- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
PROFESOR EDWARD: Pemilih di Indonesia Diberi Uang Belum Tentu Memilih


TS
putroephang
PROFESOR EDWARD: Pemilih di Indonesia Diberi Uang Belum Tentu Memilih
BANDA ACEH - Peneliti yang juga salah satu guru besar asal Australia Nasional University Profesor Edward Aspinall mengatakan, saat melakukan penelitian di Indonesia, khususnya Aceh tentang Politik Uang, bahwa masyarakat di Indonesia tidak bisa dipastikan akan memilih calon legislatif (Caleg) mamupun calon kepala daerah, yang telah memberikan uang atau bantuan kepada mereka, agar memberikan pilihannya.
"Banyak calon legislatif maupun eksekutif mengeluh bahwasannya pemilih di indonesia tidak bisa dipegang. Setelah diberikan uang, belum tentu mereka memberikan suara kepada calon tersebut. Biasanya siapa yang terakhir memberikan uang dia yang akan dipilih," kata Profesor Edward kepada acehonline.info seusai memberikan kuliah umum kepada Siswa Anti Korupsi Aceh (SAKA), Senin (17/6) di Banda Aceh.
Atas persoalan tersebut, Ia menghimbau kepada para calon legislatif di Indonesia khsusnya di Aceh, tidak perlu untuk "membeli" suara, dengan menyerahkan uang atau bantuan lain, dengan harapan masyarakat yang dibantu tersebut akan memilihnya.
"Percuma saja menghabiskan uang untuk itu. Lebih baik berkampanye secara bersih saja, dan biarkan masyarakat yang menentukan pilihannya," ujar Profesor Edward.
Sementara itu mengenai persoalan politik uang di Indonesia, Ia menilai persoalan tersebut akan tersebut terjadi jika kemiskinan di masyarakat tidak diberantas.
"Politik uang akan hilang di indonesia khususnya Aceh, apabila tingkat ekonomi masyarakat meningkat. Ada kemungkinan politik uang itu akan hilang di Indonesia, tapi masih jauh itu terjadi. Karena bisa kita lihat ekonomi masyarakat untuk saat ini, belum ada peningkatan dan masih sangat kurang baik. Sehingga, politik uang pada saat Pemilu akan semakin meningkat," jelasnya.
Edward berharap, pada pemilu 2014 nantinya di Indonesia bisa berjalan dengan baik dan lancar, dan bisa melahirkan pemimpin atau wakil rakyat yang betul-betul memperjuangakan aspirasi rakyat.
"Kondisi politik di Aceh 5 sampai 10 tahun ke depan masih seperti ini, belum ada perubahan. Yang kami inginkan jangan ada lagi instimidasi, seperti penembakan yang terjadi seperti saat pemilihan gubernur sebelumnya," harapnya.
Ketika ditanyai selama dirinya berada di Aceh apakah pernah diintimidasi, Edwar menyatakan bahwa masyarakat Aceh sangat baik dan sangat merima kedatangan orang asing.
"Saya bangga kepada masyarakat Aceh. Mereka sangat baik kepada saya, walaupun baru-baru ini ada terjadi penculikan pada orang asing, tetapi saya tidak pernah diintimidasi, malah disambut dengan baik. Saya juga berterima kasih kepada Rakyat Aceh telah menerima saya di Aceh selama melakukan penelitian. Yang saya sukai di Aceh adalah kopi Aceh," ujarnya sembari mencicipi kopi Aceh yang telah dinikmatinya hingga dua gelas.(sumber)
Dikasih uang siapa yang nggak mau,, calegnya aja yang bodoh kok mau ngasih,,,


"Banyak calon legislatif maupun eksekutif mengeluh bahwasannya pemilih di indonesia tidak bisa dipegang. Setelah diberikan uang, belum tentu mereka memberikan suara kepada calon tersebut. Biasanya siapa yang terakhir memberikan uang dia yang akan dipilih," kata Profesor Edward kepada acehonline.info seusai memberikan kuliah umum kepada Siswa Anti Korupsi Aceh (SAKA), Senin (17/6) di Banda Aceh.
Atas persoalan tersebut, Ia menghimbau kepada para calon legislatif di Indonesia khsusnya di Aceh, tidak perlu untuk "membeli" suara, dengan menyerahkan uang atau bantuan lain, dengan harapan masyarakat yang dibantu tersebut akan memilihnya.
"Percuma saja menghabiskan uang untuk itu. Lebih baik berkampanye secara bersih saja, dan biarkan masyarakat yang menentukan pilihannya," ujar Profesor Edward.
Sementara itu mengenai persoalan politik uang di Indonesia, Ia menilai persoalan tersebut akan tersebut terjadi jika kemiskinan di masyarakat tidak diberantas.
"Politik uang akan hilang di indonesia khususnya Aceh, apabila tingkat ekonomi masyarakat meningkat. Ada kemungkinan politik uang itu akan hilang di Indonesia, tapi masih jauh itu terjadi. Karena bisa kita lihat ekonomi masyarakat untuk saat ini, belum ada peningkatan dan masih sangat kurang baik. Sehingga, politik uang pada saat Pemilu akan semakin meningkat," jelasnya.
Edward berharap, pada pemilu 2014 nantinya di Indonesia bisa berjalan dengan baik dan lancar, dan bisa melahirkan pemimpin atau wakil rakyat yang betul-betul memperjuangakan aspirasi rakyat.
"Kondisi politik di Aceh 5 sampai 10 tahun ke depan masih seperti ini, belum ada perubahan. Yang kami inginkan jangan ada lagi instimidasi, seperti penembakan yang terjadi seperti saat pemilihan gubernur sebelumnya," harapnya.
Ketika ditanyai selama dirinya berada di Aceh apakah pernah diintimidasi, Edwar menyatakan bahwa masyarakat Aceh sangat baik dan sangat merima kedatangan orang asing.
"Saya bangga kepada masyarakat Aceh. Mereka sangat baik kepada saya, walaupun baru-baru ini ada terjadi penculikan pada orang asing, tetapi saya tidak pernah diintimidasi, malah disambut dengan baik. Saya juga berterima kasih kepada Rakyat Aceh telah menerima saya di Aceh selama melakukan penelitian. Yang saya sukai di Aceh adalah kopi Aceh," ujarnya sembari mencicipi kopi Aceh yang telah dinikmatinya hingga dua gelas.(sumber)
Dikasih uang siapa yang nggak mau,, calegnya aja yang bodoh kok mau ngasih,,,



0
1.3K
21


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan