Udah gak bisa kita pungkiri lagi gan keadaan transportasi massal kita emang buruk, Jika kita ambil Jakarta Sebagai Patokan, menurut riset global Frost & Sullivan dalam survei Experience Index dari September 2010 sampai Februari 2011 transportasi Jakarta adalah terburuk sedunia di mata penduduknya.

Harapan masyarakat terhadap transportasi yang nyaman antara lain:

• Pilihan warga untuk menggunakan angkutan umum ditentukan oleh faktor harga, kenyamanan, dan keamanan.
  
• Idealnya tentu dilayani oleh angkutan yang terintegrasi.
  
• Mempermudah penerapan standar lingkungan dengan penerapan kewajiban angkutan umum, khususnya bus, untuk menggunakan bahan bakar ramah lingkungan.
  

Dan kita semua tahu bahwa keadaan transportasi kita adalah ala-kadarnya dan sama sekali tidak memenuhi ketiga harapan masyarakat terhadap transportasi massal di Indonesia.

Perusahaan otomotif yang semakin meningkat penjualannya, dan sektor pajak pembelian kendaraan gan, yang gak tau tu dikemanain sebagian besarnya

Nah ini gan, kalau kita semua mau mencermati keadaan-keadaan di atas, maka agan gak perlu terlalu kaget untuk menyadari bahwa kondisinya memang akan selalu penuh tuh jalan. Karena jika kita bandingkan tingkat pertumbuhan jalan dan tingkat pertumbuhan volume kendaraan itu sangat jauh gan, timpang banget.

Sekarang ane tanya ke agan yang pada make kendaraaan pribadi, agan lebih prefer kemana kalo mampir ke SPBU : bensin subsidi atau pertamax. .
Jawabannya pasti karena dilatar belakangi ekonomi dan tingkat inflasi di negara kita sebagian besar ke BBM subsidi. Agan pasti sudah pada tahu kalo BBM bersubsidi ini ditanggung oleh APBN. Dan sekedar info untuk agan bahwa di tahun lalu, realisasi konsumsi mencapai 45,27 juta kiloliter atau setara dengan Rp 211,9 triliun, dan setiap tahun pasti meningkat gan.

Pemerintah memperkirakan alokasi dana APBN yang dianggarkan itu bisa membengkak menjadi Rp 297,7 triliun atau selisih nyaris Rp 105 triliun. Bayangkan, betapa banyak hal yang bisa dilakukan dengan uang sebesar Rp 105 triliun jika digunakan untuk memperbaiki transportasi massal, pendidikan, atau kesehatan.

Kondisi ini memaksa APBN untuk ke kondisi defisit, dan untuk menutupinya, pemerintah rencananya akan kembali berhutang sebesar Rp 241,3 Triliun hanya untuk APBN saja.