Kaskus

News

nanoman01Avatar border
TS
nanoman01
Yang lain berdemo, yang ini berkarya[Pameran Anti Korupsi "KongkaliKong"di Yogyakart]
Spoiler for buka:

Kurun sepuluh tahun terakhir ini, orang tak habis-habisnya membincangkan korupsi. Dari pagi hingga malam hari, pembicaraan tentang korupsi menjadi trending topic di sosial media. Dari Senin hingga Senin berikutnya, pemberitaan korupsi dan upaya pemberantasannya menjadi headline. Sekaligus menu sarapan pagi bagi pembaca. Maupun pendengar media massa cetak dan elektronik.

Apa yang terjadi kemudian? Saking seringnya pemberitaan perihal korupsi. Kata ‘korupsi’ sangat terkenal. Bahkan menjadi kata generik untuk setiap kegiatan berkaitan dengan pengambilan hak orang tanpa persetujuan yang bersangkutan. Ujungnya, kerugian moril maupun material dirasakan oleh warga masyarakat yang menjadi korbannya.
Atas dasar itulah, mahasiswa program studi Desain Komunikasi Visual FSR ISI Yogyakarta, yang tergabung dalam kelompok Taling Tarung, mencoba merespon kata ‘korupsi’ menjadi sebentuk pesan visual dan pesan verbal yang dimediasikan dalam karya ‘DEKAVE Anti Korupsi’.


Pesan verbal dan pesan visual ‘DEKAVE Anti Korupsi’ itu disajikan secara menarik dalam balutan tema kongkalikong. Tema tersebut sengaja dihadirkan, karena kejahatan korupsi tidak bisa dijalankan seorang pelaku. Kejahatan korupsi dilakukan dengan modus operandi main mata antar parapihak. Di sana, terjadi proses kongkalikong antara sang pencari kesempatan korupsi dengan sang pemberi kesempatan agar kejahatan korupsi berlangsung mulus.

Pendekatan pesan verbal dan pesan visual karya desain ‘DEKAVE Anti Korupsi’ senantiasa berlandaskan data verbal dan data visual. Data tersebut dikumpulkan dari berbagai hasil riset. Baik riset dengan pendekatan kuantitatif dan wawancara dari parapihak terkait dengan gerakan anti korupsi. Serta studi literatur berbagai sumber kepustakaan.

Kecerdasan Visual
Hasilnya, karya desain ‘DEKAVE Anti Korupsi’ mencoba keluar dari kutukan paritasisasi atas simbol visual gerakan anti korupsi. Mereka, yang terdiri 22 kelompok yaitu: jus wortel, autis, godhong gedhang, biji jeruk, berempat, pisang coklat, beauty and the beast, tanda tanya, scadenza, power ranger, organic korupsi, supernova, macan kampus, bunga matahari, work n play, caiyo, belah duren, titik dua, revolusi, dkv 48, baling-baling bamboo dan otak-atik.

Semuanya menghindarkan diri membuat ikon dan simbol korupsi berbentuk palu hakim, tikus atau borgol. Pada titik inilah terlihat kekuatan mereka sebagai mahasiswa program studi Desain Komunikasi Visual FSR ISI Yogyakarta ketika diminta memecahkan masalah komunikasi visual bernama korupsi, yang sudah menjadi penyakit masyarakat.
Hal itu terjadi, karena dari waktu ke waktu, mereka senantiasa meningkatkan kecerdasan visual. Peningkatan kecerdasan visual sangat kentara saat berkarya ‘DEKAVE Anti Korupsi’ Rahasianya, mereka cenderung menggunakan pendekatan metafora dan semiotika komunikasi visual.

Kesadaran menggunakan kedua pendekatan ilmu bantu tersebut dimaksudkan sebagai upaya mendekatkan pesan verbal-visual kepada target sasarannya, tanpa terkesan menggurui. Mereka mengajak target sasaran menjadi bagian yang utuh dari pesan verbal dan pesan visual yang ingin disampaikan dalam karya ‘DEKAVE Anti Korupsi’ tersebut.

Pameran Penanda Zaman
Selamat berpameran. Semoga dengan pameran karya desain sosial ‘DEKAVE Anti Korupsi’ yang digelar di gedung Bentara Budaya Yogyakarta, sejak 22-25 Juni 2013 ini dapat memberikan semangat kebaruan untuk senantiasa hidup sederhana dan jujur seturut kehendak Allah.

Pameran desain sosial ‘DEKAVE Anti Korupsi’ seperti ini, saya nilai sebagai sebuah langkah yang berani untuk memberikan apresiasi kepada masyarakat tentang keberadaan disiplin ilmu desain komunikasi visual dan singgungannya dengan realitas sosial yang berkembang di masyarakat. Pada konteks ini, realitas sosial itu berwujud gurita kejahatan korupsi yang melanda semua profesi dan seluruh sektor kehidupan manusia.

Aktivitas yang mengedepankan kecerdasan visual semacam ini memiliki nilai kebermanfaatan yang tinggi, karena ilmu desain komunikasi visual adalah ilmu yang senantiasa mampu menandai gerak dan langkah zaman di mana kita hidup sekarang ini. Untuk itu, hidup dan hidupkanlah desain komunikasi visual agar desain komunikasi visual tetap hidup di tengah lautan tanda pesan dan makna yang ada selama ini.

Terakhir, sebagai teman yang senantiasa menemani Anda selama menempuh mata kuliah DKV #4, saya menyambut baik prakarsa penyelenggaraan pameran desain ‘DEKAVE Anti Korupsi’ Selamat pameran. Salam damai #merdekave.

Sumber

Coment TS: wah hambok begini saja, ngak usah pake bakar ban
Diubah oleh nanoman01 23-06-2013 01:04
0
1.2K
10
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan