- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Ironis !!! Ironis! Pengusaha Dapat BLSM, Tukang Becak Tidak


TS
Budiman93
Ironis !!! Ironis! Pengusaha Dapat BLSM, Tukang Becak Tidak
Quote:
inilah..com, Bandung - Penyaluran Kartu Perlindungan Sosial (KPS) Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) di Kabupaten Bandung salah sasaran.
Seorang pengusaha konveksi dengan dua unit rumah mewah tercatat sebagai penerima. Sebaliknya, warga miskin justru tidak mendapatkannya.
Nia Kurniati (37), seorang pengusaha konveksi warga Kampung Lembur Tegal RT 03/04 Desa Pamekaran Kecamatan Soreang mengaku bingung dan tidak habis pikir. Pengusaha konveksi beromzet puluhan juta per bulannya itu, tiba-tiba didatangi petugas dari PT Pos. Dia mendapat KPS sebagai seorang calon penerima BLSM.
"Kemarin ada petugas dari kantor Pos yang ngasih KPS untuk pencairan BLSM. Di kartu tersebut, tertera dengan jelas nama saya sebagai calon penerima. Saya bingung, karena tidak pernah mengajukannya," kata Nia Kurniati saat ditemui di kediamannya, Kamis (27/6/2013).
Kehidupan Nia beserta keluarganya bisa dikatakan jauh dari kekurangan. Bahkan, dengan usaha konveksi yang dilakoninya sejak dua tahun terakhir, Nia bisa memberikan lapangan kerja kepada enam pegawainya. Tidak hanya itu, dua rumah yang bisa dikatakan mewah pun terlihat berdiri kokoh di tepi jalan kampung tersebut.
"Alhamdulillah kehidupan kami sekeluarga sudah cukup kok. Ini mungkin salah sasaran saja, saya juga menyayangkan kok bisa salah pendataan yah, kan kasihan orang yang benar-benar membutuhkannya. Jadi kartu ini akan saya berikan saja kepada orang yang benar-benar membutuhkannya," ujar dia.
Kondisi sebaliknya justru dialami Andi Sugandi (61), mantan penarik becak yang kini hidup miskin bersama satu anaknya itu. Dia justru tak mendapatkan KPS BLSM. Padahal, diu sianya yang telah senja dan sakit-sakitan itu, Andi sudah tidak kuat lagi bekerja. Untuk keperluan makan pun dia kini menggantungkan hidup kepada anaknya yang bekerja serabutan dengan upah per bulan hanya Rp 450.000.
"Sejak ada BLT dulu sampai sekarang juga saya enggak pernah mendapatkan bantuan apa-apa. Yah kehidupan saya bisa dikatakan kekurangan dan saya sekarang enggak kuat lagi kerja," katanya.
Selain Andi, masih banyak warga di RT tersebut yang dikategorikan miskin. Tapi tidak mendapatkan BLSM. Namun mereka tidak bisa berbuat banyak, hanya pasrah menerima nasibnya.
Seorang pengusaha konveksi dengan dua unit rumah mewah tercatat sebagai penerima. Sebaliknya, warga miskin justru tidak mendapatkannya.
Nia Kurniati (37), seorang pengusaha konveksi warga Kampung Lembur Tegal RT 03/04 Desa Pamekaran Kecamatan Soreang mengaku bingung dan tidak habis pikir. Pengusaha konveksi beromzet puluhan juta per bulannya itu, tiba-tiba didatangi petugas dari PT Pos. Dia mendapat KPS sebagai seorang calon penerima BLSM.
"Kemarin ada petugas dari kantor Pos yang ngasih KPS untuk pencairan BLSM. Di kartu tersebut, tertera dengan jelas nama saya sebagai calon penerima. Saya bingung, karena tidak pernah mengajukannya," kata Nia Kurniati saat ditemui di kediamannya, Kamis (27/6/2013).
Kehidupan Nia beserta keluarganya bisa dikatakan jauh dari kekurangan. Bahkan, dengan usaha konveksi yang dilakoninya sejak dua tahun terakhir, Nia bisa memberikan lapangan kerja kepada enam pegawainya. Tidak hanya itu, dua rumah yang bisa dikatakan mewah pun terlihat berdiri kokoh di tepi jalan kampung tersebut.
"Alhamdulillah kehidupan kami sekeluarga sudah cukup kok. Ini mungkin salah sasaran saja, saya juga menyayangkan kok bisa salah pendataan yah, kan kasihan orang yang benar-benar membutuhkannya. Jadi kartu ini akan saya berikan saja kepada orang yang benar-benar membutuhkannya," ujar dia.
Kondisi sebaliknya justru dialami Andi Sugandi (61), mantan penarik becak yang kini hidup miskin bersama satu anaknya itu. Dia justru tak mendapatkan KPS BLSM. Padahal, diu sianya yang telah senja dan sakit-sakitan itu, Andi sudah tidak kuat lagi bekerja. Untuk keperluan makan pun dia kini menggantungkan hidup kepada anaknya yang bekerja serabutan dengan upah per bulan hanya Rp 450.000.
"Sejak ada BLT dulu sampai sekarang juga saya enggak pernah mendapatkan bantuan apa-apa. Yah kehidupan saya bisa dikatakan kekurangan dan saya sekarang enggak kuat lagi kerja," katanya.
Selain Andi, masih banyak warga di RT tersebut yang dikategorikan miskin. Tapi tidak mendapatkan BLSM. Namun mereka tidak bisa berbuat banyak, hanya pasrah menerima nasibnya.
Sumber
Ternyata itu terjadi gara gara data calon penerima BLSM di ambil dari data BPS Lama


Spoiler for ironis:
inilah..com, Bandung - Nia Kurniati (37), pengusaha konveksi asal Kabupaten Bandung mendapat jatah Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM). Warga Kampung Lembur Tegal RT 03/04 Desa Pamekaran Kecamatan Soreang itu pun mengaku bingung.
Ketua RT 03 Uki Rukandi mengatakan, berdasarkan hasil pendataan, dari 96 Kepala Keluarga (KK), terdapat 18 KK yang bisa dikatakan miskin dan membutuhkan bantuan. Sayangnya, dari 96 KK di RT nya itu, kata dia, yang masuk dalam pendataan calon penerima BLSM, hanya empat orang. Itupun tidak semuanya dari 18 orang KK miskin hasil pendataannya.
"Yang empat KK itu juga, satu telah pindah rumah, satu lagi orang yang tidak berhak yakni ibu Nia yang punya usaha konveksi itu. Nah jadi yang benar-benar miskin dan masuk cuma dua KK saja," terang Uki.
Berdasarkan keterangan petugas kantor Pos, lanjut Uki, pendataan calon penerima BLSM itu diambil dari data BPS 2011 lalu. Sehingga, kata Uki, sangat mungkin terjadi ketidakcocokan data.
"Datanya saja dari 2011 lalu, pantas saja banyak yang keliru. Saya berharap pemerintah dapat memperbaiki kembali data calon penerima BLSM itu. Karena kasihan dong, warga yang benar-benar miskin enggak dapat, tapi sebaliknya yang bukan haknya justru dapat," katanya.
Ketua RT 03 Uki Rukandi mengatakan, berdasarkan hasil pendataan, dari 96 Kepala Keluarga (KK), terdapat 18 KK yang bisa dikatakan miskin dan membutuhkan bantuan. Sayangnya, dari 96 KK di RT nya itu, kata dia, yang masuk dalam pendataan calon penerima BLSM, hanya empat orang. Itupun tidak semuanya dari 18 orang KK miskin hasil pendataannya.
"Yang empat KK itu juga, satu telah pindah rumah, satu lagi orang yang tidak berhak yakni ibu Nia yang punya usaha konveksi itu. Nah jadi yang benar-benar miskin dan masuk cuma dua KK saja," terang Uki.
Berdasarkan keterangan petugas kantor Pos, lanjut Uki, pendataan calon penerima BLSM itu diambil dari data BPS 2011 lalu. Sehingga, kata Uki, sangat mungkin terjadi ketidakcocokan data.
"Datanya saja dari 2011 lalu, pantas saja banyak yang keliru. Saya berharap pemerintah dapat memperbaiki kembali data calon penerima BLSM itu. Karena kasihan dong, warga yang benar-benar miskin enggak dapat, tapi sebaliknya yang bukan haknya justru dapat," katanya.
Sumber
0
2.8K
Kutip
51
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan