1. STADION UTAMA PALARAN
Setelah pelaksanaan PON XVII/2008, nasib Stadion Utama Palaran, Samarinda, Kaltim, semakin tidak jelas. Padahal, dana pembangunannya menelan biaya Rp 800 miliar.
Stadion Utama Palaran menjadi stadion termegah dan termahal di Indonesia, karena selain dilengkapi berbagai sarana dan pra sarana olahraga yang cukup canggih, juga menggunakan berbagai ornamen yang banyak diimpor dari luar negeri, termasuk rumput berstandar FIFA seharga Rp2 miliar, serta atap Stadion Utama yang didatangkan dari Korea.
Stadion berkapasitas 50 hingga 60 ribu penonton itu, juga dilengkapi GOR khusus bela diri, basket, bulu tangkis dan senam, serta lintasan sepatu roda dengan biaya Rp350 miliar. Stadion yang digunakan sebagai tempat Upacara Pembukaan dan Penutupan PON XVII 2008, hingga saat ini masih dikelola pihak kontraktor.
Peralihan pengelolaan Stadion Utama Palaran tersebut menurut Suryadi harus segera dilakukan, sehingga Pemprov Kaltim bisa segera membentuk Badan Pengelola Stadion atau UPTD (Unit Pengelola Teknis Daerah),di bawah Dinas Olahraga.
2. STADION UTAMA RIAU
Pasca digunakan pembukaan dan penutupan PON, kondisi Stadion Utama Riau dinilai tak layak pakai. Ini dikarenakan kondisi lapangan yang tidak rata dan bahkan banyak paku.
3. STADION GELORA 10 NOVEMBER
Pasca pindahnya persebaya ke Gelora Bung Tomo stadion ini menjadi kurang terawat dan jarang digunakan. Padahal dahulu stadion ini menjadi salah satu stadion termegah di Indonesia bahkan di Asia.
4. STADION TAMAN PRESTASI
Stadion ini sempat menuai pujian dari FIFA dan AFC, namun karena minim perawatan stadion ini menjadi terlihat tak terawat dan kurang layak dikatakan memiliki taraf internasional seperti saat baru dulu. stadion yang terletak di Kota Bontang ini dibangun guna PON Kaltim 2008
Sebenarnya masih banyak banget gan stadion2 megah yang terbengkalai di Indonesia ini, cuma beberapa yang ane tampilin. Semoga aja pemerintah memperhatiin nasib stadion2 itu. percuma kan buang2 duit milyaran bahkan trilyunan buat bikin stadion megah tapi stadionnya mubadzir...: iloveindonesias