"Kami imbau kepada 32 anggota DPRD, jangan pernah mencabut tanda tangan itu. Karena interpelasi itu, akan ada diskusi wakil rakyat dan rakyat. Kalau kalian mencabut, sama saja kalian telah berlaku munafik," kata Sihol Manulang selaku pengelola Grup Media Sosial Jokowi Presidenku di ruang rapat Komisi E DPRD DKI Jakarta, Selasa (28/5/2013).

Sindonews.com - Banyak warga Solo yang mengaku bangga dengan mantan Wali Kotanya Joko Widodo (Jokowi) yang kini menjadi orang besar dan terkenal di dalam negeri.

Kebanggan mereka semakin bertambah saat Jokowi dinobatkan sebagai Wali Kota terbaik ketiga di dunia. Inilah beberapa komentar warga terkait sosok Jokowi.

"Sangat pantas beliau menjadi salah satu Wali Kota terbaik dunia, karena semasa menjabat Wali Kota Solo dia selalu menjalankan program yang sangat jelas," jelas Hartono, mekanik bengkel sepeda motor, di Solo, Rabu (9/1/2013).

Menurut Hartono, kejelasan program Jokowi salah satunya adalah pembangunan dan tata ruang kota yang baik. Hal itu menurutnya sangat berbanding terbalik dengan pemerintah-pemerintah sebelumnya.

Dia juga mengakui Wali Kota saat ini yang menggantikan Jokowi masih baik, hal itu menurutnya, mungkin karena beliau merupakan wakil Jokowi selama dia masih menjabat sebagai Wali Kota Solo.

"Ya semoga saja, dia bisa meneruskan program-program Jokowi yang telah berjalan seperti pendidikan gratis, dan kesehatan gratis," jelasnya.

Sementara kebanggan juga datang dari seorang penjual handphone Asep Nugroho. Dia mengaku sangat bangga dengan disebutnya Jokowi sebagai Wali Kota terbaik ketiga di dunia.

"Ya siapa tau, akses Kota Solo semakin lebih mudah dikenal dunia. Hal itu kan secara tidak langsung akan meningkatkan pendapatan warga Solo seperti pariwisata dan lainnya," jelasnya.

Asep pun mengaku hingga kini dia merasa belum ada sosok yang bisa menggantikan Jokowi di hati masyarakat Solo, terutama masyarakat golongan menengah ke bawah.

"Ya, saya berharap banyak sosok-sosok Jokowi lagi di Solo yang memiliki program dan gagasan yang baru," jelasnya.

Senada dengan banyak warga Solo, seorang penjual makanan Fitri Rahmawati juga mengapresiasi rasa bangganya terhadap Jokowi. Dia merasa Jokowi telah mengangkat derajat dan martabat warga Solo ketingkat nasional dan tingkatan internasional.

"Ya kami bangga, karena saat ini Solo semakin terkenal semenjak kepemimpinan beliau (Jokowi), baik di dalam negeri maupun di luar negeri," jelasnya.

Jakarta - Gubernur Jokowi rencananya akan memindahkan lokasi pelaksanaan Pekan Raya Jakarta (PRJ) dari Kemayoran ke Monas, Jakarta Pusat. Langkah ini disambut baik oleh warga yang merasa pelaksanaan PRJ di Kemayoran banyak kekurangannya.

"Kalau di Kemayoran menengah ke atas, parkir saja mahal. Saya pernah motor Rp 15 ribu apalagi mobil bisa lebih mahal. Pernah juga beli kerak telor harganya Rp 70 ribu," kata Rudi (22), salah seorang pengunjung Monas ketika ditanya mengenai rencana Jokowi memindahkan PRJ ke Monas, Kamis (6/6/2013).

Rudi mengatakan setuju lokasi PRJ dipindahkan ke Monas karena acara ini akan bisa dikunjungi semua kalangan. "Kalau PRJ di Kemayoran mahal, kalau di Monas bisa lebih murah," katanya.

Tarufik (28), pengunjung Monas lainnya, mengeluhkan hal yang serupa. Menurutnya parkir mobil di PRJ Kemayoran sangat mahal. Dirinya pernah harus membayar parkir Rp 60 ribu saat mengunjungi PRJ Kemayoran. "Bawa mobil kena Rp 60 ribu, padahal mau lihat-lihat saja bukan mau beli," keluhnya.

Taufik mengatakan, salah satu kelebihan Monas dibanding Kemayoran adalah lebih rindang dan lebih strategis. Namun jika memang dipindahkan ke Monas maka PRJ akan lebih kecil. "Mudah-mudahan terwujud deh PRJ di Monas," katanya.

Usriyah (21), pengujung Monas lain, mengatakan jika dipindah ke Monas maka akan lebih dekat lokasinya dibanding dengan di PRJ Kemayoran. Menurutnya kalau dipindah ke Monas juga akan lebih murah.

"Disana mahal-mahal, main kesana uang langsung habis, parkiran juga mahal. Kalau di Monas lebih cocok dan terjangkau semua kalangan," katanya.

Namun tak semuanya setuju dengan rencana Jokowi memindahkan lokasi PRJ ke Monas. Sugiarto, pedagang yang sudah 20 tahun berjualan di monas menentang rencana tersebut. Menurutnya Monas seharusnya menjadi monumen sejarah dan bukan menjadi tempat pelaksanaan PRJ.

"Nanti Monas menjadi rusak," katanya.