Pedagang DVD Porno Glodok lesu dihantam internet
Perlahan namun pasti, angka penjualan DVD porno mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Kenyataan ini disebabkan oleh mulai banyaknya penikmat video pengumbar syahwat ini mendapatkannya dengan cara mengunduh dari internet.
Pernyataan di atas diungkapkan oleh pedagang DVD porno yang banyak berdagang di kawasan Glodok. Menurut salah satu pedagang, Baron (bukan nama sebenarnya), mengatakan, saat ini, dengan hanya duduk di warnet, seseorang sudah bisa mengunduh lebih dari lima video porno.
"Walau gak banyak, ada lah dampaknya. Sekarang penjualannya gak kaya pertengahan 2000. Sekarang orang udah ngerti internet. Apalagi ada warnet yang gak nge-block situs porno kan," ujar Baron, pedagang DVD Porno yang menempatkan lapaknya di dekat Harco Glodok, Taman Sari, Jakarta Barat, Minggu (9/6).
Namun, lanjut pedagang asal Jawa Barat itu, meski lewat internet seseorang dapat mengunduh video porno dengan mudah, durasi videonya pun sedikit. "Kan yang boleh download itu kan sedikit. Paling lama 10 menit," ujar pedagang yang sudah tiga tahun berjualan DVD porno tersebut.
Baron menambahkan, saat harga smartphone mulai murah, sekitar tahun 2000, saat itu lah, penjualan DVD porno mulai menurun.
"Kalau di BB (BlackBerry) kan orang bisa BBM-an ngirim film. Apalagi dulu tuh, jamannya video Ariel, cepet banget kan tuh nyebarnya," ujar dia.
Ke depannya, pedagang yang sudah sekitar tiga tahun berjualan DVD itu yakin, pelanggang DVD porno tetap ada. Yang membuat dia yakin adalah, hasil gambar yang membedakan.
"Kalau dari DVD kan gambarnya lebih jernih," ujarnya.
Irwin Day, pengelola Yayasan DNS Nawala, menilai program pemblokiran konten porno di internet yang dilakukan Kominfo gagal karena hanya dikerjakan sebagai formalitas saja. Itulah yang membuat orang masih bisa membuka konten porno di internet.
"Mereka kerja asal-asalan, tidak menampilkan data angka secara detail seperti yang dilakukan Nawala. Pantas saja ada salah blokir atau situs biasa tapi dipornokan," tuturnya. Itu yang membuat orang masih bisa menikmati konten porno dari internet.
Kementerian Kominfo mengaku kesulitan melakukan blokir situs-situs negatif di jagat maya.
"Misalkan, hari ini situs yang blok porn.com, tapi bisa saja besok-besok berganti nama menjadi nama lainnya yang tidak berbau pornografi sehingga bisa diakses," ujar Kepala Pusat Informasi dan Humas Gatot S. Dewa Broto.
Oleh sebab itu, untuk mencegah akses ke konten negatif, Kominfo terus melakukan upaya pencegahan, dengan langsung menutup situs yang memuat informasi konten dan informasi yang dilarang, atau berbau hal-hal negatif.
sumber merdeka nyuss
kasian gan.....