“Kabar bagus, John.” seru Belinda girang membuat konsentrasi John pada bacaannya buyar. “ Jim & Bruce baru saja telp. Mereka berhasil membeli karcis final NBA tadi. Barisan depan lagi.”

“Allright!” ujar John gembira. Basket merupakan salah satu tontonan fav mereka. Apalagi tim fav mereka La Lakers berlaga di final melawan SA Spurs. Pasti bakalan seru. Babak pertama final akan dimainkan 5 hari lagi.
* * *
5 hari kemudian,

John terserang penyakit flu yang berat sehingga tidak dapat ikut menonton game tsb. Tentu John rasanya kesel bin jengkel plus sedih. Apesnya, TV-nya lagi diservis. Gagal deh nonton live walaupun dari TV sekalipun.

Jam 7:00 malam, Jim, Belinda dan Bruce sampai di tempat pertandingan yang dipadati dengan pengunjung yang berdesakan. Pertandingan berlangsung seru dan sengit. Mereka bertiga ikut meneriakkan yel-yel untuk menambah semangat tim fav mereka. Paul, seorang teman Jim juga ikut bermain di regu Lakers, walaupun sebagai cadangan. Angka kejar mengejar dengan ketat. Shaq menjadi motornya Lakers sementara lawan mereka dengan andalannya Tim Duncan.

Pada game kedua(2nd quarter), Belinda minta diantarkan pulang oleh Jim karena dia kuatir akan penyakit abangnya. Bruce juga ikut pulang. Esoknya, Jim datang ke rumah John bersama Paul. Syukurlah John sudah sembuhan.

“John, Belinda, kenalkan ini Paul. Semalam dia berjasa lho memasukkan 2 angka yang penting untuk timnya di game terakhir membuat Lakers menang tipis 92-91. Ini fotonya,” kata Jim memperkenalkan Paul seraya menyerahkan foto itu ke Belinda. John segera memberi selamat sedangkan Belinda meneliti foto tsb dengan seksama.