Jakarta - Menko Perekonomian Hatta Rajasa menilai adanya beberapa penerima Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) yang masih memiliki kondisi sosial baik merupakan hal yang normal. Pasalnya, dalam pelaksanaan suatu kebijakan selalu ada human error.

"Saya sudah sampaikan bahwa hal itu bisa terjadi, yang namanya 15,5 juta KK human error bisa terjadi," ujar Hatta di kantornya, Jalan Lapangan Banteng, Jakarta, Kamis (27/6/2013).

Menurut Hatta, pemerintah akan mengevaluasi pemberian BLSM ini agar ada perbaikan.

"Yang penting mekanisme koreksi dan monitoring, apakah ada mekanisne pengaduan, sepanjang itu ada, sebetulnya kita lakukan, kita perbaiki. Tidak usah diributkan, namanya kesalahan manusiawi akan ada," ungkapnya.

Namun, Hatta tidak menegaskan apakah Kartu Perlindungan Sosial (KPS) yang telah dimiliki masyarakat di luar target pemerintah ini akan dikembalikan. Dia mengharapkan masalah tersebut bisa diselesaikan dengan jalur musyawarah.

"Ada mekanisme musyawarah, katakanlah ada orang dapat raskin tapi tidak terima kan protes. Oleh karena itu, ada musyawarah kelurahan yang bisa menjebatani itu. Tapi prinsipnya tidak ditambah melebihi 15,5 juta," tegasnya.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin menyatakan kesalahan penerima BLSM ini bukan karena adanya kesalahan data. Hanya saja, memang di lapangan sulit terpantau.

"Itu data yang sudah diverifikasi untuk berbagai keperluan, raskin, BSM, BLSM," ujarnya.

Suryamin meminta agar masyarakat yang sudah memiliki kehidupan yang baik sebaiknya mengembalikan fasilitas pemerintah untuk masyarakat miskin ini.

"Yang harusnya tidak dapat, ya dikembalikan," tandasnya.

[URL="http://news.detik..com/read/2013/06/27/185033/2286468/10/penerima-blsm-pakai-smartphone-hatta-tidak-usah-diributkan"]Ember Pecah[/URL]

Gimana orang pada ga ribut pak, wong dgn adanya BaLSeM itu aja udh banyak yg gak setuju, eh ini ditambah lg dgn pembagiannya yg tidak tepat sasaran.