- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
[PIC] Intervensi Asap ke Negeri Jiran, ternyata Didalangi Psh Sawit Singapore & M'sia


TS
karmila
[PIC] Intervensi Asap ke Negeri Jiran, ternyata Didalangi Psh Sawit Singapore & M'sia
![[PIC] Intervensi Asap ke Negeri Jiran, ternyata Didalangi Psh Sawit Singapore & M'sia](https://dl.kaskus.id/eoimages.gsfc.nasa.gov/images/imagerecords/81000/81431/indonesia_tmo_2013170_lrg.jpg)
![[PIC] Intervensi Asap ke Negeri Jiran, ternyata Didalangi Psh Sawit Singapore & M'sia](https://dl.kaskus.id/eoimages.gsfc.nasa.gov/images/imagerecords/81000/81431/indonesia_amo_2013170.jpg)
![[PIC] Intervensi Asap ke Negeri Jiran, ternyata Didalangi Psh Sawit Singapore & M'sia](https://dl.kaskus.id/www3.picturepush.com/photo/a/13372091/img/13372091.jpg)
Citra satelit menunjukkan asap dari Sumatera hasil pembakaran lahan untuk pembukaan lahan sawit oleh perusahaan-perusahaana asing yang umumnya berasal dari inverstor Singapore dan Malaysia, akhirnya ditiup angin ke arah negaranya sendiri. Sementara pemerintah Indonesia yang terkesan lembek dalam penegakan hukum atas ulah perusahaan-perusahaan asing itu, hanya bisa diam saja, dan tak berani menindak tegas perusahaan yang membuat titik-titik api setiap awal musim kemarau itu.Bahkan para pejabatnya terskesan lempar tanggung jawab dengan menyalahkan balik PMA kelapa sawit itu.
Spoiler for foto-foto eklusif intervensi asap dari Indonesia ke negeri jiran:
Kebakaran Terjadi di Lahan Perusahaan Malaysia-Singapura
Kamis, 20 Juni 2013 10:45 WIB |
Pekanbaru (ANTARA) - Kebakaran yang melanda sejumlah kawasan di daratan Provinsi Riau dikabarkan sebagian berada di areal perkebunan dan hutan tanaman industri milik perusahaan modal asing asal Malaysia dan Singapura. "Indikasi itu muncul setelah satelit pemantau cuaca dan pendeteksi panas bumi (NOAA) pada Selasa (18/6) merekam keberadaan sebanyak 148 titik panas di Riau, "kata Kasie Penanggulangan Kebakaran Hutan Dinas Kehutanan Provinsi Riau, Rahidi di Pekanbaru, Kamis. Menurut data NOAA yang diterbitkan pihak Dinas Kehutanan Provinsi Riau, sebagian titik panas yang diduga sebagai peristiwa kebakaran lahan tersebut berada di [url=]kawasan HTI dan perkebunan milik pemodal asing[/url], diantaranya yakni PT Langgam Inti Hibrida. Perusahaan tersebut merupakan perusahaan milik pengusaha Malaysia, dimana pada Selasa (18/6), terdapat beberapa titik kebakaran lahan di arealnya yang berlokasi di Desa Sering, Kecamatan Pelalawan, Kabupaten Pelalawan.
Kemudian, demikian Dishut, NOAA juga mendeteksi beberapa titik kebakaran lahan di kawasan perkebunan milik PT Bumi Reksa Nusa Sejati yang juga milik pengusaha Malaysia. Menurut data tersebut, sejumlah titik panas itu berda di dua lokasi areal perkebunan PT BUmi Reksa Nusa Sejati, yakni di sekitar Desa Simpang Kateman, Kecamatan Pelagiran, dan satu lagi di sekitar Desa Bente, Kecamatan Mandah, Kabupaten Indragiri Hilir. Titik panas menurut data tersebut juga berada di kawasan perkebunan milik perusahaan Malaysia lainnya, seperti PT Tunggal Mitra Plantation, PT Udaya Loh Dinawi, PT Abdi Plantation, PT Jati Jaya Perkasa, PT Multi Gambut Industry, PT Bumi Reksa Nusa Sejati, dan PT Mustika Agro Lestari.
Kemudian kebakaran juga terjadi di kawasan hutan tanam industri milik PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) yang sebagian sahamnya juga dimiliki oleh pihak asing. "Kebakaran di sekitar area industri milik perusahaan-perusahaan tersebut memang sering terjadi. Khususnya untuk pantauan NOAA, di area sejumlah perusahaan itu selalu terdeteksi titik panas ketika kemarau," kata Rahidi. Pihak Dinas Kehutanan Riau bersama sejumlah instansi terkait lainnya di daerah saat terus berupaya untuk meminimalisasi luasan kebakaran hutan atau lahan yang melanda berbagai wilayah kabupaten dan kota
http://www.antaranews.com/berita/381...rusahaan-asing
Penyebab Kabut Asap, Ulah Perusahan Singapura dan Malaysia
umat 21 Juni, 2013
BATAM, METRO: Diduga kabut asap yang berasal dari kebakaran hutan di daratan Sumatera ada keterlibatan perusahan milik Singapura dan Malaysia membuat membuat Menteri Lingkungan Hidup, Prof. Dr. Baltasar Kambuaya, MBA marah. Pasalnya, Singapura dan Malaysia mempermasalahkan kabut asap yang sudah sampai ke negara mereka, namun tidak pernah mengawasi perusahaan milik warga negaranya. Karena dianggap sudah semakin membahayakan, Baltasar Kambuaya, MBA berencana akan segera memantau kebakaran hutan yang terjadi di beberapa wilayah di Sumatera. Kepada wartawan, Rabu (19/6) siang, Baltasar menyebutkan bahwa pihaknya akan segera memantau langsung titik- titik kebakaran hutan yang ada di Sumatera. “Saya akan kirim penyidik ke Sumatera. Dan besok saya akan ke Bengkalis. Ini ada indikasi pembakaran hutan dilakukan oleh perusahaan milik Singapura atau Malaysia. Kalau ini benar ada tindakan melanggar hukum, maka akan kita tindak secara hukum. Jadi Singapura dan Malaysia jangan hanya ribut saja karena ada asap, tapi harus awasi juga perusahaan mereka,” katanya.
Sehubungan dengan keluhan Singapura dan Malaysia terkait asap tebal tersebut, Baltasar menyebutkan bahwa pihaknya telah bertemu dengan pihak pemerintah Singapura dan Malaysia. Kedua negara tersebut mengaku bahwa sejauh ini tidak mempermasalahkan kabut asap yang melanda negara mereka. “Mereka tidak mempermasalahkannya, karena memang arah anginnya kesana. Namun, kita minta kepada mereka jangan hanya protes saja tentang asapnya, tapi awasi juga perusahaannya,” ujar Baltasar lagi. Sementara itu, dari pantauan BMKG saat ini, tercatat terdapat 194 titik api di wilayah Sumatera yang terkonsentrasi di Riau, Jambi dan Sumatera Selatan. Karena inilah kabut asap di Batam pun semakin meningkat. Saat ini diketahui jarak pandang di Batam semakin menurun menjadi 1000-2000 meter. “Kalau untuk pendaratan pesawat di Hang Nadim, tidak masalah. Kecuali jarak pandangnya sudah kurang dari 1000 meter,” kata Kepala BMKG Batam, Philip Mustamu, Rabu siang.
Philip mengatakan tidak dapat memastikan situasi ini berlangsung berapa lama. ” Kalau titik apinya masih ada, maka kabut asap akan terus berlangsung dan tergantung arah anginnya juga,” ujar Philip. Arah angin bertiup dari barat daya hingga barat laut. Kondisi ini me mungkinkan penyebaran asap di wilayah Kepri dan seki tar nya.
http://posmetrobatam.com/2013/06/19/...#axzz2WnnXWni1
Asap di Singapura masuki tingkat bahaya
20 Juni 2013 - 13:29 WIB
![[PIC] Intervensi Asap ke Negeri Jiran, ternyata Didalangi Psh Sawit Singapore & M'sia](https://dl.kaskus.id/wscdn.bbc.co.uk/worldservice/assets/images/2013/06/20/130620105432_peta.gif)
Singapura dan Indonesia menggelar rapat darurat hari ini setelah kabut asap yang meliputi negara itu meningkat ke level berbahaya.Menteri Lingkungan Singapura mengatakan bahwa timnya akan "bersikeras meminta tindakan jelas" dari Indonesia.Pada Rabu (19/06) malam lalu, indeks standar polusi di Singapura (PSI) mencapai 321 yang berarti berbahaya. Indeks PSI mengindikasikan bila angka melebihi 200 berarti "sangat tidak sehat" dan bila melebihi 300 berarti "berbahaya." Indeks ini melebihi rekor sebelumnya dan telah mendorong pemerintah setempat mengeluarkan peringatan tentang masalah kesehatan.
Kabut asap ini disebabkan oleh pembakaran hutan secara ilegal yang terjadi di Pulau Sumatra.
Gedung-gedung di Singapura telah dipenuhi polusi udara dan bau kayu yang terbakar memenuhi negara pulau itu. Perdana Menteri Singapura, Lee Hsieng Loong, meminta warganya untuk "sebisa mungkin tetap di dalam ruangan dan menghindari aktivitas berat di luar ruang." Pihak militer juga dilaporkan telah menunda semua pelatihan yang semula akan diadakan di ruang terbuka. Kualitas udara yang buruk telah meningkatkan pembelian masker udara dan beberapa toko kehabisan persediaan mereka.
Antisipasi Indonesia
Pemerintah Indonesia terkait keprihatinan Singapura atas kabut asap dan menurunnya kualitas udara ini menyatakan telah melakukan langkah-langkah antisipasinya. Salah satu langkah yang dilakukan adalah rencana hujan buatan ketika diperlukan untuk memadamkan kebakaran lahan dan hutan. BNPB sebagai koordinator dan BPPT sebagai pelaksana dari hujan buatan tersebut dengan waktu pelaksanaan tergantung dengan kebutuhan di lapangan. Berdasarkan pantauan titik api tanggal 18 Juni 2013 berdasarkan data satelit NOAA18 di Kementerian Kehutanan, jumlah titik api di Riau 148 titik, Jambi 26 titik, Kalbar 22 titik, Sumsel 6 titik, dan Sumbar 5 titik.
"Kami mengharapkan pemerintah Malaysia dan Singapura juga memberitahu pengusaha mereka untuk mengadopsi kebijakan layak sehingga kita bisa mengatasi masalah ini bersama."
Fenomena terjebaknya kabut asap di wilayah Singapura, meskipun jumlah dan luas titik api elatif kecil, disebabkan pengaruh dari anomali cuaca.Munculnya pusat-pusat tekanan rendah merubah sirkulasi massa uap air. Hal ini mengakibatkan terjadinya bencana asap yang tidak mengikuti pola umum.BMKG menyatakan bahwa siklon Yagi dan Siklon Leepi yang berada di timur laut Philipina menyebabkan tertariknya massa udara dari Indonesia ke arah Philipina. Kabut asap dari daerah Riau juga mengalir ke arah Philipina melalui Singapura sehingga kualitas udara mengganggu Singapura. Terkait protes dari Singapura Menkokesra Agung Laksono dalam rapat koordinasi penanganan bencana tersebut mengatakan ''Singapura jangan seperti anak-anak. Ini bukan Indonesia yang mau, tetapi atas pengaruh alam.''
Sebelumnya Hadi Daryanto, seorang pejabat Kementerian Kehutanan Indonesia mengatakan : ''Teknik pembalakan dan pembakaran digunakan di lahan yang murah sebagai metode pembersihan dan itu bukan hanya digunakan oleh petani lokal, tetapi juga karyawan perusahaan minyak sawit termasuk yang dimiliki oleh pengusaha Singapura dan Malaysia.''
"Kami mengharapkan pemerintah Malaysia dan Singapura juga memberitahu pengusaha mereka untuk mengadopsi kebijakan layak sehingga kita bisa mengatasi masalah ini bersama.''
http://www.bbc.co.uk/indonesia/dunia...ingapura.shtml
Menko Kesra Soal Asap:
Punya Banyak Perusahaan Sawit di Sumatera, Singapura Harus Introspeksi
Kamis, 20/06/2013 12:33 WIB
Jakarta - Polusi asap di Singapura akibat kebakaran lahan di Sumatera mengganggu aktivitas di negara tersebut. Singapura menyampaikan kritikannya kepada pemerintah Indonesia melalui sejumlah media. Namun semestinya Singapura introspeksi diri, sebab lahan yang terbakar di Sumatera sebagian besar justru milik perusahaan asal 'negeri Singa' itu. "Dan banyak perusahaan-perusahaan sawit yaitu pemiliknya Singapura dan Malaysia. Jangan marah kepada kita. Seharusnya mereka introspeksi juga," ujar Menko Kesra Agung Laksono usai pembukaan 'Sosialisasi BBM dan P4S (Program Percepatan dan Perluasan Perlindungan Sosial) di Hotel Marlynn Park, Jalan KH Hasyim Asy'ari, Jakarta Pusat, Kamis (20/6/2013). Agung mengatakan, jika pembakaran lahan dilakukan secara sengaja, pihak pemilik lahan baik individu ataupun korporasi dapat dipidana dan dipenjara. Agung mengaku pihaknya telah memperoleh data dari Kementerian Lingkungan Hidup terkait perusahaan-perusahaan kelapa sawit yang diduga melakukan pelanggaran pembukaan lahan dengan melakukan pembakaran lahan. Beberapa perusahaan itu diduga milik Singapura dan Malaysia. "Kita belum mau sebut nama, karena belum pasti," tutur Agung.
Sebelumnya, sejumlah perusahaan yang memiliki perkebunan kelapa sawit di Indonesia dan tercatat di bursa Singapura membantah menggunakan metode pembakaran hutan untuk membersihkan lahannya. Teknik pembersihan lahan dengan menebang dan membakar perkebunan merupakan penyebab utama dari krisis asap yang kini melanda Singapura dan Malaysia. Banyak perusahaan yang sahamnya terdaftar di Singapura memiliki lahan perkebunan di wilayah Indonesia, terutama di Sumatera dan Kalimantan. Seperti dilansir Straits Times, Kamis (20/6/2013), perusahaan-perusahaan tersebut kompak membantah. Mereka menyatakan bahwa pihaknya memilih opsi pendekatan mekanis, yakni dengan menggunakan ekskavator dan buldoser dalam membersihkan lahan sebelum ditanami kembali. Sejumlah perusahaan bahkan menegaskan, pihaknya selalu mengawasi dan memantau para kontraktor dan sub-kontraktor mereka di Indonesia demi memastikan bahwa kebijakan tanpa pembakaran (no-burn) memang diterapkan.
Salah satu perusahaan tersebut ialah First Resources yang terdaftar di Singapura memiliki 158 ribu hektare perkebunan kelapa sawit. Sebagian besar perkebunan milik First Resources memang berada di wilayah Riau, sedangkan sisanya di wilayah Kalimantan Barat dan Kalimantan Timur. "Kami didukung oleh kontraktor yang terikat kontrak untuk mematuhi kebijakan zero-burning," ucap juru bicara First Resources. Menteri Lingkungan Hidup Singapura Vivian Balakrishnan juga mengkritik pemerintah Indonesia terkait kebakaran hutan di Sumatera. "Selama sekian lama, kepentingan komersil di Indonesia telah dibiarkan mengesampingkan keprihatinan lingkungan hidup," cetus pejabat tinggi Singapura itu seperti dilansir kantor berita AFP, Rabu (19/6/2013). Menurut Badan Lingkungan Hidup Nasional Singapura, NEA, setidaknya 138 titik api terdeteksi di wilayah Sumatera. Kondisi kabut asap ini diperkirakan akan terus berlangsung selama beberapa hari ke depan. Kebakaran hutan di Sumatera ini biasanya terjadi tiap kali musim kemarau.
[url]http://news.detik..com/read/2013/06/20/123339/2278875/10/punya-banyak-perusahaan-sawit-di-sumatera-singapura-harus-introspeksi?nd771104bcj[/url]
---------------
Kritik untuk dua pejabat Indonesia yang menjawab asal-asalan saja itu. Jawaban seperti diatas, bahwa kesalahannya adalah akibat ulah PMA kelapa sawit asal Malaysia dan Singapore sendiri, bukanlah jawaban yang cerdas. Hal itu justru memperlihatkan betapa lemah dan lembeknya penegakan hukum di negara kita. Kalau emang sudah tahu mereka salah, yaa perusahaan asing itu dikenakan sanksi keras, misalnya izinnya di cabut dari Indonesia. Atau setidaknya dikenakan beban biaya penanggulangan kerusakaan lingkungan dan kerugian ekonomi dan sosial yang diakibatkan ulah mereka, misalnya di denda 2 milyar dollar. Apa dikira yang menderita itu hanya penduduk di negeri jiran saja? Bahkan penduduk kita di kepulauan Riau dan Kalimantan, juga menanggung akibat yang sama akibat ulah PMA itu.

Diubah oleh karmila 21-06-2013 07:06
0
3.6K
19


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan