- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Warga Moroseneng Tolak Penutupan Lokalisasi...???


TS
jfun790
Warga Moroseneng Tolak Penutupan Lokalisasi...???
Quote:
Surabaya - Warga lokalisasi Sememi Jaya (Moroseneng) menolak rencana Pemkot Surabaya yang akan menutup 'mata pencaharian' mereka. Mereka menganggap, penutupan akan berdampak luas bagi warga sekitar yang menggantungkan kehidupan ekonomi dari lokalisasi di kawasan itu.
Hal ini diungkapkan Ketua RW 1 Sememi Jaya, Kelurahan Sememi, Kecamatan Benowo, Sukari. Menurutnya, dirinya mendapat keluhan rencana penutupan lokalisasi dari para pemilik wisma dan warga yang menggantungkan hidupnya di lokalisasi tersebut.
"Saya sebagai pengurus warga dan para pengusaha maupun para PSK juga warga saya, meski mereka bukan penduduk tetap, tapi mereka tetap warga saya. Mereka mengeluh jika sampai Moroseneng ditutup, akan sangat berdampak besar bagi kehidupan baik penghuni dan warga sekitarnya yang menggantungkan dari sana," ujarnya saat ditemui detikcom, Minggu (9/6/2013).
Sukari mengungkapkan, warga sekitar lokalisasi Moroseneng selama ini tidak pernah protes atas keberadaan lokalisasi yang memiliki 32 wisma tersebut.
"Warga sekitar sangat terbantu ekonominya dengan keberadaan lokalisasi, mereka berjualan, buka tempat parkir, ada juga yang jadi buruh cuci dan masih banyak lagi. Kalau ditutup, warga dapat apa, wong yang dapat pesangon hanya mucikari dan PSK," tegasnya.
Tak hanya itu, Sukari juga mengungkapkan, adanya kecurangan petugas Dinas Sosial yang melakukan pendataan PSK 7 hari jelang puasa Ramadan serta dua hari saat puasa.
"Kalau saat itu kan sudah banyak yang pulang. Lalu siapa yang didata, lalu kalau ditutup dan mendapat pesangon, para PSK yang tidak terdata meminta ke saya sebagai Ketua RW, saya harus bilang apa. Dan pendataan seperti ini kerap dilakukan tiap tahun sebelum ada rencana penutupan Moroseneng," ujarnya.
Sementara salah satu pengusaha wisma yang enggan disebutkan namanya menyayangkan dengan rencana penutupan itu. Padahal, pihaknya selama ini sudah mentaati semua peraturan yang dikeluarkan oleh Pemkot.
"pembinaan sudah kita jalankan, pengajian sudah kita laksanakan, kondomisasi juga sudah serta suntik tiap minggu juga kita laksanakan. Kita selama ini sudah manut (patuh,red) tertib juga sudah. Semua sudah kita laksanakan masih ditutup," ungkapnya.
Tak hanya itu, pria yang sudah puluhan tahun berkecimpung di dunia prostitusi ini mengancam jangan sampai akan terjadi tindakan yang tidak diinginkan jika pemkot terus menerus menginginkan penutupan lokalisasi Moroseneng.
"Kalau orang lapar mungkin bisa ditahan. Tapi kalau sudah kelaparan orang bisa berbuat apapun," ujarnya dengan nada tinggi sambil mewanti-wanti agar namanya tidak disebutkan.
(bdh/bdh)
Hal ini diungkapkan Ketua RW 1 Sememi Jaya, Kelurahan Sememi, Kecamatan Benowo, Sukari. Menurutnya, dirinya mendapat keluhan rencana penutupan lokalisasi dari para pemilik wisma dan warga yang menggantungkan hidupnya di lokalisasi tersebut.
"Saya sebagai pengurus warga dan para pengusaha maupun para PSK juga warga saya, meski mereka bukan penduduk tetap, tapi mereka tetap warga saya. Mereka mengeluh jika sampai Moroseneng ditutup, akan sangat berdampak besar bagi kehidupan baik penghuni dan warga sekitarnya yang menggantungkan dari sana," ujarnya saat ditemui detikcom, Minggu (9/6/2013).
Sukari mengungkapkan, warga sekitar lokalisasi Moroseneng selama ini tidak pernah protes atas keberadaan lokalisasi yang memiliki 32 wisma tersebut.
"Warga sekitar sangat terbantu ekonominya dengan keberadaan lokalisasi, mereka berjualan, buka tempat parkir, ada juga yang jadi buruh cuci dan masih banyak lagi. Kalau ditutup, warga dapat apa, wong yang dapat pesangon hanya mucikari dan PSK," tegasnya.
Tak hanya itu, Sukari juga mengungkapkan, adanya kecurangan petugas Dinas Sosial yang melakukan pendataan PSK 7 hari jelang puasa Ramadan serta dua hari saat puasa.
"Kalau saat itu kan sudah banyak yang pulang. Lalu siapa yang didata, lalu kalau ditutup dan mendapat pesangon, para PSK yang tidak terdata meminta ke saya sebagai Ketua RW, saya harus bilang apa. Dan pendataan seperti ini kerap dilakukan tiap tahun sebelum ada rencana penutupan Moroseneng," ujarnya.
Sementara salah satu pengusaha wisma yang enggan disebutkan namanya menyayangkan dengan rencana penutupan itu. Padahal, pihaknya selama ini sudah mentaati semua peraturan yang dikeluarkan oleh Pemkot.
"pembinaan sudah kita jalankan, pengajian sudah kita laksanakan, kondomisasi juga sudah serta suntik tiap minggu juga kita laksanakan. Kita selama ini sudah manut (patuh,red) tertib juga sudah. Semua sudah kita laksanakan masih ditutup," ungkapnya.
Tak hanya itu, pria yang sudah puluhan tahun berkecimpung di dunia prostitusi ini mengancam jangan sampai akan terjadi tindakan yang tidak diinginkan jika pemkot terus menerus menginginkan penutupan lokalisasi Moroseneng.
"Kalau orang lapar mungkin bisa ditahan. Tapi kalau sudah kelaparan orang bisa berbuat apapun," ujarnya dengan nada tinggi sambil mewanti-wanti agar namanya tidak disebutkan.
(bdh/bdh)
Quote:
kalau sudah begini mau apa lagi..???wong di lounge aja banyak PK nya...

Spoiler for sumber:
[URL="http://news.detik..com/surabaya/read/2013/06/09/163726/2268299/466/warga-moroseneng-tolak-penutupan-lokalisasi?y991102465"]detik surabaya[/URL]
0
2.4K
Kutip
4
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan