- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
PPS Panca Daya,izinkan kami memperkenalkan diri (maaf jika salah kamar)


TS
junkerbata
PPS Panca Daya,izinkan kami memperkenalkan diri (maaf jika salah kamar)
Selamat Pagi,siang,sore,dan malam agan dan sista sekalian 
silahkan dibaca dulu gan dan sist sampai habis
ini bukan sekedar trit promosi aja,tapi ada bacaan juga yang mungkin bermanfaat
sebelumnya ane minta maaf jika trit ane mengganggu
untuk momod,jika trit ane salah kamar,tolong dipindahkan ke tempat yang semestinya
ane disini mau memperkenalkan kepada agan dan sista sekalian tentang perguruan pencak silat (PPS),namanya PPS Panca Daya
oke deh,kita mulai dari pendahuluan
siapa tau dengan dibuatnya trit ini,agan dan sista ada yang berminat masuk ke PPS Panca Daya
sebelumnya,ane selaku TS tidak mengharapkan cendol ataupun bata,ane cuma mengharapkan respon dari agan dan sista sekalian
dan kalau bisa
selamat membaca agan dan sista

Pendahuluan
Dalam usianya yang relatif muda, PPS. Panca Daya telah mengembangkan sayapnya hampir
ke seluruh pelosok tanah air yang kita cintai ini. Sebagian besar dari para ikhwan hanya tertarik
pada tenaga dalam untuk kepentingan beladiri semata. Padahal tenaga dalam yang kita manfaatkan adalah perwujudan dari kenyataan bahwa manusia sesungguhnya tiada daya dan tiada upaya, melainkan hanya bersandar pada kekuasaan Tuhan yang tiada batas.Maka kita sebut Tenaga Dalam Sejati. Tenaga ini bisa dipergunakan untuk mencukupi berbagai keperluan yang meliputi segenap seluk-beluk hidup. Singkat kata, diperlukan untuk mencapai sukses dalam hidup di dunia dan akhirat, apa pun profesi seseorang di tengah-tengah masyarakat.
Iradat (kehendak) Tuhan itu tunggal
Iradat Tuhan ialah agar manusia, siapa pun dia, dalam menjalankan dharmanya hidup, mentaati Aturan Kejadian sebagai aturan hidup yang telah ditetapkan olehNya. Menjalankan iradatNya itu disebut mengabdi (beribadat). Dengan menjalankan iradatNya seseorang akan disertai oleh kodrat (kekuasaan)Nya. Adapun yang mewujudkan kodratNya adalah daya yang menjadikan jagad raya ini. Ia menjadikan dari tidak ada menjadi ada, dalam arti bahwa yang semula baru berupa ide, sesuatu yang abstrak, kemudian menjadi sesuatu yang kongkrit. Maka kita namakan daya tersebutDaya Menjadikan Ex Nihilo. Inilah yang di PPS. Panca Daya kita angkat sebagai Tenaga Dalam Sejati.
Tenaga tersebut sudah ada pada diri setiap manusia semenjak lahir. Tenaga itulah yang menjadikan pada awal mulanya, kemudian mempertahankan adanya, menjaga keutuhannya, dan bahkan mencukupi segala kebutuhan hidupnya. Namun kebanyakan dari manusia tidak mengetahuinya. Maka kebanyakan juga tidak dapat memanfaatkannya. Keadaannya masih laten.
Padahal tenaga tersebut disediakan bagi manusia untuk dimanfaatkan sebagai kemenangan yang dijanjikan oleh Tuhan. Jadi sesuatunya ada kaitan dengan ikatan janji antara manusia dengan Tuhan. Aturan Kejadian itulah yang dijadikan ikatan janji antara keduanya. Di satu pihak Tuhan akan memerintah dengan berpegang teguh para aturan tersebut. Di lain pihak, manusia akan mengabdi kepadaNya dengan mengikuti aturan yang sama. Apabila manusia memenuhi janjinya, yaitu melaksanakan Aturan Kejadian sebagai aturan hidup yang telah ditetapkan olehNya, ia dijadikan khalifah di muka bumi dan diberi hak untuk menggunakan tenaga dalam sejati dalam memenuhi amanatNya.
INDEX THREAD

silahkan dibaca dulu gan dan sist sampai habis
ini bukan sekedar trit promosi aja,tapi ada bacaan juga yang mungkin bermanfaat

sebelumnya ane minta maaf jika trit ane mengganggu
untuk momod,jika trit ane salah kamar,tolong dipindahkan ke tempat yang semestinya

ane disini mau memperkenalkan kepada agan dan sista sekalian tentang perguruan pencak silat (PPS),namanya PPS Panca Daya
oke deh,kita mulai dari pendahuluan

siapa tau dengan dibuatnya trit ini,agan dan sista ada yang berminat masuk ke PPS Panca Daya

sebelumnya,ane selaku TS tidak mengharapkan cendol ataupun bata,ane cuma mengharapkan respon dari agan dan sista sekalian

dan kalau bisa

selamat membaca agan dan sista


Hidup Kebenaran Kasih
Quote:
Pendahuluan
Dalam usianya yang relatif muda, PPS. Panca Daya telah mengembangkan sayapnya hampir
ke seluruh pelosok tanah air yang kita cintai ini. Sebagian besar dari para ikhwan hanya tertarik
pada tenaga dalam untuk kepentingan beladiri semata. Padahal tenaga dalam yang kita manfaatkan adalah perwujudan dari kenyataan bahwa manusia sesungguhnya tiada daya dan tiada upaya, melainkan hanya bersandar pada kekuasaan Tuhan yang tiada batas.Maka kita sebut Tenaga Dalam Sejati. Tenaga ini bisa dipergunakan untuk mencukupi berbagai keperluan yang meliputi segenap seluk-beluk hidup. Singkat kata, diperlukan untuk mencapai sukses dalam hidup di dunia dan akhirat, apa pun profesi seseorang di tengah-tengah masyarakat.
Quote:
Tujuan didirikan PPS. Panca Daya
PPS. Panca Daya didirikan di Depok (Jawa Barat) pada tanggal 1 November tahun 1989,
dengan tujuan:
PPS. Panca Daya didirikan di Depok (Jawa Barat) pada tanggal 1 November tahun 1989,
dengan tujuan:
Spoiler for 1.:
Untuk ikut serta memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyarakat,
Spoiler for 2.:
Untuk ikut serta melestarikan dan mengembangkan kebudayaan asli bangsa sendiri, khususnya Seni Beladiri Pencak Silat, termasuk nilai-nilai luhur yang terdapat di dalamnya, dan
Spoiler for 3.:
Untuk ikut membentuk manusia Indonesia seutuhnya berdasarkan PANCASILA dan UUD 1945.
Quote:
Aktivitas PPS. Panca Daya
Manusia terdiri dari jiwa dan raga, dua sisi dari hidup manusia yang saling menggenapi. Masing-masing mempunyai kebutuhan yang harus dipenuhi, tetapi keduanya juga membutuhkan pegangan untuk kepentingan bersama, yaitu agar keduanya tetap bersatu setidak-tidaknya selama mungkin, sehingga dapat memperpanjang usia dan membuat diri awet muda. Oleh karena itu, di samping berolahraga kita pun berolah jiwa. Secara umum yang termasuk olah jiwa adalah:
Ketiganya diperlukan untuk mengerti cara berpikir yang korek, untuk membentuk akhlak yang tinggi, dan untuk membangun kepribadian yang kuat, sehingga tidak mudah hanyut terbawa oleh arus globalisasi.
Namun, kita tidak boleh berhenti di situ saja. Sesuatunya hanya diperlukan sebagai persiapan (pra-conditioning) untuk dapat mengerti azas dan tujuan hidup. Dasarnya adalah iman, karena manusia dan hidupnya tidak mungkin dapat dipisahkan dengan adaNya dan keberadaan Tuhan dalam tatanan hidupNya.
Manusia terdiri dari jiwa dan raga, dua sisi dari hidup manusia yang saling menggenapi. Masing-masing mempunyai kebutuhan yang harus dipenuhi, tetapi keduanya juga membutuhkan pegangan untuk kepentingan bersama, yaitu agar keduanya tetap bersatu setidak-tidaknya selama mungkin, sehingga dapat memperpanjang usia dan membuat diri awet muda. Oleh karena itu, di samping berolahraga kita pun berolah jiwa. Secara umum yang termasuk olah jiwa adalah:
Spoiler for 1.:
Olah Cipta (logika) : hal ini diperlukan untuk membedakan antara yang benar dan yang salah,
Spoiler for 2.:
Olah Rasa (estetika): hal ini diperlukan untuk membedakan antara yang indah dan yang buruk,
Spoiler for 3.:
Olah Karsa (etika): hal ini diperlukan untuk membedakan antara yang baik dan yang jahat.
Ketiganya diperlukan untuk mengerti cara berpikir yang korek, untuk membentuk akhlak yang tinggi, dan untuk membangun kepribadian yang kuat, sehingga tidak mudah hanyut terbawa oleh arus globalisasi.
Namun, kita tidak boleh berhenti di situ saja. Sesuatunya hanya diperlukan sebagai persiapan (pra-conditioning) untuk dapat mengerti azas dan tujuan hidup. Dasarnya adalah iman, karena manusia dan hidupnya tidak mungkin dapat dipisahkan dengan adaNya dan keberadaan Tuhan dalam tatanan hidupNya.
Quote:
Perihal iman
Secara umum iman artinya percaya, tetapi kita tidak percaya kepada sesuatu yang absurd. Kita hanya percaya kepada sesuatu yang mungkin. Jadi iman itu harus berdasar, sehingga dapat dipertanggung-jawabkan baik terhadap sesama manusia maupun Tuhan. Iman sifatnya metarasional.
Iman itu harus berbuah dan buahnya harus dapat dipetik dan dinikmati sekarang juga selagi hayat masih dikandung badan. Bila iman kita berbuah, itu dapat dijadikan tanda bahwa iman kita betul dan amal kita diterima oleh Tuhan. Iman yang tidak berbuah adalah iman yang mati.
Iman harus disertai dengan ilmunya. Ilmu harus diamalkan. Jadi iman, ilmu, dan amal harus berjalan setapak.Hanya iman demikian itulah yang dapat berbuah!
Untuk keperluan tersebut harus diperhatikan firmanNya yang mengatakan, bahwa tidak seorang pun beriman, kecuali dengan ijin Allah. Nah, sudahkah kita beriman seijin Allah? Lalu bagaimanakah iman seijin Allah itu?
Untuk mengerti hal tersebut, kita harus mem-perhatikan pula firmanNya yang lain. Dalam firmanNya yang lain dikatakan, bahwa Tuhan tidak akan mem-biarkan seorang beriman sesukanya sendiri. Itu berarti, bahwa telah ada aturan yang telah dite-tapkan olehNya untuk ditaati, agar imannya berbuah!
Aturan tersebut adalah aturan hidup. Hidup sifatnya menjadikan. Yang dijadikan adalah apa yang menjadi cita-cita kita, suatu ideal, atau apa pun yang menjadi tujuan perbuatan. Maka aturan hidup yang telah ditetapkan olehNya itu kita namakan Aturan Kejadian.
Secara umum iman artinya percaya, tetapi kita tidak percaya kepada sesuatu yang absurd. Kita hanya percaya kepada sesuatu yang mungkin. Jadi iman itu harus berdasar, sehingga dapat dipertanggung-jawabkan baik terhadap sesama manusia maupun Tuhan. Iman sifatnya metarasional.
Iman itu harus berbuah dan buahnya harus dapat dipetik dan dinikmati sekarang juga selagi hayat masih dikandung badan. Bila iman kita berbuah, itu dapat dijadikan tanda bahwa iman kita betul dan amal kita diterima oleh Tuhan. Iman yang tidak berbuah adalah iman yang mati.
Iman harus disertai dengan ilmunya. Ilmu harus diamalkan. Jadi iman, ilmu, dan amal harus berjalan setapak.Hanya iman demikian itulah yang dapat berbuah!
Untuk keperluan tersebut harus diperhatikan firmanNya yang mengatakan, bahwa tidak seorang pun beriman, kecuali dengan ijin Allah. Nah, sudahkah kita beriman seijin Allah? Lalu bagaimanakah iman seijin Allah itu?
Untuk mengerti hal tersebut, kita harus mem-perhatikan pula firmanNya yang lain. Dalam firmanNya yang lain dikatakan, bahwa Tuhan tidak akan mem-biarkan seorang beriman sesukanya sendiri. Itu berarti, bahwa telah ada aturan yang telah dite-tapkan olehNya untuk ditaati, agar imannya berbuah!
Aturan tersebut adalah aturan hidup. Hidup sifatnya menjadikan. Yang dijadikan adalah apa yang menjadi cita-cita kita, suatu ideal, atau apa pun yang menjadi tujuan perbuatan. Maka aturan hidup yang telah ditetapkan olehNya itu kita namakan Aturan Kejadian.
Quote:
Iradat (kehendak) Tuhan itu tunggal
Iradat Tuhan ialah agar manusia, siapa pun dia, dalam menjalankan dharmanya hidup, mentaati Aturan Kejadian sebagai aturan hidup yang telah ditetapkan olehNya. Menjalankan iradatNya itu disebut mengabdi (beribadat). Dengan menjalankan iradatNya seseorang akan disertai oleh kodrat (kekuasaan)Nya. Adapun yang mewujudkan kodratNya adalah daya yang menjadikan jagad raya ini. Ia menjadikan dari tidak ada menjadi ada, dalam arti bahwa yang semula baru berupa ide, sesuatu yang abstrak, kemudian menjadi sesuatu yang kongkrit. Maka kita namakan daya tersebutDaya Menjadikan Ex Nihilo. Inilah yang di PPS. Panca Daya kita angkat sebagai Tenaga Dalam Sejati.
Tenaga tersebut sudah ada pada diri setiap manusia semenjak lahir. Tenaga itulah yang menjadikan pada awal mulanya, kemudian mempertahankan adanya, menjaga keutuhannya, dan bahkan mencukupi segala kebutuhan hidupnya. Namun kebanyakan dari manusia tidak mengetahuinya. Maka kebanyakan juga tidak dapat memanfaatkannya. Keadaannya masih laten.
Padahal tenaga tersebut disediakan bagi manusia untuk dimanfaatkan sebagai kemenangan yang dijanjikan oleh Tuhan. Jadi sesuatunya ada kaitan dengan ikatan janji antara manusia dengan Tuhan. Aturan Kejadian itulah yang dijadikan ikatan janji antara keduanya. Di satu pihak Tuhan akan memerintah dengan berpegang teguh para aturan tersebut. Di lain pihak, manusia akan mengabdi kepadaNya dengan mengikuti aturan yang sama. Apabila manusia memenuhi janjinya, yaitu melaksanakan Aturan Kejadian sebagai aturan hidup yang telah ditetapkan olehNya, ia dijadikan khalifah di muka bumi dan diberi hak untuk menggunakan tenaga dalam sejati dalam memenuhi amanatNya.
Quote:
Fungsi aturan kejadian
Aturan Kejadian itu tiada berubah-ubah (kekal). Sesuatu yang kekal sifatnya selalu rohaniah, universal, dan mutlak.Berpegang pada Aturan Kejadian tersebut, Tuhan menjadikan tiap sesuatu dengan bertolak pada suatu titik yang sama. Setelah segala sesuatu terjadi, yang dalam keseluruhannya disebut jagad raya ini, semuanya dikendalikan dari titik yang sama pula. Itu berarti, bahwa persatuan dan kesatuan merupakan hukum fundamental dalam hidup.
Berdasarkan aturan itu juga, Tuhan menjadikan berbagai jenis mahkluk dengan bentuk beraneka ragam, tetapi yang berlaku adalah prinsip BHINEKA TUNGGAL IKA. Bentuk yang berlainan tidak dimaksud untuk memisahkan, tetapi untuk membedakan, sehingga terdapat pemandangan bagaikan warna-warni bunga yang menghiasi sebuah taman. Segala sesuatu disusun dalam urutan hierarkis yang tepat, sehingga terdapat harmoni. Tuhan menciptakan berbagai agama tentunya juga dengan maksud yang sama, maka menggalang dan memelihara kerukunan antarumat beragama menjadi keharusan dalam kita menjalankan Aturan Kejadian sebagai aturan yang telah ditetapkan olehNya.
Semua mahkluk ciptaan Tuhan tunduk kepada satu titik (lihat gambar). Hal tersebut menunjukkan Bahwa Allah yang satu itu adalah Tuhan untuk semua makhluk ciptaanNya, dan khususnya bagi manusia siapa pun dia dan apa pun agama yang dianutnya. Itulah kenyataan prinsip meng-Esakan Tuhan, yang terpancang sebagai Sila I pada PANCASILA atau TAUHID sebagai tujuan setiap agama wahyu. Jadi prinsip meng-Esakan Tuhan atau TAUHID itu tidak cukup hanya diucap saja, tetapi harus diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari berupa persatuan dan kesatuan di antara sesama manusia, siapa pun dia dan apa pun agama yang dianutnya. Fungsi Aturan Kejadian adalah utnuk mewujudkan TAUHID!
Aturan Kejadian itu tiada berubah-ubah (kekal). Sesuatu yang kekal sifatnya selalu rohaniah, universal, dan mutlak.Berpegang pada Aturan Kejadian tersebut, Tuhan menjadikan tiap sesuatu dengan bertolak pada suatu titik yang sama. Setelah segala sesuatu terjadi, yang dalam keseluruhannya disebut jagad raya ini, semuanya dikendalikan dari titik yang sama pula. Itu berarti, bahwa persatuan dan kesatuan merupakan hukum fundamental dalam hidup.
Berdasarkan aturan itu juga, Tuhan menjadikan berbagai jenis mahkluk dengan bentuk beraneka ragam, tetapi yang berlaku adalah prinsip BHINEKA TUNGGAL IKA. Bentuk yang berlainan tidak dimaksud untuk memisahkan, tetapi untuk membedakan, sehingga terdapat pemandangan bagaikan warna-warni bunga yang menghiasi sebuah taman. Segala sesuatu disusun dalam urutan hierarkis yang tepat, sehingga terdapat harmoni. Tuhan menciptakan berbagai agama tentunya juga dengan maksud yang sama, maka menggalang dan memelihara kerukunan antarumat beragama menjadi keharusan dalam kita menjalankan Aturan Kejadian sebagai aturan yang telah ditetapkan olehNya.
Semua mahkluk ciptaan Tuhan tunduk kepada satu titik (lihat gambar). Hal tersebut menunjukkan Bahwa Allah yang satu itu adalah Tuhan untuk semua makhluk ciptaanNya, dan khususnya bagi manusia siapa pun dia dan apa pun agama yang dianutnya. Itulah kenyataan prinsip meng-Esakan Tuhan, yang terpancang sebagai Sila I pada PANCASILA atau TAUHID sebagai tujuan setiap agama wahyu. Jadi prinsip meng-Esakan Tuhan atau TAUHID itu tidak cukup hanya diucap saja, tetapi harus diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari berupa persatuan dan kesatuan di antara sesama manusia, siapa pun dia dan apa pun agama yang dianutnya. Fungsi Aturan Kejadian adalah utnuk mewujudkan TAUHID!
Quote:
Jalannya kodrat
Tuhan menjadikan berdasarkan kasih. Kasih mempunyai daya tarik. Karena adanya daya tarik dari awal kejadian, maka semua gerak yang ada di alam semesta ini berjalan melingkar. Gerak melingkar ini tidak akan berhenti berjalan sebelum akhirnya kembali bertemu dengan awalnya. Kenyataan ini yang melahirkan pengertian Ya Awal Ya Akhir. Setelah Awal dan Akhir bertemu, maka daya menjadikan kemudian meluncur ke dalam dan menjadi titik tengah dari lingkaran yang telah dibuatnya.
Dengan demikian, kita tahu bahwa jalannya kodrat merupakan gerak melingkar mencari titik tengah (gerak sentripetal), yang mempunyai sifat mempersatu. Dengan adanya gerak sentripetal tersebut, maka daya tarik yang memencar dari awal kejadian berkembang menjadi lima daya, yaitu:
Kenyataan inilah yang mengilhami jatidiri PPS. Panca Daya dan sekaligus melahirkan lima jurus dasar yang menjadi ciri khasnya!
Setiap lingkaran yang telah dibuatnya menggambarkan suatu kejadian, termasuk kejadian manusia, baik selaku individu maupun dalam keseluruhan sebagai umat manusia. Setiap sesuatu dijadikan dengan bertolak dari titik yang sama. Maka keseluruhan pun dijadikan dari titik itu pula. Titik tersebut dinamakan awal (benih) segala kejadian. Awal segala kejadian itu kemudian menjadi titik tengah dari tiap lingkaran. Titik tengah itu pada manusia selaku individu adanya di kedalaman diri sendiri.
Dari titik tengah itulah tiap sesuatu, termasuk manusia selaku individu dipertahankan adanya, dijaga keutuhannya, dan dicukupi segala kebutuhannya. Kenyataan demikian itu akan terus berlangsung, asalkan tidak dirusak oleh pikiran manusia yang tidak sejalan dengan iradat dan kodratNya. Pikiran, perasaan, kata-kata, dan perilaku yang mengandung benih perpecahan, merusak persatuan dan kesatuan, bertentangan dengan jalannya kodrat serta menyalahi TAUHID (Oneness).
Perlu diperhatikan, bahwa melalui Aturan Kejadian Tuhan mempunyai rencana yang indah dan sempurna demi kepentingan umat manusia.Apabila kita bertekad untuk melaksanakan Aturan Kejadian sebagai aturan hidup yang telah ditetapkan oleh Tuhan, maka pikiran-pikiran benci, iri, dengki, buruk sangka, dendam, ria, sombong, dan lain-lain serupa yang tidak sejalan dengan rencana Tuhan tidak boleh ada. Akan tetapi apabila pikiran-pikiran negatif semacam itu masih ada, kemungkinan besar seseorang akan kehilangan perlindungan dari Tuhan yang berarti tenaga dalam sejatinya tidak akan berfungsi sebagaimana diharapkan pada saat diperlukan. Maka dalam hal kegagalan, tidak seorang pun yang dapat disalahkan, kecuali diri sendiri. Adapun usaha terbaik adalah dengan jalan introspeksi!
Tuhan menjadikan berdasarkan kasih. Kasih mempunyai daya tarik. Karena adanya daya tarik dari awal kejadian, maka semua gerak yang ada di alam semesta ini berjalan melingkar. Gerak melingkar ini tidak akan berhenti berjalan sebelum akhirnya kembali bertemu dengan awalnya. Kenyataan ini yang melahirkan pengertian Ya Awal Ya Akhir. Setelah Awal dan Akhir bertemu, maka daya menjadikan kemudian meluncur ke dalam dan menjadi titik tengah dari lingkaran yang telah dibuatnya.
Dengan demikian, kita tahu bahwa jalannya kodrat merupakan gerak melingkar mencari titik tengah (gerak sentripetal), yang mempunyai sifat mempersatu. Dengan adanya gerak sentripetal tersebut, maka daya tarik yang memencar dari awal kejadian berkembang menjadi lima daya, yaitu:
Spoiler for 1.:
Daya Umum
Spoiler for 2.:
Daya Tolak
Spoiler for 3.:
Daya Tarik
Spoiler for 4.:
Daya Sirep/merobohkan, dan
Spoiler for 5.:
Daya Angkat
Kenyataan inilah yang mengilhami jatidiri PPS. Panca Daya dan sekaligus melahirkan lima jurus dasar yang menjadi ciri khasnya!
Setiap lingkaran yang telah dibuatnya menggambarkan suatu kejadian, termasuk kejadian manusia, baik selaku individu maupun dalam keseluruhan sebagai umat manusia. Setiap sesuatu dijadikan dengan bertolak dari titik yang sama. Maka keseluruhan pun dijadikan dari titik itu pula. Titik tersebut dinamakan awal (benih) segala kejadian. Awal segala kejadian itu kemudian menjadi titik tengah dari tiap lingkaran. Titik tengah itu pada manusia selaku individu adanya di kedalaman diri sendiri.
Dari titik tengah itulah tiap sesuatu, termasuk manusia selaku individu dipertahankan adanya, dijaga keutuhannya, dan dicukupi segala kebutuhannya. Kenyataan demikian itu akan terus berlangsung, asalkan tidak dirusak oleh pikiran manusia yang tidak sejalan dengan iradat dan kodratNya. Pikiran, perasaan, kata-kata, dan perilaku yang mengandung benih perpecahan, merusak persatuan dan kesatuan, bertentangan dengan jalannya kodrat serta menyalahi TAUHID (Oneness).
Perlu diperhatikan, bahwa melalui Aturan Kejadian Tuhan mempunyai rencana yang indah dan sempurna demi kepentingan umat manusia.Apabila kita bertekad untuk melaksanakan Aturan Kejadian sebagai aturan hidup yang telah ditetapkan oleh Tuhan, maka pikiran-pikiran benci, iri, dengki, buruk sangka, dendam, ria, sombong, dan lain-lain serupa yang tidak sejalan dengan rencana Tuhan tidak boleh ada. Akan tetapi apabila pikiran-pikiran negatif semacam itu masih ada, kemungkinan besar seseorang akan kehilangan perlindungan dari Tuhan yang berarti tenaga dalam sejatinya tidak akan berfungsi sebagaimana diharapkan pada saat diperlukan. Maka dalam hal kegagalan, tidak seorang pun yang dapat disalahkan, kecuali diri sendiri. Adapun usaha terbaik adalah dengan jalan introspeksi!
Quote:
Tuhan tidak mengenal diskriminasi
Berasal dari ide Tuhan, Aturan Kejadian itu hidup, menghidupkan (membuat hidup), dan menghidupi (mencukupi segala kebutuhan hidup). Maka kita tidak dapat hidup dari makanan jasmani saja, tetapi terutama dari firman-firmanNya.
Aturan Kejadian berlaku bagi Tuhan maupun bagi manusia. Ditinjau dari sudut manusia, ia mengabdi. Manusia diciptakan untuk mengabdi semata-mata, oleh karena itu maka segenap hidup manusia harus diabdikan kepadaNya. Hal ini hanya bisa terwujud, bila seseorang berpegang teguh pada Aturan Kejadian tersebut dalam menjalankan dharmanya hidup. Dalam hal ini, kita mengabdi kepadaNya, tetapi sasaran pengabdiannya adalah masyarakat dan alam sekitarnya.
Maka setiap anggota PPS. Panca Daya harus mempunyai kepedulian sosial yang besar.Itulah sebabnya, maka setiap kali kita memperingati ulang tahun organisasi, selalu diadakan kegiatan bhakti sosial berupa pembersihan lingkungan, donor darah, serta memberi santunan fakir miskin melalui sejumlah panti asuhan, yang disaksikan oleh Departemen Sosial setempat, dan pengobatan cuma-cuma secara massal.
Di Depok (Jawa Barat), tempat lahirnya PPS. Panca Daya didirikan Taman Kanak-kanak untuk menampung bagi yang orang tuanya tidak mampu menyekolahkan anaknya, dengan sistem anak angkat yang bapak asuhnya diambil dari sejumlah anggota yang mampu, bersedia, dan tertarik untuk membantu.
Manusia, siapa pun dia dan apa pun agamanya dijadikan berdasarkan peraturan yang sama dan dibekali dengan perlengkapan yang sama pula, diperlakukan berdasarkan hukum-hukum yang sama, serta diberi kesempatan yang sama pula. Jadi Tuhan tidak mengenal diskriminasi.
Mengingat akan hal-hal telah diuraikan di muka, maka Aturan Kejadian mengandung persamaan dan pemerataan. Ia menunjukkan adanya kebenaran hakiki. Akibat adanya kebenaran hakiki disebut Keadilan.
Tuhan menjadikan berdasarkan kasih. Kasih sifatnya memberi demi yang dikasihinya. Orang yang memberi akan menerima. Semakin banyak orang memberi, semakin banyak ia akan menerima, untuk itu disarankan supaya lebih banyak memberi.
Mengikuti Aturan Kejadian berarti menerapkan kasih. Setiap orang mempunyai kelebihan dan kekurangan. Maka yang kaya harus membantu yang masih dalam kekurangan, yang kuat menolong yang lemah, yang telah memperoleh penerangan batin memberi penyuluhan kepada mereka yang masih dalam kegelapan jiwa.
Memberi itu tidak harus berupa materi. Senyum manis pun merupakan pemberian yang cukup berharga bagi orang yang membutuhkannya. Jadi semiskin-miskinnya seseorang selalu ada saja yang dapat diberikan. Setidak-tidaknya doa! Setiap kali kita menerima, apa pun rupa, warna, wujud, dan namanya, wajib dibalas, paling tidak dengan doa.
Orang yang memberi adalah orang yang mempunyai kelebihan dalam hal tertentu. Tidak seorang pun akan menjadi miskin karena memberi. Menurut hukumnya, apa pun yang diberikan kepada orang lain, pasti akan kembali lagi modal dan bunganya kepada sumbernya. Contoh-contoh berikut di bawah ini kiranya dapat meyakinkan akan kebenarannya!
Kalau kita melempar sebuah batu ke dalam kolam, maka sentuhan batu dengan air akan menimbulkan gelombang yang senantiasa membesar dan membesar dan pada suatu waktu akan terdapat titik balik. Tenaga yang sama akan kembali lagi ke titik di mana batu tadi terjatuh. Jadi kalau kita mengirimkan pikiran pikiran yang indah dan penuh kasih ke seluruh alam semesta, pada suatu saat setelah singgah di mana-mana pasti akan kembali lagi kepada kita berlipat ganda. Apakah itu mengenai hal-hal yang positif maupun negatif. Hukumnya sama!
Contoh lain, sumur yang sering ditimba, airnya bukan mengering, tetapi sumbernya bertambah besar dan airnya bahkan semakin melimpah.
Karena Tuhan menjadikan tiap sesuatu berdasarkan kasih, maka sekalipun kita bergerak di bidang beladiri, motto perguruan kita adalah: “Aku Selamat, Orang Lain pun Selamat”.
Dengan mengerti, menguasai dan mewujudkan Aturan Kejadian dalam kehidupan sehari-hari kita selalu menghadirkan Tuhan di tengah-tengah kita dalam wajah HIDUP, KEBENARAN, KASIH. Maka Hidup, Kebenaran, Kasih kita angkat sebagai salam perguruan.
Berasal dari ide Tuhan, Aturan Kejadian itu hidup, menghidupkan (membuat hidup), dan menghidupi (mencukupi segala kebutuhan hidup). Maka kita tidak dapat hidup dari makanan jasmani saja, tetapi terutama dari firman-firmanNya.
Aturan Kejadian berlaku bagi Tuhan maupun bagi manusia. Ditinjau dari sudut manusia, ia mengabdi. Manusia diciptakan untuk mengabdi semata-mata, oleh karena itu maka segenap hidup manusia harus diabdikan kepadaNya. Hal ini hanya bisa terwujud, bila seseorang berpegang teguh pada Aturan Kejadian tersebut dalam menjalankan dharmanya hidup. Dalam hal ini, kita mengabdi kepadaNya, tetapi sasaran pengabdiannya adalah masyarakat dan alam sekitarnya.
Maka setiap anggota PPS. Panca Daya harus mempunyai kepedulian sosial yang besar.Itulah sebabnya, maka setiap kali kita memperingati ulang tahun organisasi, selalu diadakan kegiatan bhakti sosial berupa pembersihan lingkungan, donor darah, serta memberi santunan fakir miskin melalui sejumlah panti asuhan, yang disaksikan oleh Departemen Sosial setempat, dan pengobatan cuma-cuma secara massal.
Di Depok (Jawa Barat), tempat lahirnya PPS. Panca Daya didirikan Taman Kanak-kanak untuk menampung bagi yang orang tuanya tidak mampu menyekolahkan anaknya, dengan sistem anak angkat yang bapak asuhnya diambil dari sejumlah anggota yang mampu, bersedia, dan tertarik untuk membantu.
Manusia, siapa pun dia dan apa pun agamanya dijadikan berdasarkan peraturan yang sama dan dibekali dengan perlengkapan yang sama pula, diperlakukan berdasarkan hukum-hukum yang sama, serta diberi kesempatan yang sama pula. Jadi Tuhan tidak mengenal diskriminasi.
Mengingat akan hal-hal telah diuraikan di muka, maka Aturan Kejadian mengandung persamaan dan pemerataan. Ia menunjukkan adanya kebenaran hakiki. Akibat adanya kebenaran hakiki disebut Keadilan.
Tuhan menjadikan berdasarkan kasih. Kasih sifatnya memberi demi yang dikasihinya. Orang yang memberi akan menerima. Semakin banyak orang memberi, semakin banyak ia akan menerima, untuk itu disarankan supaya lebih banyak memberi.
Mengikuti Aturan Kejadian berarti menerapkan kasih. Setiap orang mempunyai kelebihan dan kekurangan. Maka yang kaya harus membantu yang masih dalam kekurangan, yang kuat menolong yang lemah, yang telah memperoleh penerangan batin memberi penyuluhan kepada mereka yang masih dalam kegelapan jiwa.
Memberi itu tidak harus berupa materi. Senyum manis pun merupakan pemberian yang cukup berharga bagi orang yang membutuhkannya. Jadi semiskin-miskinnya seseorang selalu ada saja yang dapat diberikan. Setidak-tidaknya doa! Setiap kali kita menerima, apa pun rupa, warna, wujud, dan namanya, wajib dibalas, paling tidak dengan doa.
Orang yang memberi adalah orang yang mempunyai kelebihan dalam hal tertentu. Tidak seorang pun akan menjadi miskin karena memberi. Menurut hukumnya, apa pun yang diberikan kepada orang lain, pasti akan kembali lagi modal dan bunganya kepada sumbernya. Contoh-contoh berikut di bawah ini kiranya dapat meyakinkan akan kebenarannya!
Kalau kita melempar sebuah batu ke dalam kolam, maka sentuhan batu dengan air akan menimbulkan gelombang yang senantiasa membesar dan membesar dan pada suatu waktu akan terdapat titik balik. Tenaga yang sama akan kembali lagi ke titik di mana batu tadi terjatuh. Jadi kalau kita mengirimkan pikiran pikiran yang indah dan penuh kasih ke seluruh alam semesta, pada suatu saat setelah singgah di mana-mana pasti akan kembali lagi kepada kita berlipat ganda. Apakah itu mengenai hal-hal yang positif maupun negatif. Hukumnya sama!
Contoh lain, sumur yang sering ditimba, airnya bukan mengering, tetapi sumbernya bertambah besar dan airnya bahkan semakin melimpah.
Karena Tuhan menjadikan tiap sesuatu berdasarkan kasih, maka sekalipun kita bergerak di bidang beladiri, motto perguruan kita adalah: “Aku Selamat, Orang Lain pun Selamat”.
Dengan mengerti, menguasai dan mewujudkan Aturan Kejadian dalam kehidupan sehari-hari kita selalu menghadirkan Tuhan di tengah-tengah kita dalam wajah HIDUP, KEBENARAN, KASIH. Maka Hidup, Kebenaran, Kasih kita angkat sebagai salam perguruan.
Quote:
Aturan Kejadian dinyatakan sebagai jalan yang lurus oleh Tuhan
Apabila kita menarik sejumlah garis di antara dua titik, maka hanya akan terdapat satu garis yang lurus. Garis-garis yang lain adalah bengkok. Itu berarti bahwa jalan yang lurus itu tunggal. Apabila kita bepergian dari satu tempat ke lain tempat, jalan lurus adalah jalan yang terpendek, sehingga dapat menyingkat waktu, menghemat tenaga dan biaya.
Hidup manusia diibaratkan suatu perjalanan, mengapa demikian? Karena sejak Adam manusia sudah meninggalkan (wilayah kekuasaan/ pemerintahan) Tuhan dan berkelana sebagai musafir di negeri asing.
Sesungguhnya pernyataan-pernyataan demikian itu hanya merupakan suatu perumpamaan. Jadi kita harus menemukan arti yang tersirat(mutasyabiat). Namun, pada umumnya diterima menurut arti tersurat (muhkamat), seolah-olah perjalanan tersebut terjadi dari satu tempat ke tempat yang lain.
Pikiran yang menggambarkan perjalanan tersebut seolah-olah berlangsung dari satu tempat ke lain tempat, termasuk pikiran duniawi (mortal mind). Dalam hal ini pikiran hanya bergerak sebatas ruang waktu. Dunianya disebut dunia yang fana atau dunia kesementaraan. Dunia ini pula yang dilukiskan sebagai negeri asing, sedangkan mereka yang hidup di dalamnya digambarkan sebagai musafir.
Seorang musafir adalah ia yang meninggalkan kampung halaman sendiri dengan merantau di negeri orang lain dan pada suatu waktu tentu akan rindu serta pulang ke kampung halamannya sendiri.
Dalam pengertian Ketuhanan Yang Maha Esa, kembali ke kampung halaman sendiri maksudnya kembali ke wilayah kekuasaan/pemerintahan Tuhan, yang sejak Adam sudah ditinggalkannya. Meninggalkan wilayah kekuasaan/pemerintahan Tuhan itu sama halnya dengan meninggalkan Tuhan. Itu sebabnya, maka harus kembali kepadaNya. Apabila dikaji lebih lanjut, hal itu berarti, bahwa sejak peristiwa tersebut manusia kemudian hidup terpisah dari Tuhan (apart from God). Ada jarak yang memisahkan keduanya. Kenyataan ini membuat manusia hanya beriman dari jauh tanpa menerima janji Allah. Selanjutnya manusia hidup dengan bersandar pada kesanggupan dan kemampuan sendiri yang terbatas.
Kita tahu bahwa Aturan Kejadianlah yang dijadikan ikatan janji antara manusia dengan Tuhan dan yang berlaku di wilayah kekuasaan/pemerintahan Tuhan. Maka aturan itulah yang oleh Tuhan diperintah memelihara sebaik-baiknya sebagai tali Allah atau tali silaturakhmi denganNya, tali persaudaraan/perdamaian antar sesama makhluk pada umumnya dan antara sesama manusia khususnya.
Jadi dengan mengikuti aturan tersebut secara konsekuen sebagai aturan hidup yang telah ditetapkan oleh Tuhan, kita memenuhi janji terhadapNya. Oleh karena itu, kita berhak untuk memperoleh kemenangan yang telah dijanjikan olehNya. Artinya kita berhak untuk menggunakan tenaga dalam sejati untuk memperoleh sukses dalam hidup, apa pun profesinya kita masing-masing di tengah-tengah masyarakat. Kesehatan kita akan dipelihara, keselamatan kita dilindungi, dan segala kebutuhan hidup kita dijamin oleh Tuhan.
Apabila kita menarik sejumlah garis di antara dua titik, maka hanya akan terdapat satu garis yang lurus. Garis-garis yang lain adalah bengkok. Itu berarti bahwa jalan yang lurus itu tunggal. Apabila kita bepergian dari satu tempat ke lain tempat, jalan lurus adalah jalan yang terpendek, sehingga dapat menyingkat waktu, menghemat tenaga dan biaya.
Hidup manusia diibaratkan suatu perjalanan, mengapa demikian? Karena sejak Adam manusia sudah meninggalkan (wilayah kekuasaan/ pemerintahan) Tuhan dan berkelana sebagai musafir di negeri asing.
Sesungguhnya pernyataan-pernyataan demikian itu hanya merupakan suatu perumpamaan. Jadi kita harus menemukan arti yang tersirat(mutasyabiat). Namun, pada umumnya diterima menurut arti tersurat (muhkamat), seolah-olah perjalanan tersebut terjadi dari satu tempat ke tempat yang lain.
Pikiran yang menggambarkan perjalanan tersebut seolah-olah berlangsung dari satu tempat ke lain tempat, termasuk pikiran duniawi (mortal mind). Dalam hal ini pikiran hanya bergerak sebatas ruang waktu. Dunianya disebut dunia yang fana atau dunia kesementaraan. Dunia ini pula yang dilukiskan sebagai negeri asing, sedangkan mereka yang hidup di dalamnya digambarkan sebagai musafir.
Seorang musafir adalah ia yang meninggalkan kampung halaman sendiri dengan merantau di negeri orang lain dan pada suatu waktu tentu akan rindu serta pulang ke kampung halamannya sendiri.
Dalam pengertian Ketuhanan Yang Maha Esa, kembali ke kampung halaman sendiri maksudnya kembali ke wilayah kekuasaan/pemerintahan Tuhan, yang sejak Adam sudah ditinggalkannya. Meninggalkan wilayah kekuasaan/pemerintahan Tuhan itu sama halnya dengan meninggalkan Tuhan. Itu sebabnya, maka harus kembali kepadaNya. Apabila dikaji lebih lanjut, hal itu berarti, bahwa sejak peristiwa tersebut manusia kemudian hidup terpisah dari Tuhan (apart from God). Ada jarak yang memisahkan keduanya. Kenyataan ini membuat manusia hanya beriman dari jauh tanpa menerima janji Allah. Selanjutnya manusia hidup dengan bersandar pada kesanggupan dan kemampuan sendiri yang terbatas.
Kita tahu bahwa Aturan Kejadianlah yang dijadikan ikatan janji antara manusia dengan Tuhan dan yang berlaku di wilayah kekuasaan/pemerintahan Tuhan. Maka aturan itulah yang oleh Tuhan diperintah memelihara sebaik-baiknya sebagai tali Allah atau tali silaturakhmi denganNya, tali persaudaraan/perdamaian antar sesama makhluk pada umumnya dan antara sesama manusia khususnya.
Jadi dengan mengikuti aturan tersebut secara konsekuen sebagai aturan hidup yang telah ditetapkan oleh Tuhan, kita memenuhi janji terhadapNya. Oleh karena itu, kita berhak untuk memperoleh kemenangan yang telah dijanjikan olehNya. Artinya kita berhak untuk menggunakan tenaga dalam sejati untuk memperoleh sukses dalam hidup, apa pun profesinya kita masing-masing di tengah-tengah masyarakat. Kesehatan kita akan dipelihara, keselamatan kita dilindungi, dan segala kebutuhan hidup kita dijamin oleh Tuhan.
INDEX THREAD
Diubah oleh junkerbata 21-06-2013 01:19
0
5.5K
Kutip
48
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan