Kaskus

News

yantiqueAvatar border
TS
yantique
Mudhoratnya BBM Naik: Inflasi & Sembako Sudah Naik duluan. Rupiahpun Terimbas Merosot
Mudhoratnya BBM Naik: Inflasi & Sembako Sudah Naik duluan. Rupiahpun Terimbas Merosot


Rencana Kenaikan Harga BBM Ikut Perlemah Rupiah
Selasa, 11 Juni 2013 , 19:46:00

JAKARTA--Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono turut memantau melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang sempat menembus angka Rp10.000 per dolar AS. Untuk memantau pergerakan nilai tukar ini, pihak Istana Kepresidenan menjalin koordinasi dengan Bank Indonesia."Harapannya rupiah dapat berada dalam rentan aman yaitu Rp9.500 - Rp9.800 per dolar AS. Kalau nilai tukar rupiah terlalu naik tidak terlalu bagus untuk ekspor. Tapi kalau terlalu drop juga tidak baik untuk impor," ujar Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi dan Pembangunan, Firmanzyah di Jakarta, Selasa, (11/6).

Menurut Firmanzyah ada dua aspek yang berpengaruh terhadap pelemahan rupiah. Pertama yaitu tren tekanan mata uang yang terjadi di tingkat regional dan global. Hal itu, ujarnya, sedikit banyak ikut berdampak terhadap rupiah.Faktor kedua yang mempengaruhi adalah keputusan rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang belum disahkan hingga saat ini. Di sisi lain, lanjut Firmanzyah, tekanan yang dialami IHSG juga turut memberi dampak terhadap pelemahan rupiah.

Firmanzyah mengatakan jika realisasi kenaikan harga BBM dipercepat akan cukup mempengaruhi nilai tukar rupiah nantinya."Ya paling tidak kan investor yang selama ini menanyakan solusi, akan dapat kepastian kebijakan untuk mengurangi defisit fiskal dan neraca perdagangan kita yang banyak disumbang dari impor BBM. Terus kita monitor ini," tegasnya. (flo/jpnn)
http://www.jpnn.com/read/2013/06/11/...rlemah-Rupiah-

Mudhoratnya BBM Naik: Inflasi & Sembako Sudah Naik duluan. Rupiahpun Terimbas Merosot

Harga Sembako Merangkak Naik
Selasa, 11 Juni 2013 , 10:48:00

HARGA sejumlah bahan makanan pokok (sembako) di pasar-pasar tradisional Kota Tegal mulai merangkak naik. Hal ini terjadi lantaran ada rencana akan dinaikannya harga Bahan Bakar Minyak (BBM) oleh pemerintah dalam bulan-bulan ini. Kenaikan harga tersebut berfariasi mulai dari Rp 200, Rp 1.000 hingga Rp 5.000 per kilogram menurut jenis komoditinya masingimasing. Seperti cabe merah keriting kenaikan harganya mencapai Rp 5.000 per kilogram. Sedangkan cabe hijau naik Rp 2 ribu per kilogram. Kemudian beras C4 kualitas bagus naik Rp 5.00 per kilogram dan minyak sayur naik Rp 5.000 per kilo gram.

Seorang pedagang sayuran di Pasar Randugunting Wartinah (56) mengatakan, harga cabe merah keriting saat ini Rp 25 ribu per kilgram. Padahal sebelumnya hanya Rp 20 ribu per kg. Demikian pula dengan cabe rawit kuning, sebelumnya per kilogram seharga Rp 10 ribu, sekarng menjadi Rp 15 ribu. "Harga cabe hijau juga naik dari Rp 6 ribu menjadi Rp 8 ribu per kg. Harga-harga mulai merangkat naik terjadi sejak sepekan kemarin. Kecuali kentang, harganya naik baru dua hari lalu dari Rp 4 ribu menjadi Rp 5 ribu per kilonya. Biasa apabila ada kabar akan naiknya harga BBM, semua jadi ikut naik," katanya saat dikunjungi Wali Kota Tegal Ikmal Jaya dan jajarannya yang melakukan sidak harga sembako, Senin (10/6).

Hal sama diungkapkan pedagang sembako di Pasar Randugunting Sudibyo (40). Menurutnya tidak hanya sayuran saja yang harganya naik. Tetapi beras, telor ayam dan minyak juga demikian. Saat ini dia menjual beras jenis C4 seharga Rp 7.900 per kg. Padahal sebelumnya harga beras dimaksud Rp 7.200 per kg. Kemudian telor naik dari Rp 16.500 menjadi 16.900 per kg dan minyak goreng naik dari Rp 8.800 menjadi Rp 9.300 per kg. Di Pasar Langon juga sama. Seorang pedagang sembako Unenah (42) menuturkan, harga beras dalam sepekan ini naik hingga tiga kali. Besaran kenaikannya sama yakni Rp 100 per kg. Saat ini untuk jenis C4 kualitas bagus harganya Rp 7.800. Padahal sebelumnya harga per kilo hanya Rp 7.200.

Untuk beras C4 kualitas biasa yang sebelumnya Rp 7.300 sekarng menjadi Rp 7.600 per kg. Selanjutnya beras kualitas dibawahnya lagi naik dari Rp 7.200 ke Rp 7.400 per kg. Sementara untuk minyak goreng naiknya sekitar Rp 2.00, dari sebelumnya Rp 10 ribu menjadi Rp 10.200 per kg. Sementara itu Wali Kota Tegal Ikmal Jaya mengatakan, menyikapi rencana rencana pemerintah akan menaikan harga BBM, dia dan jajarannya langsung sidak di pasar-pasar tradisional. Itu dilakukan untuk memastikan kondisi dilapangan apakah kebutuhan pokok tetap tersedia dan bagaimana harganya. "Setelah melihat kondisi dilapangan, memang beberapa bahan pokok sudah mulai naik harganya. Namun demikian masih dalam batas kewajaran tidak sangat tinggi," ujarnya.

Ikmal menyebutkan untuk antisipasi gejolan dimasyarakat karena imbas kenaikan harga BBM, dari pemerintah pusat ada bantuan langsung sementara. Karenanya pemkot pun memiliki program bantuan kemasyarakatan yang disiapkan untuk menghadapi situasi yang sama. Program tersebut diantaranya, tahun pelajaran baru ini pemkot akan memberikan bantuan seragam bagi siswa miskin mulai tingkat SD-SMA/SMK. Ini dalam rangka membantu keringanan beban ekonomi kepada masyarakat. Selain itu pemkot juga akan menggelar pasar murah untuk warga. Dimana barang yang dijual harganya disubsidi oleh pemkot. "Ini yang akan dilakukan pemkot dalam rangka menghadapi kenaikan harga BBM," pungkasnya
http://www.jpnn.com/read/2013/06/11/...erangkak-Naik-

Mudhoratnya BBM Naik: Inflasi & Sembako Sudah Naik duluan. Rupiahpun Terimbas Merosot

BBM Belum Naik, Inflasi Merangkak Naik
Senin, 03 Juni 2013 - 13:58:10 WIB

JAKARTA - Kenaikan harga BBM dan kenaikan tarif dasar listrik (TDL) akan memberikan tekanan kepada inflasi. Tekanan terhadap inflasi akan sangat besar karena bersamaan dengan kenaikan harga BBM, juga menjelang puasa.
Kepala Ekonom Bank Internasional Indonesia (BII) Juniman mengatakan inflasi Mei akan tercatat 0,4 persen (month to month). Jika dihitung secara year on year (yoy) inflasi pun meningkat 5,93 persen. Untuk inflasi inti diperkirakan naik menjadi 4,2 persen dari sebelumnya 4,12 persen. Faktor yang mengalami kenaikan harga ini dari bahan makanan karena imbas rencana kenaikan harga BBM bersubsidi di bulan depan. "Pedagang sudah menaikkan harganya seperti daging sapi, ayam, minyak goreng, cabai rawit, cabai merah, ikan, dan sayuran mengalami kenaikan cukup tinggi," ujarnya, Minggu (2/6).

Terjadinya inflasi juga disumbangkan oleh pelemahan nilai tukar rupiah yang membuat terjadinya imported inflation. "Tekanan harga kenaikan TDL di fase 2 akan berimbas kepada tekanan inflasi," serunya. Untungnya, di tengah kenaikan beberapa harga, inflasi masih tertolong oleh penurunan harga kebutuhan pokok seperti beras, bawang merah dan bawang putih akibat dibukanya impor produk hortikultura. Begitu juga dengan harga emas perhiasan, sekalipun turunnya tak sebesar penurunan pada dua bulan lalu. Perkiraan tak jauh berbeda juga diungkapkan Pengamat Ekonomi Bank Himpunan Saudara Rully Nova. Ia memproyeksikan laju inflasi Mei akan berada pada level 0,3 persen dan secara yoy sebesar 5,7 persen. Menurutnya, lonjakan inflasi kemungkinan masih tertolong oleh dampak dari panen raya di bulan April, sehingga harga beberapa bahan pokok masih cukup rendah. "Jadi, inflasi bulan Mei ini akan banyak dipicu oleh efek rencana kenaikan BBM bersubsidi dan TDL untuk fase 2," tuturnya.

Pemerintah mengakui rencana kenaikan harga BBM memang memengaruhi naiknya harga pangan. "Inflasi Mei di bawah 0,5 persen, tapi tidak deflasi, karena ada beberapa harga makanan yang naik, meski banyak juga yang turun," ujar Pelaksana Tugas Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Bambang PS Brodjonegoro, akhir pekan lalu. Menko Perekonomian Hatta Rajasa menuturkan, bulan Mei dan Juni ini inflasi memang akan mendera perekonomian Indonesia. Namun, untuk meminimalkan besarannya, pemerintah sudah mengantisipasi dengan beberapa langkah; di antaranya dengan membuka keran impor dan melakukan operasi pasar jelang bulan puasa. "Inflasi itu kalau ada kenaikan harga BBM jadi sebesar 7,2 persen tahun ini. Memang akan ada kenaikan (harga), tapi akan mencapai kestabilan lagi karena hanya satu kali (kenaikan harga BBM). Tidak jadi naik terus, kita kendalikan dan akan menjadi normal," kata Hatta.

Kepala Ekonom Dana Reksa Research Institute Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan, laju inflasi pada tahun ini yang bisa mencapai level 7 persen sudah memperhitungkan kenaikan BBM bersubsidi sebesar 33 persen. Menurutnya, setiap kenaikan subsidi sebesar 10 persen akan ada kenaikan inflasi 2,5 persen dari target inflasi. Peningkatan inflasi ini, menurutnya, akan berdampak pada menurunnya daya beli masyarakat ke depan. "Biasanya setiap BBM naik, iklim ekonomi cenderung stagnan selama 6-9 bulan ke depan. Apalagi jika pemerintah tidak mempercepat penyerapan anggaran," ujarnya. Yudhi mengingatkan untuk menjaga pertumbuhan ekonomi, pemerintah harus menjaga suku bunga di bawah 9 persen. Pihaknya mengingatkan untuk mencapai pertumbuhan minimal 6 persen masih bisa dicapai dengan cara tidak mengetatkan kebijakan moneter, dengan insentif fiskal pun harus segera digelontorkan.

Kepala Ekonom Bank Negara Indonesia (BNI) Ryan Kiryanto meyakini, meski pemerintah menargetkan inflasi pada level 7,2 persen, tapi tidak seketika akan diikuti dengan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI rate). Menurutnya ada jeda sekitar 1-2 bulan ke depan sebelum BI rate naik. "BI akan melakukan adjusment BI rate mungkin ke level 6 persen. Apakah akan diikuti suku bunga perbankan? Itu masih menunggu gerakan dari LPS, kalau BI rate bertahan biasanya LPS bertahan. Polanya akan menyesuaikan dan perbankan juga menyesuaikan," tuturnya.
http://www.shnews.co/detile-20358-bb...gkak-naik.html

Mudhoratnya BBM Naik: Inflasi & Sembako Sudah Naik duluan. Rupiahpun Terimbas Merosot

'Kalau BBM Naik Juli, Inflasi Melebihi 7,5 Persen'
Sunday, 12 May 2013, 14:00 WIB

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Lana Soelistianingsih menilai ekspektasi inflasi telah terjadi akibat rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Hal ini tergambar dari kenaikan sejumlah harga bahan pangan pokok di tataran masyarakat. Berdasarkan pengalaman 2005 silam, Lana menyebut kenaikan harga BBM dari Rp 4.500 menjadi Rp 6.000 per liter akan menambah tekanan inflasi sekitar dua persen. Dia menghitung, dengan inflasi hingga 2,32 persen untuk tahun kalender sampai April 2013, maka inflasi akan kembali naik 4,32 persen jika harga dinaikkan Rp 1.500 per liter."Itu kalau naik Rp 1.500. Tapi memang belum bisa diukur secara keseluruhan karena belum tahu naik berapa," kata Lana.

Dia menilai, proyeksi tingkat inflasi tujuh persen yang diutarakan oleh Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Bambang PS Brodjonegoro wajar adanya. Menurut Lana, waktu kenaikan harga BBM haruslah tepat. Dia menilai lebih baik pemerintah menaikkan harga sebelum Juli 2013. Sebab, adanya sejumlah momen penting pada Juli 2013 seperti tahun ajaran baru, puasa serta persiapan lebaran membuat harga-harga barang dan jasa mengalami kenaikan."Kalau dinaikkan Juli, inflasi bisa lebih dari 7,5 persen," ujar Lana. Beberapa waktu lalu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan kenaikan harga BBM akan dilakukan pada tahun ini. Meskipun demikian, kenaikan harga baru diberlakukan setelah perluasan program kompensasi bagi masyarakat miskin disetujui oleh DPR. Perluasan itu akan diajukan dalam revisi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2013.
http://www.republika.co.id/berita/ek...bihi-75-persen

----------------

Mudhoratnya BBM Naik: Inflasi & Sembako Sudah Naik duluan. Rupiahpun Terimbas Merosot
Mudhoratnya BBM Naik: Inflasi & Sembako Sudah Naik duluan. Rupiahpun Terimbas Merosot
Mudhoratnya BBM Naik: Inflasi & Sembako Sudah Naik duluan. Rupiahpun Terimbas Merosot

Mana adalah kisahnya setiap ada rencana kenaikan BBM, tidak menimbulkan gejolak di negeri ini. Selain harga-harga barang dan jasa yang bergejolak naik akibat inflasi, juga kondisi sosial kemasyarakatan pasti ikut bergejolak. Jangan pura-pura merasa tak ada penantangan dari rakyat atas kebijakan tidak populis ini, sebab, biasanya se usai pengumuman kenaikan harga BBM, bisa dipastikan mahasiswa dan buruh akan turun demo ke jalan memprotes kebijakan itu di seluruh tanah air.

Kalau gejolak itu berlangsung lama, otomatislah kegiatan ekonomi masyarakat akan terganggu pula. Apalagi ini suasananya menjelang Pemilu, parpol-parpol oposisi dan BSH tak akan melewatkan momen seperti itu untuk ikut memprotes pemerintah. Mereka akan mengkompori kekuatan 'parlemen jalanan' untuk menolak kenaikan harga BBM itu. Ujung-ujungnya nanti kayaknya akan mengarah ke "TRITURA" 2013( Turunkan harga BBM; Bubarkan Demokrat dan Turunkan SBY). Penjelasan ilmiah dan rasional bahwa kenaikan BBM itu penting untuk meyelamatkan APBN, sudah tak berguna lagi. Yang muncul malahan tudingan, bahwa partai Penguasa (Demokrat) akan menggunakan dana BSLM itu untuk kepentingan politiknya menjelang Pemilu. Dan yang menarik, itu justru datang dari parpol-parpol dalam Setgab sendiri, selain parpol oposisi.




emoticon-Turut Berduka
0
5.1K
71
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan