

TS
ChildFruit
Maen teka-teki sejarah yok gan
maen teka-teki sejarah provinsi aceh yok gan.
gak harus tokoh sejarah tapi bisa juga tempat-tempat bersejarah. ni ane mulai dengan dua teka-teki ya gan.
aku hanya bisa berdiri sekarang ini. dipaksa berdiri lebih tepatnya. padahal diumurku sekarang ini harusnya aku sudah bisa beristirahat. tak kulihat lagi teman-teman sebayaku, mungkin mereka sudah menemukan tempat beristirahat yang nyaman. aku cuma bisa melihat ketika jalan-jalan yang biasa kulalui ditutup dengan aspal, rumahku yang dulu dirubuhkan dan diganti dengan bangunan lain. tapi mereka sekarang tak lagi memberiku rumah. aku dihajar oleh panasnya mentari dan dinginnya malam, tubuh tuaku sudah mulai terasa kesakitan. aku memang sudah tak segagah dulu lagi. ketika muda, aku ingat selalu berjalan mondar-mandir di daerah pesisir timur aceh.
aaaaahhhh... aku rindu dengan tawa canda anak-anak dan orang-orang yang akan aku temani ketika mereka berkunjung ke tempat sanak saudara mereka. kini mereka hanya melewatiku tanpa melirikku sedikitpun.
aku merindukan kehangatan di dalam tubuhku ini. berpuluh tahun tak kurasakan kehangatan itu. orang-orang yang seharusnya memberikan kehangatan tak sudi untuk memberi kehangatan itu. mereka memberikannya kepada yang lain.
aku hanya dipamerkan ketika tamu-tamu datang. mereka selalu datang mengunjungiku dengan orang-orang yang seharusnya menghangatiku ketika malam. tapi dengan tamu-tamu itu mereka hanya datang sejenak dan kemudian kembali ke pelukan yang lain.
jadi aku hanya bisa bercengkerama dengan si cantik tua renta yang setia menemaniku selama ini. gadis yang dulunya seksi, berisi dan bersih itu sekarang penuh dengan guratan ketuaan. tubuhnya tak seksi dan berisi seperti dulu, banyak sampah kehidupan yang ia tanggung di tubuhnya.
selain itu aku juga suka termenung memandangi tempat tidur orang-orang yang dulu menghangatiku. mereka tidur di sebelahku sekarang walaupun tak lagi bisa memberiku kehangatan.
----------- update 21 juni 2013
besok aku ingin ngopi di bandar yang terletak di pesisir barat aceh ini. untuk itu kutinggalkan anakku dan istriku yang cantik di pedalaman. ku ajak orang-orang yang ingin ikut denganku untuk minum kopi dan kami mulai berjalan di pagi itu.
negeriku ini memang cantik dan rupawan, pantainya terlihat indah. kurapikan barisan orang-orang yang mengikutiku dan kupimpin mereka. ku teriakkan suntikan penyemangat agar mereka dapat mencapai tujuannya. tiba-tiba kudengar suara itu, membahana...
ku dekap dadaku, darah... aku terpana melihat tanganku berwarna merah. salah seorang temanku segera membopongku kembali sementara orang-orang yang mengikutiku segera memberi perlawanan. sepertinya keinginanku untuk minum secangkir kopi di bandar yang terletak di pesisir barat aceh ini harus sirna.
kuberikan seorang putra terbaikku untuk kalian. dia memimpin kalian dengan sangat baik hingga nama daerahmu terkenal ke segala penjuru mata angin.
kita memang berbeda dan tak sama. aku tak mengerti bahasamu sama seperti engkau yang tidak mengerti bahasaku. aku tak mengerti adat budayamu sama seperti engkau tak mengerti cara dan kebiasaanku. tapi kita bersaudara.
walaupun aku tinggi dan memiliki pembawaan sejuk serta lautan yang dikurung gunung tapi kesejukan itu jangan disalah artikan. aku ini tetap saudara tua yang wajib kau hormati dan engkau adalah saudaraku yang wajib kusayangi.
aku tertunduk sedih. betapa tak hancur hatiku, bandar yang dulu kubangun dengan susah payah kini tak bersisa. padahal ketika aku turun dari rumahku di dataran tinggi itu dan bertemu dengan si orang mesir, aku tak pernah membayangkan hal ini.
bahkan ketika namaku diganti karena aku telah mengikutinya aku tak memberikan protes apapun. tanpa pamrih, hanya keinginan untuk membangun daerah ini dan memberikan kemakmuran pada penduduknya.
dan aku cukup berhasil melakukan itu walaupun dengan landasan kerajaan yang sama sekali baru bagi rakyatku. tapi aku berhasil meletakkan landasan untuk perkembangan ajaran baru ini.
tapi kini apa yang kulihat membuatku ingin menangis. tak kulihat lagi keindahan bandarku dulu atau kemegahan istanaku. satu-satunya hiburanku kini adalah beristirahat berdekatan dengan anak dan cucuku. serta dihibur oleh ombak yang dulu sangat kuakrabi.
---------------- update 22 juni 2013 oleh agan misuari
sudah bertahun-tahun aku jauh dari tempat dimana seharusnya aku berada . kini, di tempat ini, aku sendiri hanya menjadi pusat perhatian orang . dengan kondisi seperti ini rasanya sulit untuk meninggalkan tempat ini . walaupun keberadaaanku tidak merugikan orang banyak tetap saja aku minder karena tidak dapat menjadi seperti apa yang diigninkan orang.
--------------- update 23 juni 2013
aku mungkin tak seseksi dulu, ketika masih muda. seiring umur yang terus bertambah tubuhku semakin terisi dengan sampah kehidupan. tak mungkin aku bisa membuat kalian tergila-gila padaku sekarang ini.
masih kuingat ketika para wanita cantik itu datang kepadaku, kami bercengkrama riang gembira. kuberikan kesegaran kepada mereka yang lelah sehingga mereka siap menghadapi hari atau menutup hari mereka. kuliukkan tubuhku dengan gemulai diantara taman istana bahkan hingga ke dalam istana.
tak banyak yang tersisa dari masa-masa indah itu. sebuah taman hiburan tempat permaisuri bermain, sebuah pintu gerbang serta sebuah bangunan lama yang didirikan kembali setelah ia ia roboh akibat perang. hanya itu sisa yang masih dapat kulihat dari masa mudaku dulu. eh aku juga masih bisa melihat tempat peristirahatan mereka yang dulu selalu mengunjungiku.
walaupun aku masih sering menggelitiki kaki si tua yang kesepian karena tak ada yang memberinya kehangatan itu tapi kurasa ia juga sudah bosan denganku.
tak banyak yang sadar bahwa aku bukan hanya mengajarkan syariat islam ketika itu. selain syariat itu aku juga mengajarkan ilmu yang lebih halus untuk meniti agama ini. aku mengajarkan ilmu tarikat yang beraliran syattariah. bahkan namaku tercatat sebagai salah seorang guru besarnya di semenanjung melayu dan nusantara ini. silsilah keguruan yang bersambung dariku kepada guruku dan kepada gurunya dan seterusnya hingga berujung kepada sang pembawa agama ini.
selain itu juga banyak yang mungkin tak sadar bahwa bukan aku yang mendampingi sang meukuta alam, tetapi aku mendampingi keturunannya yang seorang ratu.
seandainya tak ada diriku maka proklamasi kemerdekaan indonesia itu hanya akan menjadi peristiwa kosong belaka. akulah yang memberitahukan ke segala penjuru dunia bahwa indonesia masih eksis ketika indonesia hanya tinggal selebar daun kelor.
diantara pepohonan di dataran tinggi kuteriakkan bahwa indonesia telah merdeka. kuteriakkan bahwa indonesia masih eksis ketika para pemimpinnya ditawan belanda waktu agresi militer II.
tapi setelah lelah berteriak dan berumur senja seperti sekarang ini aku cuma ditinggal sendiri diantara kesunyian pepohonan. jarang sekali ada yang berminat melihatku.
------------ update 1 juli 2013
Tubuhku terbakar habis bertahun-tahun yang lalu. Tak ada yang peduli dengan hal itu. Mereka hanya menangis sejenak kemudian langsung lupa dengan keberadaanku. Sekarang ini hanya satu nisan yang menjadi penanda keberadaanku dulu, selebihnya hanya tanah kosong dihiasi tonggak-tonggak yang dicat berwarna-warni.
Betapa bodohnya orang-orang itu. Padahal akulah saksi ketika sang Proklamator Indonesia menangis meminta sumbangan. Akulah saksi ketika Daud Beureueh menyanggupi untuk membelikan dua buah pesawat untuk republik. Padahal kalau tubuhku tak terbakar habis, bisa kuceritakan tentang ini kepada kalian para pemuda.
Aku dilahirkan ketika kerajaan sedang berada dipimpin oleh dua raja besar. Oleh orang tuaku yang juga seorang mufti kerajaan, aku diwajibkan untuk selalu berbagi ilmu yang kumiliki. Karena itu aku selalu memberi pengetahuanku kepada para raja dan kerabat keraton.
Kuceritakan mengenai keadaan di langit dan di bumi, dari Nabi Adam A.S hingga zamannya Nabi Muhammad Saw., selain itu juga kuceritakan tentang para raja dan para wali serta tak lupa ku nasihati para bangsawan itu.
Walaupun kini ragaku sudah tercabik dan tersebar di seluruh penjuru dunia tapi orang-orang masih tetap membicarakanku. Walaupun wujud fisikku sudah tak utuh lagi tapi namaku tetap harum, seharum bunga di taman tempat para raja yang kuceritakan.
Tanah Pasai tempat kelahiranku. Tapi kemudian namaku lebih terkenal di tanah seberang karena pasukan yang kupimpin berhasil membebaskan bandar mereka. Bahkan setiap tahun mereka selalu memperingati tanggal ketika aku membebaskan bandar itu dengan meriah.
Selain keberanianku, aku juga dicatat sejarah karena tingginya ilmu agama yang aku miliki. Aku menjadi salah satu anggota wali sanga generasi keempat. Aku sering tertukar dengan mertuaku secara tak sengaja dalam lintasan sejarah negeri ini. Gelar kami memang sama, aku mengambil gelarnya untuk menghormati mertuaku itu.
--------------------- update 3 juli 2013
aku menaungi dua belas orang sultan dan kerabatnya. mereka beristirahat dengan tenang di dalam naunganku. bahkan hingga tenangnya sangat jarang orang-orang datang untuk berkunjung.
aku tak mengerti apakah karena orang-orang itu tidak tahu atau tidak mengerti atau bahkan takut. mungkin kunjungan kepada para raja ini memang tak lazim dilakukan tak seperti kunjungan ke tempat para ulama beristirahat. atau bisa jadi juga karena mereka takut dengan lingkungan sekitarku. banyak tentara berada di sekitarku mungkin itu yang menyebabkan orang-orang takut berkunjung.
aku tak mengerti kenapa aku dikatakan pernah menjadi wali negara aceh. setahuku yang tercatat di dalam sarakata kerajaan, kedudukanku adalah panglima perang untuk wilayah aceh besar dan sekitarnya. tak mungkin aku memegang gelar wali negara sementara sultan masih hidup dan berjuang demi aceh. kenyataan bahwa aku memegang kendali pertempuran untuk aceh besar dan sekitarnya tetap tak membuatku menjadi wali negara.
aku ini seorang ulama dan aku sangat tidak tertarik dengan kekuasaan. bagiku pertempuran ini adalah perjuangan fisabilillah untuk merebut kembali tanah airku.
tak banyak yang bisa dibanggakan dari diriku saat ini. kaum muda selalu menyebutku sebagai salah satu atribut dari republik karena aku menelurkan satu keturunan yang mampu mempersatukan republik. memang di republik ini akulah yang nomor satu, tanpa diriku tak mungkin orang papua dan aceh akan dapat berkomunikasi.
seperti yang telah kukatakan, kaum muda daerah ini cenderung lupa bahwa aku sang orang tua dari pemersatu itu. aku cenderung dilecehkan dan tak dianggap. mereka lupa, dengan diriku para raja di kerajaan pasai dan aceh berkomunikasi dengan yang lain, tak hanya di wilayah pulau andalas ini saja tetapi hingga ke borneo dan tanah melayu. dengan rakyatnya dengan para bangsawan bahkan dengan raja di kerajaan lain. akulah yang digunakan ketika mereka berkomunikasi dan bercerita.
gak harus tokoh sejarah tapi bisa juga tempat-tempat bersejarah. ni ane mulai dengan dua teka-teki ya gan.
Spoiler for satu:
aku hanya bisa berdiri sekarang ini. dipaksa berdiri lebih tepatnya. padahal diumurku sekarang ini harusnya aku sudah bisa beristirahat. tak kulihat lagi teman-teman sebayaku, mungkin mereka sudah menemukan tempat beristirahat yang nyaman. aku cuma bisa melihat ketika jalan-jalan yang biasa kulalui ditutup dengan aspal, rumahku yang dulu dirubuhkan dan diganti dengan bangunan lain. tapi mereka sekarang tak lagi memberiku rumah. aku dihajar oleh panasnya mentari dan dinginnya malam, tubuh tuaku sudah mulai terasa kesakitan. aku memang sudah tak segagah dulu lagi. ketika muda, aku ingat selalu berjalan mondar-mandir di daerah pesisir timur aceh.
aaaaahhhh... aku rindu dengan tawa canda anak-anak dan orang-orang yang akan aku temani ketika mereka berkunjung ke tempat sanak saudara mereka. kini mereka hanya melewatiku tanpa melirikku sedikitpun.
Spoiler for dua:
aku merindukan kehangatan di dalam tubuhku ini. berpuluh tahun tak kurasakan kehangatan itu. orang-orang yang seharusnya memberikan kehangatan tak sudi untuk memberi kehangatan itu. mereka memberikannya kepada yang lain.
aku hanya dipamerkan ketika tamu-tamu datang. mereka selalu datang mengunjungiku dengan orang-orang yang seharusnya menghangatiku ketika malam. tapi dengan tamu-tamu itu mereka hanya datang sejenak dan kemudian kembali ke pelukan yang lain.
jadi aku hanya bisa bercengkerama dengan si cantik tua renta yang setia menemaniku selama ini. gadis yang dulunya seksi, berisi dan bersih itu sekarang penuh dengan guratan ketuaan. tubuhnya tak seksi dan berisi seperti dulu, banyak sampah kehidupan yang ia tanggung di tubuhnya.
selain itu aku juga suka termenung memandangi tempat tidur orang-orang yang dulu menghangatiku. mereka tidur di sebelahku sekarang walaupun tak lagi bisa memberiku kehangatan.
----------- update 21 juni 2013
Spoiler for tiga:
besok aku ingin ngopi di bandar yang terletak di pesisir barat aceh ini. untuk itu kutinggalkan anakku dan istriku yang cantik di pedalaman. ku ajak orang-orang yang ingin ikut denganku untuk minum kopi dan kami mulai berjalan di pagi itu.
negeriku ini memang cantik dan rupawan, pantainya terlihat indah. kurapikan barisan orang-orang yang mengikutiku dan kupimpin mereka. ku teriakkan suntikan penyemangat agar mereka dapat mencapai tujuannya. tiba-tiba kudengar suara itu, membahana...
ku dekap dadaku, darah... aku terpana melihat tanganku berwarna merah. salah seorang temanku segera membopongku kembali sementara orang-orang yang mengikutiku segera memberi perlawanan. sepertinya keinginanku untuk minum secangkir kopi di bandar yang terletak di pesisir barat aceh ini harus sirna.
Spoiler for empat:
kuberikan seorang putra terbaikku untuk kalian. dia memimpin kalian dengan sangat baik hingga nama daerahmu terkenal ke segala penjuru mata angin.
kita memang berbeda dan tak sama. aku tak mengerti bahasamu sama seperti engkau yang tidak mengerti bahasaku. aku tak mengerti adat budayamu sama seperti engkau tak mengerti cara dan kebiasaanku. tapi kita bersaudara.
walaupun aku tinggi dan memiliki pembawaan sejuk serta lautan yang dikurung gunung tapi kesejukan itu jangan disalah artikan. aku ini tetap saudara tua yang wajib kau hormati dan engkau adalah saudaraku yang wajib kusayangi.
Spoiler for lima:
aku tertunduk sedih. betapa tak hancur hatiku, bandar yang dulu kubangun dengan susah payah kini tak bersisa. padahal ketika aku turun dari rumahku di dataran tinggi itu dan bertemu dengan si orang mesir, aku tak pernah membayangkan hal ini.
bahkan ketika namaku diganti karena aku telah mengikutinya aku tak memberikan protes apapun. tanpa pamrih, hanya keinginan untuk membangun daerah ini dan memberikan kemakmuran pada penduduknya.
dan aku cukup berhasil melakukan itu walaupun dengan landasan kerajaan yang sama sekali baru bagi rakyatku. tapi aku berhasil meletakkan landasan untuk perkembangan ajaran baru ini.
tapi kini apa yang kulihat membuatku ingin menangis. tak kulihat lagi keindahan bandarku dulu atau kemegahan istanaku. satu-satunya hiburanku kini adalah beristirahat berdekatan dengan anak dan cucuku. serta dihibur oleh ombak yang dulu sangat kuakrabi.
---------------- update 22 juni 2013 oleh agan misuari
Spoiler for from misuari:
sudah bertahun-tahun aku jauh dari tempat dimana seharusnya aku berada . kini, di tempat ini, aku sendiri hanya menjadi pusat perhatian orang . dengan kondisi seperti ini rasanya sulit untuk meninggalkan tempat ini . walaupun keberadaaanku tidak merugikan orang banyak tetap saja aku minder karena tidak dapat menjadi seperti apa yang diigninkan orang.
--------------- update 23 juni 2013
Spoiler for enam-terkain dengan nomor dua gan:
aku mungkin tak seseksi dulu, ketika masih muda. seiring umur yang terus bertambah tubuhku semakin terisi dengan sampah kehidupan. tak mungkin aku bisa membuat kalian tergila-gila padaku sekarang ini.
masih kuingat ketika para wanita cantik itu datang kepadaku, kami bercengkrama riang gembira. kuberikan kesegaran kepada mereka yang lelah sehingga mereka siap menghadapi hari atau menutup hari mereka. kuliukkan tubuhku dengan gemulai diantara taman istana bahkan hingga ke dalam istana.
tak banyak yang tersisa dari masa-masa indah itu. sebuah taman hiburan tempat permaisuri bermain, sebuah pintu gerbang serta sebuah bangunan lama yang didirikan kembali setelah ia ia roboh akibat perang. hanya itu sisa yang masih dapat kulihat dari masa mudaku dulu. eh aku juga masih bisa melihat tempat peristirahatan mereka yang dulu selalu mengunjungiku.
walaupun aku masih sering menggelitiki kaki si tua yang kesepian karena tak ada yang memberinya kehangatan itu tapi kurasa ia juga sudah bosan denganku.
Spoiler for tujuh:
tak banyak yang sadar bahwa aku bukan hanya mengajarkan syariat islam ketika itu. selain syariat itu aku juga mengajarkan ilmu yang lebih halus untuk meniti agama ini. aku mengajarkan ilmu tarikat yang beraliran syattariah. bahkan namaku tercatat sebagai salah seorang guru besarnya di semenanjung melayu dan nusantara ini. silsilah keguruan yang bersambung dariku kepada guruku dan kepada gurunya dan seterusnya hingga berujung kepada sang pembawa agama ini.
selain itu juga banyak yang mungkin tak sadar bahwa bukan aku yang mendampingi sang meukuta alam, tetapi aku mendampingi keturunannya yang seorang ratu.
Spoiler for lapan:
seandainya tak ada diriku maka proklamasi kemerdekaan indonesia itu hanya akan menjadi peristiwa kosong belaka. akulah yang memberitahukan ke segala penjuru dunia bahwa indonesia masih eksis ketika indonesia hanya tinggal selebar daun kelor.
diantara pepohonan di dataran tinggi kuteriakkan bahwa indonesia telah merdeka. kuteriakkan bahwa indonesia masih eksis ketika para pemimpinnya ditawan belanda waktu agresi militer II.
tapi setelah lelah berteriak dan berumur senja seperti sekarang ini aku cuma ditinggal sendiri diantara kesunyian pepohonan. jarang sekali ada yang berminat melihatku.
------------ update 1 juli 2013
Spoiler for sembilan:
Tubuhku terbakar habis bertahun-tahun yang lalu. Tak ada yang peduli dengan hal itu. Mereka hanya menangis sejenak kemudian langsung lupa dengan keberadaanku. Sekarang ini hanya satu nisan yang menjadi penanda keberadaanku dulu, selebihnya hanya tanah kosong dihiasi tonggak-tonggak yang dicat berwarna-warni.
Betapa bodohnya orang-orang itu. Padahal akulah saksi ketika sang Proklamator Indonesia menangis meminta sumbangan. Akulah saksi ketika Daud Beureueh menyanggupi untuk membelikan dua buah pesawat untuk republik. Padahal kalau tubuhku tak terbakar habis, bisa kuceritakan tentang ini kepada kalian para pemuda.
Spoiler for sepuluh:
Aku dilahirkan ketika kerajaan sedang berada dipimpin oleh dua raja besar. Oleh orang tuaku yang juga seorang mufti kerajaan, aku diwajibkan untuk selalu berbagi ilmu yang kumiliki. Karena itu aku selalu memberi pengetahuanku kepada para raja dan kerabat keraton.
Kuceritakan mengenai keadaan di langit dan di bumi, dari Nabi Adam A.S hingga zamannya Nabi Muhammad Saw., selain itu juga kuceritakan tentang para raja dan para wali serta tak lupa ku nasihati para bangsawan itu.
Walaupun kini ragaku sudah tercabik dan tersebar di seluruh penjuru dunia tapi orang-orang masih tetap membicarakanku. Walaupun wujud fisikku sudah tak utuh lagi tapi namaku tetap harum, seharum bunga di taman tempat para raja yang kuceritakan.
Spoiler for sebelas:
Tanah Pasai tempat kelahiranku. Tapi kemudian namaku lebih terkenal di tanah seberang karena pasukan yang kupimpin berhasil membebaskan bandar mereka. Bahkan setiap tahun mereka selalu memperingati tanggal ketika aku membebaskan bandar itu dengan meriah.
Selain keberanianku, aku juga dicatat sejarah karena tingginya ilmu agama yang aku miliki. Aku menjadi salah satu anggota wali sanga generasi keempat. Aku sering tertukar dengan mertuaku secara tak sengaja dalam lintasan sejarah negeri ini. Gelar kami memang sama, aku mengambil gelarnya untuk menghormati mertuaku itu.
--------------------- update 3 juli 2013
Spoiler for dua belas:
aku menaungi dua belas orang sultan dan kerabatnya. mereka beristirahat dengan tenang di dalam naunganku. bahkan hingga tenangnya sangat jarang orang-orang datang untuk berkunjung.
aku tak mengerti apakah karena orang-orang itu tidak tahu atau tidak mengerti atau bahkan takut. mungkin kunjungan kepada para raja ini memang tak lazim dilakukan tak seperti kunjungan ke tempat para ulama beristirahat. atau bisa jadi juga karena mereka takut dengan lingkungan sekitarku. banyak tentara berada di sekitarku mungkin itu yang menyebabkan orang-orang takut berkunjung.
Spoiler for tiga belas:
aku tak mengerti kenapa aku dikatakan pernah menjadi wali negara aceh. setahuku yang tercatat di dalam sarakata kerajaan, kedudukanku adalah panglima perang untuk wilayah aceh besar dan sekitarnya. tak mungkin aku memegang gelar wali negara sementara sultan masih hidup dan berjuang demi aceh. kenyataan bahwa aku memegang kendali pertempuran untuk aceh besar dan sekitarnya tetap tak membuatku menjadi wali negara.
aku ini seorang ulama dan aku sangat tidak tertarik dengan kekuasaan. bagiku pertempuran ini adalah perjuangan fisabilillah untuk merebut kembali tanah airku.
Spoiler for empat belas:
tak banyak yang bisa dibanggakan dari diriku saat ini. kaum muda selalu menyebutku sebagai salah satu atribut dari republik karena aku menelurkan satu keturunan yang mampu mempersatukan republik. memang di republik ini akulah yang nomor satu, tanpa diriku tak mungkin orang papua dan aceh akan dapat berkomunikasi.
seperti yang telah kukatakan, kaum muda daerah ini cenderung lupa bahwa aku sang orang tua dari pemersatu itu. aku cenderung dilecehkan dan tak dianggap. mereka lupa, dengan diriku para raja di kerajaan pasai dan aceh berkomunikasi dengan yang lain, tak hanya di wilayah pulau andalas ini saja tetapi hingga ke borneo dan tanah melayu. dengan rakyatnya dengan para bangsawan bahkan dengan raja di kerajaan lain. akulah yang digunakan ketika mereka berkomunikasi dan bercerita.
Diubah oleh ChildFruit 05-07-2013 14:14
0
4.8K
Kutip
79
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan