- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Perbedaan Fobia dan Rasa Takut biasa
TS
generasi
Perbedaan Fobia dan Rasa Takut biasa
Halo gan/sis, numpang share informasi ya, moga" ga repost nih
Langsung aja ya...
TEMPO.CO , Jakarta - Jangan terburu merasa rendah diri ketika Anda divonis oleh sekeliling sebagai orang yang penakut. Sebab, rasa takut dapat melindungi Anda dari keadaan bahaya. Meski begitu, Anda harus dapat membedakan mana yang termasuk rasa takut dan mana yang merupakan fobia. Sebab hampir 19 juta warga Amerika merasa tidak memiliki rasa takut, tapi mereka menderita fobia yang parah.
Rasa takut, menurut situs kesehatan Webmd, tidak akan menimbulkan pemikiran yang irasional ketika seseorang harus menghadapi situasi tertentu. Sedangkan fobia sebaliknya. Ketika menghadapi situasi tertentu, fobia dapat membuat Anda melakukan hal yang irasional. Terkadang hal yang irasional ini dapat membuat Anda tidak dapat melakukan apa-apa.
Meskipun jenis fobia banyak dan berbagai macam, secara umum fobia dibagi menjadi tiga. Yaitu, agoraphobia atau kelainan bersifat intensif berupa perasaan tidak nyaman berada di tempat umum sehingga kesulitan untuk bersosialisasi dengan kehidupan sekitarnya. Fobia sosial atau perasaan takut tidak dapat diterima dalam setiap situasi sosial. Dan fobia spesifik atau ketakutan yang tidak rasional
terhadap suatu obyek atau situasi yang spesifik.
Selain ketiga jenis fobia yang paling umum itu, ada pula jenis fobia yang tidak biasa, yang disebut dengan claustrophobia. Fobia jenis ini merupakan ketakutan yang tidak normal terhadap ruang sempit dan tertutup. Orang yang menderita claustrophobia akan kesulitan menaiki lift atau memasuki terowongan.
Salah satu contoh fobia spesifik adalah fobia binatang atau serangga. Fobia ini timbul akibat adanya trauma masa kecil, dan biasanya dapat hilang setelah seseorang menginjak usia dewasa. Namun, beberapa psikolog menyebutkan, ada kasus tertentu di mana fobia ini tidak dapat hilang karena trauma yang dialami cukup berat.
Selain fobia terhadap binatang dan serangga, ada pula fobia spesifik lainnya, seperti brontophobia atau ketakutan terhadap petir; acrophobia atau takut terhadap ketinggian; aerophobia atau ketakutan terbang; blood phobia atau ketakutan terhadap darah, suntikan, dan luka; triskaidekaphobia atau takut terhadap angka 13, emetophobia atau ketakutan akan muntah, dan neophobia atau takut menjadi tua.
Semoga bermanfaat
Langsung aja ya...
TEMPO.CO , Jakarta - Jangan terburu merasa rendah diri ketika Anda divonis oleh sekeliling sebagai orang yang penakut. Sebab, rasa takut dapat melindungi Anda dari keadaan bahaya. Meski begitu, Anda harus dapat membedakan mana yang termasuk rasa takut dan mana yang merupakan fobia. Sebab hampir 19 juta warga Amerika merasa tidak memiliki rasa takut, tapi mereka menderita fobia yang parah.
Rasa takut, menurut situs kesehatan Webmd, tidak akan menimbulkan pemikiran yang irasional ketika seseorang harus menghadapi situasi tertentu. Sedangkan fobia sebaliknya. Ketika menghadapi situasi tertentu, fobia dapat membuat Anda melakukan hal yang irasional. Terkadang hal yang irasional ini dapat membuat Anda tidak dapat melakukan apa-apa.
Meskipun jenis fobia banyak dan berbagai macam, secara umum fobia dibagi menjadi tiga. Yaitu, agoraphobia atau kelainan bersifat intensif berupa perasaan tidak nyaman berada di tempat umum sehingga kesulitan untuk bersosialisasi dengan kehidupan sekitarnya. Fobia sosial atau perasaan takut tidak dapat diterima dalam setiap situasi sosial. Dan fobia spesifik atau ketakutan yang tidak rasional
terhadap suatu obyek atau situasi yang spesifik.
Selain ketiga jenis fobia yang paling umum itu, ada pula jenis fobia yang tidak biasa, yang disebut dengan claustrophobia. Fobia jenis ini merupakan ketakutan yang tidak normal terhadap ruang sempit dan tertutup. Orang yang menderita claustrophobia akan kesulitan menaiki lift atau memasuki terowongan.
Salah satu contoh fobia spesifik adalah fobia binatang atau serangga. Fobia ini timbul akibat adanya trauma masa kecil, dan biasanya dapat hilang setelah seseorang menginjak usia dewasa. Namun, beberapa psikolog menyebutkan, ada kasus tertentu di mana fobia ini tidak dapat hilang karena trauma yang dialami cukup berat.
Selain fobia terhadap binatang dan serangga, ada pula fobia spesifik lainnya, seperti brontophobia atau ketakutan terhadap petir; acrophobia atau takut terhadap ketinggian; aerophobia atau ketakutan terbang; blood phobia atau ketakutan terhadap darah, suntikan, dan luka; triskaidekaphobia atau takut terhadap angka 13, emetophobia atau ketakutan akan muntah, dan neophobia atau takut menjadi tua.
Semoga bermanfaat
0
6.2K
14
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan