- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Dokter MLM keruk uang pasien


TS
adietwhere
Dokter MLM keruk uang pasien
Insyallah no repsol gan
Tolong di
dulu ya gan,kalo berkenan di kasih
ane juga kagak nolak 
Langsung aja beritanya gan
Dokter MLM Keruk Uang Pasien
SURABAYA - Sejumlah dokter nyambi menjadi agen perusahaan multilevel marketing (MLM), lalu meresepkan produk MLM tersebut, yang kebanyakan berupa suplemen, kepada pasien.
Sang dokter menangguk keuntungan berlipat dengan mengeruk uang pasien, sementara si pasien tidak mempunyai pilihan lain.
“Selama dokter itu punya keyakinan bahwa obat itu memang berkhasiat dan bisa menyembuhkan penyakit yang diderita pasien, sah-sah saja,” kata dr Pudjo Hartono, Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Surabaya, Selasa (18/6/2013).
Hanya saja Pudjo mengingatkan bahwa dokter harus menjelaskan tentang obat dan dosis produk MLM yang diberikan kepada pasien.
“Secara etika, dokter juga harus mengerti mengenai kondisi keuangan pasien, dan memberi pilihan obat kepadanya. Apalagi kalau itu hanya suplemen atau vitamin, yang bersifat sebagai pelengkap saja,” tandasnya.
Dokter menganggap biasa pemberian obat atau suplemen produk MLM, namun bagi pasien bisa memberatkan.
Itu karena anjuran atau instruksi dokter bagi pasien itu memiliki otoritas khusus yang membuat pasien tidak ada pilihan lain selain patuh.
ini yang bikin ane
gan
Pasien Tak Pernah Diberitahu Obat Berupa Produk MLM
Faktanya, para pasien memang tidak pernah diberitahu sebelumnya bahwa obat yang diresepkan adalah produk MLM.
“Dokter tidak bilang kalau itu obat MLM. Dia nulis (resep) saja dan kemudian diberikan untuk ditebus,” tutur Eko (40) yang pernah menjadi pasien dokter spesialis penyakit dalam di kawasan Ngagel, Surabaya.
Ia baru tahu bahwa itu obat MLM setelah obat tersebut hanya bisa dibeli di apotek tempat sang dokter berpraktek.
Harganya satu botol Rp 450.000. ”Apotek umum tidak menjual,” katanya.
Seorang pasien dokter spesialis syaraf di Surabaya juga mengaku pernah mempunyai pengalaman serupa.
Pasien yang enggan disebutkan namanya itu mengungkapkan dia terjebak membeli suplemen yang diresepkan dokter karena tidak tahu bahwa itu produk MLM.
Ia baru sadar, kotak berisi botol plastik kecil berisi suplemen kalsium itu merupakan produk MLM setelah dibawa pulang.
Di botol kecil itu tertempel stiker label merek dari sebuah MLM.
“Waktu di apotek saya tidak tahu kalau itu produk MLM. Logo MLM dan merek suplemen yang ada di dos, ditutup kertas anjuran mengonsumi oleh petugas apotek,”
lanjut gan
Harga Obat MLM Melambung Setelah Diresepkan Dokter
Harga jual produk MLM pun melangit setelah diresepkan dokter. Harganya dibanderol melebihi harga di pasaran.
Seorang anggota perusahaan MLM suplemen tambahan untuk kesehatan mengakui harga suplemen tersebut lebih mahal setelah diresepkan dokter.
Wanita yang enggan menyebutkan namanya itu mencontohkan, sebuah suplemen untuk ibu hamil merek supergreen food yang biasanya dia jual Rp 170.000, bisa dijual Rp 250.000 di apoteknya.
”Untuk member seperti saya, suplemen serupa hanya dibanderol Rp 150.000,” katanya.
Seorang dokter yang diwawancarai Surya mengatakan, tawaran menjadi anggota MLM memang menggiurkan.
Keuntungan yang didapat dari sistem downline networking, membuat para dokter menyisipkan produk MLM ke dalam resep untuk mendapatkan keuntungan berlipat.
Hanya saja, dia sendiri tidak berani menitipkan produl MLM itu ke apotek rumah sakit.
”Saya tidak berani. Obat-obatan dan suplemen yang di apotek itu merupakan lisensi dari pabrik farmasi. Kalau MLM kan yang terdaftar nama saya sebagai member,” ungkapnya.
Selain itu, dia khawatir kehilangan pasien. Pasalnya, pasien harus menebus resep jauh lebih mahal ketimbang biasanya.
Dokter tersebut memilih menjadi member pasif ketimbang aktif memasarkan produk MLM-nya sampai ke apotek rumah sakit.
lanjutnya lagi gan
Obat MLM Hanya Bisa Diperoleh di Apotek Yang Ditunjuk Dokter
Seorang pegawai apotek, Laras (bukan nama sebenarnya), membenarkan bahwa obat MLM hanya bisa diperoleh di apotek yang ditunjuk sang dokter.
Laras mengaku pernah kebingungan ketika melihat deretan tulisan dari resep yang diberikan keluarga pasien di apotek tempatnya bekerja.
Dia heran, ada satu tulisan di resep itu yang tidak dia kenali. Padahal sudah bertahun-tahun dia bekerja di dunia obat-obatan.
Ada beberapa obat yang tercantum di resep yang ditulis seorang dokter spesialis kandungan yang berpraktek di rumah sakit swasta terkemuka di Sidoarjo dan Surabaya, asing di matanya.
“Bukan obat sih, sepertinya suplemen. Cuma saya tidak pernah tahu merk itu,” akunya kepada Surya.
Beberapa kali Laras mengamati rak obat. Dia ingin memastikan apakah suplemen yang ditulis sang dokter terlewat dari pangamatannya.
Usahanya gagal. Tidak ada obat atau suplemen yang bermerek sejenis.
Laras akhirnya bertanya kepada seniornya di apotek milik rumah sakit itu. Tanpa diduga, si senior langsung mengenali obat tersebut.
Ia semakin heran karena rekan kerja tahu obat itu hanya dengan melihat siapa dokter yang menuliskan resep.
”Coba cari di rak sebelah sana,” kata Laras menirukan perintah rekan kerjanya.
Benar juga, tanpa kesulitan, Laras berhasil menemukan suplemen yang belum pernah dia lihat sebelumnya.
”Kalau cari suplemen dari dokter itu, ternyata di rak khusus,” imbuhnya terkekeh.
Apotek tersebut rupanya menyediakan tempat khusus bagi sang dokter spesialis kandungan itu.
Dia tempat khusus tersebut, ungkap Laras, terdapat 15 sampai 20 suplemen milik sang dokter. Semuanya produk dari perusahaan MLM.
Sejumlah sumber memastikan, dokter yang dimaksud Laras itu member sebuah perusahaan MLM. Bahkan dia menjadi anggota di banyak MLM.
”Dokter itu nitip produk perusahaan MLM di mana dia menjadi membernya (anggota),” ungkap Laras.
Nah gimana menurut agan-agan sekalian,ane sih
banget,masak gara-gara ikut MLM,dokter rela garuk tuh uang pasien 
kalo ada persetujuan dari pasien sih ga papa,tapi ini
Spoiler for no repsol:

Tolong di



Langsung aja beritanya gan
Quote:
Dokter MLM Keruk Uang Pasien
SURABAYA - Sejumlah dokter nyambi menjadi agen perusahaan multilevel marketing (MLM), lalu meresepkan produk MLM tersebut, yang kebanyakan berupa suplemen, kepada pasien.
Sang dokter menangguk keuntungan berlipat dengan mengeruk uang pasien, sementara si pasien tidak mempunyai pilihan lain.
“Selama dokter itu punya keyakinan bahwa obat itu memang berkhasiat dan bisa menyembuhkan penyakit yang diderita pasien, sah-sah saja,” kata dr Pudjo Hartono, Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Surabaya, Selasa (18/6/2013).
Hanya saja Pudjo mengingatkan bahwa dokter harus menjelaskan tentang obat dan dosis produk MLM yang diberikan kepada pasien.
“Secara etika, dokter juga harus mengerti mengenai kondisi keuangan pasien, dan memberi pilihan obat kepadanya. Apalagi kalau itu hanya suplemen atau vitamin, yang bersifat sebagai pelengkap saja,” tandasnya.
Dokter menganggap biasa pemberian obat atau suplemen produk MLM, namun bagi pasien bisa memberatkan.
Itu karena anjuran atau instruksi dokter bagi pasien itu memiliki otoritas khusus yang membuat pasien tidak ada pilihan lain selain patuh.
ini yang bikin ane

Quote:
Pasien Tak Pernah Diberitahu Obat Berupa Produk MLM
Faktanya, para pasien memang tidak pernah diberitahu sebelumnya bahwa obat yang diresepkan adalah produk MLM.
“Dokter tidak bilang kalau itu obat MLM. Dia nulis (resep) saja dan kemudian diberikan untuk ditebus,” tutur Eko (40) yang pernah menjadi pasien dokter spesialis penyakit dalam di kawasan Ngagel, Surabaya.
Ia baru tahu bahwa itu obat MLM setelah obat tersebut hanya bisa dibeli di apotek tempat sang dokter berpraktek.
Harganya satu botol Rp 450.000. ”Apotek umum tidak menjual,” katanya.
Seorang pasien dokter spesialis syaraf di Surabaya juga mengaku pernah mempunyai pengalaman serupa.
Pasien yang enggan disebutkan namanya itu mengungkapkan dia terjebak membeli suplemen yang diresepkan dokter karena tidak tahu bahwa itu produk MLM.
Ia baru sadar, kotak berisi botol plastik kecil berisi suplemen kalsium itu merupakan produk MLM setelah dibawa pulang.
Di botol kecil itu tertempel stiker label merek dari sebuah MLM.
“Waktu di apotek saya tidak tahu kalau itu produk MLM. Logo MLM dan merek suplemen yang ada di dos, ditutup kertas anjuran mengonsumi oleh petugas apotek,”
lanjut gan
Quote:
Harga Obat MLM Melambung Setelah Diresepkan Dokter
Harga jual produk MLM pun melangit setelah diresepkan dokter. Harganya dibanderol melebihi harga di pasaran.
Seorang anggota perusahaan MLM suplemen tambahan untuk kesehatan mengakui harga suplemen tersebut lebih mahal setelah diresepkan dokter.
Wanita yang enggan menyebutkan namanya itu mencontohkan, sebuah suplemen untuk ibu hamil merek supergreen food yang biasanya dia jual Rp 170.000, bisa dijual Rp 250.000 di apoteknya.
”Untuk member seperti saya, suplemen serupa hanya dibanderol Rp 150.000,” katanya.
Seorang dokter yang diwawancarai Surya mengatakan, tawaran menjadi anggota MLM memang menggiurkan.
Keuntungan yang didapat dari sistem downline networking, membuat para dokter menyisipkan produk MLM ke dalam resep untuk mendapatkan keuntungan berlipat.
Hanya saja, dia sendiri tidak berani menitipkan produl MLM itu ke apotek rumah sakit.
”Saya tidak berani. Obat-obatan dan suplemen yang di apotek itu merupakan lisensi dari pabrik farmasi. Kalau MLM kan yang terdaftar nama saya sebagai member,” ungkapnya.
Selain itu, dia khawatir kehilangan pasien. Pasalnya, pasien harus menebus resep jauh lebih mahal ketimbang biasanya.
Dokter tersebut memilih menjadi member pasif ketimbang aktif memasarkan produk MLM-nya sampai ke apotek rumah sakit.
lanjutnya lagi gan
Quote:
Obat MLM Hanya Bisa Diperoleh di Apotek Yang Ditunjuk Dokter
Seorang pegawai apotek, Laras (bukan nama sebenarnya), membenarkan bahwa obat MLM hanya bisa diperoleh di apotek yang ditunjuk sang dokter.
Laras mengaku pernah kebingungan ketika melihat deretan tulisan dari resep yang diberikan keluarga pasien di apotek tempatnya bekerja.
Dia heran, ada satu tulisan di resep itu yang tidak dia kenali. Padahal sudah bertahun-tahun dia bekerja di dunia obat-obatan.
Ada beberapa obat yang tercantum di resep yang ditulis seorang dokter spesialis kandungan yang berpraktek di rumah sakit swasta terkemuka di Sidoarjo dan Surabaya, asing di matanya.
“Bukan obat sih, sepertinya suplemen. Cuma saya tidak pernah tahu merk itu,” akunya kepada Surya.
Beberapa kali Laras mengamati rak obat. Dia ingin memastikan apakah suplemen yang ditulis sang dokter terlewat dari pangamatannya.
Usahanya gagal. Tidak ada obat atau suplemen yang bermerek sejenis.
Laras akhirnya bertanya kepada seniornya di apotek milik rumah sakit itu. Tanpa diduga, si senior langsung mengenali obat tersebut.
Ia semakin heran karena rekan kerja tahu obat itu hanya dengan melihat siapa dokter yang menuliskan resep.
”Coba cari di rak sebelah sana,” kata Laras menirukan perintah rekan kerjanya.
Benar juga, tanpa kesulitan, Laras berhasil menemukan suplemen yang belum pernah dia lihat sebelumnya.
”Kalau cari suplemen dari dokter itu, ternyata di rak khusus,” imbuhnya terkekeh.
Apotek tersebut rupanya menyediakan tempat khusus bagi sang dokter spesialis kandungan itu.
Dia tempat khusus tersebut, ungkap Laras, terdapat 15 sampai 20 suplemen milik sang dokter. Semuanya produk dari perusahaan MLM.
Sejumlah sumber memastikan, dokter yang dimaksud Laras itu member sebuah perusahaan MLM. Bahkan dia menjadi anggota di banyak MLM.
”Dokter itu nitip produk perusahaan MLM di mana dia menjadi membernya (anggota),” ungkap Laras.
Nah gimana menurut agan-agan sekalian,ane sih


kalo ada persetujuan dari pasien sih ga papa,tapi ini

Quote:
Sekian dari ane gan,ane gak ada niat ngejelek-jelekin siapapun. semoga bermanfaat 

Quote:
Sumber : http://surabaya.tribunnews.com/
0
6.8K
Kutip
80
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan