- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- Music
God Bless - Indonesian Rock Legend


TS
doslack
God Bless - Indonesian Rock Legend
Mohon izin Mod... Saya sudah coba search di Forum Musik, sepertinya belum ada yang buat thread untuk fans God Bless yang membahas God Bless lebih dalam. Langsung kita mulai.

[CENTER]Official Twitter of God Bless[/CENTER]
[CENTER]God Bless Community Indonesia[/CENTER]

The History of God Bless
Quote:
Berawal dari kembalinya Achmad Albar dari Negeri Belanda ke Indonesia sekitar tahun 1972 dengan mengajak serta Ludwig Lemans, gitaris Clover Leaf grup mereka semasa di negeri kincir angin. Selama 8 tahun menetap dan bermusik dan sempat menghasilkan beberapa hits di dataran Eropa bersama grup Clover Leaf antara lain “Don’t Spoil My Day” dan “Tell The World” ternyata membuat Achmad Albar kangen dengan handai taulan di Indonesia.

Awalnya hanya sekedar berlibur tapi liburan tersebut berubah setelah bertemu dengan (alm) Fuad Hassan dan Donny Fattah. Sebelumnya Achmad Albar sempat jalan bareng dengan Teddy Sujaya. Akhirnya mereka berempat (Albar, Donny, Fuad dan Ludwig) memiliki kesamaan dalam bermusik sehingga sepakat untuk berlatih di daerah Puncak.
Lantas baru berlatih selama dua pekan, mereka mendapat tawaran main di Lemans nightclub untuk menggantikan band Rollies yang mendapatkan kontrak main di nightclub Singapura. Tawaran tersebut datang dari Derek Madradi, kolega Fuad Hassan yang berprofesi sebagai pereli. Awalnya sempat ditolak karena mereka baru sempat berlatih beberapa lagu dan kekurangan satu personil untuk mengisi posisi keyboardist. Setelah diskusi beberapa kali akhirnya tawaran tersebut diambil dan mengajak Deddy Dores untuk main di Lemans nightclub. Waktu itu Achmad Albar (vokal), Ludwig Lemans (gitar), Donny Fattah (bass), Deddy Dores (kibor) dan Fuad Hassan (drum) memakai nama Crazy Wheels sebagai identitas grup, sebuah nama pemberian dari Derek Madradi yang identik dengan dunia reli.
Crazy Wheels merupakan cikal bakal lahirnya grup rock legendaris God Bless karena setelah itu mereka menembus panggung musik terbuka yang sangat prestise kala itu yaitu Teater Terbuka Taman Ismail Marzuki. Mereka tampil selama 2 malam yakni tanggal 4 dan 5 Mei 1973 minus Deddy Dores yang kala itu balik ke grupnya Freedom of Rhapsodia.
Tanggal 5 Mei 1973, Achmad Albar mengenalkan nama God Bless sebagai identitas grup bersama Donny Fattah (bass), Ludwig Lemans (gitar), Fuad Hassan (drum) serta Yockie Suryoprayogo (kibor) sekaligus sebagai formasi awal band rock legendaris God Bless.
Sejak diresmikannya nama God Bless, Albar dan grupnya meroket sebagai salah satu band rock yang menjanjikan setelah show mereka di TIM pada tanggal 4 dan 5 Mei 1973. Penampilan perdana mereka di panggung prestise TIM tersebut banyak mendapat puja – puji baik dari masyarakat luas maupun kalangan musisi.

Penampilan fantastis mereka berikutnya kembali menjadi topik pembicaraan saat menjadi penampil di acara Summer ’28 di bilangan Pasar Minggu pada tanggal 16 Agustus 1973. Saat itu God Bless tampil dengan formasi II yaitu Achmad Albar (vokal), Donny Fattah (bass), Ludwig Lemans (gitar), Fuad Hassan (drum) dan Deddy Dores (kibor). Formasi tersebut juga tampil dalam Film Musikal “Ambisi” garapan Wim Umboh.
Setelah penampilan mereka di Summer ’28 tersebut, markas mereka dibanjiri dengan tawaran show keliling Indonesia. Pada saat banjir order manggung tiba-tiba God Bless dikejutkan dengan pulangnya gitaris andal kebangsaan Belanda, Ludwig Lemans dengan alasan visanya sudah habis. Posisi Ludwig digantikan oleh Deddy Dores setelah menggaet keyboardist band Shark Move, Soman Lubis. Formasi mereka di akhir tahun 1973 terdiri Achmad Albar (vokal), Donny Fattah (bass), Deddy Dores (gitar), Soman Lubis (kibor) dan Fuad Hassan (drum), itulah formasi III God Bless.

Formasi III tersebut kembali mengalami perubahan disela-sela menjalani road show keliling Indonesia karena Soman Lubis lebih memilih kuliahnya, sehingga posisinya kembali diisi oleh Deddy Dores. Saat itu Godbless juga mengajak salah satu pendiri band top Rollies yakni Deddy Stanzah sehingga formasi IV terdiri Achmad Albar (vokal), Donny Fattah (gitar), Deddy Stanzah (bass), Deddy Dores (kibor) dan Fuad Hassan (drum).
Formasi IV tersebut juga hanya bertahan dua kota mengingat (alm) Deddy Stanzah dipecat karena terlalu intim dengan obat-obatan terlarang. Keluarnya salah satu pembetot bass terbaik negeri ini ternyata diikuti oleh Deddy Dores yang juga ikut cabut karena mengeluhkan jauhnya jarak Bandung – Jakarta waktu itu.
Di saat God Bless mencari pengganti tiba-tiba dikejutkan dengan peristiwa kecelakaan motor yang merenggut dua nyawa personil andalan mereka yaitu Fuad Hassan (drum) dan Soman Lubis (kibor). Peristiwa itu terjadi pada tanggal 9 Juni 1974 di Pancoran ketika God Bless hendak berlatih bersama Nasution Brothers di daerah Pegangsaan.
Kecelakaan tersebut sempat menghebohkan dunia musik tanah air serta para fans God Bless mengingat Fuad Hassan dan Soman Lubis merupakan para musisi jempolan tanah air. Setelah peristiwa itu, God Bless hanya tinggal menyisakan dua personil yaitu Achmad Albar dan Donny Fattah. Untuk menuntaskan show dibeberapa kota maka God Bless mengajak Nasution Brothers yaitu Keenan Nasution (drum), Debbie Nasution (kibor) dan Odink Nasution (gitar). Itulah formasi ke V pada pertengahan tahun 1974.

Pergantian personil di tubuh God Bless terus bergulir, Nasution Brothers mundur karena membentuk grup sendiri akan tetapi tak lama setelah itu, God Bless menggaet musisi jempolan asal kota Malang yaitu Yockie Suryoprayogo (kibor) yang bergabung kembali bersama mereka, Teddy Sujaya (drum) dan Ian Antono (gitar). Dua nama terakhir yang disebut merupakan musisi band top Bentoel Malang.

Dengan formasi Achmad Albar (vokal), Donny Fattah (bass), Ian Antono (gitar), Yockie Suryoprayogo (kibor) dan Teddy Sujaya (drum), itulah formasi ke VI. Dengan formasi ini God Bless mencapai puncak keemasannya. Tawaran show terus masuk bahkan mereka mendapat kehormatan sebagai band pendamping Suzi Quatro dan Deep Purple di tahun 1975. Selain itu, mereka tampil dalam film “Laela Majenun” dan “Doel Anak Modern” dan kemudian mereka merilis debut album bertajuk “God Bless” produksi Pramaqua di tahun 1976.
Di tahun 1977 sampai tahun 1979, Godbless mengalami kevakuman karena industri musik rock tanah air mengalami kolaps sehingga membuat Achmad Albar bersolo karir dengan membentuk duet maut bernama Duo Kribo bersama dedengkot eks. grup AKA yaitu Ucok Harahap.

Pada tahun 1980, God Bless kembali menggebrak dengan album kedua bertajuk “Cermin” produksi Jakarta Central. Saat album Cermin dirilis, posisi Yockie Suryoprayogo digantikan Abadi Soesman karena saat itu Yockie sedang sibuk dengan Badai Band bersama (alm) Chrisye dan Erros Djarot. Formasi album Cermin merupakan formasi ke VII God Bless yang terdiri dari Achmad Albar (vokal), Donny Fattah (bass), Ian Antono (gitar), Teddy Sujaya (drum) dan Abadi Soesman (kibor).

Formasi tersebut hanya bertahan hingga tahun 1982, Abadi Soesman kembali ke bandnya sendiri yakni Abadi Soesman Band. Selanjutnya direkrutlah Dodo Zakaria sehingga formasi ke VIII terdiri atas Achmad Albar (vokal), Donny Fattah (bass), Ian Antono (gitar), Teddy Sujaya (drum) dan Dodo Zakaria (kibor).
Di tahun 1985, formasi dengan keyboardist Dodo Zakaria sempat tampil dua kali dalam acara Rock Fusion di Balai Sidang tanggal 7 Agustus 1985 dan Rock Power TIM tanggal 31 Agustus 1985 duel meet GB vs SAS yang diprakarsai oleh Log Zhelebour.
Di tahun 1986, formasi God Bless kembali berubah. Posisi keyboardist kembali berganti dan God Bless kembali kepada formasi album pertama mereka yaitu Achmad Albar (vokal), Donny Fattah (bass), Ian Antono (gitar), Teddy Sujaya (drum) dan Yockie Suryoprayogo (kibor). Itulah formasi ke IX Godbless sejak diresmikan 5 Mei 1973.

Formasi tersebut kemudian mengadakan tur 10 kota di Pulau Jawa dan di tahun 1988 menggebrak dengan album ketiga bertajuk “Semut Hitam” yang menuai sukses besar dari segi komersil. Merekapun melakukan tur keliling 27 kota di Indonesia yang meraup sukses besar. Album Semut Hitam banyak menghasilkan hit-hit legendaris seperti “Kehidupan”, “Rumah Kita”, “Semut Hitam”, “Bla Bla Bla…”, “Ogut Suping” dan “Trauma”.
Sukses dengan album dan tur Semut Hitam kemudian dilanjutkan dengan album “Raksasa” yang dirilis di tahun 1989 dengan warna musik yang sedikit berbeda dan sangat dominan, bergenre agak metal seiring dengan bergantinya posisi gitaris dari Ian Antono ke pundak Eet Syahranie, seorang gitaris muda yang pernah mengecap kursus gitar di negeri paman sam. Album tersebut menghasilkan hit – hit legendaris seperti “Menjilat Matahari”, “Cendawan Kuning” dan “Raksasa”.

Formasi God Bless dalam album Raksasa merupakan formasi ke X yang terdiri dari Achmad Albar (vokal), Donny Fattah (bass), Eet Syahranie (gitar), Teddy Sujaya (drum) dan Yockie Suryoprayogo (kibor). Selepas album Raksasa, Log Zhelebour selaku promotor dan eksekutif produser God Bless kembali menggebrak dengan tur 40 Kota di Indonesia. Sayang tur tersebut tidak terselesaikan karena adanya masalah cengkeh yang berpengaruh terhadap industri rokok di Indonesia (saat itu tur God Bless disponsori oleh salah satu perusahaan rokok ternama). Tur itupun akhirnya terhenti ketika mereka main di Ancol pada tangal 30 Juni 1990. Formasi dengan gitaris Eet Syahranie kemudian berlanjut dengan meluncurkan album kompilasi bertajuk “The Story of God Bless” tahun 1990. Album kompilasi tersebut mengaransemen ulang 5 buah lagu lama yaitu “Huma Di atas Bukit”, “Musisi”, “Sesat”, “Setan Tertawa” dan “She Passed Away”. Dan pada tahun 1990, album Raksasa meraih BASF Award untuk kategori album rock terbaik.
Usai merilis album kompilasi, grup ini kembali mengalami tidur panjang meski di tahun 1991 sempat mengeluarkan satu single lagu berjudul “Vonis” karya Teddy Sujaya dan Jockie Suryoprayogo. Tidur panjang grup ini karena para personilnya sibuk dengan proyek masing-masing. Achmad Albar dan Donny Fattah membantu Ian Antono dengan mengibarkan Gong 2000, sebuah grup rock yang kerap memasukkan unsur musik tradisional dalam lagu-lagu mereka. Gong 2000 mendapat sambutan hangat dari para pecinta musik rock tanah air. Yockie dan Donny sibuk dengan proyek Kantata bersama Iwan Fals dan Setiawan Djody, Teddy Sujaya aktif dengan Anggun Cipta Sasmi dan Yossie Lucky sedangkan Eet Syahranie membentuk grup EdanE bersama Ecky Lamoh, Fajar Satritama dan Iwan Xaverius.
Di tahun 1997, Achmad Albar (vocal) mampu menyatukan kembali Donny Fattah (bass), Yockie Suryoprayogo (keyboard), Teddy Sujaya (drum) dan E’et Syahranie (gitar) untuk kembali ke rumah mereka yang bernama Godbless. Tidak hanya itu saja, Albar juga mengajak serta Ian Antono (gitar) untuk pulang ke rumah sehingga formasi mereka diisi duo gitaris handal negeri ini. Itulah formasi ke XI.

Selama dua bulan bertapa di Villa Aries Biru, Cisarua, Bogor sejak April – Juni 1997, akhirnya mereka merilis album kelima bertajuk “Apa Kabar?” yang menghasilkan 3 hit yakni “Apa Kabar?”, “Anakku” dan “Srigala Jalanan”. Di bulan Oktober 1997, God Bless meraih award dari Video Musik Indonesia (VMI) RCTI untuk lagu Srigala Jalanan sebagai kategori video klip terfavorit dan di bulan November 1997, klip lagu Anakku menyabet penghargaan sebagai Video Klip terbaik Video Musik Indonesia (VMI) RCTI. God Bless sempat melakukan konser di 5 kota di Pulau Jawa yaitu Surabaya (1 November 1997), Semarang (8 November 1997), Yogya (15 November 1997), Bandung (22 November 1997) dan Jakarta (3 Desember 1997).
Kebangkitan mereka ternyata kembali terhambat karena bangsa Indonesia dihantam badai krisis moneter dan terjadi kerusuhan di bulan Mei 1998. Dua hal ini membuat God Bless kembali mengalami kevakuman sampai tahun 2000 meskipun di bulan Juli 1999 sempet merilis single berjudul “Aku Bersaksi” karya Yockie Suryoprayogo.
Di tahun 2002, God Bless muncul dengan formasi Achmad Albar (vocal), Ian Antono (gitar), Donny Fattah (bass), Abadi Soesman (keyboard), Iwang Noorsaid (keyboard) dan Inang Noorsaid (drum). Formasi tersebut merupakan formasi ke XII dan sempat mengadakan Tour de Café serta show-show ke beberapa kota, juga tampil di arena Pekan Raya Jakarta. Formasi tersebut bertahan dua tahun. Di tahun 2004, formasi God Bless mengalami perubahan setelah mundurnya Noorsaid brothers. Mereka lalu menggandeng Gilang Ramadhan (drum) sehingga formasi mereka menjadi Achmad Albar, Ian Antono, Donny Fattah, Abadi Soesman dan Gilang Ramadhan. Itulah formasi ke XIII dan sempat tampil di acara Soundrenaline, Arena Pekan Raya Jakarta, Penampil utama dalam Rock Asean Concert 2004, Tur Merah Putih 2006 dan menjadi band pendamping band legendaris asal Inggris, Uriah Heep.
Di tahun 2007, Gilang Ramadhan mundur dan digantikan oleh Yaya Muktio, seorang drummer yang sudah tidak asing bagi Achmad Albar, Ian Antono dan Donny Fattah. Yaya Muktio adalah penabuh drum Gong 2000 pimpinan Ian Antono. Formasi dengan Yaya Muktio merupakan formasi ke XIV dan dengan formasi tersebut, God Bless merilis album baru di tahun 2009 bertajuk “36 th”. Di formasi ke XIV tersebut, God Bless meraih penghargaan dari AMI Awards 2009 kategori Lifetime Achievement, dan The Immortal dari Majalah Rolling Stones Indonesia.

Formasi ke XIV ini kembali mengalami perubahan di tahun 2012, God Bless menggandeng Fajar Satritama sebagai drummer yang notabene masih tercatat sebagai drummer band Edane. Selain itu, God Bless juga sempat tampil selama beberapa bulan di tahun 2012 tanpa Donny Fattah yang sempat terkena serangan jantung. Posisi Donny Fattah diisi oleh Arya Setyadi, seorang pemain bass dari band Wolfgang dan juga tercatat sebagai instruktur musik. Namun dipertengahan tahun 2012, Formasi God Bless kembali diperkuat oleh Bassist Donny Fattah dan tetap meminta bantuan Fajar Satritama sebagai penabuh drum sehingga formasi God Bless sampai dengan saat ini adalah Achmad Albar, Ian Antono, Donny Fattah, Abadi Soesman dan Fajar Satritama (formasi ke XV).
Saat ini God Bless tengah mempersiapkan acara khusus memperingati 40 tahun usia grup mereka sejak diresmikan pada tanggal 5 Mei 1973, dimana mereka tampil pertama kalinya di panggung prestise Arena Terbuka Taman Ismail Marzuki. God Bless juga tengah mempersiapkan sebuah album baru yang jika terwujud merupakan album rekaman mereka yang ketujuh sepanjang berkarir dalam blantika musik cadas di tanah air.

Awalnya hanya sekedar berlibur tapi liburan tersebut berubah setelah bertemu dengan (alm) Fuad Hassan dan Donny Fattah. Sebelumnya Achmad Albar sempat jalan bareng dengan Teddy Sujaya. Akhirnya mereka berempat (Albar, Donny, Fuad dan Ludwig) memiliki kesamaan dalam bermusik sehingga sepakat untuk berlatih di daerah Puncak.
Lantas baru berlatih selama dua pekan, mereka mendapat tawaran main di Lemans nightclub untuk menggantikan band Rollies yang mendapatkan kontrak main di nightclub Singapura. Tawaran tersebut datang dari Derek Madradi, kolega Fuad Hassan yang berprofesi sebagai pereli. Awalnya sempat ditolak karena mereka baru sempat berlatih beberapa lagu dan kekurangan satu personil untuk mengisi posisi keyboardist. Setelah diskusi beberapa kali akhirnya tawaran tersebut diambil dan mengajak Deddy Dores untuk main di Lemans nightclub. Waktu itu Achmad Albar (vokal), Ludwig Lemans (gitar), Donny Fattah (bass), Deddy Dores (kibor) dan Fuad Hassan (drum) memakai nama Crazy Wheels sebagai identitas grup, sebuah nama pemberian dari Derek Madradi yang identik dengan dunia reli.
Crazy Wheels merupakan cikal bakal lahirnya grup rock legendaris God Bless karena setelah itu mereka menembus panggung musik terbuka yang sangat prestise kala itu yaitu Teater Terbuka Taman Ismail Marzuki. Mereka tampil selama 2 malam yakni tanggal 4 dan 5 Mei 1973 minus Deddy Dores yang kala itu balik ke grupnya Freedom of Rhapsodia.
Tanggal 5 Mei 1973, Achmad Albar mengenalkan nama God Bless sebagai identitas grup bersama Donny Fattah (bass), Ludwig Lemans (gitar), Fuad Hassan (drum) serta Yockie Suryoprayogo (kibor) sekaligus sebagai formasi awal band rock legendaris God Bless.
Sejak diresmikannya nama God Bless, Albar dan grupnya meroket sebagai salah satu band rock yang menjanjikan setelah show mereka di TIM pada tanggal 4 dan 5 Mei 1973. Penampilan perdana mereka di panggung prestise TIM tersebut banyak mendapat puja – puji baik dari masyarakat luas maupun kalangan musisi.

Penampilan fantastis mereka berikutnya kembali menjadi topik pembicaraan saat menjadi penampil di acara Summer ’28 di bilangan Pasar Minggu pada tanggal 16 Agustus 1973. Saat itu God Bless tampil dengan formasi II yaitu Achmad Albar (vokal), Donny Fattah (bass), Ludwig Lemans (gitar), Fuad Hassan (drum) dan Deddy Dores (kibor). Formasi tersebut juga tampil dalam Film Musikal “Ambisi” garapan Wim Umboh.
Setelah penampilan mereka di Summer ’28 tersebut, markas mereka dibanjiri dengan tawaran show keliling Indonesia. Pada saat banjir order manggung tiba-tiba God Bless dikejutkan dengan pulangnya gitaris andal kebangsaan Belanda, Ludwig Lemans dengan alasan visanya sudah habis. Posisi Ludwig digantikan oleh Deddy Dores setelah menggaet keyboardist band Shark Move, Soman Lubis. Formasi mereka di akhir tahun 1973 terdiri Achmad Albar (vokal), Donny Fattah (bass), Deddy Dores (gitar), Soman Lubis (kibor) dan Fuad Hassan (drum), itulah formasi III God Bless.

Formasi III tersebut kembali mengalami perubahan disela-sela menjalani road show keliling Indonesia karena Soman Lubis lebih memilih kuliahnya, sehingga posisinya kembali diisi oleh Deddy Dores. Saat itu Godbless juga mengajak salah satu pendiri band top Rollies yakni Deddy Stanzah sehingga formasi IV terdiri Achmad Albar (vokal), Donny Fattah (gitar), Deddy Stanzah (bass), Deddy Dores (kibor) dan Fuad Hassan (drum).
Formasi IV tersebut juga hanya bertahan dua kota mengingat (alm) Deddy Stanzah dipecat karena terlalu intim dengan obat-obatan terlarang. Keluarnya salah satu pembetot bass terbaik negeri ini ternyata diikuti oleh Deddy Dores yang juga ikut cabut karena mengeluhkan jauhnya jarak Bandung – Jakarta waktu itu.
Di saat God Bless mencari pengganti tiba-tiba dikejutkan dengan peristiwa kecelakaan motor yang merenggut dua nyawa personil andalan mereka yaitu Fuad Hassan (drum) dan Soman Lubis (kibor). Peristiwa itu terjadi pada tanggal 9 Juni 1974 di Pancoran ketika God Bless hendak berlatih bersama Nasution Brothers di daerah Pegangsaan.
Kecelakaan tersebut sempat menghebohkan dunia musik tanah air serta para fans God Bless mengingat Fuad Hassan dan Soman Lubis merupakan para musisi jempolan tanah air. Setelah peristiwa itu, God Bless hanya tinggal menyisakan dua personil yaitu Achmad Albar dan Donny Fattah. Untuk menuntaskan show dibeberapa kota maka God Bless mengajak Nasution Brothers yaitu Keenan Nasution (drum), Debbie Nasution (kibor) dan Odink Nasution (gitar). Itulah formasi ke V pada pertengahan tahun 1974.

Pergantian personil di tubuh God Bless terus bergulir, Nasution Brothers mundur karena membentuk grup sendiri akan tetapi tak lama setelah itu, God Bless menggaet musisi jempolan asal kota Malang yaitu Yockie Suryoprayogo (kibor) yang bergabung kembali bersama mereka, Teddy Sujaya (drum) dan Ian Antono (gitar). Dua nama terakhir yang disebut merupakan musisi band top Bentoel Malang.

Dengan formasi Achmad Albar (vokal), Donny Fattah (bass), Ian Antono (gitar), Yockie Suryoprayogo (kibor) dan Teddy Sujaya (drum), itulah formasi ke VI. Dengan formasi ini God Bless mencapai puncak keemasannya. Tawaran show terus masuk bahkan mereka mendapat kehormatan sebagai band pendamping Suzi Quatro dan Deep Purple di tahun 1975. Selain itu, mereka tampil dalam film “Laela Majenun” dan “Doel Anak Modern” dan kemudian mereka merilis debut album bertajuk “God Bless” produksi Pramaqua di tahun 1976.
Di tahun 1977 sampai tahun 1979, Godbless mengalami kevakuman karena industri musik rock tanah air mengalami kolaps sehingga membuat Achmad Albar bersolo karir dengan membentuk duet maut bernama Duo Kribo bersama dedengkot eks. grup AKA yaitu Ucok Harahap.

Pada tahun 1980, God Bless kembali menggebrak dengan album kedua bertajuk “Cermin” produksi Jakarta Central. Saat album Cermin dirilis, posisi Yockie Suryoprayogo digantikan Abadi Soesman karena saat itu Yockie sedang sibuk dengan Badai Band bersama (alm) Chrisye dan Erros Djarot. Formasi album Cermin merupakan formasi ke VII God Bless yang terdiri dari Achmad Albar (vokal), Donny Fattah (bass), Ian Antono (gitar), Teddy Sujaya (drum) dan Abadi Soesman (kibor).

Formasi tersebut hanya bertahan hingga tahun 1982, Abadi Soesman kembali ke bandnya sendiri yakni Abadi Soesman Band. Selanjutnya direkrutlah Dodo Zakaria sehingga formasi ke VIII terdiri atas Achmad Albar (vokal), Donny Fattah (bass), Ian Antono (gitar), Teddy Sujaya (drum) dan Dodo Zakaria (kibor).
Di tahun 1985, formasi dengan keyboardist Dodo Zakaria sempat tampil dua kali dalam acara Rock Fusion di Balai Sidang tanggal 7 Agustus 1985 dan Rock Power TIM tanggal 31 Agustus 1985 duel meet GB vs SAS yang diprakarsai oleh Log Zhelebour.
Di tahun 1986, formasi God Bless kembali berubah. Posisi keyboardist kembali berganti dan God Bless kembali kepada formasi album pertama mereka yaitu Achmad Albar (vokal), Donny Fattah (bass), Ian Antono (gitar), Teddy Sujaya (drum) dan Yockie Suryoprayogo (kibor). Itulah formasi ke IX Godbless sejak diresmikan 5 Mei 1973.

Formasi tersebut kemudian mengadakan tur 10 kota di Pulau Jawa dan di tahun 1988 menggebrak dengan album ketiga bertajuk “Semut Hitam” yang menuai sukses besar dari segi komersil. Merekapun melakukan tur keliling 27 kota di Indonesia yang meraup sukses besar. Album Semut Hitam banyak menghasilkan hit-hit legendaris seperti “Kehidupan”, “Rumah Kita”, “Semut Hitam”, “Bla Bla Bla…”, “Ogut Suping” dan “Trauma”.
Sukses dengan album dan tur Semut Hitam kemudian dilanjutkan dengan album “Raksasa” yang dirilis di tahun 1989 dengan warna musik yang sedikit berbeda dan sangat dominan, bergenre agak metal seiring dengan bergantinya posisi gitaris dari Ian Antono ke pundak Eet Syahranie, seorang gitaris muda yang pernah mengecap kursus gitar di negeri paman sam. Album tersebut menghasilkan hit – hit legendaris seperti “Menjilat Matahari”, “Cendawan Kuning” dan “Raksasa”.

Formasi God Bless dalam album Raksasa merupakan formasi ke X yang terdiri dari Achmad Albar (vokal), Donny Fattah (bass), Eet Syahranie (gitar), Teddy Sujaya (drum) dan Yockie Suryoprayogo (kibor). Selepas album Raksasa, Log Zhelebour selaku promotor dan eksekutif produser God Bless kembali menggebrak dengan tur 40 Kota di Indonesia. Sayang tur tersebut tidak terselesaikan karena adanya masalah cengkeh yang berpengaruh terhadap industri rokok di Indonesia (saat itu tur God Bless disponsori oleh salah satu perusahaan rokok ternama). Tur itupun akhirnya terhenti ketika mereka main di Ancol pada tangal 30 Juni 1990. Formasi dengan gitaris Eet Syahranie kemudian berlanjut dengan meluncurkan album kompilasi bertajuk “The Story of God Bless” tahun 1990. Album kompilasi tersebut mengaransemen ulang 5 buah lagu lama yaitu “Huma Di atas Bukit”, “Musisi”, “Sesat”, “Setan Tertawa” dan “She Passed Away”. Dan pada tahun 1990, album Raksasa meraih BASF Award untuk kategori album rock terbaik.
Usai merilis album kompilasi, grup ini kembali mengalami tidur panjang meski di tahun 1991 sempat mengeluarkan satu single lagu berjudul “Vonis” karya Teddy Sujaya dan Jockie Suryoprayogo. Tidur panjang grup ini karena para personilnya sibuk dengan proyek masing-masing. Achmad Albar dan Donny Fattah membantu Ian Antono dengan mengibarkan Gong 2000, sebuah grup rock yang kerap memasukkan unsur musik tradisional dalam lagu-lagu mereka. Gong 2000 mendapat sambutan hangat dari para pecinta musik rock tanah air. Yockie dan Donny sibuk dengan proyek Kantata bersama Iwan Fals dan Setiawan Djody, Teddy Sujaya aktif dengan Anggun Cipta Sasmi dan Yossie Lucky sedangkan Eet Syahranie membentuk grup EdanE bersama Ecky Lamoh, Fajar Satritama dan Iwan Xaverius.
Di tahun 1997, Achmad Albar (vocal) mampu menyatukan kembali Donny Fattah (bass), Yockie Suryoprayogo (keyboard), Teddy Sujaya (drum) dan E’et Syahranie (gitar) untuk kembali ke rumah mereka yang bernama Godbless. Tidak hanya itu saja, Albar juga mengajak serta Ian Antono (gitar) untuk pulang ke rumah sehingga formasi mereka diisi duo gitaris handal negeri ini. Itulah formasi ke XI.

Selama dua bulan bertapa di Villa Aries Biru, Cisarua, Bogor sejak April – Juni 1997, akhirnya mereka merilis album kelima bertajuk “Apa Kabar?” yang menghasilkan 3 hit yakni “Apa Kabar?”, “Anakku” dan “Srigala Jalanan”. Di bulan Oktober 1997, God Bless meraih award dari Video Musik Indonesia (VMI) RCTI untuk lagu Srigala Jalanan sebagai kategori video klip terfavorit dan di bulan November 1997, klip lagu Anakku menyabet penghargaan sebagai Video Klip terbaik Video Musik Indonesia (VMI) RCTI. God Bless sempat melakukan konser di 5 kota di Pulau Jawa yaitu Surabaya (1 November 1997), Semarang (8 November 1997), Yogya (15 November 1997), Bandung (22 November 1997) dan Jakarta (3 Desember 1997).
Kebangkitan mereka ternyata kembali terhambat karena bangsa Indonesia dihantam badai krisis moneter dan terjadi kerusuhan di bulan Mei 1998. Dua hal ini membuat God Bless kembali mengalami kevakuman sampai tahun 2000 meskipun di bulan Juli 1999 sempet merilis single berjudul “Aku Bersaksi” karya Yockie Suryoprayogo.
Di tahun 2002, God Bless muncul dengan formasi Achmad Albar (vocal), Ian Antono (gitar), Donny Fattah (bass), Abadi Soesman (keyboard), Iwang Noorsaid (keyboard) dan Inang Noorsaid (drum). Formasi tersebut merupakan formasi ke XII dan sempat mengadakan Tour de Café serta show-show ke beberapa kota, juga tampil di arena Pekan Raya Jakarta. Formasi tersebut bertahan dua tahun. Di tahun 2004, formasi God Bless mengalami perubahan setelah mundurnya Noorsaid brothers. Mereka lalu menggandeng Gilang Ramadhan (drum) sehingga formasi mereka menjadi Achmad Albar, Ian Antono, Donny Fattah, Abadi Soesman dan Gilang Ramadhan. Itulah formasi ke XIII dan sempat tampil di acara Soundrenaline, Arena Pekan Raya Jakarta, Penampil utama dalam Rock Asean Concert 2004, Tur Merah Putih 2006 dan menjadi band pendamping band legendaris asal Inggris, Uriah Heep.
Di tahun 2007, Gilang Ramadhan mundur dan digantikan oleh Yaya Muktio, seorang drummer yang sudah tidak asing bagi Achmad Albar, Ian Antono dan Donny Fattah. Yaya Muktio adalah penabuh drum Gong 2000 pimpinan Ian Antono. Formasi dengan Yaya Muktio merupakan formasi ke XIV dan dengan formasi tersebut, God Bless merilis album baru di tahun 2009 bertajuk “36 th”. Di formasi ke XIV tersebut, God Bless meraih penghargaan dari AMI Awards 2009 kategori Lifetime Achievement, dan The Immortal dari Majalah Rolling Stones Indonesia.

Formasi ke XIV ini kembali mengalami perubahan di tahun 2012, God Bless menggandeng Fajar Satritama sebagai drummer yang notabene masih tercatat sebagai drummer band Edane. Selain itu, God Bless juga sempat tampil selama beberapa bulan di tahun 2012 tanpa Donny Fattah yang sempat terkena serangan jantung. Posisi Donny Fattah diisi oleh Arya Setyadi, seorang pemain bass dari band Wolfgang dan juga tercatat sebagai instruktur musik. Namun dipertengahan tahun 2012, Formasi God Bless kembali diperkuat oleh Bassist Donny Fattah dan tetap meminta bantuan Fajar Satritama sebagai penabuh drum sehingga formasi God Bless sampai dengan saat ini adalah Achmad Albar, Ian Antono, Donny Fattah, Abadi Soesman dan Fajar Satritama (formasi ke XV).
Saat ini God Bless tengah mempersiapkan acara khusus memperingati 40 tahun usia grup mereka sejak diresmikan pada tanggal 5 Mei 1973, dimana mereka tampil pertama kalinya di panggung prestise Arena Terbuka Taman Ismail Marzuki. God Bless juga tengah mempersiapkan sebuah album baru yang jika terwujud merupakan album rekaman mereka yang ketujuh sepanjang berkarir dalam blantika musik cadas di tanah air.
[CENTER]Official Twitter of God Bless[/CENTER]
[CENTER]God Bless Community Indonesia[/CENTER]
Salam Rock di Udara \m/
Polling
0 suara
Album God Bless yang paling nge ROCK menurut kamu?
Diubah oleh doslack 11-06-2013 05:24
1
12.6K
Kutip
47
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan