Saat lahir, bayi selalu menangis. Tapi pernahkah kamu berpikir, kenapa saat lahir bayi tidak tertawa saja. Dibanding menangis, tertawa bisa menjadi pertanda kalau lahirnya si bayi merupakan wujud keriangannya menyambut hidup baru.

Ada yang beranggapan tangis bayi kala lahir merupakan wujud kesedihan bahwa perjuangan hidup yang akan dilakoni si bayi tidaklah mudah. Namun sebenarnya bukan itu penyebabnya. Tangis bayi kala lahir tak diidentikan dengan kesedihan.

Tangis bayi merupakan bentuk komunikasi pertama si bayi dengan ibunya yang dapat membawa kebahagian dan bisa jadi penawar rasa sakit bagi ibu yang melahirkan. Sebab, tangis bayi indikator kalau si bayi telah lahir ke dunia dalam keadaan selamat.

Saat baru lahir, bayi belum memiliki fisik dan organ tubuh yang sempurna. Maka itu, bayi butuh beradaptasi dengan lingkungan luar yang baru dikenalnya. Perbedaan temperatur suhu dalam rahim ibu yang lebih hangat dibanding lingkungan luar membuatnya merespon perubahan lingkungan tersebut dengan cara menangis.

Alasan terkuat adalah bayi berusaha bernafas untuk kali pertama. Selama dalam kandungan, bayi hidup dalam lingkungan yang berair. Hal itulah yang membuat organ pernapasannya tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Nah, saat dilahirkan, bayi mengambil napas untuk kali pertama melalui perubahan peredaran darah. Menangis membantu si bayi membuka sirkulasi untuk mengirim oksigen melalui paru-paru.

Tangis bayi membantu membuka paru-parunya untuk menghirup oksigen. Dan tepukan pelan di bagian belakang tubuh bayi berguna mendorong bayi untuk melakukan pernafasan udara. Nggak hanya melatih pernapasannya, menangis saat dilahirkan juga membantu meluweskan gerak anggota tubuh si bayi. Pasalnya, saat menangis secara otomatis bayi tersebut akan bergerak.


sumber:http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2013/05/23/225585/Arti-Penting-Tangis-Bayi