

TS
ninanita
Saatnya Beralih ke Gas
Menyambung postingan sebelumnya soal borosnya konsumsi BBM Indonesia, rasanya pemerintah jangan lagi menunda-nunda program konversi BBM ke gas. Terlebih, mengutip detik..com, Deputi Pengendalian Perencanaan SKK Migas Aussie B. Gautama menyebut cadangan minyak nasional saat ini diperkirakan tinggal 3,6 miliar barel atau hanya cukup untuk belasan tahun ke depan. Meskipun sulit, kebutuhan untuk mengganti bahan bakar minyak ke gas sudah sangat mendesak untuk dilakukan. Sebagai bahan bakar, gas terbukti lebih bersih dan murah.
Apalagi negara kita memiliki sumber gas yang cukup besar. Gas alam yang dihasilkan tersebut diolah menjadi gas alam cair atau liquified natural gas (LNG). Ada tiga kilang pengolahan LNG di Indonesia yakni kilang LNG Arun di Nanggroe Aceh Darussalam, kilang LNG Badak (Bontang) di Kalimantan Timur, dan kilang LNG Tangguh di Papua Barat. Masing-masing kilang mempunyai kapasitas produksi 12,85 metric tons per annum (mtpa), 21,64 mtpa dan 7,6 mtpa. Kedepan, pemerintah berencana membangun sejumlah kilang lain, seiring dengan penemuan ladang gas baru yaitu kilang gas Masela, kilang Donggi Senoro, kilang Natuna.
Tabel Produksi Gas Nasional
Periode Rata-rata Produksi Gas Nasional
1977 – 1983 513.000 (BOEPD)/ 2.975 (MMSCFD)
1983 – 1990 864.000 (BOEPD)/ 5.011 (MMSCFD)
1990 – 1997 1.315.000 (BOEPD)/ 7.627 (MMSCFD)
1997 – 2001 1.294.000 (BOEPD)/ 7.505 (MMSCFD)
2001 – 2007 1.448.000 (BOEPD)/ 8.398 (MMSCFD)
2007 – 2012 1.497.000 (BOEPD)/ 8.682 (MMSCFD)
Dari sisi produksi, gas nasional menunjukkan tren pengingkatan. Kondisi ini sesungguhnya dapat mengimbangi produksi minyak yang justru merosot di tahun-tahun belakangan. Namun, sayangnya pemanfaatan gas belumlah optimal karena terbatasnya infrastruktur gas. Padahal sebenarnya permintaan gas domestik cukup besar, khususnya oleh industri. Sebagian besar sumber gas terletak di laut (offshore), sehingga untuk mendistribusikan ke konsumen dibutuhkan transportasi laut karena infrastruktur darat (melalui pipa gas) belum memadai untuk mencapai konsumen lintas pulau.
Deputy Director Reforminer Institute Komaidi Notonegoro (migasreview.com) menyatakan, jika infrastruktur sudah memadai, penggunaan gas sebagai substitusi minyak bisa “hampir head to head”. Yang perlu diingat, kata dia, konversi hingga menyentuh ke seluruh masyarakat itu bukan perkara mudah. “Kita lihat pengalaman Pakistan, Brasil, dan Agentina yang butuh 15 tahun untuk bisa sampai berjalan. Di Argentina, sudah 60 persen warganya pakai BBG. Dari 15 tahun yang dibutuhkan selama proses itu, 5 tahun pertama mereka gunakan untuk workshop dan duduk dengan berbagai pemangku kepentingan seperti bengkel, pengguna kendaraan, industri otomotif, dan univeritas,” kata dia.
Pemerintah, sejauh ini tetap berupaya menjalankan program konversi ke gas dengan meminta Pertamina membangun stasiun pengisian bahan bakar gas (SPBG). Pembangunan SPBG ini diharapkan mampu menarik minat masyarakat beralih dari BBM ke BBG. Dengan peralihan tersebut, diharapkan dapat menghemat subsidi BBM sekitar Rp 1,9 triliun. Menurut Wakil Menteri Energi dan Sumber Dayam Mineral (ESDM), Susilo Siswoutomo, tahun 2013 ini pemerintah menargetkan pembangunan 30-40 SPBG di seluruh wilayah Indonesia. Sebaiknya penghematan yang diperoleh dari kenaikan harga BBM bersubsidi juga dialokasikan untuk menambah infrastrukstur gas. Dengan begitu program konversi semakin cepat terwujud. ***[/size][/size]
Apalagi negara kita memiliki sumber gas yang cukup besar. Gas alam yang dihasilkan tersebut diolah menjadi gas alam cair atau liquified natural gas (LNG). Ada tiga kilang pengolahan LNG di Indonesia yakni kilang LNG Arun di Nanggroe Aceh Darussalam, kilang LNG Badak (Bontang) di Kalimantan Timur, dan kilang LNG Tangguh di Papua Barat. Masing-masing kilang mempunyai kapasitas produksi 12,85 metric tons per annum (mtpa), 21,64 mtpa dan 7,6 mtpa. Kedepan, pemerintah berencana membangun sejumlah kilang lain, seiring dengan penemuan ladang gas baru yaitu kilang gas Masela, kilang Donggi Senoro, kilang Natuna.
Tabel Produksi Gas Nasional
Periode Rata-rata Produksi Gas Nasional
1977 – 1983 513.000 (BOEPD)/ 2.975 (MMSCFD)
1983 – 1990 864.000 (BOEPD)/ 5.011 (MMSCFD)
1990 – 1997 1.315.000 (BOEPD)/ 7.627 (MMSCFD)
1997 – 2001 1.294.000 (BOEPD)/ 7.505 (MMSCFD)
2001 – 2007 1.448.000 (BOEPD)/ 8.398 (MMSCFD)
2007 – 2012 1.497.000 (BOEPD)/ 8.682 (MMSCFD)
Dari sisi produksi, gas nasional menunjukkan tren pengingkatan. Kondisi ini sesungguhnya dapat mengimbangi produksi minyak yang justru merosot di tahun-tahun belakangan. Namun, sayangnya pemanfaatan gas belumlah optimal karena terbatasnya infrastruktur gas. Padahal sebenarnya permintaan gas domestik cukup besar, khususnya oleh industri. Sebagian besar sumber gas terletak di laut (offshore), sehingga untuk mendistribusikan ke konsumen dibutuhkan transportasi laut karena infrastruktur darat (melalui pipa gas) belum memadai untuk mencapai konsumen lintas pulau.
Deputy Director Reforminer Institute Komaidi Notonegoro (migasreview.com) menyatakan, jika infrastruktur sudah memadai, penggunaan gas sebagai substitusi minyak bisa “hampir head to head”. Yang perlu diingat, kata dia, konversi hingga menyentuh ke seluruh masyarakat itu bukan perkara mudah. “Kita lihat pengalaman Pakistan, Brasil, dan Agentina yang butuh 15 tahun untuk bisa sampai berjalan. Di Argentina, sudah 60 persen warganya pakai BBG. Dari 15 tahun yang dibutuhkan selama proses itu, 5 tahun pertama mereka gunakan untuk workshop dan duduk dengan berbagai pemangku kepentingan seperti bengkel, pengguna kendaraan, industri otomotif, dan univeritas,” kata dia.
Pemerintah, sejauh ini tetap berupaya menjalankan program konversi ke gas dengan meminta Pertamina membangun stasiun pengisian bahan bakar gas (SPBG). Pembangunan SPBG ini diharapkan mampu menarik minat masyarakat beralih dari BBM ke BBG. Dengan peralihan tersebut, diharapkan dapat menghemat subsidi BBM sekitar Rp 1,9 triliun. Menurut Wakil Menteri Energi dan Sumber Dayam Mineral (ESDM), Susilo Siswoutomo, tahun 2013 ini pemerintah menargetkan pembangunan 30-40 SPBG di seluruh wilayah Indonesia. Sebaiknya penghematan yang diperoleh dari kenaikan harga BBM bersubsidi juga dialokasikan untuk menambah infrastrukstur gas. Dengan begitu program konversi semakin cepat terwujud. ***[/size][/size]
0
723
1


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan