- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
PLN Tanjung pinang Dilempari Televisi, Kulkas dan Komputer


TS
ozinieh
PLN Tanjung pinang Dilempari Televisi, Kulkas dan Komputer
Quote:
PUNCAK KECEWA: Warga yang kecewa melemparkan telur serta peralatan elektronik rusak

Pendemo Sodorkan Perjanjian Tak Padam
PEMADAMAN berulang kali oleh PLN akhirnya membuat kemarahan warga memuncak. Ujungnya, kantor PLN di Jalan Bakar Batu, Tanjungpinang, didatangi massa, Senin (24/6).
Jumlah massa yang mencapai ratusan membuat warga yang melintas berhenti. Polisi pun bersiaga. Massa yang terdiri dari warga dan mahasiswa melempari kantor PLN dengan telur, serta berbagai alat elektronik yang rusak. Warga melemparkan barang-barang tersebut dari luar pagar yang dijaga aparat.
Sebelumnya, Jumat (21/6), kantor ini juga didemo puluhan massa. Unjuk rasa kali ini melibatkan Forkot Kepri. Dimulai pukul 10.00, unjuk rasa berakhir pada 14.00 WIB. Tuntutan utama yang disampaikan ialah menolak pemadaman kembali terjadi. Barang elektronik yang dilemparkan massa disebut sebagai salah satu efek pemadaman yang kerap dilakukan PLN.
Stabilnya arus listrik juga sangat diperlukan masyarakat menjelang bulan Ramadan yang tinggal beberapa hari. Massa menuding tidak adanya investor yang masuk ke Tanjungpinang karena salah satunya PLN tak bisa menjamin ketersediaan arus yang cukup.
Sedikitnya puluhan televisi dan kipas angin rusak dilempar warga. Mahasiswa juga merusak papan nama PLN. Sementara telur yang dilemparkan merupakan sumbangan warga. Massa juga membawa nasi beserta lauknya, juga lilin untuk menguatkan tuntutan yang juga dituliskan dalam spanduk, yakni Kepala Area PLN Tanjungpinang harus mundur!
Mahasiswa sempat masuk ke kantor PLN, untuk mematikan listrik. Sejumlah pegawi PLN hanya duduk santai di lantai atas, menyaksikan masyarakat berunjuk rasa.
Para orator membacakan tulisan dari siswa SD yang minta agar PLN tidak mematikan listrik lagi. Karena, gara-gara listrik padam, nilai anak sekolah hancur, tidak bisa belajar dengan baik. Di akhir aksi, massa dan PLN menyepakati perjanjian yang ditandatangani Andi Corry selaku wakil pengunjuk rasa dan Asisten Manager (Asmen) Pembangkit, Endi Novian.
Isi surat perjanjian tersebut, apabila PLN masih memadamkan arus lagi, perusahaan ini harus mengganti setiap kerugian yang dialami masyarakat. Tuntutan lainnya, pengunjuk rasa menginginkan General Manager (GM) PLN Area Tanjungpinang diganti dengan orang yang labih baik dan mampu mengatasi permasalahan listrik di Tanjungpinang.
“Kami tidak mau membiarkan PLN mematikan listrik di Tanjungpinang. Tanjungpinang Ibu Kota Provinsi Kepri. Sudah banyak nyawa melayang gara-gara lampu penerang jalan raya padam,” teriak seorang orator yang berteriak lantang dari balik pengeras suara.
Ketua Forkot, Andi Corry menyesalkan ketidakseimbangan hak dan kewajiban PLN dan pengguna. ”Masyarakat terlambat membayar listrik satu bulan saja, langsung diputus oleh PLN. Tapi, kalau elektronik rusak karena sering padam listrik, PLN tidak mau menggantinya,” tegasnya.
Kepada massa yang menyemut, Andi meminta tak usah ragu meminta klaim kerusakan barang elektronik akibat pemadaman ke kantor PLN.
Endi Novian menemui para pengunjuk rasa didampingi Dandim 0315 Tanjungpinang, Letkol Andi Asmara Dewa dan Kapolretas Tanjungpinang, AKBP Patar Gunawan.
Endi Novian kembali menjelaskan, PLN mengandalkan listrik 40 persen dari PLTU Galang Batang. Saat ini PLTU Galang Batang hanya mampu menyuplai 13 megawatt. Di pertengahan Juli nanti, PLTU Galang Batang berusaha menambah daya, setelah berhasil mengaktifkan boiler 5. Boiler 5 ini mampu mengasilkan 8 megawatt. Kemudian, PLN juga akan mendatangkan mesin sewa dengan daya 5 megawatt.
”Inilah upaya yang akan dilakukan oleh PLN, supaya ke depan tidak ada lagi pemadaman,” paparnya.
Usai penandatanganan surat kesepakatan serta penjelasan PLN, massa pun membubarkan diri.(ABAS)
masih blom seberapa 20 menit
Pendemo Sodorkan Perjanjian Tak Padam
PEMADAMAN berulang kali oleh PLN akhirnya membuat kemarahan warga memuncak. Ujungnya, kantor PLN di Jalan Bakar Batu, Tanjungpinang, didatangi massa, Senin (24/6).
Jumlah massa yang mencapai ratusan membuat warga yang melintas berhenti. Polisi pun bersiaga. Massa yang terdiri dari warga dan mahasiswa melempari kantor PLN dengan telur, serta berbagai alat elektronik yang rusak. Warga melemparkan barang-barang tersebut dari luar pagar yang dijaga aparat.
Sebelumnya, Jumat (21/6), kantor ini juga didemo puluhan massa. Unjuk rasa kali ini melibatkan Forkot Kepri. Dimulai pukul 10.00, unjuk rasa berakhir pada 14.00 WIB. Tuntutan utama yang disampaikan ialah menolak pemadaman kembali terjadi. Barang elektronik yang dilemparkan massa disebut sebagai salah satu efek pemadaman yang kerap dilakukan PLN.
Stabilnya arus listrik juga sangat diperlukan masyarakat menjelang bulan Ramadan yang tinggal beberapa hari. Massa menuding tidak adanya investor yang masuk ke Tanjungpinang karena salah satunya PLN tak bisa menjamin ketersediaan arus yang cukup.
Sedikitnya puluhan televisi dan kipas angin rusak dilempar warga. Mahasiswa juga merusak papan nama PLN. Sementara telur yang dilemparkan merupakan sumbangan warga. Massa juga membawa nasi beserta lauknya, juga lilin untuk menguatkan tuntutan yang juga dituliskan dalam spanduk, yakni Kepala Area PLN Tanjungpinang harus mundur!
Mahasiswa sempat masuk ke kantor PLN, untuk mematikan listrik. Sejumlah pegawi PLN hanya duduk santai di lantai atas, menyaksikan masyarakat berunjuk rasa.
Para orator membacakan tulisan dari siswa SD yang minta agar PLN tidak mematikan listrik lagi. Karena, gara-gara listrik padam, nilai anak sekolah hancur, tidak bisa belajar dengan baik. Di akhir aksi, massa dan PLN menyepakati perjanjian yang ditandatangani Andi Corry selaku wakil pengunjuk rasa dan Asisten Manager (Asmen) Pembangkit, Endi Novian.
Isi surat perjanjian tersebut, apabila PLN masih memadamkan arus lagi, perusahaan ini harus mengganti setiap kerugian yang dialami masyarakat. Tuntutan lainnya, pengunjuk rasa menginginkan General Manager (GM) PLN Area Tanjungpinang diganti dengan orang yang labih baik dan mampu mengatasi permasalahan listrik di Tanjungpinang.
“Kami tidak mau membiarkan PLN mematikan listrik di Tanjungpinang. Tanjungpinang Ibu Kota Provinsi Kepri. Sudah banyak nyawa melayang gara-gara lampu penerang jalan raya padam,” teriak seorang orator yang berteriak lantang dari balik pengeras suara.
Ketua Forkot, Andi Corry menyesalkan ketidakseimbangan hak dan kewajiban PLN dan pengguna. ”Masyarakat terlambat membayar listrik satu bulan saja, langsung diputus oleh PLN. Tapi, kalau elektronik rusak karena sering padam listrik, PLN tidak mau menggantinya,” tegasnya.
Kepada massa yang menyemut, Andi meminta tak usah ragu meminta klaim kerusakan barang elektronik akibat pemadaman ke kantor PLN.
Endi Novian menemui para pengunjuk rasa didampingi Dandim 0315 Tanjungpinang, Letkol Andi Asmara Dewa dan Kapolretas Tanjungpinang, AKBP Patar Gunawan.
Endi Novian kembali menjelaskan, PLN mengandalkan listrik 40 persen dari PLTU Galang Batang. Saat ini PLTU Galang Batang hanya mampu menyuplai 13 megawatt. Di pertengahan Juli nanti, PLTU Galang Batang berusaha menambah daya, setelah berhasil mengaktifkan boiler 5. Boiler 5 ini mampu mengasilkan 8 megawatt. Kemudian, PLN juga akan mendatangkan mesin sewa dengan daya 5 megawatt.
”Inilah upaya yang akan dilakukan oleh PLN, supaya ke depan tidak ada lagi pemadaman,” paparnya.
Usai penandatanganan surat kesepakatan serta penjelasan PLN, massa pun membubarkan diri.(ABAS)
tempat gue bisa sehari 4 sampe 5 kali sehari, kota SAMPIT kalimantan tengah



dan ane sering kesel


komputer tv dll pernah rusak semua gara2 ini... bangga sebagai pelanggan PLN

Quote:
Terima kasih yang sudah mampir & ngasih rate 5...




Diubah oleh ozinieh 26-06-2013 01:23
0
9.2K
Kutip
108
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan