Kaskus

News

merkapaAvatar border
TS
merkapa
Diskusi: kenapa sih kita membutuhkan 5.000 ton destro
Dalam pidato Presiden SBY dalam pembukaan LATGAB 2013 menyatakan "menyatakan kemampuan untuk mempertahankan kedaulatan harus sepadan dengan luas wilayah yang dimiliki."
http://www.antaranews.com/berita/372...epadan-wilayah
Modernisasi TNI-Al adalah sesuatu yg bikin puyeng,betapa tidak dengan total luas 1.9 juta km 2 (5x Jepang) untuk urusan kapal perang kita ketinggalan jauh, salah satunya adalah doktrin kita yang menitikberatkan pada pertahanan darat ketimbang pertahanan laut. padahal untuk urusan transportasi laut kita sangat bergantung sekali, sebagai perbandingannya adalah untuk urusan impor mesiu saja, PINDAD harus mendatangkannya via laut untuk memproduksi peluru untuk kebutuhna dalam negeri dan ekspor.

Sekalipun memiliki kemampuan yang tak dimiliki negara Asia pasifik lainnya yaitu kemampuan pendaratan amfibi dengan 2 Brigade Marinir sekaligus , namun kapal2 pengawal kapal2 pendarat tersebut milik kita sudah ketinggaln sekitar 2 dekade.

emang bikin puyeng , PR kita masih banyak karena belon memiliki stau biji pun kapal yg berkemapuan 3 diomensi untuk AAW dan spesialis ASW. kebanyakan kapal kita lebih dititikberatkan untuk perang permukaan dan bawah air serta kemampuan udara terbatas untuk SHORAD dengan jangkaun 4-5 km. Dimana hal ini berati semua fregat kita yg ada kecuali nantinya NR ama PKR 105 datang, hanyalah di bawahkualitas dengan JIANGWEI class PLAN yg dilengkapi Crotale , Lafayette Singapura atau Naresuan class thailand , Gepard Class dari Vietnam

Untuk saat ini dengan memiliki fregat sebanyak 21 unit :
6 VS, 1KDA, 3 FTH, 4 SIGMA plus 3 NR dan 4 PKR-105, maka setidaknya kita sudah mulai memikirkan kebutuhan kapal besar dengan bobot mati 5-6.000 ton, dengan tujuan untuk mencegat musuh yg sedang berada dalam perjalanan menuju pulau2 Indonesia untuk mendudukinya

Alasan pertama tentu saja adalah kemampuan deteksinya. radar SMART L milik DZp misalnya bisa menjangkau area seluas 450km dimana kemampuannya 2x dari radar Lafayette. Dengan kemampuan deteksi seperti itu selain mendeteksi kkapal musuh kita juga memiliki kemampuan deteksi
akan serangan rudal. ini karena kapal ini menjadi platform radar bergerak yang akan saling mengisi radar darat, radar AEW dan MPA, sehingga akan mengakibatkan reaksi kita akan jauh lebih cepat

Tentunya proyeksi ini untuk 5-10 tahun mendatang karena harga sebuah kapal ini tidaklah murah. sebagai contoh PLAN yg melakukan modernisisai membutuhkan waktu 2 dekade untuk mengadakan kapal semacam ini. Sedang India jauh lebih cepat dalam tempo 1 dekade ini (dengan mengandalkan Shiovalik Class dan proyek 117)

Untuk Pola pengadaanya kita bisa ambil contoh PLAN ama IN

Konsep PLAN : itu membnangun pertahanan 4 lapis dimana mereka bangun dulu Coastalnya dulu baru disusul pembangunan kapal besar secara perlahan dan itu dilakukan dalam 2 dekade. pertahanan 4 lapis mereka:
barisan I : CY dan 8 pengawalnya (Jiangkai II dan 052C)
Barisan II : OPV dan KS diesel
Barisan III : KCR
Barisan IV : pertahanan rudal pantai yg digabungkan dengan pesawat
(di Asteng Vietnam mengikuti pola ini)

Konsep IN : bikin proyek dan beli dan beli namun programnya jelas. mereka mulai dari fregat kelas 4.000 ton dan meningkat ke 6.000 ton (talwar dan Shivalik)

saya condong melihat bahwa TNI-AL saat ini mengikuti pola PLAN yg sedikit dimodif , hanya saja bedanya kita membuat pertahanan 2 lapis dimana fregat untuk lapis pertama serta KCR untuk lapis kedua

dengan bakal memiliki 11 korvet modern (SIGMA, NR dan PKR) yang bermain di kelas 1.500-1600t untuk saat ini kita meloncat dulu ke kelas 4.000 t sekelas Shivalik atau Jiangkai class. dengan catatan kapal 4.000t dilengkapi dengan Yakhont dan SAM menengah ala ASTER atau SA-N 12 (BUK) yang mempunyai jangkauan 30km

sementra untuk Destro 5.000 selain dilengkapi dua lapis rudal sekaligus (ASTER long range dan ESSM), dilengkapi Yakhont dan rudal medium sekelas MM 40 blok 3

keuntungan lain selain radar juga kemampuan ECM nya bartusan ini baca komik Zipang dimana sebuah kapal JMSDF bernama murai terjebak ke masa lalu di era perang pasifik. Ane baru tahu kalo kemampuan ECM sebuah destro mampu membungkam dan menjamming peralatan kota terdekat di pantaio yg akan diinvasi. nah ini tentunya nilai lebih bagi kita dengan kemampuan jamming ini selain kemampuan satu sistim untuk semua dimana kapal bisa ngelink dalam satu armada tempur tanpa perlu lagi komunikasi radio yg rawan gangguan ECM lawan

saat ini tentunya dengan harga yang mahal destro semacam ini dibutuhkan kira2 1-2 dalam jangka 10 tahun ke depan tentunya ini dilakukan sembari secara perlahan memodernisasi armada fregat kita yang akan kedatangan 7 unit kapal baru berkemampuan 3 dimensi betulan

nah untuk kandidatnya setahu saya ya DZP, FREMM, tentu saja KDX III Korsel , dan Alvaro de Bazan ane lupa) mohon pencerahan dr agan mawas ama hanskapal yg biasanya pakar di bidang ini heheheheh
Diubah oleh merkapa 22-06-2013 10:22
0
18K
240
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan