- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Aktivis Aceh: Butuh Qanun yang Lebih Kuat untuk Atasi Bencana Perubahan Iklim


TS
putroephang
Aktivis Aceh: Butuh Qanun yang Lebih Kuat untuk Atasi Bencana Perubahan Iklim
Pasca gempa bumi dan tsunami pada 2004 silam, Aceh terus berupaya membenahi infrastruktur yang rusak. Pembangunan jalan, rumah, sekolah dan sebagainya, telah dilakukan oleh pemerintah daerah dan pusat, dibantu sejumlah donor dan partisipasi aktif masyarakat setempat.
Namun demikian, pemerintah daerah dianggap perlu memberikan respon cepat demi mengantisipasi dampak bencana alam akibat perubahan iklim. Respon cepat dalam bentuk qanun, misalnya, bertujuan agar para aparatur daerah lekas bertindak untuk menyelamatkan nyawa para warga, ketika bencana datang.
Aktivis lingkungan hidup dari lembaga "Tropical Society", Tisna Nando, menyampaikan hal ini di sela-sela pertemuan "The Climate Reality Leadership", di Istanbul, Turki, pada Minggu, 16 Juni 2013. Tisna adalah satu-satunya perwakilan asal Aceh yang hadir dalam pertemuan tahunan itu.
"Tahun lalu sudah ada sebuah qanun mengenai lingkungan hidup tetapi menurut saya kurang kuat. Ke depan mungkin perlu lebih mendorong para pemangku kepentingan (stake holders), juga pemerintah daerah untuk menerbitkan qanun yang lebih climate change sound, lebih berhubungan dengan climate change karena bencana alam (akibat perubahan iklim) sudah terjadi di tingkat masyarakat local. Jadi saya juga berharap dan akan berusaha untuk bekerjasama dengan teman-teman di Aceh untuk mendorong hal itu (perumusan qanun bencana akibat perubahan iklim)," ungkap Tisna.
Ini untuk pertamakalinya ia hadir di forum yang digagas oleh mantan Wakil Presiden Amerika Serikat, Al Gore. Tisna menilai, forum ini tidak hanya penting untuk menambah wawasan, tetapi juga untuk menyerap ide-ide baru dari peserta negara lain, dalam mengkomunikasikan dampak perubahan iklim kepada masyarakat.
"Menurut saya ini adalah langkah tepat untuk datang, belajar tentang komunikasi pemanasan global dari para ahlinya, khususnya Al Gore, juga berbagi informasi dengan teman-teman lain dari lebih 90 negara," tambah Tisna.
Akibat perubahan cuaca, pola hujan pun akan berubah. Kini curah hujan waktunya akan lebih pendek, tetapi airnya akan tambah banyak dan itu mengakibatkan banjir.
"Di Aceh sendiri akhir-akhir ini sangat sering terjadi banjir, di hampir di semua wilayah mulai pantai barat sampai Aceh Selatan. Bahkan pada bulan lalu itu di Aceh Selatan hampir semua terkena banjir. Kemudian longsor, terutama di Kabupaten Gayo Lues," kataTisna.
Beberapa daerah seperti Aceh Besar, jelas Tisna, banjir mengakibatkan petani rugi akibat pola cuaca yang tidak menentu. Sawah mereka rusak karena banjir atau karena kekeringan.(sumber)
Iklim mang dah berubah,,, gara2 tangan manusia itu sendiri,,,,

Namun demikian, pemerintah daerah dianggap perlu memberikan respon cepat demi mengantisipasi dampak bencana alam akibat perubahan iklim. Respon cepat dalam bentuk qanun, misalnya, bertujuan agar para aparatur daerah lekas bertindak untuk menyelamatkan nyawa para warga, ketika bencana datang.
Aktivis lingkungan hidup dari lembaga "Tropical Society", Tisna Nando, menyampaikan hal ini di sela-sela pertemuan "The Climate Reality Leadership", di Istanbul, Turki, pada Minggu, 16 Juni 2013. Tisna adalah satu-satunya perwakilan asal Aceh yang hadir dalam pertemuan tahunan itu.
"Tahun lalu sudah ada sebuah qanun mengenai lingkungan hidup tetapi menurut saya kurang kuat. Ke depan mungkin perlu lebih mendorong para pemangku kepentingan (stake holders), juga pemerintah daerah untuk menerbitkan qanun yang lebih climate change sound, lebih berhubungan dengan climate change karena bencana alam (akibat perubahan iklim) sudah terjadi di tingkat masyarakat local. Jadi saya juga berharap dan akan berusaha untuk bekerjasama dengan teman-teman di Aceh untuk mendorong hal itu (perumusan qanun bencana akibat perubahan iklim)," ungkap Tisna.
Ini untuk pertamakalinya ia hadir di forum yang digagas oleh mantan Wakil Presiden Amerika Serikat, Al Gore. Tisna menilai, forum ini tidak hanya penting untuk menambah wawasan, tetapi juga untuk menyerap ide-ide baru dari peserta negara lain, dalam mengkomunikasikan dampak perubahan iklim kepada masyarakat.
"Menurut saya ini adalah langkah tepat untuk datang, belajar tentang komunikasi pemanasan global dari para ahlinya, khususnya Al Gore, juga berbagi informasi dengan teman-teman lain dari lebih 90 negara," tambah Tisna.
Akibat perubahan cuaca, pola hujan pun akan berubah. Kini curah hujan waktunya akan lebih pendek, tetapi airnya akan tambah banyak dan itu mengakibatkan banjir.
"Di Aceh sendiri akhir-akhir ini sangat sering terjadi banjir, di hampir di semua wilayah mulai pantai barat sampai Aceh Selatan. Bahkan pada bulan lalu itu di Aceh Selatan hampir semua terkena banjir. Kemudian longsor, terutama di Kabupaten Gayo Lues," kataTisna.
Beberapa daerah seperti Aceh Besar, jelas Tisna, banjir mengakibatkan petani rugi akibat pola cuaca yang tidak menentu. Sawah mereka rusak karena banjir atau karena kekeringan.(sumber)
Iklim mang dah berubah,,, gara2 tangan manusia itu sendiri,,,,


0
565
0


Komentar yang asik ya


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan