5 juni 2013, Sekitar 300 kapal nelayan Batang melakukan aksi damai menolak penggunaan Batubara dengan berlayar di perairan laut Jawa sambil mengibarkan spanduk "menolak pembangunan PLTU batubara'' di wilayah mereka.
Quote:
Bahaya penggunaan Batubara sebagai sumber energi membangkitkan mereka untuk menjaga wilayah mereka dari dampak penggunaan Batubara bagi lingkungan
Quote:
Pemerintah berencana membangun PLTU Batubara terbesar se Asia Tenggara di 5 desa di Kabupaten Batang tanpa menghiraukan dampak kesehatan dan lingkungan pada warga di daerah itu.
Quote:
Aksi Damai
Spoiler for Aksi damai:
Spoiler for Aksi damai:
Quote:
Perjuangan Masih Panjang
Spoiler for Pejuangan masih panjang:
Spoiler for Perjuangan masih panjang:
Quote:
Bahaya Batubara
Quote:
Bahaya Pembakaran Batu Bara dan Efeknya terhadap Iklim
Pembakaran batubara meninggalkan jejak kerusakan yang tak kalah dasyat. Air dalam jumlah yang besar dalam pengoperasian PLTU mengakibatkan kelangkaan air di banyak tempat. Polutan beracun yang keluar dari cerobong asap PLTU mengancam kesehatan masyarakat dan lingkungan sekitar. Partikel halus debu batubara adalah penyebab utama penyakit pernapasan akut, merkuri perusak perkembangan saraf anak-anak balita dan janin dalam kandungan ibu hamil yang tinggal di sekitar PLTU. Dan yang tak kalah penting, pembakaran batubara di PLTU adalah sumber utama gas rumah kaca penyebab perubahan iklim seperti karbon dioksida, sulfur dioksida, nitrogen dioksida, dan metana yang memperburuk kondisi iklim kita.
Limbah
Jejak kerusakan yang ditinggalkan oleh batubara tidak berhenti di saat pembakarannya. Di ujung rantai kepemilikannya, terdapat pertambangan batubara yang ditinggalkan setelah dieksploitasi habis, limbah pembakaran batubara, dan hamparan alam yang rusak tanpa pernah akan bisa kembali seperti sediakala.
Pertambangan yang ditinggalkan pasca dieksploitasi habis, meninggalkan segudang masalah untuk lingkungan dan masyarakat sekitarnya. Lubang-lubang raksasa, drainase tambang asam, dan erosi tanah hanya sebagian dari masalah. Hamparan alam yang rusak adalah adalah kondisi permanen yang tak akan pernah pulih , sekeras apapun usaha yang dilakukan untuk mengembalikannya.
Limbah pembakaran batubara sangat beracun, dan membahayakan kesehatan masyarakat, tembaga, cadmium dan arsenic adalah sebagian dari zat toksik yang dihasilkan dari limbah tersebut, yang masing-masing memicu keracunan, gagal ginjal, dan kanker.
Setiap rantai dalam siklus pemanfaatan batubara meyumbangkan kerusakan yang diakibatkan oleh energi kotor ini—masing-masing dengan caranya sendiri. Kerusakan ini nyata dan mematikan.