Suatu saat di thn 1995 ada seorg pria berumur 44 thn yg terkena stroke yg
menyebabkan seluruh tubuhnya lumpuh. Ia mengalami apa yang disebut
"Locked-In Syndrome", yaitu suatu kelumpuhan total yang disebutnya
’seperti pikiran di dlm botol’.
Memang ia masih dpt berpikir jernih, tetapi sama sekali tdk bisa berbicara
maupun bergerak. Bahkan menelan ludah pun ia tak mampu.
Satu2nya otot yang masih dpt diperintahnya adalah kelopak mata kirinya.
Jadi hanya dgn kelopak mata kirinya itulah ia berkomunikasi dgn para
perawatnya, dokter rumah sakit, keluarga dan temannya.
Utk mengetahui apa yg dimaui pria itu, mereka menunjukkan huruf demi
huruf, kemudian si pria akan berkedip bila huruf yg ditunjukkan adalah yg dipilihnya.

Demikian, hingga tersusun satu kata atau kalimat yg akhirnya dimengerti
oleh mereka apa yg diinginkan si pria ini.Semangat dan tekad pria ini
sangat istimewa. Ditengah keterbatasan fisiknya itu, ia bersikeras menulis
buku yg berisi kisah hidupnya.
“Agar bisa berbagi kpd org lain...” katanya. Ia menulis dgn bantuan para
perawat yg menunjukkan huruf demi huruf dan dia menyusun kata serta
kalimat dari huruf-huruf itu dgn kedipan kelopak matanya yg hanya sebelah..!!.

Setahun kemudian, di thn 1996 akhirnya ia meninggal dunia dlm usia 45
thn setelah menyelesaikan memoarnya yg “ditulisnya” secara sangat luar
biasa..! Buku itu diberinya judul “Le Scaphandre et le Papillon” (The
Bubble and the Butterfly = Gelembung dan Kupu2).
Ia meninggal dunia 3 hari setelah bukunya diterbitkan. Bukunya pun
menjadi ‘Best Seller’.
Dalam kata pengantarnya, ia menulis sebuah kalimat yang sangat
menyentuh: “I would be the happiest man in the world if I could just
properly swallow the saliva that permanently invades my
mouth” ( Sungguh, aku akan menjadi org yg paling bahagia sedunia,
andai saja aku bisa menelan ludahku yg selalu meleleh di mulutku)
Bayangkan......menelan ludahpun ia tak mampu..! Tapi mampu membagi
inspirasinya utk bnyk org lain. Lalu ...... Bagaimana dgn kita?