Jumlah penderita HIVAIDS terus meningkat dari waktu ke waktu, usia terbanyak yaitu antara usia 26 hingga 30 tahun. Gejala terinfeksi baru muncul setelah beberapa tahun tertular, membuat penyakit ini cepat menyebar. Seseorang yang sudah terinfeksi tidak menyadarinya sebelum gejala muncul, dan tidak ada tindakan pencegahan penularan pada periode atau masa ini.
Banyak pemahaman yang keliru ditengah masyarakat bahwa HIV AIDS dengan mudah meluar lewat udara, pekaian atau peralatan yang digunakan bersama. HIV atau Human Immunodeficiency Virus adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia. Virus HIV hidup dalam cairan tubuh, yaitu:
Darah
Air mani
Cairan vagina
Air susu ibu (ASI)
HIV AID dapat menular melalui beberapa cara:
Spoiler for Awas:
Spoiler for 1:
Hubungan seks.
Melalui hubungan seks penetratif (penis masuk kedalam vagina/anus) yang dilakukan tanpa menggunakan kondom Hubungan seks seperti ini memungkinkan tercampurnya cairan sperma dengan cairan vagina (untuk hubungan seks lewat vagina). Sedangkan hubungan sek melalui anus bisa memungkin tercampurnya cairan sperma dengan darah.
Hubungan seksual secara anal (lewat dubur) paling berisiko menularkan HIV, karena epitel mukosa anus relatif tipis dan lebih mudah terluka dibandingkan epitel dinding vagina, sehingga HIV lebih mudah masuk ke aliran darah. Dalam berhubungan seks vaginal, perempuan lebih besar risikonya daripada pria karena selaput lendir vagina cukup rapuh. Disamping itu karena cairan sperma akan menetap cukup lama di dalam vagina, kesempatan HIV masuk ke aliran darah menjadi lebih tinggi. HIVdi cairan vagina atau darah tersebut, juga dapat masuk ke aliran darah melalui saluran kencing pasangannya.
Orang yang punya penyakit infeksi jika memiliki luka atau ada cairan dari tubuh yang keluar maka bisa 10 kali menularkan potensi HIV kepada pasangannya lewat hubungan seks. Perilaku gonta ganti pasangan seks tanpa menggunakan kondom juga sangat berisiko. Untuk itu lakukan hubungan seks yang aman, sesuai dengan ajaran agama.
Spoiler for 2:
Menerima transfusi darah yang terinfeksi virus HIV
Penularan melalui transfusi darah risikonya sangat tinggi, maka itu bank darah biasanya akan mengecek berulang-ulang pada darah yang digunakan pasien melalui skrining yang ketat. Beberapa penderita diduga tertular setelah menjalani transfuse darah. Seseorang yang harus menerima transfusi darah tubuhnya dalam keadaan sakit atau lemah, sehingga virus bisa dengan cepat menyebar dan berkembang dalam tubuhnya.
Spoiler for 3:
Penggunaan bersama jarum suntik yang sudah terkontaminasi.
Penularan lewat jarum suntik banyak terjadi pada pengguna narkoba. Melalui pemakaian jarun suntik yang berulangkali dalam kegiatan lain, misalnya : peyuntikan obat, imunisasi, pemakaian alat tusuk yang menembus kulit, misalnya alat tindik, tato, dan alat facial wajah. Sebaiknya gunakan jarum suntik sekali pakai.
Spoiler for 4:
Penularan dari Ibu Hamil (Positif) kepada Janinnya.
Penularan dari ibu hamis positif HIV dapat terjadi ketika bayi dalam kandungan, bisa juga ketika melahirkan atau bisa juga ditularkan ketika menyusui bayi tersebut
Penularan HIV dari ibu hamil ke anak bisa terjadi karena infeksi melewati plasenta, saat proses persalinan atau menyusui. Sumber infeksi ini bisa dari darah ibu, plasenta, cairan amnion dan ASI. Kemungkinan bayi tertular HIV dari ibunya pada masa kehamilan adalah 15-20 persen. Sedangkan pada saat kelahiran 10-15 persen, dan pada saat menyusui adalah 15-20 persen
Spoiler for 5:
Terjadinya luka akibat pemakaian benda yang bersamaan.
Benda tersebut seperti silet, pisau cukur juga bisa menularkan HIV. Biasakan mempunyai sikat gigi dan pisau cukur sendiri, karena selain untuk kebersihan pribadi, jika terdapat darah akan ada risiko penularan dengan virus lain yang diangkut aliran darah (seperti hepatitis), bukan hanya HIV.
Spoiler for Bukti:
HATI-hati ketika memotong rambut di jasa pemangkasan rambut. Penggunaan pisau cukur secara bergantian berpotensi menularkan penyakit HIV/AIDS.
Penularan bisa terjadi melalui darah penderita HIV/AIDS yang terdapat pada pisau cukur itu saat terjadi luka, jika kemudian dalam waktu dekat digunakan orang lain.
Ayundrawan Mohune, Ketua "Huyula Suport", Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang berfokus pada penanggulangan dan mitra penderita HIV/AIDS, belum lama ini mengatakan, jika pisau cukur yang membawa darah penderita itu melukai kulit kepala orang lain, maka rentan terjadi penularan.
Karena itu, perlu diwaspadai jika terjadi "kecelakaan kecil" berupa luka akibat tersayat pisau cukur. "Kita sendiri, bahkan bisa jadi tidak pernah tahu, bahwa sedang telah mengidap HIV/AIDS, lalu menularkannya kepada orang lain, dengan cara yang sebenarnya sepele," ujar dia.
Dia pun menyarankan, jika hendak memangkas rambut, baiknya menyediakan sendiri peralatan pisau cukur. Penularan dengan cara kontak darah dari luka terbuka, selama ini belum banyak diketahui masyarakat awam. Sumber
Sedangkan HIV AID tidak dapat menular melalui:
Spoiler for Mitos:
1.Bersalaman, berpelukan
2.Berciuman
3.Batuk, bersin
4.Memakai peralatan rumah tangga seperti alat makan, telepon, kamar mandi, WC, kamar tidur, dll.
5.Gigitan nyamuk
6.Bekerja, bersekolah, berkendaraan bersama
7.Memakai fasilitas umum misalnya kolam renang, WC umum, sauna, dll.
8.HIV tidak dapat menular melalui udara. Virus ini juga cepat mati jika berada di luar tubuh. Virus ini dapat dibunuh jika cairan tubuh yang mengandungnya dibersihkan dengan cairan pemutih (bleach) seperti Bayclin atau Chlorox , atau dengan sabun dan air. HIV tidak dapat diserap oleh kulit yang tidak luka.
9.Cairan yang tidak menularkan virus HIV adalah cairan keringat, air liur, air mata dan lain-lain. Jadi penularan melalui ciuman tidak terjadi.