- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Pecinta musik Folk masup
TS
deyyyy
Pecinta musik Folk masup
mau berbagi musik folk pop asal yogyakarta nih gan
cek videonya gan
lagu-lagunya ane kasih linknya aje gan. klik [URL="https://S E N S O Raatpsc"]di sini[/URL]
Quote:
Aurette and The Polska Seeking Carnival (AATPSC) adalah band dari Yogyakarta, Indonesia. Terdiri dari 7 musisi yang memiliki latar belakang musikal dan selera musik yang berbeda. Namun perbedaan tersebut justru memberikan corak warna bagi musik AATPSC.
Teadatu, Aurel, dan Aris adalah Mahasiswa dan Mahasiswi jurusan Etnomusikologi ISI Yogyakarta yang terbiasa dengan Musik etnis nusantara dan musik
pentatonis dalam perkuliahan mereka sehari-hari. Setelah sempat 3 tahun berhenti bermusik dan menulis lagu karena disibukkan dengan perkuliahan. Akhirnya Teadatu memutuskan kembali bernyanyi, bermain Akordion dan juga menulis lagu.
Sementara itu Aurel, gadis kelahiran Timika Papua adalah seorang pemain perkusi,
khususnya Djembe Afrika. Tetapi karena kepiawaiannya bermain gitar ia juga mulai memainkan Ukulele.
Aris, penggemar berat Radiohead berasal dari kota Solo. Ia memiliki banyak koleksi buku dan sering menulis. Bermain Drum menjadi kegiatannya diluar kuliah. Kemudian Mursid dan Rian adalah Mahasiswa jurusan Musik di kampus yang sama.
Mursid dengan mayor instrumen Trumpet dan Rian dengan mayor instrumen Fagot.
Kedua instrumen tersebut adalah bagian dari orkestra ala Eropa. Hal yang membuat mereka terbiasa dengan repertoar-repertoar klasik. Sejak masih sekolah musik setara SMA mereka sudah mengenal orkestrasi dan bermain musik klasik. Kemudian ada Krishna Bayu, peniup trombone yang sebelumnya lebih dulu dikenal tercatat dalam formasi Sri Plecit, band ska Jogja. Kehadiran Bayu memberikan warna rock steady dalam lagu AATPSC.
Anggota AATPSC yang terakhir adalah Danny Luken, lembut, ceria dan gembira pembawaannya seperti musik AATPSC. Abang asli Betawi ini biasa membetot bass dalam improvisasi musik jazz.
6 orang dengan latar belakang musik yang berbeda ini dipaksa melebur menjadi satu dalam AATPSC. Bersama menjalin melodi dan ritmis ala musik eropa dalam genre riang yang mereka sebut- Pop Folk Polka. Dengan lagu-lagu seperti "Seeking Carnival" yang menggambarkan atmosfer karnaval, pasar malam, dan sirkus. Atau balada lembut dan romantis ala "I Love You More Than Pizza.” Kemudian ada "Vespaphoria" yang mengajak bergoyang dengan irama rock steady dan reggae. Dan demi menghormati Beirut, band yang menjadi influence dalam bermusik, AATPSC memutuskan mengkover lagu Beirut yang berjudul "Postcards From Italy."
Meskipun memainkan musik yang bisa dibilang kebarat-baratan, anggota AATPSC besar di pulau jawa. AATPSC sendiri berkembang di kota Yogyakarta. Kota multikultural dengan beragam budaya yang hidup dan berkembang secara berdampingan disana. Kota istimewa yang selalu mendukung kreativitas bermusik apapun. Kota yang memanjakan kreativitas berkesenian. AATPSC memanfaatkan keistimewaan Jogja itu dengan mengeksplorasi musik kebarat-baratan tersebut, namun tentu tak lantas menghilangkan identitas para anggotanya yang notabene memang orang Indonesia tulen. AATPSC berusaha mengamini bahwa daripada sibuk mengkotakkan timur dan barat, lebih baik kita berdendang dan berdansa dalam irama Pop Folk Polka. Karena konon di era sekarang ini batas antara timur dan barat itu sudah musnah dengan sendirinya, dan musik adalah bahasa universal.
Teadatu, Aurel, dan Aris adalah Mahasiswa dan Mahasiswi jurusan Etnomusikologi ISI Yogyakarta yang terbiasa dengan Musik etnis nusantara dan musik
pentatonis dalam perkuliahan mereka sehari-hari. Setelah sempat 3 tahun berhenti bermusik dan menulis lagu karena disibukkan dengan perkuliahan. Akhirnya Teadatu memutuskan kembali bernyanyi, bermain Akordion dan juga menulis lagu.
Sementara itu Aurel, gadis kelahiran Timika Papua adalah seorang pemain perkusi,
khususnya Djembe Afrika. Tetapi karena kepiawaiannya bermain gitar ia juga mulai memainkan Ukulele.
Aris, penggemar berat Radiohead berasal dari kota Solo. Ia memiliki banyak koleksi buku dan sering menulis. Bermain Drum menjadi kegiatannya diluar kuliah. Kemudian Mursid dan Rian adalah Mahasiswa jurusan Musik di kampus yang sama.
Mursid dengan mayor instrumen Trumpet dan Rian dengan mayor instrumen Fagot.
Kedua instrumen tersebut adalah bagian dari orkestra ala Eropa. Hal yang membuat mereka terbiasa dengan repertoar-repertoar klasik. Sejak masih sekolah musik setara SMA mereka sudah mengenal orkestrasi dan bermain musik klasik. Kemudian ada Krishna Bayu, peniup trombone yang sebelumnya lebih dulu dikenal tercatat dalam formasi Sri Plecit, band ska Jogja. Kehadiran Bayu memberikan warna rock steady dalam lagu AATPSC.
Anggota AATPSC yang terakhir adalah Danny Luken, lembut, ceria dan gembira pembawaannya seperti musik AATPSC. Abang asli Betawi ini biasa membetot bass dalam improvisasi musik jazz.
6 orang dengan latar belakang musik yang berbeda ini dipaksa melebur menjadi satu dalam AATPSC. Bersama menjalin melodi dan ritmis ala musik eropa dalam genre riang yang mereka sebut- Pop Folk Polka. Dengan lagu-lagu seperti "Seeking Carnival" yang menggambarkan atmosfer karnaval, pasar malam, dan sirkus. Atau balada lembut dan romantis ala "I Love You More Than Pizza.” Kemudian ada "Vespaphoria" yang mengajak bergoyang dengan irama rock steady dan reggae. Dan demi menghormati Beirut, band yang menjadi influence dalam bermusik, AATPSC memutuskan mengkover lagu Beirut yang berjudul "Postcards From Italy."
Meskipun memainkan musik yang bisa dibilang kebarat-baratan, anggota AATPSC besar di pulau jawa. AATPSC sendiri berkembang di kota Yogyakarta. Kota multikultural dengan beragam budaya yang hidup dan berkembang secara berdampingan disana. Kota istimewa yang selalu mendukung kreativitas bermusik apapun. Kota yang memanjakan kreativitas berkesenian. AATPSC memanfaatkan keistimewaan Jogja itu dengan mengeksplorasi musik kebarat-baratan tersebut, namun tentu tak lantas menghilangkan identitas para anggotanya yang notabene memang orang Indonesia tulen. AATPSC berusaha mengamini bahwa daripada sibuk mengkotakkan timur dan barat, lebih baik kita berdendang dan berdansa dalam irama Pop Folk Polka. Karena konon di era sekarang ini batas antara timur dan barat itu sudah musnah dengan sendirinya, dan musik adalah bahasa universal.
cek videonya gan
lagu-lagunya ane kasih linknya aje gan. klik [URL="https://S E N S O Raatpsc"]di sini[/URL]
0
6.1K
Kutip
26
Balasan
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan