- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Mari Belajar Berbisnis Online dari Komposer Eka Gustiwana


TS
SuicideSilence
Mari Belajar Berbisnis Online dari Komposer Eka Gustiwana
Netpreneur.co.id - Siapa yang kini tak kenal Eka Gustiwana Putra? Lewat karyanya, komposer sekaligus penulis aransemen ini merengkuh popularitas hanya dalam hitungan hari. Eka mahir melakukan speech composing, yaitu memproduksi video yang awalnya berbahasa lisan menjadi sebuah klip yang dipenuhi unsur musik dan komedi. Lebih dari itu, yang membedakan Eka Gustiwana dari komposer lain adalah kemampuannya menggabungkan kapabilitas sebagai musisi dan memprediksikan apa yang kira-kira akan menggemparkan masyarakat di dunia digital. Yang menarik, karakter yang melekat pada musisi kelahiran 1989 ini bisa menjadi contoh bagi para penjual di Situs Jual Beli Online yang ingin popularitas merek bisnisnya melejit dengan cepat.
From nobody to somebody, loved by everybody. Ungkapan ini cocok dengan sosok Eka Gustiwana. Eka mampu memaksimalkan fitur-fitur yang diberikan media sosial kepada para penggunanya. YouTube, Facebook, dan Twitter adalah tiga powerful tools dalam pemasaran online. Dalam kasus ini, Eka mampu menggunakan ketiga powerful tools tersebut untuk memasarkan nama dan kemampuan musikalnya. Pertanyaannya, apa kaitan antara karakter yang dimiliki Eka Gustiwana dengan bisnis online? Bagaimana penjual online dapat meneladani sosok Eka Gustiwana?
Jeli melihat peluang bisnis
Klip musik “Demi Tuhan” yang diproduksi Eka muncul sebagai dampak dari merebaknya fenomena perseteruan Arya Wiguna dan Eyang Subur. Fenomena tersebut terjadi di ranah infotainment, yang ruang lingkupnya berbeda jauh dari bidang musik yang ditekuni Eka. Meskipun berada di ruang lingkup yang bertolak belakang, Eka mampu menghubungkan fenomena Arya Wiguna dengan dunia musik. Dengan kata lain, ia mampu memandang sebuah fenomena dalam masyarakat sebagai peluang bisnis dan sebuah inspirasi untuk berkarya, yang kemudian melambungkan namanya.
Hal yang sama juga bisa diterapkan oleh penjual online. Perkembangan teknologi digital membuat tren berbisnis online merebak luas. Pengguna internet mencoba beragam alternatif sebagai bentuk pemasaran online. Penjual online perlu melihat fenomena bisnis di dunia maya secara jeli, sehingga mampu menemukan peluang bisnis dari kemajuan internet. Bagaimana menaikkan penjualan melalui media online? Apa dampak positif dari perkembangan dunia digital terhadap bisnis yang dijalankan? Bagaimana mengarahkan pengguna internet agar mau berkunjung ke toko online? Bagaimana membangun kepercayaan terhadap toko online di tengah-tengah maraknya kasus penipuan online? Pertanyaan-pertanyaan semacam ini perlu dijawab penjual online agar peluang bisnis di dunia maya tidak terlewat begitu saja. Manfaatkanlah fenomena bisnis online dengan maksimal, sebagaimana Eka Gustiwana memanfaatkan fenomena perseteruan Arya Wiguna-Eyang Subur untuk ‘membangun’ pathway karirnya di dunia musik.
Melek teknologi
Eka Gustiwana mahir memanfaatkan kemajuan teknologi lainnya yang berbentuk perangkat lunak atau software. Eka fasih menggunakan perangkat lunak yang dapat membantu profesinya sebagai musisi sehingga mampu menyinkronisasi ucapan lisan menjadi klip musik, seperti pada video “BBM Campuran – Jeremy Teti”. Eka bukannya tidak memiliki pilihan untuk bermusik dengan cara yang konvensional–duduk berjam-jam di depan piano dan menulis notasi musik di selembar kertas. Namun karena tergolong ke dalam kalangan yang “melek teknologi”, Eka lebih memilih bersusah payah mempelajari penggunaan perangkat lunak yang tidak sederhana, demi menghasilkan sebuah karya musik.
Hal serupa bisa dijalankan dalam bisnis online. Pemanfaatan teknologi internet untuk bisnis tidak hanya sebatas berjualan di Facebook atau Twitter saja, melainkan hingga penggunaan tools-tools yang membantu penjual untuk menjalankan bisnisnya. Penjual online harus mau meninggalkan cara berbisnis yang konvensional agar bisa unggul dalam persaingan bisnis dunia maya yang kompetitif. Selain penggunaan tools untuk bisnis, banyak contoh lain pemanfaatan teknologi digital, misalnya peralihan dari sistem cash-on-delivery ke penggunaan payment system di situs jual-beli online yang relatif aman, melebarkan sayap merek bisnis melalui aplikasi ponsel, atau penciptaan toko online versi ponsel (mobile site). Jika tidak “melek teknologi”, penjual online tidak akan mampu bersaing dengan kompetitor online yang jumlahnya banyak.
Pintar memilih media sosial yang relevan
Eka Gustiwana memilih channel online yang relevan dengan karya musiknya, yaitu YouTube dan SoundCloud. Pertama-tama, ia memilih jenis konten yang tergolong paling baik di media online, yaitu video. Video menggabungkan unsur audio dan visual sehingga lebih menarik dibanding jenis konten lainnya, misalnya gambar atau tulisan. Selanjutnya, Eka memilih ‘marketplace‘ yang tepat untuk memasarkan video hasil karyanya: YouTube dan SoundCloud. Besarnya jumlah ‘populasi’ pengguna kedua media sosial tersebut adalah pangsa pasar yang baik bagi Eka untuk ‘memasarkan’ namanya.
Penjual online juga perlu selektif saat menggunakan media sosial untuk berbisnis. Maraknya tren berbisnis online tidak serta-merta mewajibkan penjual untuk menggunakan semua media sosial yang ada. Pilihlah media sosial yang cocok dan relevan dengan pangsa pasar. Jika menjual onderdil sepeda, pilihlah media sosial Twitter yang memiliki banyak akun komunitas pecinta sepeda. Jika menjual produk fesyen, gunakanlah media sosial Pinterest yang sebagian besar penggunanya merupakan kalangan perempuan. Lakukan analisis mengenai karakter pasar, lalu pilih media sosial yang cocok bagi target pasar tersebut. Ketika penjual mampu berdagang di marketplace yang tepat, pemasaran produk pun akan menjadi efektif dan tepat sasaran.
Tahu kebutuhan pasar
Lagu “Demi Tuhan” tergolong ke dalam karya musik bergenre pop yang digemari oleh pecinta musik Indonesia. Lewat lagu tersebut, Eka Gustiwana menunjukkan bahwa ia tidak sekedar iseng dan membuat lagu parodi yang asal-asalan dari fenomena Arya Gunawan. Kualitas vokal Nadya Rafika–penyanyi lagu “Demi Tuhan” tersebut–tergolong di atas rata-rata. Artinya, Eka Gustiwana memang ‘niat’ dan mempertimbangkan aspek musikal saat menulis komposisi lagu “Demi Tuhan”.
Lagu parodi “Demi Tuhan” yang mengandung unsur musikalitas dan lagu “BBM Campuran” yang penuh komedi tentu saja ibarat oase di telinga pecinta musik, mengingat musik Indonesia kini sedang ‘dikuasai’ oleh girlband dan boyband tiruan Asia. Eka Gustiwana seolah-olah memahami kejenuhan masyarakat akan fenomena girlband dan boyband yang mengesampingkan faktor kualitas musik tersebut. Masyarakat membutuhkan sesuatu yang lebih berbobot, sekaligus menghibur. Tak heran komposisi Eka Gustiwana menjadi populer di kalangan penikmat musik Indonesia dalam waktu singkat.
Berbisnis online pun demikian. Penjual harus mampu melihat apa yang dibutuhkan oleh pasar. Tak ada salahnya melakukan riset pasar sebelum menentukan produk untuk didagangkan. Jika penjual benar-benar memahami apa yang sesungguhnya dibutuhkan oleh pasar, ia akan mencapai kesuksesan bisnis dalam kurun waktu yang tidak terlalu lama.
Selain mengetahui kebutuhan pasar, Eka Gustiwana juga tak ragu untuk melakukan inovasi karya musik. Inovasi berkaitan erat dengan sesuatu yang baru; sesuatu yang belum pernah ditemukan oleh siapapun. Dalam bisnis–termasuk bisnis online–inovasi berkaitan dengan penciptaan produk-produk atas dasar ide yang kreatif dan belum pernah diciptakan oleh penjual lain. Gagasan, metode, atau produk fisik yang mutakhir adalah sumber investasi dalam bisnis. Mereka yang mampu menginovasikan produknya adalah para penjual yang hampir bisa dipastikan akan mendulang kesuksesan berbisnis. Lebih dari itu, berinovasi merupakan cara paling efektif untuk bersaing dengan kompetitor. Dengan menciptakan produk yang dibuat sendiri, penjual tentu akan memiliki poin unggul di mata pembeli.
Mengelola media sosial dengan baik
Per akhir Juni 2013, followers akun Twitter milik Eka Gustiwana mencapai angka 41.000, sementara subscribers akun Facebook-nya berada pada angka 6.979. Di samping itu, akun YouTube milik Eka memiliki 24.000 subscribers. Profilnya pun segera tercantum di ensiklopedia bebas Wikipedia, tak lama setelah karya musiknya yang fenomenal merebak di kalangan luas.
Menyadari bahwa eksistensinya di media online sudah diperhitungkan masyarakat, Eka Gustiwana mengelola konten akun-akun media sosialnya dengan baik. Ini tercermin dari linimasa Twitter dan Facebook-nya. Eka menulis tweet yang up-date, sementara akun Facebook-nya berisi tautan-tautan media sosial yang berkaitan dengan karya musik terbarunya. Tak heran, branding nama “Eka Gustiwana” semakin kuat di masyarakat Indonesia. Namanya pun tak sulit ditemukan dalam search engine.
Pengelolaan media sosial seperti yang dilakukan Eka Gustiwana juga perlu diterapkan oleh penjual online. Salah satu caranya dengan memaksimalkan akun-akun media sosial yang dimiliki merek bisnis, misalnya menulis tweet tentang informasi promo atau potongan harga yang sedang berlaku, atau menulis posting tentang produk terbaru di akun Facebook. Penjual perlu mengelola akun media sosial secara berkala agar pembeli bisa mendapatkan informasi produk yang lengkap sebelum berbelanja di toko online milik penjual. Penyebarluasan link atau tautan yang berkaitan dengan merek bisnis juga bisa memperkuat rating merek tersebut dalam search engine. Penjual online perlu memaksimalkan akun-akun media sosial sebagai upaya mengukuhkan brand awareness, sebagaimana Eka Gustiwana memaksimalkan tiga powerful tools–Twitter, Facebook, dan YouTube–untuk memasarkan nama dan karya-karya musiknya.
sumber
----------------------------------------------------------
mantap gk tuh gan, idenya manfaatin peluang jadi bisnis yg unik
salah satu Bob Sadino muda nih
From nobody to somebody, loved by everybody. Ungkapan ini cocok dengan sosok Eka Gustiwana. Eka mampu memaksimalkan fitur-fitur yang diberikan media sosial kepada para penggunanya. YouTube, Facebook, dan Twitter adalah tiga powerful tools dalam pemasaran online. Dalam kasus ini, Eka mampu menggunakan ketiga powerful tools tersebut untuk memasarkan nama dan kemampuan musikalnya. Pertanyaannya, apa kaitan antara karakter yang dimiliki Eka Gustiwana dengan bisnis online? Bagaimana penjual online dapat meneladani sosok Eka Gustiwana?
Jeli melihat peluang bisnis
Klip musik “Demi Tuhan” yang diproduksi Eka muncul sebagai dampak dari merebaknya fenomena perseteruan Arya Wiguna dan Eyang Subur. Fenomena tersebut terjadi di ranah infotainment, yang ruang lingkupnya berbeda jauh dari bidang musik yang ditekuni Eka. Meskipun berada di ruang lingkup yang bertolak belakang, Eka mampu menghubungkan fenomena Arya Wiguna dengan dunia musik. Dengan kata lain, ia mampu memandang sebuah fenomena dalam masyarakat sebagai peluang bisnis dan sebuah inspirasi untuk berkarya, yang kemudian melambungkan namanya.
Hal yang sama juga bisa diterapkan oleh penjual online. Perkembangan teknologi digital membuat tren berbisnis online merebak luas. Pengguna internet mencoba beragam alternatif sebagai bentuk pemasaran online. Penjual online perlu melihat fenomena bisnis di dunia maya secara jeli, sehingga mampu menemukan peluang bisnis dari kemajuan internet. Bagaimana menaikkan penjualan melalui media online? Apa dampak positif dari perkembangan dunia digital terhadap bisnis yang dijalankan? Bagaimana mengarahkan pengguna internet agar mau berkunjung ke toko online? Bagaimana membangun kepercayaan terhadap toko online di tengah-tengah maraknya kasus penipuan online? Pertanyaan-pertanyaan semacam ini perlu dijawab penjual online agar peluang bisnis di dunia maya tidak terlewat begitu saja. Manfaatkanlah fenomena bisnis online dengan maksimal, sebagaimana Eka Gustiwana memanfaatkan fenomena perseteruan Arya Wiguna-Eyang Subur untuk ‘membangun’ pathway karirnya di dunia musik.
Melek teknologi
Eka Gustiwana mahir memanfaatkan kemajuan teknologi lainnya yang berbentuk perangkat lunak atau software. Eka fasih menggunakan perangkat lunak yang dapat membantu profesinya sebagai musisi sehingga mampu menyinkronisasi ucapan lisan menjadi klip musik, seperti pada video “BBM Campuran – Jeremy Teti”. Eka bukannya tidak memiliki pilihan untuk bermusik dengan cara yang konvensional–duduk berjam-jam di depan piano dan menulis notasi musik di selembar kertas. Namun karena tergolong ke dalam kalangan yang “melek teknologi”, Eka lebih memilih bersusah payah mempelajari penggunaan perangkat lunak yang tidak sederhana, demi menghasilkan sebuah karya musik.
Hal serupa bisa dijalankan dalam bisnis online. Pemanfaatan teknologi internet untuk bisnis tidak hanya sebatas berjualan di Facebook atau Twitter saja, melainkan hingga penggunaan tools-tools yang membantu penjual untuk menjalankan bisnisnya. Penjual online harus mau meninggalkan cara berbisnis yang konvensional agar bisa unggul dalam persaingan bisnis dunia maya yang kompetitif. Selain penggunaan tools untuk bisnis, banyak contoh lain pemanfaatan teknologi digital, misalnya peralihan dari sistem cash-on-delivery ke penggunaan payment system di situs jual-beli online yang relatif aman, melebarkan sayap merek bisnis melalui aplikasi ponsel, atau penciptaan toko online versi ponsel (mobile site). Jika tidak “melek teknologi”, penjual online tidak akan mampu bersaing dengan kompetitor online yang jumlahnya banyak.
Pintar memilih media sosial yang relevan
Eka Gustiwana memilih channel online yang relevan dengan karya musiknya, yaitu YouTube dan SoundCloud. Pertama-tama, ia memilih jenis konten yang tergolong paling baik di media online, yaitu video. Video menggabungkan unsur audio dan visual sehingga lebih menarik dibanding jenis konten lainnya, misalnya gambar atau tulisan. Selanjutnya, Eka memilih ‘marketplace‘ yang tepat untuk memasarkan video hasil karyanya: YouTube dan SoundCloud. Besarnya jumlah ‘populasi’ pengguna kedua media sosial tersebut adalah pangsa pasar yang baik bagi Eka untuk ‘memasarkan’ namanya.
Penjual online juga perlu selektif saat menggunakan media sosial untuk berbisnis. Maraknya tren berbisnis online tidak serta-merta mewajibkan penjual untuk menggunakan semua media sosial yang ada. Pilihlah media sosial yang cocok dan relevan dengan pangsa pasar. Jika menjual onderdil sepeda, pilihlah media sosial Twitter yang memiliki banyak akun komunitas pecinta sepeda. Jika menjual produk fesyen, gunakanlah media sosial Pinterest yang sebagian besar penggunanya merupakan kalangan perempuan. Lakukan analisis mengenai karakter pasar, lalu pilih media sosial yang cocok bagi target pasar tersebut. Ketika penjual mampu berdagang di marketplace yang tepat, pemasaran produk pun akan menjadi efektif dan tepat sasaran.
Tahu kebutuhan pasar
Lagu “Demi Tuhan” tergolong ke dalam karya musik bergenre pop yang digemari oleh pecinta musik Indonesia. Lewat lagu tersebut, Eka Gustiwana menunjukkan bahwa ia tidak sekedar iseng dan membuat lagu parodi yang asal-asalan dari fenomena Arya Gunawan. Kualitas vokal Nadya Rafika–penyanyi lagu “Demi Tuhan” tersebut–tergolong di atas rata-rata. Artinya, Eka Gustiwana memang ‘niat’ dan mempertimbangkan aspek musikal saat menulis komposisi lagu “Demi Tuhan”.
Lagu parodi “Demi Tuhan” yang mengandung unsur musikalitas dan lagu “BBM Campuran” yang penuh komedi tentu saja ibarat oase di telinga pecinta musik, mengingat musik Indonesia kini sedang ‘dikuasai’ oleh girlband dan boyband tiruan Asia. Eka Gustiwana seolah-olah memahami kejenuhan masyarakat akan fenomena girlband dan boyband yang mengesampingkan faktor kualitas musik tersebut. Masyarakat membutuhkan sesuatu yang lebih berbobot, sekaligus menghibur. Tak heran komposisi Eka Gustiwana menjadi populer di kalangan penikmat musik Indonesia dalam waktu singkat.
Berbisnis online pun demikian. Penjual harus mampu melihat apa yang dibutuhkan oleh pasar. Tak ada salahnya melakukan riset pasar sebelum menentukan produk untuk didagangkan. Jika penjual benar-benar memahami apa yang sesungguhnya dibutuhkan oleh pasar, ia akan mencapai kesuksesan bisnis dalam kurun waktu yang tidak terlalu lama.
Selain mengetahui kebutuhan pasar, Eka Gustiwana juga tak ragu untuk melakukan inovasi karya musik. Inovasi berkaitan erat dengan sesuatu yang baru; sesuatu yang belum pernah ditemukan oleh siapapun. Dalam bisnis–termasuk bisnis online–inovasi berkaitan dengan penciptaan produk-produk atas dasar ide yang kreatif dan belum pernah diciptakan oleh penjual lain. Gagasan, metode, atau produk fisik yang mutakhir adalah sumber investasi dalam bisnis. Mereka yang mampu menginovasikan produknya adalah para penjual yang hampir bisa dipastikan akan mendulang kesuksesan berbisnis. Lebih dari itu, berinovasi merupakan cara paling efektif untuk bersaing dengan kompetitor. Dengan menciptakan produk yang dibuat sendiri, penjual tentu akan memiliki poin unggul di mata pembeli.
Mengelola media sosial dengan baik
Per akhir Juni 2013, followers akun Twitter milik Eka Gustiwana mencapai angka 41.000, sementara subscribers akun Facebook-nya berada pada angka 6.979. Di samping itu, akun YouTube milik Eka memiliki 24.000 subscribers. Profilnya pun segera tercantum di ensiklopedia bebas Wikipedia, tak lama setelah karya musiknya yang fenomenal merebak di kalangan luas.
Menyadari bahwa eksistensinya di media online sudah diperhitungkan masyarakat, Eka Gustiwana mengelola konten akun-akun media sosialnya dengan baik. Ini tercermin dari linimasa Twitter dan Facebook-nya. Eka menulis tweet yang up-date, sementara akun Facebook-nya berisi tautan-tautan media sosial yang berkaitan dengan karya musik terbarunya. Tak heran, branding nama “Eka Gustiwana” semakin kuat di masyarakat Indonesia. Namanya pun tak sulit ditemukan dalam search engine.
Pengelolaan media sosial seperti yang dilakukan Eka Gustiwana juga perlu diterapkan oleh penjual online. Salah satu caranya dengan memaksimalkan akun-akun media sosial yang dimiliki merek bisnis, misalnya menulis tweet tentang informasi promo atau potongan harga yang sedang berlaku, atau menulis posting tentang produk terbaru di akun Facebook. Penjual perlu mengelola akun media sosial secara berkala agar pembeli bisa mendapatkan informasi produk yang lengkap sebelum berbelanja di toko online milik penjual. Penyebarluasan link atau tautan yang berkaitan dengan merek bisnis juga bisa memperkuat rating merek tersebut dalam search engine. Penjual online perlu memaksimalkan akun-akun media sosial sebagai upaya mengukuhkan brand awareness, sebagaimana Eka Gustiwana memaksimalkan tiga powerful tools–Twitter, Facebook, dan YouTube–untuk memasarkan nama dan karya-karya musiknya.
sumber
----------------------------------------------------------
mantap gk tuh gan, idenya manfaatin peluang jadi bisnis yg unik
salah satu Bob Sadino muda nih

0
1.8K
10


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan