- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
LDR: Antara Rindu yang Menggebu, Jarak dan Pulsa
TS
cocorohideung
LDR: Antara Rindu yang Menggebu, Jarak dan Pulsa
Halo gan, lama nih gak bikin trit di kaskus.. okedeh, iseng-iseng tadi nemu tulisan gokil soal LDR. gue copas dari www(dot)mahasiswabingung(dot)com. silakan bagi agan yang lagi LDR atau akan menjalani LDR... hehehe
Gue nggak jomblo kok. Gue Cuma lagi LDR. Ya gue sama pacar gue jaraknya sangat jauh. Gue ada di masa ini, dan pacar gue ada di masa depan
Lo pernah tau LDR? Atau punya teman yang sedang LDR? Atau mungkin lo sendiri pelaku LDR?. Kalo gue pernah mengalami semua itu. Pertama kali gue tau tentang istilah LDR yaitu pas jaman sekolah dulu waktu nonton Film nya Raditya Dika yang ‘Kambing Jantan’, ya tapi gue jelas nggak bakal bahas soal film itu. Teman yang LDR? Banyak disekitar gue teman-teman yang lagi asyik-asyiknya LDR. Pernah mengalami? Jelas. Waktu pertama kali kuliah dan harus berangkat ke Kota Jogja, gue sempet LDR-an sama pacar gue waktu SMA.
Eh gue belum jelasin apa itu LDR ya? Kali aja ada dari kalian yang baru kembali dari masa lalu atau baru keluar dari gua tempat lo bertapa. LDR merupakan singkatan dari Long Distance Relationship atau kalau di bahasa indonesiakan, kepanjangannya bisa menjadi Lelah Diterpa Rindu atau Lelah Disiksa Rindu. Silakan pilih saja yang menurut lo lebih manusiawi.
Fenomena LDR ini memang menghadirkan banyak cerita, bukan hanya bagi pelakunya melainkan juga buat orang-orang yang ada disekitarnya. Meski kisah-kasih yang terentang jarak ini sudah ada sejak zaman entah kapan itu, namun kehadirannya selalu memiliki daya tarik tersendiri, itulah sebabnya makin banyak buku ataupun orang yang berusaha untuk menganalisis fenomena yang satu ini, tentunya dari berbagai sudut pandang. Orang-orang yang sedang mengalami LDR biasanya memiliki ciri-ciri umum tertentu yang sebenarnya sangat mudah kita kenali.
Ciri yang pertama misalnya bisa dilihat dari foto profil di media sosialnya. Kebanyakan para pelaku LDR biasanya memilih untu memasang foto bersama sebuah barang, atau lebih umum lagi memeluk boneka (buat yang cewek). Hal ini bisa memastikan meski nggak 100% bahwa orang ini adalah LDR-ers (pelaku LDR). Kenapa demikian? Karena para LDR-ers pastinya dilanda rindu yang sangat luar biasa, makanya barang pemberian dari sang kekasih biasanya dijadikan sebagai pelampiasan atau simbol rasa rindu tersebut. Dan hanya boneka itu yang bisa diajak berfoto berdua karena jika pasangannya ada di dekatnya pastilah bukan bonekanya yang diajak berfoto bersama. Mengidentifikasi pelaku LDR dari akun twitter atau facebooknya juga bisa dari apa yang dia tulis. Orang boleh menutupi statusnya, tapi jika wall fb atau timeline twitternya kerap dipenuhi kutipan bijak tentang kesetiaan apalagi menggunakan hashtag #LDR, maka hampir dipastikan orang itu adalah laskar LDR.
Ciri yang kedua, para LDR-ers biasanya memiliki handphone lebih dari satu atau minimal memiliki beberapa sim card dari provider cellular yang berbeda yang pasti salah satunya sering muncul di TV dengan tawaran tarif yang sangat murah. Mereka yang sedang menjalani LDR pasti memiliki intensitas pertemuan yang sangat minim, maka solusinya dalah komunikasi jarak jauh melalui telepon. Tapi sangat sedikit orang yang rela menghabiskan banyak duit hanya untuk membeli pulsa. Kebanyakan memilih untuk menggunakan layanan telepon yang memiliki banyak promo atau paket gratisan dan biasanya sim card nya dari provider yang sama. Nah bila lo punya teman yang tiap malam pada jam yang dianggap kurang normal sering telpon-telponan atau bahkan sering bolak-balik counter pulsa buat isi pulsa, maka bisa dipastikan bahwa temen lo adalah seorang LDR-ers sejati.
Di zaman ini rasanya kebutuhan seorang LDR-ers makin terpenuhi saja. Seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi, media untuk mempermudah komunikasi para LDR-ers dengan pasangannya yang berada nun jauh disana makin terfasilitasi. Mereka para LDR-ers biasanya memiliki agenda rutin untuk melakukan video call melalui skype atau YM atau pun hanya sekedar chatting. Jika dia belm bisa menggunakannya, otomatis dia akan belajar sekuat tenaga agar bisa menggunakannya, ini demi sob, demi. Nah maka jika ada seorang teman yang mendadak minta bantuan lo buat diajari cara menggunakan skype, maka boleh diduga ia adalah pelaku LDR atau sedang bersiap menjalani cerita cinta jarak jauh itu.
Para LDR-ers yang belum berpengalaman, atau masih baru dalam hal per-LDR-an biasanya sering sekali ngecek telponnya sambil bergumam dalam hati, “kapan ya kamu ngehubungin aku? Ayo dong telpon? Kok kamu nggak sms sih? Aku kan kangen banget...T_T ”
Kalo temen lo yang teridentifikasi sebagai pelaku LDR dan kebetulan mempunyai sebuah blog, coba deh lo cek arsip postingannya. Kalo ada isi tulisannya yang berisi tentang puisi-puisi kerinduan, banyak kutipan lagu yang mengandung unsur kerinduan apalagi ada kata-kata “jarak memisahkan”, maka besar kemungkinan teman kita adalah seorang pelaku LDR atau pernah memiliki kisah cinta jarak jauh itu.
Buat yang kebetulan ngekost, kalo misalkan ada temen lo yang kalo malem-malem sering keluar kamar kemudian duduk di teras atau naik ke balkon memandangi bulan dan bintang di langit dengan tatapan penuh arti dan hati yang sedikit pilu, dia LDR-ers sob!!. Memang jam-jam itu adalah waktu yang tepat untuk membingkai rindu, sepi sekaligus jam-jam berlakunya tarif telepon murah. Pelaku LDR selalu cermat memilih waktu.
Selain ciri-ciri tadi, para suspect LDR juga biasanya sangat sensitif dengan tempat dan situasi tertentu. Misalnya nih, di suatu cafe atau tempat makan yang mejanya memiliki dua kursi, kemudian dia merasa nggak betah, maka bisa dipastikan dia sedang teringat seseorang. Parahnya, semakin lama dia ada di tempat seperti itu maka hatinya akan semakin tersiksa, melihat meja lain terisi berdua sedangkan dia hanya sendirian saja. Selain sensitif pada tempat tertentu, para LDR-ers juga sangat sensitif pada keramaian. Misalnya nih, dia lagi jalan sendiri di taman kota atau tempat umum lainnya, kadang dia melirik pada pasangan-pasangan yang jalan berdua sambil gandengan tangan, pasti dalam hati dia berkata, “kampret, gue gandengan sama angin, ini nggak adil... Demi Tu... ah sudahlah”.
Nah jadi memang mereka yang sedang menjalani fase hidup sebagai seorang LDR-ers pastinya nggak menjalani hidup dengan normal seperti kebanyakan orang. Meskipun ketika ditanya, apakah hidupnya baik-baik saja, dia pasti menjawab ‘iya baik-baik saja’, lo nggak usah percaya gitu aja. Karena pasti di sudut hatinya yang terdalam, ada rindu yang sangat menggangu.
Kata temen gue di suatu kesempatan ngobrol, sebenarnya LDR itu sama saja dengan JOMBLO, namun packagingnya aja yang berbeda. Ah entahlah, terserah lo mau setuju dengan pendapat itu atau enggak. Yang jelas, pada keadaan tertentu, seorang LDR-ers atau JOMBLO-ers itu sama, sama-sama sendiri ~
sekian gan, kalo berkenan bolehlah bagi
Quote:
Gue nggak jomblo kok. Gue Cuma lagi LDR. Ya gue sama pacar gue jaraknya sangat jauh. Gue ada di masa ini, dan pacar gue ada di masa depan
Lo pernah tau LDR? Atau punya teman yang sedang LDR? Atau mungkin lo sendiri pelaku LDR?. Kalo gue pernah mengalami semua itu. Pertama kali gue tau tentang istilah LDR yaitu pas jaman sekolah dulu waktu nonton Film nya Raditya Dika yang ‘Kambing Jantan’, ya tapi gue jelas nggak bakal bahas soal film itu. Teman yang LDR? Banyak disekitar gue teman-teman yang lagi asyik-asyiknya LDR. Pernah mengalami? Jelas. Waktu pertama kali kuliah dan harus berangkat ke Kota Jogja, gue sempet LDR-an sama pacar gue waktu SMA.
Eh gue belum jelasin apa itu LDR ya? Kali aja ada dari kalian yang baru kembali dari masa lalu atau baru keluar dari gua tempat lo bertapa. LDR merupakan singkatan dari Long Distance Relationship atau kalau di bahasa indonesiakan, kepanjangannya bisa menjadi Lelah Diterpa Rindu atau Lelah Disiksa Rindu. Silakan pilih saja yang menurut lo lebih manusiawi.
Fenomena LDR ini memang menghadirkan banyak cerita, bukan hanya bagi pelakunya melainkan juga buat orang-orang yang ada disekitarnya. Meski kisah-kasih yang terentang jarak ini sudah ada sejak zaman entah kapan itu, namun kehadirannya selalu memiliki daya tarik tersendiri, itulah sebabnya makin banyak buku ataupun orang yang berusaha untuk menganalisis fenomena yang satu ini, tentunya dari berbagai sudut pandang. Orang-orang yang sedang mengalami LDR biasanya memiliki ciri-ciri umum tertentu yang sebenarnya sangat mudah kita kenali.
Ciri yang pertama misalnya bisa dilihat dari foto profil di media sosialnya. Kebanyakan para pelaku LDR biasanya memilih untu memasang foto bersama sebuah barang, atau lebih umum lagi memeluk boneka (buat yang cewek). Hal ini bisa memastikan meski nggak 100% bahwa orang ini adalah LDR-ers (pelaku LDR). Kenapa demikian? Karena para LDR-ers pastinya dilanda rindu yang sangat luar biasa, makanya barang pemberian dari sang kekasih biasanya dijadikan sebagai pelampiasan atau simbol rasa rindu tersebut. Dan hanya boneka itu yang bisa diajak berfoto berdua karena jika pasangannya ada di dekatnya pastilah bukan bonekanya yang diajak berfoto bersama. Mengidentifikasi pelaku LDR dari akun twitter atau facebooknya juga bisa dari apa yang dia tulis. Orang boleh menutupi statusnya, tapi jika wall fb atau timeline twitternya kerap dipenuhi kutipan bijak tentang kesetiaan apalagi menggunakan hashtag #LDR, maka hampir dipastikan orang itu adalah laskar LDR.
Ciri yang kedua, para LDR-ers biasanya memiliki handphone lebih dari satu atau minimal memiliki beberapa sim card dari provider cellular yang berbeda yang pasti salah satunya sering muncul di TV dengan tawaran tarif yang sangat murah. Mereka yang sedang menjalani LDR pasti memiliki intensitas pertemuan yang sangat minim, maka solusinya dalah komunikasi jarak jauh melalui telepon. Tapi sangat sedikit orang yang rela menghabiskan banyak duit hanya untuk membeli pulsa. Kebanyakan memilih untuk menggunakan layanan telepon yang memiliki banyak promo atau paket gratisan dan biasanya sim card nya dari provider yang sama. Nah bila lo punya teman yang tiap malam pada jam yang dianggap kurang normal sering telpon-telponan atau bahkan sering bolak-balik counter pulsa buat isi pulsa, maka bisa dipastikan bahwa temen lo adalah seorang LDR-ers sejati.
Di zaman ini rasanya kebutuhan seorang LDR-ers makin terpenuhi saja. Seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi, media untuk mempermudah komunikasi para LDR-ers dengan pasangannya yang berada nun jauh disana makin terfasilitasi. Mereka para LDR-ers biasanya memiliki agenda rutin untuk melakukan video call melalui skype atau YM atau pun hanya sekedar chatting. Jika dia belm bisa menggunakannya, otomatis dia akan belajar sekuat tenaga agar bisa menggunakannya, ini demi sob, demi. Nah maka jika ada seorang teman yang mendadak minta bantuan lo buat diajari cara menggunakan skype, maka boleh diduga ia adalah pelaku LDR atau sedang bersiap menjalani cerita cinta jarak jauh itu.
Para LDR-ers yang belum berpengalaman, atau masih baru dalam hal per-LDR-an biasanya sering sekali ngecek telponnya sambil bergumam dalam hati, “kapan ya kamu ngehubungin aku? Ayo dong telpon? Kok kamu nggak sms sih? Aku kan kangen banget...T_T ”
Kalo temen lo yang teridentifikasi sebagai pelaku LDR dan kebetulan mempunyai sebuah blog, coba deh lo cek arsip postingannya. Kalo ada isi tulisannya yang berisi tentang puisi-puisi kerinduan, banyak kutipan lagu yang mengandung unsur kerinduan apalagi ada kata-kata “jarak memisahkan”, maka besar kemungkinan teman kita adalah seorang pelaku LDR atau pernah memiliki kisah cinta jarak jauh itu.
Buat yang kebetulan ngekost, kalo misalkan ada temen lo yang kalo malem-malem sering keluar kamar kemudian duduk di teras atau naik ke balkon memandangi bulan dan bintang di langit dengan tatapan penuh arti dan hati yang sedikit pilu, dia LDR-ers sob!!. Memang jam-jam itu adalah waktu yang tepat untuk membingkai rindu, sepi sekaligus jam-jam berlakunya tarif telepon murah. Pelaku LDR selalu cermat memilih waktu.
Selain ciri-ciri tadi, para suspect LDR juga biasanya sangat sensitif dengan tempat dan situasi tertentu. Misalnya nih, di suatu cafe atau tempat makan yang mejanya memiliki dua kursi, kemudian dia merasa nggak betah, maka bisa dipastikan dia sedang teringat seseorang. Parahnya, semakin lama dia ada di tempat seperti itu maka hatinya akan semakin tersiksa, melihat meja lain terisi berdua sedangkan dia hanya sendirian saja. Selain sensitif pada tempat tertentu, para LDR-ers juga sangat sensitif pada keramaian. Misalnya nih, dia lagi jalan sendiri di taman kota atau tempat umum lainnya, kadang dia melirik pada pasangan-pasangan yang jalan berdua sambil gandengan tangan, pasti dalam hati dia berkata, “kampret, gue gandengan sama angin, ini nggak adil... Demi Tu... ah sudahlah”.
Nah jadi memang mereka yang sedang menjalani fase hidup sebagai seorang LDR-ers pastinya nggak menjalani hidup dengan normal seperti kebanyakan orang. Meskipun ketika ditanya, apakah hidupnya baik-baik saja, dia pasti menjawab ‘iya baik-baik saja’, lo nggak usah percaya gitu aja. Karena pasti di sudut hatinya yang terdalam, ada rindu yang sangat menggangu.
Kata temen gue di suatu kesempatan ngobrol, sebenarnya LDR itu sama saja dengan JOMBLO, namun packagingnya aja yang berbeda. Ah entahlah, terserah lo mau setuju dengan pendapat itu atau enggak. Yang jelas, pada keadaan tertentu, seorang LDR-ers atau JOMBLO-ers itu sama, sama-sama sendiri ~
sekian gan, kalo berkenan bolehlah bagi
0
4.2K
Kutip
23
Balasan
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan