- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
“Barang siapa yang tergesa-gesa mengupayakan (memperoleh) sesuatu hal (yang sebenarny
TS
supermancakep
“Barang siapa yang tergesa-gesa mengupayakan (memperoleh) sesuatu hal (yang sebenarny
ini curhatan ane via blog ane.
alamat blog ane http://supermancakep.wordpress.com/2...atkan-apa-apa/
[JUSTIFIED]
alamat blog ane http://supermancakep.wordpress.com/2...atkan-apa-apa/
Quote:
“Barang siapa yang tergesa-gesa mengupayakan (memperoleh) sesuatu hal (yang sebenarnya belum saatnya) maka ia akan tidak mendapatkan apa-apa”
[JUSTIFIED]
Quote:
Judul diatas saya ambil dari kaidah ushul fikih yang disampaikan seorang ustad. Kaidah tersebut tampak jelas maksudnya sejelas kalimatnya. Kaidah tersebut memberikan peringatan sekaligu penggambaran tentang akibatnya jika kita ingin menginginkan sesuatu yang belum pada waktunya bisa kita peroleh.
Contohnya, sebelum menulis tulisan ini saya baru kembali dari takziah ke salah seorang anak perempuan lulusan SMP yang meninggal karena kecelakaan. Adalah anak tersebut bersekolah di salah satu SMP islam. Layaknya SMP islam lainnya, sekolah tersebut juga melarang siswa-siswa nya berpacaran. Walaupun begitu tetap saja ada siswa-siswa nya yang secara diam-diam berpacaran, berhubungan dengan lawan jenis. Demikanlah yang terjadi pada anak yang telah meninggal tersebut.
Berita kecelakaan tersebut saya terima siang hari saat makan siang. Kejadiannya pada pagi hari sekitar jam 9 sampai jam 10 an. Anak itu sebut saja namanya putri berboncengan dengan putra, teman laki-lakinya seangkatan di SMP Islam. Tentu saja berboncengan seperti itu tidak diajarkan di SMP Islam. Sehingga kedua anak tersebut diindikasikan berpacaran. Mau mencoba berprasangka baik, tapi kok sulit ya. Apalagi ada kabar keduanya hendak berpelesir dan ada teman-teman lainnya yang menunggu. Nah loh…
Putra yang mengendarai sepeda motor tentu saja belum punya SIM dan mungkin pula belum begitu mahir menggunakan sepeda motor. Apalagi sebelumnya waktu 3 tahun banyak dihabiskan di asrama SMP Islam. Lalu terjadilah kejadian kecelakaan yang merenggut nyawa putri. Putra setelah dibawa ke rumah sakit konon tidak menampakkan dirinya, bahkan tidak ikut takziah ke tempat putrid. Hanya ibu dan kakaknya yang dikabarkan hadir mengikuti proses pemakaman Putri.
Ada tiga hal yang membuat Putra mungkin saat sini sedang terkena gangguan mental dan shock yang amat sangat. Yang pertama, Putra tentu saja merasa bersalah karena telah menghilangkan nyawa temannya. Ini jelas sangat mengguncang dirinya dan membuatnya down. Yang kedua apakah Putra ijin menggunakan motor untuk berpelesir ke luar kota? Kalau Iya Putra izin ke orang tuanya, saya yakin tentu saja tidak ia akan tidak diizinkan oleh orang tuanya. Karena Putra belum memiliki SIM. Yang ketiga, dengan 3 tahun pendidikan di SMP tentu saja Putra tahu berboncengan dengan lawan jenis itu tidak boleh, apalagi berpacaran. Dan tentu saja berita kecelakaan itu sampai ke pihak SMP Islam tempat dia bersekolah. Putra pun mungkin tidak berani menampakkan dirinya di depan para guru-guru. Apalagi beberapa guru ikut mengurus jenazah dan pemakaman Putri.
Barang siapa yang tergesa-gesa mengupayakan (memperoleh) sesuatu hal (yang sebenarnya belum saatnya) maka ia akan tidak mendapatkan apa-apa. Berhubungan dengan lawan jenis tentu diperbolehkan. Namun Allah SWT telah mengaturnya dalam sebuah ikatan pernikahan. Dan masa itu akan dicapai oleh manusia setelah dewasa dan matang secara pikiran, fisik, dan mental. Kondisi remaja abg tentu belum matang untuk ketiga hal itu. So pasti berhubungan dengan lawan jenis dengan serius adalah belum waktunya bagi remaja. Akibatnya bisa banyak hal, termasuk peristiwa kecelakaan diatas.
Berhubungan dengan lawan jenis jelas merupakan tugas perkembangan orang dewasa bukan anak remaja. Disana ada ikatan kuat yang mengaturnya. Ada perjanjian dan komitmen yang menjadi pengikat dalam berhubungan dengan lawan jenis. Dan merupakan tipikal orang dewasa, matang secara pikiran, mental, dan fisik sehingga siap mengemban tanggung jawab dan konsekuensi akibat dari hubungan dengan lawan jenis. Beda dengan remaja abege yang belum matang secara pikiran, mental, dan fisik. Mereka tentu saja belum siap dengan tanggung jawab dan konsekuensi dalam berhubungan dengan lawan jenis. Pacaran adalah bukti dari ketidaksiapan bertanggung jawab dan menerima konsekuensi itu.
Namun memahamkan remaja atau anak abege tentang hal ini tampaknya sangat sulit. Ada dua hal utama yang menyebabkan seorang remaja abege melakukan sesuatu yang belum masanya bagi mereka untuk menjalaninya. Pengaruh lingkungan, terutama tayangan televisi dan dinamika anak muda jaman kini. Serta yang kedua adalah proses perkembangan diri mereka sebagai manusia yang sedang pada tahap pencarian jati diri, ingin dianggap dewasa, dan cenderung ingin mencoba hal-hal baru yang mereka ketahui, termasuk hal-hal yang menjadi konsumsi orang dewasa.
Barang siapa yang tergesa-gesa mengupayakan (memperoleh) sesuatu hal (yang sebenarnya belum saatnya) maka ia akan tidak mendapatkan apa-apa. Ah… tampaknya remaja juga masih kesusahan dalam memahami kaidah ushul fiqih yang satu ini. Masih banyak tugas bagi para orang dewasa terutama orang tua dan guru untuk mendidik anak-anak remaja menjadi orang yang benar secara agama tentunya. Saat ini saya pun hanya bisa menyesali dalam hati peristiwa kecelakaan itu dan bersedih hati karena nyawa yang hilang hari ini adalah nyawa seorang penerus bangsa. Teriring do’a untuk almarhumah Putri, Semoga Allah memeberikan tempat terbaikNya untukmu, anakku. Juga untuk Putra, Semoga engkau bisa mengambil hikmah dan bisa terus bergerak maju, menjadi pilar bagi negeri ini.
[/JUSTIFIED]Contohnya, sebelum menulis tulisan ini saya baru kembali dari takziah ke salah seorang anak perempuan lulusan SMP yang meninggal karena kecelakaan. Adalah anak tersebut bersekolah di salah satu SMP islam. Layaknya SMP islam lainnya, sekolah tersebut juga melarang siswa-siswa nya berpacaran. Walaupun begitu tetap saja ada siswa-siswa nya yang secara diam-diam berpacaran, berhubungan dengan lawan jenis. Demikanlah yang terjadi pada anak yang telah meninggal tersebut.
Berita kecelakaan tersebut saya terima siang hari saat makan siang. Kejadiannya pada pagi hari sekitar jam 9 sampai jam 10 an. Anak itu sebut saja namanya putri berboncengan dengan putra, teman laki-lakinya seangkatan di SMP Islam. Tentu saja berboncengan seperti itu tidak diajarkan di SMP Islam. Sehingga kedua anak tersebut diindikasikan berpacaran. Mau mencoba berprasangka baik, tapi kok sulit ya. Apalagi ada kabar keduanya hendak berpelesir dan ada teman-teman lainnya yang menunggu. Nah loh…
Putra yang mengendarai sepeda motor tentu saja belum punya SIM dan mungkin pula belum begitu mahir menggunakan sepeda motor. Apalagi sebelumnya waktu 3 tahun banyak dihabiskan di asrama SMP Islam. Lalu terjadilah kejadian kecelakaan yang merenggut nyawa putri. Putra setelah dibawa ke rumah sakit konon tidak menampakkan dirinya, bahkan tidak ikut takziah ke tempat putrid. Hanya ibu dan kakaknya yang dikabarkan hadir mengikuti proses pemakaman Putri.
Ada tiga hal yang membuat Putra mungkin saat sini sedang terkena gangguan mental dan shock yang amat sangat. Yang pertama, Putra tentu saja merasa bersalah karena telah menghilangkan nyawa temannya. Ini jelas sangat mengguncang dirinya dan membuatnya down. Yang kedua apakah Putra ijin menggunakan motor untuk berpelesir ke luar kota? Kalau Iya Putra izin ke orang tuanya, saya yakin tentu saja tidak ia akan tidak diizinkan oleh orang tuanya. Karena Putra belum memiliki SIM. Yang ketiga, dengan 3 tahun pendidikan di SMP tentu saja Putra tahu berboncengan dengan lawan jenis itu tidak boleh, apalagi berpacaran. Dan tentu saja berita kecelakaan itu sampai ke pihak SMP Islam tempat dia bersekolah. Putra pun mungkin tidak berani menampakkan dirinya di depan para guru-guru. Apalagi beberapa guru ikut mengurus jenazah dan pemakaman Putri.
Barang siapa yang tergesa-gesa mengupayakan (memperoleh) sesuatu hal (yang sebenarnya belum saatnya) maka ia akan tidak mendapatkan apa-apa. Berhubungan dengan lawan jenis tentu diperbolehkan. Namun Allah SWT telah mengaturnya dalam sebuah ikatan pernikahan. Dan masa itu akan dicapai oleh manusia setelah dewasa dan matang secara pikiran, fisik, dan mental. Kondisi remaja abg tentu belum matang untuk ketiga hal itu. So pasti berhubungan dengan lawan jenis dengan serius adalah belum waktunya bagi remaja. Akibatnya bisa banyak hal, termasuk peristiwa kecelakaan diatas.
Berhubungan dengan lawan jenis jelas merupakan tugas perkembangan orang dewasa bukan anak remaja. Disana ada ikatan kuat yang mengaturnya. Ada perjanjian dan komitmen yang menjadi pengikat dalam berhubungan dengan lawan jenis. Dan merupakan tipikal orang dewasa, matang secara pikiran, mental, dan fisik sehingga siap mengemban tanggung jawab dan konsekuensi akibat dari hubungan dengan lawan jenis. Beda dengan remaja abege yang belum matang secara pikiran, mental, dan fisik. Mereka tentu saja belum siap dengan tanggung jawab dan konsekuensi dalam berhubungan dengan lawan jenis. Pacaran adalah bukti dari ketidaksiapan bertanggung jawab dan menerima konsekuensi itu.
Namun memahamkan remaja atau anak abege tentang hal ini tampaknya sangat sulit. Ada dua hal utama yang menyebabkan seorang remaja abege melakukan sesuatu yang belum masanya bagi mereka untuk menjalaninya. Pengaruh lingkungan, terutama tayangan televisi dan dinamika anak muda jaman kini. Serta yang kedua adalah proses perkembangan diri mereka sebagai manusia yang sedang pada tahap pencarian jati diri, ingin dianggap dewasa, dan cenderung ingin mencoba hal-hal baru yang mereka ketahui, termasuk hal-hal yang menjadi konsumsi orang dewasa.
Barang siapa yang tergesa-gesa mengupayakan (memperoleh) sesuatu hal (yang sebenarnya belum saatnya) maka ia akan tidak mendapatkan apa-apa. Ah… tampaknya remaja juga masih kesusahan dalam memahami kaidah ushul fiqih yang satu ini. Masih banyak tugas bagi para orang dewasa terutama orang tua dan guru untuk mendidik anak-anak remaja menjadi orang yang benar secara agama tentunya. Saat ini saya pun hanya bisa menyesali dalam hati peristiwa kecelakaan itu dan bersedih hati karena nyawa yang hilang hari ini adalah nyawa seorang penerus bangsa. Teriring do’a untuk almarhumah Putri, Semoga Allah memeberikan tempat terbaikNya untukmu, anakku. Juga untuk Putra, Semoga engkau bisa mengambil hikmah dan bisa terus bergerak maju, menjadi pilar bagi negeri ini.
Diubah oleh supermancakep 13-06-2013 15:28
0
896
Kutip
4
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan