyarakat yang kian marak.
"Sudah ada Perdanya tentang hiburan malam, aturannya sudah jelas, ada yang tidak boleh buka sama sekali, ada yang jam bukanya dibatasi hanya tiga jam, jadi tegakkan saja itu. Tidak usah diprovokasi," ujarnya dengan nada tinggi.
Munarman pun menilai Tamrin akhirnya berkomentar di luar konteks perdebatan. "Itu bukan soal pendapat, saya lagi ngomong dibentak disuruh diam," tuturnya.
Tak hanya itu, Munarman juga mengatakan memang sudah sedari awal dia tidak pernah menganggap Tamrin ada. Menurutnya, Sosiolog Universitas Indonesia itu tidak memiliki rekam jejak sebagai seorang peneliti yang baik.
"Dia tidak layak disebut ilmuwan," kata dia
SUMBER
Kalau Berkenan, Jangan Lupa 
Jika Suka boleh nimpuk

Jika Suka boleh nimpuk

0
14.1K
Kutip
164
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan