SamaItahAvatar border
TS
SamaItah
Seruan Jihad terhadap Kelompok Hizbullah dan Syiah ??? Syiah Vs Sunni ??
Pengumuman-pengumuman dan pernyataan-pernyataan resmi di situs-situs jihadi mengklaim bahwa kaum Syiah adalah orang-orang Kafir dan sudah menjadi tugas personal (fard ‘ain) setiap orang Muslim untuk memerangi mereka. Sebagai tambahan, peraturan-peraturan religius (fatwa) dikeluarkan agar dilaksanakannya pengeboman bunuh diri dan tindakan-tindakan pembantaian terhadap para pejuang Hizbullah dan benteng-benteng mereka di Lebanon.


Korban jiwa akibat perang Syiah-Sunni di Suriah terus berjatuhan. Pada pertangah Mei 2013, angka korban tewas telah mencapai 100an ribu orang

Setelah adanya penjelasan ekplisit Sekretaris Jenderal Hizbullah Hassan Nasrallah pada 25 Mei 2013, yang menyatakan bahwa organisasinya berperang di Suriah bersama rejim Assad,[1] para ulama Sunni dan organisasi-organisasi jihadi mulai menyerukan jihad terhadap Hizbullah dan Syiah secara umum.

Eskalasi yang signifikan yang menanggapi Hizbullah dan Syiah terdengar dari kelompok Persaudaraan Muslim di Mesir dan para ulama Sunni di seluruh dunia Arab. Dipimpin oleh Syeikh Yousuf Al-Qaradhawi, dunia Arab menghimbau kelompok Sunni di seluruh dunia agar pergi ke Suriah dan melaksanakan jihad terhadap rejim Assad dan para pejuang Hizbullah disana. Al-Qaradhawi, yang menyebut Hizbullah dengan “Hizb Al-Shayta” – yang berarti sekutu Setan - tidak dapat dimengerti bagaimana 100 juta orang Syiah mengalahkan 1,7 milyar orang Sunni, dan menghimbau orang Sunni agar tidak berpangku tangan saja. Persatuan Cendekiawan Muslim Internasional (IUMS), yang dipimpin Al-Qaradhawi, mengingatkan agar berhati-hati terhadap “kaum Safavid [yaitu kaum Syiah Iran] yang berencana menghancurkan dunia Islam”. Beberapa ulama juga menghimbau agar memerangi ekspansi Syiah.[2]

Para pemimpin Salafi-jihadi dan organisasi-organisasi jihadi juga menyerukan jihad terhadap Hizbullah dan Syiah, yang mereka kaitkan dengan nama-nama yang melecehkan seperti rafida[3] dan Kafir. Pengumuman-pengumuman dan pernyataan-pernyataan resmi di situs-situs jihadi mengklaim bahwa kaum Syiah adalah orang-orang Kafir dan sudah menjadi tugas personal (fard ‘ain) setiap orang Muslim untuk memerangi mereka. Sebagai tambahan, peraturan-peraturan religius (fatwa) dikeluarkan agar dilaksanakannya pengeboman bunuh diri dan tindakan-tindakan pembantaian terhadap para pejuang Hizbullah dan benteng-benteng mereka di Lebanon.

Laporan ini akan mengulas seruan-seruan Sunni untuk eskalasi dan jihad terhadap kaum Syiah secara umum, dan secara khusus terhadap Hizbullah.

Persaudaraan Muslim, Sheikh Al-Qaradhawi, Cendekiawan Sunni Mendukung Jihad Di Suriah

Persaudaraan Muslim Mesir: "Kami Siap Mengirimkan Para Pejuang Ke Suria"

Sebuah pernyataan resmi dikeluarkan oleh Persaudaraan Muslim Mesir pada 25 Mei 2013 yang menyatakan bahwa Hizbullah “telah membuang kredibilitasnya yang tersisa … dan mengekspos wajah sektariannya yang menjijikkan dengan mengirimkan para pejuangnya untuk mendukung rejim [Suriah] yang opresif dan sektarian … dan dengan jahat berpartisipasi dalam pembunuhan orang-orang Suriah di Al-Qusayr dan dimanapun. Hizbullah telah kehilangan statusnya di mata dunia Arab dan orang-orang Muslim, yang telah dimenangkannya dengan mengkonfrontasi musuh Zionis."[4] Pada 31 Mei 2013, setelah sholat Jumat, Partai Kebebasan dan Keadilan Persaudaraan Muslim mengorganisir reli dukungan solidaritas dengan para pemberontak Suriah, yang dihadiri ratusan pendukung Persaudaraan Muslim. Seorang pejabat Kelompok Persaudaraan Muslim, Osama Al-Shafi’i, menyatakan bahwa gerakan itu disiapkan untuk mengirim 12.000 pejuang untuk berjihad di Suriah.[5]

Al-Qaradhawi Menghimbau Kelomok Sunni Untuk Bergabung Dengan Jihad Suriah: “Bagaimana 100 Juta Orang Syiah Dapat Mengalahkan 1,7 Milyar [orang Muslim Sunni]?"

Sheikh Yousuf Al-Qaradhawi, pemimpin IUMS, juga bergabung dalam serangan dan jihad terhadap Hizbullah. Dalam ceramah Jumatnya pada 31 Mei 2013, ia menghimbau kaum muda Muslim di seluruh dunia agar pergi ke Al-Qusayr di Suriah untuk memerangi Hizbullah disana, dan mengatakan bahwa tidaklah logis bila mengabaikan orang Muslim (yaitu orang Muslim Sunni) di Suriah sementara ribuan orang pergi kesana untuk memerangi mereka, maksudnya Hizbullah. Al-Qaradhawi menambahkan: “Siapapun yang dapat berperang, harus berperang. Saya bersumpah jika saya dapat [berperang] maka saya tidak ragu melakukannya”. Ia bahkan menyebut kelompok ‘Alawiyah “lebih kafir daripada orang Yahudi."[6]

Dalam sebuah konferensi IUMS yang diadakan pada hari yang sama di Doha, Al-Qaradhawi menegaskan seruannya “untuk membuka gerbang-gerbang jihad bagi orang Muslim, agar mereka dapat membantu saudara-saudara mereka yang sedang dibantai Bashar Al-Assad dan Hizbullah”, yang disebutnya sebagai Hizb Al-Shaytan ("sekutu Setan”, berlawanan dengan arti yang sebenarnya dari nama kelompok itu; Hizbullah berarti sekutu Allah). Al-Qaradhawi menambahkan: "Pemimpin Hizb Al-Shaytan [Nasrallah] datang untuk memerangi orang Sunni. Para pendukung tirani dan penindasan datang untuk membunuh orang Muslim Sunni”.

Ia mengklaim bahwa orang-orang Iran menginginkan pembantaian orang Sunni secara berkesinambungan dan sistematis, dan berkata: “Iran menyediakan senjata dan pasukan [untuk rejim Assad], jadi haruskah kita [orang Sunni] berpangku tangan? … Bagaimana 100 juta orang Syiah dapat mengalahkan 1,7 milyar [orang Sunni]? Itu karena orang Muslim [Sunni] loyo dan tidak bersemangat”. Al-Qaradhawi juga mengakui bahwa tidak semua orang Syiah mendukung rejim Assad dan bahwa ada pula kaum Syiah moderat di Iran, seperti mantan Presiden Mohammad Khatami dan para pengikutnya, yang keberatan dengan tindakan-tindakan Bashar Al-Assad baru-baru ini.[7] Ia juga mengatakania telah keliru di masa lalu ketika ia menunjukkan dukungan terhadap Hassan Nasrallah, sedangkan para Sheikh Saudi telah mengambil langkah yang benar dengan menentang Nasrallah.[8]


Nasrallah digambarkan sebagai vampire dan perompak (gambar: Facebook.com/DierElZorReeveNews)

Para Jihadis Menyerukan Untuk Memerangi Jihadis Hizbullah Dan Syiah

Keterlibatan Hizbullah secara terang-terangan dalam pertikaian di Suriah juga mendorong gerakan Salafi-jihadi yang menghimbau kaum Sunni untuk berjihad disana. Sebuah pernyataan yang diposkan di situs Minbar Al-Tawhid wal-Jihad ("Mimbar Tauhid dan Jihad"), yang dikaitkan Sheikh Abu Muhammad Al-Maqdisi dari Yordania, menyatakan: "Hizb Al-Shaytan telah berjanji mengirimkan ribuan anjing-anjing ke Suriah. Akankah singa-singa monoteisme (Tauhid) tidak dikirimkan untuk membela saudara-saudari mereka disana?"[10]

Pernyataan di Minbar Al-Tawhid wal-Jihad (Tawhed.ws)

Ulama Jihadi-Salafiah Mengijinkan Pengeboman Bunuh Diri Melawan Hizbullah Di Wilayah Lebanon

Sebagai tambahan, situs ini mengeluarkan sebuah fatwa yang mendorong pengeboman bunuh diri melawan target-target Hizbullah yang ada di Lebanon. Fatwa itu ditandatangani oleh Sheikh Abu Mundhir Al-Shinqiti – seorang yang mempunyai otoritas religius untuk situs tersebut – atas nama komite syariah situs tersebut. Fatwa ini dikeluarkan sebagai respon atas sebuah pertanyaan yang diajukan oleh seorang pengunjung yang sangat berhasrat untuk melakukan sebuah pengeboman bunuh diri terhadap pusat-pusat Hizbullah di Lebanon, dan meminta ijin religius untuk menghancurkan orang-orang Syiah yang dianggap bukan bagian dari organisasi itu.

Dalam responnya, Al-Shinqiti menegaskan bahwa tindakan seperti itu diijinkan, dan bahwa “setiap serangan [terhadap Hizbullah] pada saat ini akan memberikan konsekuensi positif yang signifikan.” Menurutnya,”waktunya sudah tiba bagi kita orang-orang Muslim untuk melakukan perang terbuka melawan sekte-sekte Syiah, karena pada hari ini mereka memerangi kita secara terang-terangan di semua bidang yang memberikan pengaruh. Karena itu kita tak perlu lagi merasa takut untuk berkonflik dengan mereka. Sebagai kontras, [sebuah serangan] akan mengkristalisasi perbedaan antara kaum Sunni dan rafidis, oleh karena itu akan memampukan para mujahidin untuk mendapatkan dukungan dari publik Sunni secara umum serta untuk memobilisasi massa Muslim melawan kaum rafidis.”
Al-Shinqiti membuat daftar manfaat dari melakukan serangan seperti itu:

a. Sebuah pengakuan yang lebih luas dalam publik Sunni yang lebih besar tentang sebuah perang antara Sunni dan Syiah, sebagai sesuatu yang harus terjadi.
b. Memperluas cakupan aksi melawan Syiah akan menarik perhatian untuk melaksanakan peperangan menghadapi mereka.
c. Serangan-serangan terhadap Hizbullah akan membangun sebuah respon yang absah untuk melakukan sebuah intervensi di Suriah.

Perlu juga dijelaskan bagaimana Al-Shinqiti menekankan bahwa seluruh aksi harus dikoordinasikan dengan organisasi-organisasi jihad yang ada di Suriah, dan bahwa tindakan khusus harus diambil yaitu hanya menargetkan para pejuang Hizbullah, dan menghindari melukai kaum wanita dan anak-anak. Ia juga menekankan bahwa serangan itu harus destruktif, dan tak boleh hanya sebagai sebuah peringatan sehingga Hizbullah akan tetap meningkatkan aktifitasnya untuk memerangi kaum Sunni yang ada di Suriah. [11]


Hizb Al-Shaytan (partai Satan), bukan Hizbullah (gambar: hasterya.com)



Gerakan Jihad Salafiah Mesir: Kaum Syiah Adalah Kafir Dan Setiap Sunni Harus Memerangi Mereka

Yayasan Al-Farouq untuk produksi Media, perusahaan media resmi bagi jihadis-Salafiah Mesir, mengeluarkan sebuah pernyataan anti-Syiah dari 21 ulama jihad Salafiah di negara itu. Yang menjadi pemimpin diantara ke 21 ulama tersebut adalah Muhammad Al-Zawahiri, saudara laki-laki pemimpin Al-Qaeda Ayman Al-Zawahiri, dan Ahmad Salama Mabruk. Pernyataan yang dirilis di forum jihad Shumoukh Al-Islam dan di situs harian Mesir Al-Yawm Al-Sabi', menyatakan bahwa adalah kewajiban setiap Muslim yang sanggup mengangkat senjata untuk melaksanakan jihad guna menghentikan serangan yang dilakukan oleh rejim Suriah dan para pendukungnya, terhadap kota Al-Qusayr, dan bagi mereka yang tidak dapat mengangkat senjata mereka harus mendonasikan uang mereka untuk mendukung aksi jihad tersebut. Hal ini dilakukan untuk mencegah realisasi gol terbesar di belakang serangan tersebut, yaitu untuk mendirikan sebuah ‘Nusyri’ [12], yaitu negara mini rafidi Alawit di daerah pesisir, sebagai persiapan untuk membagi wilayah itu ke dalam 4 negara kecil: Nusayri, rafidi, Yahudi, dan Druze, yang akan mengepung kaum Sunni.” Menurut mereka, hal ini akan memampukan Hizbullah dan Iran untuk menciptakan sebuah negara ‘Bulan Sabit Syiah, yang mencakup negara-negara Teluk, Saudi Arabia Timur, Selatan Irak, Ajerbaijan dan Lebanon Selatan. Dengan demikian, menguasai sebagian besar minyak dunia. Ulama jihad-Salafiah Mesir juga menyatakan bahwa kaum Syiah adalah orang-orang kafir, dan karena itu merupakan kewajiban individual (fard 'ain) untuk memerangi mereka, dan bahkan menyerukan kepada kaum Sunni yang ada di negara-negara yang dikontrol oleh kaum Syiah, khususnya para mujahidin, untuk memerangi orang-orang Syiah di negara-negara mereka sendiri. [13]


Komunike jihad Salafiah Mesir (Shamikh1.info)

Syeikh Nael Misran, pemimpin Ibn Bazz Charitable Islamic Society di Jalur Gaza, dalam sebuah kotbahnya menyatakan bahwa semua orang Sunni harus membantu para mujahidin di Suriah sebesar-besar kemampuan mereka – baik dengan dukungan pedang, kotbah-kotbah, jihad maupun materi dan militer. Lebih jauh lagi ia menyatakan bahwa kaum Sunni di Lebanon harus membuka sebuah front di negara mereka sendiri dan melaksanakan jihad untuk menolong saudara-saudara mereka yang ada di Suriah. [14]



* H. Varulkar is Director of Research at MEMRI; L. Barkan and G. Green are research fellows at MEMRI.

Catatan Kaki
[1] See MEMRI TV Clip No. 3848, "Hizbullah Secretary-General Nasrallah Vows to Defend Syria: We Can Send Tens of Thousands of Mujahideen," May 25, 2013.
[2] Arab press associated with the Sunni axis countries, especially the Gulf states, published articles attacking Hizbullah and warning that the organization was dragging the region into a Sunni-Shi'ite war. See for example Al-Riyadh (Saudi Arabia), May 28, 2013; Al-Sharq Al-Awsat (London), May 27, 2013
[3] Literally "rejectionists." Sunni writers use this term and others like it (see below) as a derogatory term for Shi'ites because the Shi'a rejects the legitimacy of the rule of the first three Caliphs, claiming that 'Ali was the legitimate successor of the Prophet Muhammad.
[4] Ikhwanonline.com, May 25, 2013,
[5] Aksalser.com, June 1, 2013.
[6]Al-Raya (Qatar), June 1, 2013.
[7]Al-Raya (Qatar), June 1, 2013.
[8]Al-Raya (Qatar), islamtoday.net, June 1, 2013.
[9]Al-Raya (Qatar), June 1, 2013.
[10] Tawhed.ws, May 28, 2013.
[11] Tawhed.ws, May 29, 2013.
[12] A nickname for the Alawite sect, which Sunnis consider to be part of the Shi'ite sect.
[13]Al-Yawm Al-Sabi' (Egypt), May 27, 2013; Shamikh1.info, May 26, 2013.
[14] Facebook.com/Nael.G.Mosran, May 26, 2013.

tambahan : http://www.voa-islam.com/counter/int...d-sheikh-asir/

Sumber: Memri.org

Quote:
Diubah oleh SamaItah 11-06-2013 18:41
0
2.6K
7
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan