- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
10 PERMAINAN JADUL ANAK INDONESIA


TS
intensifptn
10 PERMAINAN JADUL ANAK INDONESIA
Gan pernah jadi anak kecil kan???
pastinye pernah dong kagak mungkin juga agan lahir langsung bejenggot trus giginye ompong satu. Kayak gini nih


yang ada nyokap lo pada pingsan ngliatnye. Nah berhubung pada pernah kecil pastinye pernah kenal maenan lawas yang berikut ini... Check it out:
1. Permainan Bentengan/Benteng

adalah permainan yang dimainkan oleh dua grup, masing - masing terdiri dari 4 sampai dengan 8 orang. Masing - masing grup memilih suatu tempat sebagai markas, biasanya sebuah tiang, batu atau pilar sebagai 'benteng'.
2. Congklak

Congklak adalah suatu permainan tradisional yang dikenal dengan berbagai macam nama di seluruh Indonesia. Biasanya dalam permainan, sejenis cangkang kerang digunakan sebagai biji congklak dan jika tidak ada, kadangkala digunakan juga biji-bijian dari tumbuh-tumbuhan.
Permainan congklak dilakukan oleh dua orang. Dalam permainan mereka menggunakan papan yang dinamakan papan congklak dan 98 (14 x 7) buah biji yang dinamakan biji congklak atau buah congklak. Umumnya papan congklak terbuat dari kayu dan plastik, sedangkan bijinya terbuat dari cangkang kerang, biji-bijian, batu-batuan, kelereng atau plastik. Pada papan congklak terdapat 16 buah lobang yang terdiri atas 14 lobang kecil yang saling berhadapan dan 2 lobang besar di kedua sisinya. Setiap 7 lobang kecil di sisi pemain dan lobang besar di sisi kananya dianggap sebagai milik sang pemain.
Pada awal permainan setiap lobang kecil diisi dengan tujuh buah biji. Dua orang pemain yang berhadapan, salah seorang yang memulai dapat memilih lobang yang akan diambil dan meletakkan satu ke lobang di sebelah kanannya dan seterusnya. Bila biji habis di lobang kecil yang berisi biji lainnya, ia dapat mengambil biji-biji tersebut dan melanjutkan mengisi, bisa habis di lobang besar miliknya maka ia dapat melanjutkan dengan memilih lobang kecil di sisinya. bila habis di lubang kecil di sisinya maka ia berhenti dan mengambil seluruh biji di sisi yang berhadapan. Tetapi bila berhenti di lobang kosong di sisi lawan maka ia berhenti dan tidak mendapatkan apa-apa.
Permainan dianggap selesai bila sudah tidak ada biji lagi yang dapat dimabil (seluruh biji ada di lobang besar kedua pemain). Pemenangnya adalah yang mendapatkan biji terbanyak.
3. Galah Asin/Galasin
Galah Asin atau di daerah lain disebut Galasin atau Gobak Sodor adalah sejenis permainan daerah dari Indonesia. Permainan ini adalah sebuah permainan grup yang terdiri dari dua grup, di mana masing-masing tim terdiri dari 3 - 5 orang. Inti permainannya adalah menghadang lawan agar tidak bisa lolos melewati garis ke baris terakhir secara bolak-balik, dan untuk meraih kemenangan seluruh anggota grup harus secara lengkap melakukan proses bolak-balik dalam area lapangan yang telah ditentukan.

Permainan ini biasanya dimainkan di lapangan bulu tangkis dengan acuan garis-garis yang ada atau bisa juga dengan menggunakan lapangan segiempat dengan ukuran 9 x 4 m yang dibagi menjadi 6 bagian. Garis batas dari setiap bagian biasanya diberi tanda dengan kapur. Anggota grup yang mendapat giliran untuk menjaga lapangan ini terbagi dua, yaitu anggota grup yang menjaga garis batas horisontal dan garis batas vertikal. Bagi anggota grup yang mendapatkan tugas untuk menjaga garis batas horisontal, maka mereka akan berusaha untuk menghalangi lawan mereka yang juga berusaha untuk melewati garis batas yang sudah ditentukan sebagai garis batas bebas. Bagi anggota grup yang mendapatkan tugas untuk menjaga garis batas vertikal (umumnya hanya satu orang), maka orang ini mempunyai akses untuk keseluruhan garis batas vertikal yang terletak di tengah lapangan. Permainan ini sangat mengasyikkan sekaligus sangat sulit karena setiap orang harus selalu berjaga dan berlari secepat mungkin jika diperlukan untuk meraih kemenangan.
4. Gasing
Gasing adalah mainan yang bisa berputar pada poros dan berkesetimbangan pada suatu titik. Gasing merupakan mainan tertua yang ditemukan di berbagai situs arkeologi dan masih bisa dikenali. Selain merupakan mainan anak-anak dan orang dewasa, gasing juga digunakan untuk berjudi dan ramalan nasib.

Sebagian besar gasing dibuat dari kayu, walaupun sering dibuat dari plastik, atau bahan-bahan lain. Kayu diukir dan dibentuk hingga menjadi bagian badan gasing. Tali gasing umumnya dibuat dari nilon, sedangkan tali gasing tradisional dibuat dari kulit pohon. Panjang tali gasing berbeda-beda bergantung pada panjang lengan orang yang memainkan.
5. Petak Umpet
Dimulai dengan Hompimpa untuk menentukan siapa yang menjadi "kucing" (berperan sebagai pencari teman-temannya yang bersembunyi). Si kucing ini nantinya akan memejamkan mata atau berbalik sambil berhitung sampai 25, biasanya dia menghadap tembok, pohon atau apasaja supaya dia tidak melihat teman-temannya bergerak untuk bersembunyi. Setelah hitungan sepuluh, mulailah ia beraksi mencari teman-temannya tersebut.

Jika ia menemukan temannya, ia akan menyebut nama temannya yang dia temukan tersebut. Yang seru adalah, ketika ia mencari ia biasanya harus meninggalkan tempatnya (base?). Tempat tersebut jika disentuh oleh teman lainnya yang bersembunyi maka batallah semua teman-teman yang ditemukan, artinya ia harus mengulang lagi, di mana-teman-teman yang sudah ketemu dibebaskan dan akan bersembunyi lagi. Lalu si kucing akan menghitung dan mencari lagi.
Permainan selesai setelah semua teman ditemukan. Dan yang pertama ditemukanlah yang menjadi kucing berikutnya.
Ada satu istilah lagi dalam permainan ini, yaitu 'kebakaran' yang dimaksud di sini adalah bila teman kucing yang bersembunyi ketahuan oleh si kucing disebabkan diberitahu oleh teman kucing yang telah ditemukan lebih dulu dari persembunyiannya.
6. Balap Karung

Balap karung adalah salah satu lomba tradisional yang populer pada hari kemerdekaan Indonesia. Sejumlah peserta diwajibkan memasukkan bagian bawah badannya ke dalam karung kemudian berlomba sampai ke garis akhir.
Meskipun sering mendapat kritikan karena dianggap memacu semangat persaingan yang tidak sehat dan sebagai kegiatan hura-hura, balap karung tetap banyak ditemui, seperti juga lomba panjat pinang, sandal bakiak, dan makan kerupuk.
7. Gambar Tepok

Pernah liat gambar itu dong... yap bener namanya permainan gambar tepok atau bisa juga disebut permainan gambaran. Permainan ini dimainkan oleh dua orang pemain. Masing-masing pemain harus memiliki gambaran (kartu kecil bergambar tokoh kartun). Gambaran tersebut diletakan di telapak tangan lalu kedua pemain melakukan "tos", jika gambaran milikmu jatuh dalam keadaan tertutup/terbalik maka kamu kalah.
8. Main Gundu
Siapa tidak kenal dengan permainan kelereng alias gundu. Begini cara bermainnya:

Gambar lingkaran kecil di tanah dan semua anak menaruh sebutir kelereng di dalam lingkaran. Lalu semua anak berdiri kira-kira satu meter dari lingkaran, di belakang sebuah garis. Secara bergantian, lemparkan sebutir kelereng lainnya ke arah lingkaran. Anak yang kelerengnya paling jauh dari lingkaran, boleh main lebih dulu.
Dia harus memakai kelereng yang ada di luar lingkaran sebagai “Penyerang” untuk memukul kelereng di dalam lingkaran keluar. Kalau berhasil melakukannya, maka ia boleh menyimpan setiap kelereng yang kena jentik.
Cara menjentik kelereng: pertemukan ibu jari dengan jari tengah. Sentilkan kedua jari tepat pada gundu.
Kelereng “Penyerang” harus tetap tinggal di dalam lingkaran. Kalau tidak, maka anak yang memilikinya akan kehilangan kelereng tersebut.
Pemenang adalah anak yang mengumpulkan kelereng atau gundu terbanyak.
9. Adu Biji Karet
Ane main biji karet awalnya beli di abang-abang yang jualan mainan gitu sampe akhirnya ane dan temen-temen rumah berkelana dan menemukan hutan karet yang ada di seberang komplek pertanian. Kebetulan komplek pertanian itu kagak begitu jauh dari rumah ane. Ketika melihat biji karet yang berserakan sontak hati ane girang gan, kayak nemuin harta karun, yaiya lah biasanya kan beli nah ini tinggal mungutin aja.

Nah cara mainnya tuh begini:
Permainan ini terdiri dari 2 pemain, biasanya tiap pemain memiliki lebih dari 1 biji karet untuk diadu. Yang berhak pukul lebih dulu itu yang jalan duluan, caranya dengan meletakkan biji karet si musuh di lantai (biasanya sih tanah, soalnya kalo di ubin pas dipukul suka mental), nah biji karet yang mendapat giliran lebih dulu itu meletakkan biji karetnya di atas biji karet si musuh, lalu memukulnya dengan telapak tangan (kalo di latihan ilmu bela diri itu mirip pecahin batu bata pakai tangan gitu posisi tangannya).
Nah yang berhasil memecahkan / menghancurkan lawan itu poinnya nambah 1 sampe dapet pemenang.
10. Gatrik
Permainan gatrik ini juga disebut tokle. Permainan anak-anak ini caranya dengan mempergunakan dua batang ranting kayu atau rotan, satu panjang dan satu pendek.
Kayu atau rotan pendek berukuran 10-12,5 cm, dan yang panjang 30-37,5 cm, biasanya diameter 1-2 cm. Perlengkapan lain adalah 2 buah bata yang yang dipasang berpasangan dengan jarak antra 7-10 cm, tempat menaruh keratan bambu pendek jika hendak main.
Permainan dimulai setelah dilakukan suten. Yang menang meletakkan bambu pendek diatas bata, mencungkilnya dengan bambu panjang, agar terlempar sejauh-jauhnya. Yang kalah berusaha menangkap bambu pendek itu. Jika berhasil menangkapnya, ia memperoleh nilai 10. Jika tidak, ia harus melemparkan bambu pendek itu kearah sepasang bata itu, bila bata itu tersenggol oleh bambu itu maka ia menjadi pemain.
Musuhnya menjadi penjaga. Jika tidak terjadi penggantian pemain, si pemain melemparkan bambu pendek yang harus dipukul sekeras-kerasnya dengan bambu panjang agar jatuh sejauh mungkin. Jika tertangkap, si penjaga memperoleh angka 25. Apabila tidak tertangkap si penjaga harus melemparkannya ke arah bata.
Kalau lemparan bisa masuk celah bata itu ia dapat nilai lagi 10. Jika si pemain berhasil memukul balik bambu pendek itu sebelum jatuh ke tanah, maka si pemain mendapat nilai sejumlah hitungan jarak dari bata ke tempat jatuhnya bambu yang diukur dengan bambu panjang. Misalnya saja jauhnya 50 kali dari panjang bambu, berarti ia mendapat nilai 50.
Permainan dilanjutkan dengan gatok lele, yaitu si pemain mencungkil dan memukul bambu pendek dengan bambu panjang agar jatuh sejauh mungkin. Jika si penjaga bisa menangkapnya ia memperoleh nilai 25. Jika tidak maka si pemain berhak mengumpulkan nilai dengan mengukur jarak jatuhnya bambu.
Jika sebelum dipukul jauh, bambu itu dipukul pelan dulu beberapa kali, asal tidak jatuh ke tanah, maka hitungan pendapatan si pemain jadi berlipat. Jika dipukul dua kali, lipat dua; kalau tiga kali lipat tiga; dan seterusnya. Sebab itu gatok lele merupakan kesempatan meraup angka bagi si pemain. Jumlah angka ini sudah ditetapkan batasnya, 200 atau 250. Jika batas itu telah tercapai, maka permainan selesai. Yang paling dulu mencapai angka itu keluar sebagai pemenang.
Soo mau balik lagi ke jaman kecil. Nyok dah kite coba lagi salah satu dari permainan tadi...hehehe jangan lupa
ye... hehehe mudah2an ga 
Caw...
pastinye pernah dong kagak mungkin juga agan lahir langsung bejenggot trus giginye ompong satu. Kayak gini nih


yang ada nyokap lo pada pingsan ngliatnye. Nah berhubung pada pernah kecil pastinye pernah kenal maenan lawas yang berikut ini... Check it out:
1. Permainan Bentengan/Benteng

adalah permainan yang dimainkan oleh dua grup, masing - masing terdiri dari 4 sampai dengan 8 orang. Masing - masing grup memilih suatu tempat sebagai markas, biasanya sebuah tiang, batu atau pilar sebagai 'benteng'.

2. Congklak

Congklak adalah suatu permainan tradisional yang dikenal dengan berbagai macam nama di seluruh Indonesia. Biasanya dalam permainan, sejenis cangkang kerang digunakan sebagai biji congklak dan jika tidak ada, kadangkala digunakan juga biji-bijian dari tumbuh-tumbuhan.
Permainan congklak dilakukan oleh dua orang. Dalam permainan mereka menggunakan papan yang dinamakan papan congklak dan 98 (14 x 7) buah biji yang dinamakan biji congklak atau buah congklak. Umumnya papan congklak terbuat dari kayu dan plastik, sedangkan bijinya terbuat dari cangkang kerang, biji-bijian, batu-batuan, kelereng atau plastik. Pada papan congklak terdapat 16 buah lobang yang terdiri atas 14 lobang kecil yang saling berhadapan dan 2 lobang besar di kedua sisinya. Setiap 7 lobang kecil di sisi pemain dan lobang besar di sisi kananya dianggap sebagai milik sang pemain.
Pada awal permainan setiap lobang kecil diisi dengan tujuh buah biji. Dua orang pemain yang berhadapan, salah seorang yang memulai dapat memilih lobang yang akan diambil dan meletakkan satu ke lobang di sebelah kanannya dan seterusnya. Bila biji habis di lobang kecil yang berisi biji lainnya, ia dapat mengambil biji-biji tersebut dan melanjutkan mengisi, bisa habis di lobang besar miliknya maka ia dapat melanjutkan dengan memilih lobang kecil di sisinya. bila habis di lubang kecil di sisinya maka ia berhenti dan mengambil seluruh biji di sisi yang berhadapan. Tetapi bila berhenti di lobang kosong di sisi lawan maka ia berhenti dan tidak mendapatkan apa-apa.
Permainan dianggap selesai bila sudah tidak ada biji lagi yang dapat dimabil (seluruh biji ada di lobang besar kedua pemain). Pemenangnya adalah yang mendapatkan biji terbanyak.

3. Galah Asin/Galasin
Galah Asin atau di daerah lain disebut Galasin atau Gobak Sodor adalah sejenis permainan daerah dari Indonesia. Permainan ini adalah sebuah permainan grup yang terdiri dari dua grup, di mana masing-masing tim terdiri dari 3 - 5 orang. Inti permainannya adalah menghadang lawan agar tidak bisa lolos melewati garis ke baris terakhir secara bolak-balik, dan untuk meraih kemenangan seluruh anggota grup harus secara lengkap melakukan proses bolak-balik dalam area lapangan yang telah ditentukan.

Permainan ini biasanya dimainkan di lapangan bulu tangkis dengan acuan garis-garis yang ada atau bisa juga dengan menggunakan lapangan segiempat dengan ukuran 9 x 4 m yang dibagi menjadi 6 bagian. Garis batas dari setiap bagian biasanya diberi tanda dengan kapur. Anggota grup yang mendapat giliran untuk menjaga lapangan ini terbagi dua, yaitu anggota grup yang menjaga garis batas horisontal dan garis batas vertikal. Bagi anggota grup yang mendapatkan tugas untuk menjaga garis batas horisontal, maka mereka akan berusaha untuk menghalangi lawan mereka yang juga berusaha untuk melewati garis batas yang sudah ditentukan sebagai garis batas bebas. Bagi anggota grup yang mendapatkan tugas untuk menjaga garis batas vertikal (umumnya hanya satu orang), maka orang ini mempunyai akses untuk keseluruhan garis batas vertikal yang terletak di tengah lapangan. Permainan ini sangat mengasyikkan sekaligus sangat sulit karena setiap orang harus selalu berjaga dan berlari secepat mungkin jika diperlukan untuk meraih kemenangan.

4. Gasing
Gasing adalah mainan yang bisa berputar pada poros dan berkesetimbangan pada suatu titik. Gasing merupakan mainan tertua yang ditemukan di berbagai situs arkeologi dan masih bisa dikenali. Selain merupakan mainan anak-anak dan orang dewasa, gasing juga digunakan untuk berjudi dan ramalan nasib.

Sebagian besar gasing dibuat dari kayu, walaupun sering dibuat dari plastik, atau bahan-bahan lain. Kayu diukir dan dibentuk hingga menjadi bagian badan gasing. Tali gasing umumnya dibuat dari nilon, sedangkan tali gasing tradisional dibuat dari kulit pohon. Panjang tali gasing berbeda-beda bergantung pada panjang lengan orang yang memainkan.

5. Petak Umpet
Dimulai dengan Hompimpa untuk menentukan siapa yang menjadi "kucing" (berperan sebagai pencari teman-temannya yang bersembunyi). Si kucing ini nantinya akan memejamkan mata atau berbalik sambil berhitung sampai 25, biasanya dia menghadap tembok, pohon atau apasaja supaya dia tidak melihat teman-temannya bergerak untuk bersembunyi. Setelah hitungan sepuluh, mulailah ia beraksi mencari teman-temannya tersebut.

Jika ia menemukan temannya, ia akan menyebut nama temannya yang dia temukan tersebut. Yang seru adalah, ketika ia mencari ia biasanya harus meninggalkan tempatnya (base?). Tempat tersebut jika disentuh oleh teman lainnya yang bersembunyi maka batallah semua teman-teman yang ditemukan, artinya ia harus mengulang lagi, di mana-teman-teman yang sudah ketemu dibebaskan dan akan bersembunyi lagi. Lalu si kucing akan menghitung dan mencari lagi.
Permainan selesai setelah semua teman ditemukan. Dan yang pertama ditemukanlah yang menjadi kucing berikutnya.
Ada satu istilah lagi dalam permainan ini, yaitu 'kebakaran' yang dimaksud di sini adalah bila teman kucing yang bersembunyi ketahuan oleh si kucing disebabkan diberitahu oleh teman kucing yang telah ditemukan lebih dulu dari persembunyiannya.

6. Balap Karung

Balap karung adalah salah satu lomba tradisional yang populer pada hari kemerdekaan Indonesia. Sejumlah peserta diwajibkan memasukkan bagian bawah badannya ke dalam karung kemudian berlomba sampai ke garis akhir.
Meskipun sering mendapat kritikan karena dianggap memacu semangat persaingan yang tidak sehat dan sebagai kegiatan hura-hura, balap karung tetap banyak ditemui, seperti juga lomba panjat pinang, sandal bakiak, dan makan kerupuk.
7. Gambar Tepok

Pernah liat gambar itu dong... yap bener namanya permainan gambar tepok atau bisa juga disebut permainan gambaran. Permainan ini dimainkan oleh dua orang pemain. Masing-masing pemain harus memiliki gambaran (kartu kecil bergambar tokoh kartun). Gambaran tersebut diletakan di telapak tangan lalu kedua pemain melakukan "tos", jika gambaran milikmu jatuh dalam keadaan tertutup/terbalik maka kamu kalah.
8. Main Gundu
Siapa tidak kenal dengan permainan kelereng alias gundu. Begini cara bermainnya:

Gambar lingkaran kecil di tanah dan semua anak menaruh sebutir kelereng di dalam lingkaran. Lalu semua anak berdiri kira-kira satu meter dari lingkaran, di belakang sebuah garis. Secara bergantian, lemparkan sebutir kelereng lainnya ke arah lingkaran. Anak yang kelerengnya paling jauh dari lingkaran, boleh main lebih dulu.
Dia harus memakai kelereng yang ada di luar lingkaran sebagai “Penyerang” untuk memukul kelereng di dalam lingkaran keluar. Kalau berhasil melakukannya, maka ia boleh menyimpan setiap kelereng yang kena jentik.
Cara menjentik kelereng: pertemukan ibu jari dengan jari tengah. Sentilkan kedua jari tepat pada gundu.
Kelereng “Penyerang” harus tetap tinggal di dalam lingkaran. Kalau tidak, maka anak yang memilikinya akan kehilangan kelereng tersebut.
Pemenang adalah anak yang mengumpulkan kelereng atau gundu terbanyak.
9. Adu Biji Karet
Ane main biji karet awalnya beli di abang-abang yang jualan mainan gitu sampe akhirnya ane dan temen-temen rumah berkelana dan menemukan hutan karet yang ada di seberang komplek pertanian. Kebetulan komplek pertanian itu kagak begitu jauh dari rumah ane. Ketika melihat biji karet yang berserakan sontak hati ane girang gan, kayak nemuin harta karun, yaiya lah biasanya kan beli nah ini tinggal mungutin aja.

Nah cara mainnya tuh begini:
Permainan ini terdiri dari 2 pemain, biasanya tiap pemain memiliki lebih dari 1 biji karet untuk diadu. Yang berhak pukul lebih dulu itu yang jalan duluan, caranya dengan meletakkan biji karet si musuh di lantai (biasanya sih tanah, soalnya kalo di ubin pas dipukul suka mental), nah biji karet yang mendapat giliran lebih dulu itu meletakkan biji karetnya di atas biji karet si musuh, lalu memukulnya dengan telapak tangan (kalo di latihan ilmu bela diri itu mirip pecahin batu bata pakai tangan gitu posisi tangannya).
Nah yang berhasil memecahkan / menghancurkan lawan itu poinnya nambah 1 sampe dapet pemenang.

10. Gatrik

Kayu atau rotan pendek berukuran 10-12,5 cm, dan yang panjang 30-37,5 cm, biasanya diameter 1-2 cm. Perlengkapan lain adalah 2 buah bata yang yang dipasang berpasangan dengan jarak antra 7-10 cm, tempat menaruh keratan bambu pendek jika hendak main.
Permainan dimulai setelah dilakukan suten. Yang menang meletakkan bambu pendek diatas bata, mencungkilnya dengan bambu panjang, agar terlempar sejauh-jauhnya. Yang kalah berusaha menangkap bambu pendek itu. Jika berhasil menangkapnya, ia memperoleh nilai 10. Jika tidak, ia harus melemparkan bambu pendek itu kearah sepasang bata itu, bila bata itu tersenggol oleh bambu itu maka ia menjadi pemain.
Musuhnya menjadi penjaga. Jika tidak terjadi penggantian pemain, si pemain melemparkan bambu pendek yang harus dipukul sekeras-kerasnya dengan bambu panjang agar jatuh sejauh mungkin. Jika tertangkap, si penjaga memperoleh angka 25. Apabila tidak tertangkap si penjaga harus melemparkannya ke arah bata.
Kalau lemparan bisa masuk celah bata itu ia dapat nilai lagi 10. Jika si pemain berhasil memukul balik bambu pendek itu sebelum jatuh ke tanah, maka si pemain mendapat nilai sejumlah hitungan jarak dari bata ke tempat jatuhnya bambu yang diukur dengan bambu panjang. Misalnya saja jauhnya 50 kali dari panjang bambu, berarti ia mendapat nilai 50.
Permainan dilanjutkan dengan gatok lele, yaitu si pemain mencungkil dan memukul bambu pendek dengan bambu panjang agar jatuh sejauh mungkin. Jika si penjaga bisa menangkapnya ia memperoleh nilai 25. Jika tidak maka si pemain berhak mengumpulkan nilai dengan mengukur jarak jatuhnya bambu.
Jika sebelum dipukul jauh, bambu itu dipukul pelan dulu beberapa kali, asal tidak jatuh ke tanah, maka hitungan pendapatan si pemain jadi berlipat. Jika dipukul dua kali, lipat dua; kalau tiga kali lipat tiga; dan seterusnya. Sebab itu gatok lele merupakan kesempatan meraup angka bagi si pemain. Jumlah angka ini sudah ditetapkan batasnya, 200 atau 250. Jika batas itu telah tercapai, maka permainan selesai. Yang paling dulu mencapai angka itu keluar sebagai pemenang.

Soo mau balik lagi ke jaman kecil. Nyok dah kite coba lagi salah satu dari permainan tadi...hehehe jangan lupa


Caw...
0
7.4K
13


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan