- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Berhenti Jualan Bensin Eceran, Beralih Dagang Kacang


TS
golagoli2013
Berhenti Jualan Bensin Eceran, Beralih Dagang Kacang
Sisi Lain Kaum Urban Menyikapi Kenaikan BBM
SUMBER
Spoiler for 1:
Quote:
Menjalani roda kehidupan memang kadang di bawah kadang di atas. Namun manusia harus tetap bisa bertahan bagaimana pun situasinya. Dono Suprato warga Rt 03/02 Kelurahan Salabatu Kecamatan Cikole Kota sukabumi, enggan berharap belas kasihan orang lain, meski kondisi ekonominya sedang pahit. Rencana kenaikan BBM membuatnya berhenti jualan bensin eceran karena SPBU tidak melayaninya lagi. Tak patah arang, pria 68 tahun ini beralih jadi pedagang kacang.
Dono sehari-hari berjualan bensin eceran di Jalan Surya Kencana. Namun sejak tiga hari terakhir, aktifitas yang sudah dijalani empat tahun itu terpaksa dihentikan. Kenamakah pelanggan sekarang pergi? Entahlah, pelanggan bernopol hitam yang menjadi langganan kini berpaling, Dono rindu pada pemilik mobil Plat Merah marun yang menjadi pelanggannya setiap pagi. Sambil kecut berbicara dengan setengah Nada pilu.
Rencana kenaikan harga BBM memang berimbas pada penurunan pengiriman BBM ke SPBU sehinga sejumlah pengecer tidak diperbolehkan untuk membeli bensin di SPBU. Kebijakan yang menurut Dono tidak masuk akal, karena pengecer dituding berpotensi melakukan penimbunan BBM. “Justru dengan lembannya penentuan kenaikan BBM, cuma wacana saja, memberi peluang ke pengusaha untuk melakukan penimbunan. Kami punya uang berapa untuk menimbun bensin,” keluh Dono.
Situasi tersebut membuat sebagian orang yang mencari penghasilan dari berjualan bensin eceran, gulung tikar. Dengan adanya larangan pembelian untuk pengecer memang membuat ‘Abah Dono’ (Begitu Ia biasa dipanggil) tak lagi menjadi pemasok bensin kepada pelanggan setianya. Pria yang hampir semua rambutnya putih tersebut tidak putus asa. Kini Bah Dono beralih Profesi menjadi pemasok dagangan kacang ke sejumlah warung. “Kita masih butuh makan, maka kita harus bekerja,” ujar Pengecer bensin yang gulung tikar itu kepada Radar Sukabumi, kemarin.
Demi keluarga Bah Dono semangat dan bekerja keras. Di rumah kontrakan yang dihuni tujuh anggota keluarga tersebut Bah Dono membuat kesibukan baru dengan membuat makanan ringan dengan bahan pokok kacang tanah, lalu didistribusikan ke warung-warung. “Meskipun keuntungan tidak seberapa, tapi saya tetap berusaha. Yang penting tidak meminta-minta di jalan,” lirihnya.
Ditanya setelah harga BBM normal apakah mau berjualan bensin lagi? Dirinya sigap menjawab, Iya. Kalau modalnya tidak terpakai Ia akan berjualan lagi karena pasti pelanggan menunggu di luar sana, dari kalangan tukang ojek sampai pejabat Pemkot pasti merindukan pelanyanan Bah Dono. “Pejabat juga kerap membeli bensin eceran saya,” tukasnya.(*/t)
Dono sehari-hari berjualan bensin eceran di Jalan Surya Kencana. Namun sejak tiga hari terakhir, aktifitas yang sudah dijalani empat tahun itu terpaksa dihentikan. Kenamakah pelanggan sekarang pergi? Entahlah, pelanggan bernopol hitam yang menjadi langganan kini berpaling, Dono rindu pada pemilik mobil Plat Merah marun yang menjadi pelanggannya setiap pagi. Sambil kecut berbicara dengan setengah Nada pilu.
Rencana kenaikan harga BBM memang berimbas pada penurunan pengiriman BBM ke SPBU sehinga sejumlah pengecer tidak diperbolehkan untuk membeli bensin di SPBU. Kebijakan yang menurut Dono tidak masuk akal, karena pengecer dituding berpotensi melakukan penimbunan BBM. “Justru dengan lembannya penentuan kenaikan BBM, cuma wacana saja, memberi peluang ke pengusaha untuk melakukan penimbunan. Kami punya uang berapa untuk menimbun bensin,” keluh Dono.
Situasi tersebut membuat sebagian orang yang mencari penghasilan dari berjualan bensin eceran, gulung tikar. Dengan adanya larangan pembelian untuk pengecer memang membuat ‘Abah Dono’ (Begitu Ia biasa dipanggil) tak lagi menjadi pemasok bensin kepada pelanggan setianya. Pria yang hampir semua rambutnya putih tersebut tidak putus asa. Kini Bah Dono beralih Profesi menjadi pemasok dagangan kacang ke sejumlah warung. “Kita masih butuh makan, maka kita harus bekerja,” ujar Pengecer bensin yang gulung tikar itu kepada Radar Sukabumi, kemarin.
Demi keluarga Bah Dono semangat dan bekerja keras. Di rumah kontrakan yang dihuni tujuh anggota keluarga tersebut Bah Dono membuat kesibukan baru dengan membuat makanan ringan dengan bahan pokok kacang tanah, lalu didistribusikan ke warung-warung. “Meskipun keuntungan tidak seberapa, tapi saya tetap berusaha. Yang penting tidak meminta-minta di jalan,” lirihnya.
Ditanya setelah harga BBM normal apakah mau berjualan bensin lagi? Dirinya sigap menjawab, Iya. Kalau modalnya tidak terpakai Ia akan berjualan lagi karena pasti pelanggan menunggu di luar sana, dari kalangan tukang ojek sampai pejabat Pemkot pasti merindukan pelanyanan Bah Dono. “Pejabat juga kerap membeli bensin eceran saya,” tukasnya.(*/t)
SUMBER


nona212 memberi reputasi
1
1.1K
Kutip
0
Balasan


Komentar yang asik ya


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan