

TS
kuchiha
-The World War II Combat Medic-
-COMBAT MEDIC, THE UNSUNG HEROES-

Spoiler for Pengantar Dari seorang Veteran Combat Medic:
"Hanya sedikit orang yang menyadari pengorbanan kami. Kami dekat dengan rekan satu pleton kami, semua orang adalah sahabat kami. namun kami tidak seperti rekan lainnya , tidak mengerti bagaimana air mata bercucuran menyaksikan salah satu temannya terluka dan tak berdaya. Kami makan, tidur, tertawa, dan ya bahkan menangis dengan kawan-kawan kami, kita adalah keluarga, dan seperti keluarga, kematian satu orang memengaruhi kita semua. Tapi kami merasakannya lebih karena kami adalah orang-orang yang tetap disamping mereka ketika terluka. Aku tidak pernah bisa menggambarkan perasaan yang kami rasakan ketika melihat teman terdekat mati, dan tahu bahwa Anda tidak dapat menyelamatkan nyawanya.
Tapi semua itu memiliki satu keuntungan, Anda belajar untuk tidak dekat dengan siapa pun, karena hanya menambah rasa sakit yang mendalam ketika mereka meninggal. Anda harus menghilangkan setiap emosi dalam diri atau berakhir menjadi orang gila karena kehilangan banyak rekan.
Tak seorang pun dapat memahami perihnya menjadi kami kecuali mereka sendiri hidup pada saat itu. Dalam setiap perang buku sejarah yang anda baca, tidak pernah ada penjelasan tentang orang meminta bantuan, dan Anda tidak akan pernah menemukannya. Itulah sebabnya Saya telah memilih untuk memberikan laporan detail dari rasa sakit dan kesedihan bahwa orang memberi bantuan tetap bersamanya setiap saat sepanjang hari.
Ini bukan sebuah sejarah detil mengenai pemberi pertolongan pertama yang penting, melainkan ungkapan rasa sakit batin yang ada dalam diri setiap combat medic. Sebuah sakit tidak mungkin ditunjukkan secara terbuka, untuk melakukannya anda berisiko memperlihatkan rasa sakit itu kepada rekan-rekan, atau takut akan mengacaukan rekan didepan anda yang melontarkan peluru kepada musuh-musuh menempatkan nasib nyawa mereka di tangan Anda.
Aku manusia dan seperti semua manusia. Saya lahir dengan rasa takut, tetapi kita bisa mengendalikan rasa takut ketika dihadapkan dengan fakta bahwa ada orang lain yang bergantung pada kemampuan anda untuk menyelamatkan nyawa mereka. Aku tidak pernah menganggap diriku pria yang hebat dan pemberani.
Tidak ada saat dimana saya tidak takut, tapi rasa takut itu akan menjadi hambatan dalam membantu orang lain, jadi kami harus mengurangi rasa takut itu sekuat mungkin. Yang kutemui dalam pertempuran bahwa banyak prajurit yang dapat mengendalikan rasa takut atau memang mengabaikan rasa takut tersebut, orang-orang seperti itu adalah yang paling berbahaya, karena keinginan mereka mendapatkan medali dan menjadi pahlawan akan membahayakan mereka bahkan merenggut nyawa mereka.
---Albert Gentile, Aid-Man for Company B, 333rd Infantry, 84th Infantry Division, WWII
Tapi semua itu memiliki satu keuntungan, Anda belajar untuk tidak dekat dengan siapa pun, karena hanya menambah rasa sakit yang mendalam ketika mereka meninggal. Anda harus menghilangkan setiap emosi dalam diri atau berakhir menjadi orang gila karena kehilangan banyak rekan.
Tak seorang pun dapat memahami perihnya menjadi kami kecuali mereka sendiri hidup pada saat itu. Dalam setiap perang buku sejarah yang anda baca, tidak pernah ada penjelasan tentang orang meminta bantuan, dan Anda tidak akan pernah menemukannya. Itulah sebabnya Saya telah memilih untuk memberikan laporan detail dari rasa sakit dan kesedihan bahwa orang memberi bantuan tetap bersamanya setiap saat sepanjang hari.
Ini bukan sebuah sejarah detil mengenai pemberi pertolongan pertama yang penting, melainkan ungkapan rasa sakit batin yang ada dalam diri setiap combat medic. Sebuah sakit tidak mungkin ditunjukkan secara terbuka, untuk melakukannya anda berisiko memperlihatkan rasa sakit itu kepada rekan-rekan, atau takut akan mengacaukan rekan didepan anda yang melontarkan peluru kepada musuh-musuh menempatkan nasib nyawa mereka di tangan Anda.
Aku manusia dan seperti semua manusia. Saya lahir dengan rasa takut, tetapi kita bisa mengendalikan rasa takut ketika dihadapkan dengan fakta bahwa ada orang lain yang bergantung pada kemampuan anda untuk menyelamatkan nyawa mereka. Aku tidak pernah menganggap diriku pria yang hebat dan pemberani.
Tidak ada saat dimana saya tidak takut, tapi rasa takut itu akan menjadi hambatan dalam membantu orang lain, jadi kami harus mengurangi rasa takut itu sekuat mungkin. Yang kutemui dalam pertempuran bahwa banyak prajurit yang dapat mengendalikan rasa takut atau memang mengabaikan rasa takut tersebut, orang-orang seperti itu adalah yang paling berbahaya, karena keinginan mereka mendapatkan medali dan menjadi pahlawan akan membahayakan mereka bahkan merenggut nyawa mereka.
---Albert Gentile, Aid-Man for Company B, 333rd Infantry, 84th Infantry Division, WWII
Spoiler for Tugas Combat Medic:
Duties of a Medical Corpsman :
1. Memberikan pertolongan pertama pada prajurit yang sakit, cidera, maupun terluka.
2. Membantu kegiatan medis di departemen medis
3. Merawat cidera dan luka ringan seperti terpotong, melepuh, memar, memerban, dan memberikan pengobatan ringan lainnya.
4. Membidai, merawat prajurit yang shock, dan menghentikan pendarahan dengan menggunakan perban.
5. Membawa prajurit yang terluka ke Aid Station
6. Melakukan perawatan harian seperti memberi makan pasien, mengecek denyut jantung, membersihkan peralatan medis dan sterilisasi peralatan.
Spoiler for Sekilas Fakta Combat Medic:
1. Combat Medic enggak bersenjata gan, jadi kebayang kan ngerinya
2. Combat Medic hampir selalu berada di sekitar baku tembak
3. Menurut Konvensi Genewa, menembak dengan sengaja personil Combat Medic adalah kejahatan perang
Spoiler for Combat Medic Equipment {Tambahan Agan Cherrybombs }:

The medical equipment was designed for efficiency and adaptability to different conditions. Therefore each pouch had an adjustable "false bottom' that would make the pouch expandable to carry additional medical supplies. This was done by lacing up front and rear strips with eyelets, attached half way down each external surface, both front and rear (see illustration below). When lacings were removed, the size of the pouch almost doubled.

From L to R and horizontally: 1 X Litter Securing Strap, 1 X Left Canvas Pouch, 1 X Suspender, 1 X Right Canvas Pouch (please note the holder's ASN# stenciled on both pouches and suspender, i.e. in abbreviated form, first capital letter of surname, hyphen, 4 last digits of ASN#), 1 X Cantle Ring Strap, 1 X Cantle Ring Strap, 1 X Litter Carrying Strap, 1 X Litter Carrying Strap, 1 X Geneva Convention Brassard w/Safety Pin (front & rear view). (Please note stamped capital letter + digits which should also appear on Geneva Convention ID card)

(Pvte’s Medical Canvas Pouch & Related Items – period 1940-1942 – the parts illustrated above are from the collection of Alain Batens)
Right pouch – from L to R and horizontally: 12 X Plain Gauze White Bandages, 1 X Canvas Pouch + 1 X Cantle Ring Strap, 1 X Adhesive Surgical Plaster, 1 X Carton Medium Safety Pins, 1 X Insert Type I w/Lace + 1 X Flask w/Cup, + 1 X Metal Container No.1 w/6 X Iodine Swabs, + 1 X Small Glass Bottle (not official), 3 X Triangular Compressed White Bandages, 1 X Bandage Scissors, 1 X Hemostatic Forceps, 1 X Double-Blunt Scissors
Missing items: Ammonia Aromatic Spirit, 1 X Carton Medium Safety Pins, 1 X Enlisted Men’s Instrument Canvas Case

(Pvte’s Medical Canvas Pouch & Related Items – period 1944-1945 – the parts illustrated above are from the collection of Alain Batens)
Right pouch - from L to R and horizontally: 1 X Carton Medium Safety Pins, 1 X Canvas Pouch + 1 X Cantle Ring Strap, 1 X Bandage Scissors, 1 X Metal Container No.1 w/6 Iodine Swabs, 1 X Burn-Injury Set, 1 X Adhesive Surgical Plaster, 3 X Triangular Compressed White Bandages, 1 X Adhesive White Gauze Bandage w/ 16 X Stickbands, 1 X Eye Dressing Set, 1 X Field Tourniquet
Missing Items: 1 X Carton Medium Safety Pins
"HOT--Germany Combat Medic's Equipment"
Spoiler for Germany Combat Medic's Equipment:

- Individual dressing bandage packs, some dated 1941, made in Germany. Different sizes, for different types of dressing including a Very Rare large pack.
- Packs of medical cotton gauze Dr. Von Bruns and other
- WW2 German glass and brass syringe Original-Record with sterilizing container
- Special medical scissors for cutting dressing bandages and the uniform /and even the boots if needed/ of the wounded soldier
- 4 canvas Tourniquets for emergency blood-stopping, with metal and wooden fastening devices, some with Red Cross emblem.
- Boxes of German safety pins for securing the bandages on the wounded person
- A surgical razor - SCHWERT
- Tin box of hypodermic needles
- Packs of surgical needles
- Folding medical curved field knife for cutting shoes and boots of wounded soldiers
- Dressing forceps and pincers
- Bakelite boxes for ointment
- Amber colored glass drip by drop anesthesia bottle
- Clear glass graded medicine cup
- Dental patient’s files
- Microbiological test probe set
- Triangular dressing cloths
- Packs of medical cotton gauze Dr. Von Bruns and other
- WW2 German glass and brass syringe Original-Record with sterilizing container
- Special medical scissors for cutting dressing bandages and the uniform /and even the boots if needed/ of the wounded soldier
- 4 canvas Tourniquets for emergency blood-stopping, with metal and wooden fastening devices, some with Red Cross emblem.
- Boxes of German safety pins for securing the bandages on the wounded person
- A surgical razor - SCHWERT
- Tin box of hypodermic needles
- Packs of surgical needles
- Folding medical curved field knife for cutting shoes and boots of wounded soldiers
- Dressing forceps and pincers
- Bakelite boxes for ointment
- Amber colored glass drip by drop anesthesia bottle
- Clear glass graded medicine cup
- Dental patient’s files
- Microbiological test probe set
- Triangular dressing cloths
Spoiler for Screenshot Aksi Combat Medic:
1. Combat Medic Memerban

2. Combat Medic Memindahkan Pasien Keluar jarak tembak musuh

3. Combat Medic Menginfus Pasien

4. Combat Medic Membantu perawat di Aid Station Batalyon, Tapi pasiennya tewas tak tertolong


5. Prajurit manggil Combat Medic minta bantuan {screenshot Band Of Brothers}

6. Dalam Beraksi, Combat medic sering menaburkan bubuk putih Sulfanilamide sebagai antibiotik


yang ini bukan combat medic, tapi prajurit berpangkat sersan, dia ngasi Sulfanilamide ke bokong temennya


Segini dulu trit sederhana ane
thx kaskus
thx kaskus
Diubah oleh kuchiha 28-06-2013 13:11
0
14.7K
Kutip
91
Balasan
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan