- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Khasiat Super Teh Dan Madu
TS
ricckeyy
Khasiat Super Teh Dan Madu
Antibiotik sudah kalah langkah dalam “perang senjata” melawan bakteri super. Karenanya, para ilmuwan sedang menggunakan obat tradisional seperti teh dan madu untuk membasmi bakteri super tesebut.
Kini, semakin banyak obat yang digunakan, semakin besar pula peluang setiap bakteri membangun perlawanan terhadap obat tersebut. Hal ini mengarah pada “pertarungan senjata” menurut Profesor Les Baillie dari Cardiff University Inggris yang khawatir antibiotik bakalan jadi pihak yang kalah.
"Saya benci untuk mengatakan kita sedang kembali pada masa pra-antibiotik ketika sangat sulit merawat penyakit serius," kata Prof Baillie kepada BBC, mengutip Telegraph, Senin (10/12).
Ini menimbulkan momok menakutkan, kembali ke zaman sebelum revolusi obat antibiotik yang dimulai pada 1940-an. Menurut dia, untuk menurunkan perlawanan, Inggris menggunakan strategi mengendalikan penggunaan antibiotik, sehingga selalu ada "cadangan".
Sebab, “Akan mengerikan jika kita berada dalam situasi tidak ada yang tersisa di lemari,” kata dia.
Profesor Baillie memimpin tim yang sedang mencari apakah obat kuno seperti teh dan madu, bisa menjadi cara berikutnya untuk mengatasi bakteri super. Teh mengandung senyawa yang disebut polifenol yang memiliki manfaat kesehatan, termasuk kemampuan untuk membunuh mikro-organisme.
Para ilmuwan dari tim Prof Baillie telah mengkaji teh sebagai sumber obat untuk mengobati clostridium difficile--bakteri yang setidaknya merenggut 2.000 lebih nyawa akibat 24.000 kasus infeksi tahun silam. Rhidian Morgan-Jones, ahli bedah yang tinggal di Cardiff, Inggris, mengatakan bahwa ada kekhawatiran nyata tentang masa depan kedokteran pasca-antibiotik.
"Anda akan kembali pada abad terakhir. Ketika belum ada antibiotik Anda harus memecahkan bisul, mengeringkan luka dan membiarkan pasien beristirahat di tempat tidur. Beberapa bisa Anda sembuhkan dan beberapa tidak," ujar Morgan-Jones.
Kini, semakin banyak obat yang digunakan, semakin besar pula peluang setiap bakteri membangun perlawanan terhadap obat tersebut. Hal ini mengarah pada “pertarungan senjata” menurut Profesor Les Baillie dari Cardiff University Inggris yang khawatir antibiotik bakalan jadi pihak yang kalah.
"Saya benci untuk mengatakan kita sedang kembali pada masa pra-antibiotik ketika sangat sulit merawat penyakit serius," kata Prof Baillie kepada BBC, mengutip Telegraph, Senin (10/12).
Ini menimbulkan momok menakutkan, kembali ke zaman sebelum revolusi obat antibiotik yang dimulai pada 1940-an. Menurut dia, untuk menurunkan perlawanan, Inggris menggunakan strategi mengendalikan penggunaan antibiotik, sehingga selalu ada "cadangan".
Sebab, “Akan mengerikan jika kita berada dalam situasi tidak ada yang tersisa di lemari,” kata dia.
Profesor Baillie memimpin tim yang sedang mencari apakah obat kuno seperti teh dan madu, bisa menjadi cara berikutnya untuk mengatasi bakteri super. Teh mengandung senyawa yang disebut polifenol yang memiliki manfaat kesehatan, termasuk kemampuan untuk membunuh mikro-organisme.
Para ilmuwan dari tim Prof Baillie telah mengkaji teh sebagai sumber obat untuk mengobati clostridium difficile--bakteri yang setidaknya merenggut 2.000 lebih nyawa akibat 24.000 kasus infeksi tahun silam. Rhidian Morgan-Jones, ahli bedah yang tinggal di Cardiff, Inggris, mengatakan bahwa ada kekhawatiran nyata tentang masa depan kedokteran pasca-antibiotik.
"Anda akan kembali pada abad terakhir. Ketika belum ada antibiotik Anda harus memecahkan bisul, mengeringkan luka dan membiarkan pasien beristirahat di tempat tidur. Beberapa bisa Anda sembuhkan dan beberapa tidak," ujar Morgan-Jones.
0
664
3
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan