Kaskus

News

inforektorAvatar border
TS
inforektor
Forum Rektor "Perangi" Golput
MAKASSAR, FAJAR -- Forum Rektor Indonesia menyatakan keprihatinan terhadap tingginya angka golongan putih (Golput) belakangan ini. Forum ini akan membahas strategi untuk meningkatkan partisipasi pemilih. Golput adalah istilah bagi orang yang secara sadar tidak menggunakan hak pilihnya karena menganggap tidak ada yang layak dipilih. Namun, belakangan ini, golput sudah menjadi istilah umum bagi warga yang tidak menggunakan hak pilihnya dengan berbagai alasan.

Sejumlah pemilukada di Sulsel menunjukkan masih rendahnya angka partisipasi pemilih. Umumnya berada pada angka 60 persen hingga 70 persen. Ironisnya, kalangan kampus disebut menjadi penyumbang golput terbesar. Hal itu diungkapkan Ketua Forum Rektor Indonesia, Profesor Laode M Kamaluddin. "Generasi ini banyak tidak ikut memilih, tetapi rajin mengkritik pemerintah," katanya kepada wartawan di Makassar, Jumat, 7 Mei.

Untuk mengantisipasi hal demikian, kata Laode, Forum Rektor harus turun melakukan advokasi. Mereka mesti mensosialisasikan programnya. "Intinya mengajak generasi muda ikut memilih, ikut berpartisipasi dalam setiap pemilihan," ungkapnya.

Rektor Unhas Profesor Idrus Paturusi mengatakan, kalangan kampus tidak bisa disalahkan dalam tingginya angka golput. Menurutnya, generasi muda sekarang banyak yang golput karena generasi tua tidak memberi contoh yang baik.

Perilaku korupsi telah menjadi pemandangan yang lazim. Belum lagi banyaknya politikus atau birokrat yang terlibat skandal perempuan, serta berbagai perilaku menyimpang lainnya.

Namun, terlepas dari persoalan itu, Idrus punya solusi. Penggunaan sistem electronic voting (e-voting), katanya, bisa menjadi salah satu cara mengurangi angka golput. "Dengan e-voting, demokrasi bisa lebih bagus, transparansi tinggi, dan tidak ada kecurigaan lagi," jelasnya.

Selain perilaku menyimpang politikus dan birokrat, banyaknya kecurangan dalam setiap pemilihan memang ikut memicu tingginya angka golput. Makanya, Idrus yakin e-voting ini bisa memperbaiki kepercayaan pemilih, terutama dari kalangan terpelajar.

Saat ini, Unhas sudah mulai melakukan advokasi pendidikan demokrasi. Termasuk mensosialisasikan e-voting. Sistem ini telah diuji coba pada Pemilukada Bantaeng lalu. "Electronic voting akan memangkas 50 persen biaya pilkada dan bisa langsung diketahui hasilnya setelah pemilihan," urai Idrus.

Dalam sosialisasi e-voting tersebut, Unhas bekerja sama dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). "Kalau ada yang menolak sistem ini, berarti pemikirannya tidak fair karena dengan sistem ini, tindak kecurangan bisa dihilangkan," tambahnya.

Hari ini, rektor perguruan tinggi se-Sulawesi berkumpul di Unhas. Mereka akan membahas strategi untuk meningkatkan angka partisipasi pemilih dalam berbagai agenda demokrasi, termasuk Pemilu Legislatif dan Pilpres 2014. (m04)

emoticon-I Love Indonesia (S) emoticon-I Love Indonesia (S) emoticon-I Love Indonesia (S)

Sumber: http://www.fajar.co.id/politik/2669051_5665.html

# follow us @InfoRektor like us https://www.facebook.com/pages/Forum...166311?fref=ts
nona212Avatar border
nona212 memberi reputasi
1
959
8
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan