- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Tak Melawan, Pengungsi Syiah Hanya Bisa Berteriak


TS
Jeschen
Tak Melawan, Pengungsi Syiah Hanya Bisa Berteriak
TEMPO.CO, Jakarta- Para pengungsi syiah Sampang tidak bisa melawan keinginan warga sunni yang menginginkan mereka tidak hanya meninggalkan GOR Sampang sebagai tenpat pengungsian, tapi juga meninggalkan bumi Madura.
Perlawanan mereka hanya berupa teriakan-teriakan serak tidak puas dan umpatan-umpatan pedas atas perlakuan yang mereka terima.
Pantauan Tempodi dalam GOR Sampang, sejumlah kardus alas tidur berserak terkoyak di dalam gedung olahraga yang berada di depan lapangan olahraga Sampang, Kamis siang, 20 Juni 2013.
Sejumlah pengungsi berkumpul di bawah tribun Barat di dalam gedung olahraga ini. Sejumlah pria berseragam satuan polisi pamong praja Kabupaten Sampang tak henti-hentinya meminta kepada para pengungsi Sampang agar meninggalkan gedung.
Tak hanya melalui ucapan saja permintaan meninggalkan gedung itu mereka umbar. Namun olah gerak tangan seperti layaknya menggiring bebek mereka peragakan.
Diperlakukan seperti itu, terutama kaum perempuan hanya bisa berteriak lantang dan mengumpat pedas terhadap kebijakan pengusiran mereka dari GOR Sampang ini. Mereka ingin bertahan, namun tidak bisa melawan pengusiran mereka ini.
Sementara itu, ribuan santri dan warga Sampang seolah mengepung gedung olahraga yang selama ini menjadi tempat pengungsian warga syiah. Mereka menyaksikan proses perpindahan. Sesekali sorak sorai terdengar dari kerumunan ribuan warga dan santri ini. Mereka berkumpul di luar pagar di depan GOR.
Ratusan polisi dan brimob membuat pagar betis untuk mencegah warga penolak syiah tidak memaksa masuk ke areal GOR. Di halaman GOR, tak kurang dari 100 anggota brimob juga ikut berjaga. Baru sekitar pukul 15.00 WIB, warga syiah Sampang ini dievakuasi keluar gedung dengan pengawalan ketat.
Wakil Bupati Sampang, Fadillah Budiono terlihat aktif memantau jalannya evakuasi dengan dibantu satuan tanggap bencana serta satuan polisi pamong praja.
DAVID PRIYASIDHARTA
http://www.tempo.co/read/news/2013/0...Bisa-Berteriak

Sejumlah santri usai melakukan istighotsa penolakan aliran Syiah di alun-alun Wijaya Kusuma, Sampang, Madura, (20/6). Santri dari Badan Shilaturrahmi Ulama Pesantren Madura menolak keberadaan warga Syiah di Madura. TEMPO/Fully Syafi
ya sudahlah
Smoga ditempat baru bisa hidup lebih baik
Perlawanan mereka hanya berupa teriakan-teriakan serak tidak puas dan umpatan-umpatan pedas atas perlakuan yang mereka terima.
Pantauan Tempodi dalam GOR Sampang, sejumlah kardus alas tidur berserak terkoyak di dalam gedung olahraga yang berada di depan lapangan olahraga Sampang, Kamis siang, 20 Juni 2013.
Sejumlah pengungsi berkumpul di bawah tribun Barat di dalam gedung olahraga ini. Sejumlah pria berseragam satuan polisi pamong praja Kabupaten Sampang tak henti-hentinya meminta kepada para pengungsi Sampang agar meninggalkan gedung.
Tak hanya melalui ucapan saja permintaan meninggalkan gedung itu mereka umbar. Namun olah gerak tangan seperti layaknya menggiring bebek mereka peragakan.
Diperlakukan seperti itu, terutama kaum perempuan hanya bisa berteriak lantang dan mengumpat pedas terhadap kebijakan pengusiran mereka dari GOR Sampang ini. Mereka ingin bertahan, namun tidak bisa melawan pengusiran mereka ini.
Sementara itu, ribuan santri dan warga Sampang seolah mengepung gedung olahraga yang selama ini menjadi tempat pengungsian warga syiah. Mereka menyaksikan proses perpindahan. Sesekali sorak sorai terdengar dari kerumunan ribuan warga dan santri ini. Mereka berkumpul di luar pagar di depan GOR.
Ratusan polisi dan brimob membuat pagar betis untuk mencegah warga penolak syiah tidak memaksa masuk ke areal GOR. Di halaman GOR, tak kurang dari 100 anggota brimob juga ikut berjaga. Baru sekitar pukul 15.00 WIB, warga syiah Sampang ini dievakuasi keluar gedung dengan pengawalan ketat.
Wakil Bupati Sampang, Fadillah Budiono terlihat aktif memantau jalannya evakuasi dengan dibantu satuan tanggap bencana serta satuan polisi pamong praja.
DAVID PRIYASIDHARTA
http://www.tempo.co/read/news/2013/0...Bisa-Berteriak

Sejumlah santri usai melakukan istighotsa penolakan aliran Syiah di alun-alun Wijaya Kusuma, Sampang, Madura, (20/6). Santri dari Badan Shilaturrahmi Ulama Pesantren Madura menolak keberadaan warga Syiah di Madura. TEMPO/Fully Syafi
ya sudahlah
Smoga ditempat baru bisa hidup lebih baik
Diubah oleh Jeschen 20-06-2013 23:42
0
3.7K
56


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan