- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
-Hypespace- bentuk multi dimensi dalam dunia kita gan !!
TS
grandmaster
-Hypespace- bentuk multi dimensi dalam dunia kita gan !!
Gan, Pernah ga ente berpikir : "mungkin aja ada bentuk kehidupan yg lebih tinggi dimensi nya dari dimensi manusia...atau bentuk kehidupan yang lebih rendah dimensinya dari dimensi manusia".
Kalo kita percaya akan eksistensi malaikat, jin, ato iblis, pastinya kita mulai mikir yg nggak 2 tentang adanya dimensi lain yg berbeda dg dimensi manusia.(yg mungkin manusia blom bisa menjangkaunya)
tapi ini jelas suatu pemikiran yang mungkin diluar nilai esensi dari agama kita..
tapi ada baeknya kita bahas aja buat nambah2 ilmu pengetahuan jg..
here we come..
Setelah ruang mungkin ada lagi ruang. Panjang, lebar dan tinggi, tiga dimensi yang membentuk ruang. Jika ditambah dengan satu satuan lagi maka akan terbentuk dimensi keempat. Dimensi ”gaib” ini dipercaya eksistensinya oleh para pakar fisika teori. Mereka menyebutnya hyperspace atau hiperspasial.
Ada juga yang menyebut dimensi keempat ini sebagai dimensi kelima. Ini karena waktu dianggap sebagai dimensi keempat dalam realita hidup ini. Namun waktu sejauh ini bersifat linier atau berada pada garis lurus yang tidak akan pernah kembali lagi. Waktu pun tidak membentuk ruang baru yang bisa ditempati oleh entitas yang memiliki dimensi (tiga saja tentunya).
Hiperspasial ini sudah sejak abad 19 dibicarakan para pemikir fisika. Baru pada abad 20 pendapat berbobot mengenai ini dikemukakan oleh ahli matematika Prusia, Theodore Kaluza. Pada tahun 1919, Kaluza menulis surat kepada Albert Einstein yang mengungkapkan bahwa seharusnya ada dimensi keempat. Ia memberi alasan bahwa gravitasi dan radiasi gelombang elektromagnetik merupakan manifestasi yang sama dari suatu entitas ke ruangan yang sama. Baru tiga tahun kemudian Einstein membalas surat Kaluza itu dengan persetujuannya.
Bukti
Bagi masyarakat awam, di luar Einstein dan kawan-kawannya, lebih mudah mengadaptasi konsep gaib dibandingkan teori fisika yang rumit. Kita hanya akan mengamini saja ”alam gaib” dimensi keempat itu, cukup hanya percaya bahwa alam itu ada dan tidak terlihat.
Para pemikir pun setuju bahwa dimensi keempat tidak bisa dilihat oleh kita yang berada dalam tiga dimensi. Ini dijelaskan mereka melalui pengandaian keberadaan kita dalam suatu dimensi. Jika Anda adalah titik dalam suatu garis maka Anda hanya bisa bergerak dari satu ujung garis ke ujung lainnya. Jadi kesadaran Anda mengatakan hanya ada dua titik ekstrem dalam dunia Anda. Misalnya kita naik kereta..Nah kalo di dunia 1 dimensi kita ga bisa liat Pemandangan kanan kiri, cuma bisa liat gerbong depan ama blakang aja...Ga tau deh masuknya dari mana???
Begitu pula jika Anda berada dalam dunia dua dimensi, panjang dan lebar. Sebagai titik, Anda bisa bergerak ke luar, ke daerah lebar dan dari sana Anda bisa melihat dimensi pertama yakni garis panjang tadi. Nah, kita bisa ngeliat kereta (garis) tadi sbagai penumpang yg mo naik kereta...
Begitu pula jika berada dalam tiga dimensi di mana terdapat panjang, lebar dan tinggi. Dari dimensi itu suatu titik bisa bergerak ke berbagai arah dan mengamati satu dimensi, dan juga dua dimensi serta menyadari adanya tiga dimensi. Ia bisa melihat bentuk garis, bentuk bidang datar dan bentuk piramida atau kubus. Ini seperti manusia berada dalam ruang dan melihat benda-benda lain, serta bergerak untuk mendapatkan perspektif yang berbeda.
Bagi para pakar teori fisika ini sudah bukti yang cukup. Titik dalam garis yang hanya menyadari adanya dua ekstrem bukanlah bukti bahwa batasan dunianya hanya garis saja. Titik dalam bidang datar bukan berarti dunianya hanya panjang dan lebar. Begitu pula kita yang berada dalam tiga dimensi, bukan berarti tidak ada dimensi keempat.
Itulah mengapa gravitasi dan gelombang elektromagnetik, suatu entitas yang ada dan bergerak di berbagai lokasi ruang, merupakan bukti. Sumber dan sebab gravitasi dan gelombang elektromagnetik belum diketahui dalam realita ruang tiga dimensi yang dikenal sekarang.
Titik pengandaian kita tadi yang berada dalam tiga dimensi bisa bergerak ke dalam dua dimensi dan ke dalam satu dimensi, titik kita itu bisa menjadi bagian dari bidang datar atau dari garis lurus. Kita, manusia yang berada dalam ruang tiga dimensi bisa merangkai diri menjadi garis atau bidang datar. Jadi suatu entitas yang berada dalam empat dimensi tentu bisa bergerak ke tiga dimensi, atau ke dimensi yang lebih rendah. Itulah gelombang elektromagnetik dan gravitasi yang diajukan Theodore Kaluza pada Albert Einstein.
Beberapa analogi para ilmuwan :
Ikan mas Gila
Dr. Michio Kaku, profesor fisika teori pada City University di New York memiliki penjelasan ikan mas terhadap hiperspasial. Michio Kaku lulus summa cum laude dalam ilmu fisika dari Harvard pada tahun 1968 dan mendapatkan doktornya dari Berkeley University tahun 1972. Buku teks untuk tingkat S3 karangannya menjadi bacaan wajib pada laboratorium fisika berbagai universitas.
Michio Kaku mengandaikan, jika seekor ikan mas dalam kolam menjadi ilmuwan dan dia mulai berteori tentang dunia langit di atas dunia air maka tentu saja si ikan mas ini akan dibilang gila. Namun ketika hujan turun akan ada lingkaran gelombang akibat tetes air yang bisa disaksikan dari dalam kolam, dunianya para gurame
Inilah jalan untuk pembuktian teori dunia langit atau dimensi di luar dunia yang mereka lihat itu. Dalam dunia manusia, menurut Dr. Michio Kaku, sinar dan gravitasi merupakan lingkaran gelombang yang berasal dari dimensi keempat yang bisa kita buktikan keberadaanya di dimensi kita.
Teori semut jalan di benang
Seperti apa bentuk hiperspasial masih menjadi perdebatan para pemikirnya. Pada tahun 1926 ahli matematika Swedia, Oskar Klein mengajukan jawaban pragmatis. Menurut dia dimensi keempat ini bentuknya sangat kecil hingga tidak terdeteksi oleh manusia. Gabungan unit keruangan seperti itu disebut botol Kaluza-Klein dan menjadi dasar dari wacana mutakhir yang disebut Teori Benang.
Bayangkan seekor semut hidup di atas benang. Ia hanya akan mengetahui dunianya di depan dan belakangnya saja. Jika melihat benang ini secara rinci maka akan terlihat bagian benang yang menggulung. Di dalamnya terdapat ruang yang tidak akan disadari oleh si semut. Ruang yang tergulung ini yang disebut hiperspasial menurut Kaluza dan muridnya Klein.
Ruang gulungan berupa benang ini jika bergerak akan menghasilkan getaran yang bisa dirasakan di seluruh ruang. Ini sama dengan dawai digetar dan resonansi suara bergetar di seluruh ruang. Getar benang hiperspasial ini adalah gravitasi dan gelombang elektromagnetik.
Kebalikan dari ruang yang sangat kecil ini adalah ruang dimensi keempat yang sangat besar. Ini seperti bertolak belakangnya upaya fisika untuk menjelaskan fisika kuantum dan teori relativitas Einstein. Kuantum berbicara tentang entitas yang makin mengecil, sedangkan teori relativitas menjelaskan tentang sesuatu yang sangat besar, seperti galaksi, kuasar, lubang hitam dan teori Ledakan Akbar.
Dalam hiperspasial, para penghuni dimensi ketiga menjadi tidak sadar karena besar dan bentuknya yang melengkung hingga yang disadari hanya bidang datar di sekelilingnya saja. Ini sama seperti pandangan bahwa bumi itu datar bukannya bulat. Biasanya lengkungan luar biasa besar ini yang menjadi bahan cerita dalam kisah fiksi ilmiah. Ingat pergerakan Starship Entreprise ke hyperspace dengan warp speed?
Ini perubahan teori menjadi fiksi. Fiksi atau ilmiah menjadi dimensi yang tidak berbatas dengan jelas. Jules Verne berkisah tentang kapal selam dan perjalanan ke bulan seratus tahun sebelum benda ini berhasil diciptakan dunia ilmu pengetahuan. Einstein berbicara tentang lengkungan dalam ruang dan waktu yang menghasilkan gravitasi dan gelombang elektromagnetik dalam Teori Relativitas.
Dimensi keempat atau hiperspasial sekarang jadi wahana pakar fisika teori untuk menghasilkan rumus pamungkas yang bisa menjelaskan dari inti atom hingga terbentuknya alam raya. Rumus ini adalah teori tentang segalanya dan segalanya adalah penciptaan alam. Jika kita bisa keluar dari keterbatasan pandangan kita dan melihat dunia luar yang kerap kita sebut gaib, maka pertanyaan besar tentang kreasi alam mungkin bisa terjawab.
btw, ane jg ruwet benernya gan mikirin teori-teorinya itu..
ni ada perumpamaan cerita tentang hyperspace yang mungkin lebih bisa dicerna gan..
Pada suatu dunia dua dimensi tinggallah sekelompok makhluk. Mereka
hanya mengenal panjang dan lebar saja. Tidak pernah terpikir di
pikiran mereka apa itu tinggi.
Bentuk tubuh mereka ada yang berbentuk kotak, ada yang berbentuk
lingkaran, segitiga, persegi panjang, hexagonal dsb. Mereka mempunyai
rumah dan pintu masuknya seukuran dengan panjang makhluk itu. Genteng
rumah itu menghadap utara karena hujan turun dari arah utara. Mereka
terdiri dari golongan-golongan. Golongan yang paling tinggi
kedudukannya adalah lingkaran yang dianggapnya mendekati
kesempurnaan. selanjutnya polygon bersisi 10 lalu polygon bersisi 8,
bersisi 6 dst.
Pada suatu hari mereka ribut karena melihat sesuatu fenomena aneh.
Mereka melihat sesuatu titik yang makin lama makin besar kemudian
menyerupai makhluk dua dimensi yang paling sempurna, lingkaran.
Setelah itu lingkaran ini menjadi lingkaran kecil lagi dan lenyap.
Mereka beranggapan bahwa ini adalah dewa atau Tuhan yang mengunjungi
mereka, lalu pergi lagi.
Di dalam negeri dua dimensi itu ada seorang jenius yang bisa
berkomunikasi dengan makhluk dari dunia 3 dimensi. Sang jenius ini
segera mengirimkan sinyal-sinyal dan menceritakan "keajaiban" yang
dilihatnya secara detil.
Makhluk Dua dimensi: Hello, saya melihat fenomena ajaib. Ada suatu
benda tiba-tiba muncul. Benda itu makin lama makin besar dan akhirnya
menyerupai golongan terpandang di daerah kami...Setelah itu lenyap.
Bisakah Anda menjelaskan fenomena ini?
Makhluk Tiga dimensi: Ha...ha... ha...
Dua: Mengapa Anda tertawa....
Tiga: Itu bukan sesuatu ajaib.... Itu mainan anak kecil......
Dua: Maksud Anda?
Tiga: Itu adalah bola yang jatuh lalu melewati negeri Anda.
Dua: Apa itu bola?
Tiga: Kumpulan lingkaran-lingkaran yang tersusun dari yang kecil
hingga besar lalu kecil lagi....
Dua: Oh maksud Anda seperti lingkaran konsentris...
Tiga: hampir mirip tetapi tersusun rapi dari yang kecil, makin ke
atas makin besar lalu makin kecil lagi...dan jumlahnya tak hingga
Dua: Apa itu atas?
Tiga: atas adalah dimensi lain
Dua: Maksudnya?
Tiga: Dimensi ke tiga
Dua: (bingung) maksudnya?
Tiga: bingung saya menjelaskan...
Dua: Kok aneh ada benda berjumlah infinite (tak hingga) tetapi bisa
kelihatan satu ....
Tiga: Yah itulah...bola...
Dua: Wah pengetahuan ini terlalu tinggi untuk saya....
Tiga: sebenarnya ini sesuatu yang sederhana di dunia tiga dimensi.
Sayang Anda tidak tahu konsep tiga dimensi.....
Untuk para pembaca: Mungkinkah makhluk gaib (jika itu ada dan tiba-
tiba muncul dihadapan Anda) adalah mainan anak-anak yang nyasar dari
dunia yang berdimensi lebih tinggi?
sekian gan, mungkin bisa dijadikan bahan pemikiran jg ini thread..
semoga berkenan gan.
Terima Kasih atas kunjungan di thread ane.
Kaskuser yang baik pasti meninggalkan jejak.
Budayakan komen dan Jangan lupa
Kalo berkenan lempar ijo-ijo donk
Tapi jangan dikasih
Kalo kita percaya akan eksistensi malaikat, jin, ato iblis, pastinya kita mulai mikir yg nggak 2 tentang adanya dimensi lain yg berbeda dg dimensi manusia.(yg mungkin manusia blom bisa menjangkaunya)
tapi ini jelas suatu pemikiran yang mungkin diluar nilai esensi dari agama kita..
tapi ada baeknya kita bahas aja buat nambah2 ilmu pengetahuan jg..
here we come..
Spoiler for hyperspace:
Setelah ruang mungkin ada lagi ruang. Panjang, lebar dan tinggi, tiga dimensi yang membentuk ruang. Jika ditambah dengan satu satuan lagi maka akan terbentuk dimensi keempat. Dimensi ”gaib” ini dipercaya eksistensinya oleh para pakar fisika teori. Mereka menyebutnya hyperspace atau hiperspasial.
Ada juga yang menyebut dimensi keempat ini sebagai dimensi kelima. Ini karena waktu dianggap sebagai dimensi keempat dalam realita hidup ini. Namun waktu sejauh ini bersifat linier atau berada pada garis lurus yang tidak akan pernah kembali lagi. Waktu pun tidak membentuk ruang baru yang bisa ditempati oleh entitas yang memiliki dimensi (tiga saja tentunya).
Hiperspasial ini sudah sejak abad 19 dibicarakan para pemikir fisika. Baru pada abad 20 pendapat berbobot mengenai ini dikemukakan oleh ahli matematika Prusia, Theodore Kaluza. Pada tahun 1919, Kaluza menulis surat kepada Albert Einstein yang mengungkapkan bahwa seharusnya ada dimensi keempat. Ia memberi alasan bahwa gravitasi dan radiasi gelombang elektromagnetik merupakan manifestasi yang sama dari suatu entitas ke ruangan yang sama. Baru tiga tahun kemudian Einstein membalas surat Kaluza itu dengan persetujuannya.
Bukti
Bagi masyarakat awam, di luar Einstein dan kawan-kawannya, lebih mudah mengadaptasi konsep gaib dibandingkan teori fisika yang rumit. Kita hanya akan mengamini saja ”alam gaib” dimensi keempat itu, cukup hanya percaya bahwa alam itu ada dan tidak terlihat.
Para pemikir pun setuju bahwa dimensi keempat tidak bisa dilihat oleh kita yang berada dalam tiga dimensi. Ini dijelaskan mereka melalui pengandaian keberadaan kita dalam suatu dimensi. Jika Anda adalah titik dalam suatu garis maka Anda hanya bisa bergerak dari satu ujung garis ke ujung lainnya. Jadi kesadaran Anda mengatakan hanya ada dua titik ekstrem dalam dunia Anda. Misalnya kita naik kereta..Nah kalo di dunia 1 dimensi kita ga bisa liat Pemandangan kanan kiri, cuma bisa liat gerbong depan ama blakang aja...Ga tau deh masuknya dari mana???
Begitu pula jika Anda berada dalam dunia dua dimensi, panjang dan lebar. Sebagai titik, Anda bisa bergerak ke luar, ke daerah lebar dan dari sana Anda bisa melihat dimensi pertama yakni garis panjang tadi. Nah, kita bisa ngeliat kereta (garis) tadi sbagai penumpang yg mo naik kereta...
Begitu pula jika berada dalam tiga dimensi di mana terdapat panjang, lebar dan tinggi. Dari dimensi itu suatu titik bisa bergerak ke berbagai arah dan mengamati satu dimensi, dan juga dua dimensi serta menyadari adanya tiga dimensi. Ia bisa melihat bentuk garis, bentuk bidang datar dan bentuk piramida atau kubus. Ini seperti manusia berada dalam ruang dan melihat benda-benda lain, serta bergerak untuk mendapatkan perspektif yang berbeda.
Bagi para pakar teori fisika ini sudah bukti yang cukup. Titik dalam garis yang hanya menyadari adanya dua ekstrem bukanlah bukti bahwa batasan dunianya hanya garis saja. Titik dalam bidang datar bukan berarti dunianya hanya panjang dan lebar. Begitu pula kita yang berada dalam tiga dimensi, bukan berarti tidak ada dimensi keempat.
Itulah mengapa gravitasi dan gelombang elektromagnetik, suatu entitas yang ada dan bergerak di berbagai lokasi ruang, merupakan bukti. Sumber dan sebab gravitasi dan gelombang elektromagnetik belum diketahui dalam realita ruang tiga dimensi yang dikenal sekarang.
Titik pengandaian kita tadi yang berada dalam tiga dimensi bisa bergerak ke dalam dua dimensi dan ke dalam satu dimensi, titik kita itu bisa menjadi bagian dari bidang datar atau dari garis lurus. Kita, manusia yang berada dalam ruang tiga dimensi bisa merangkai diri menjadi garis atau bidang datar. Jadi suatu entitas yang berada dalam empat dimensi tentu bisa bergerak ke tiga dimensi, atau ke dimensi yang lebih rendah. Itulah gelombang elektromagnetik dan gravitasi yang diajukan Theodore Kaluza pada Albert Einstein.
Beberapa analogi para ilmuwan :
Spoiler for analogi pertama:
Ikan mas Gila
Dr. Michio Kaku, profesor fisika teori pada City University di New York memiliki penjelasan ikan mas terhadap hiperspasial. Michio Kaku lulus summa cum laude dalam ilmu fisika dari Harvard pada tahun 1968 dan mendapatkan doktornya dari Berkeley University tahun 1972. Buku teks untuk tingkat S3 karangannya menjadi bacaan wajib pada laboratorium fisika berbagai universitas.
Michio Kaku mengandaikan, jika seekor ikan mas dalam kolam menjadi ilmuwan dan dia mulai berteori tentang dunia langit di atas dunia air maka tentu saja si ikan mas ini akan dibilang gila. Namun ketika hujan turun akan ada lingkaran gelombang akibat tetes air yang bisa disaksikan dari dalam kolam, dunianya para gurame
Inilah jalan untuk pembuktian teori dunia langit atau dimensi di luar dunia yang mereka lihat itu. Dalam dunia manusia, menurut Dr. Michio Kaku, sinar dan gravitasi merupakan lingkaran gelombang yang berasal dari dimensi keempat yang bisa kita buktikan keberadaanya di dimensi kita.
Spoiler for analogi kedua:
Teori semut jalan di benang
Seperti apa bentuk hiperspasial masih menjadi perdebatan para pemikirnya. Pada tahun 1926 ahli matematika Swedia, Oskar Klein mengajukan jawaban pragmatis. Menurut dia dimensi keempat ini bentuknya sangat kecil hingga tidak terdeteksi oleh manusia. Gabungan unit keruangan seperti itu disebut botol Kaluza-Klein dan menjadi dasar dari wacana mutakhir yang disebut Teori Benang.
Bayangkan seekor semut hidup di atas benang. Ia hanya akan mengetahui dunianya di depan dan belakangnya saja. Jika melihat benang ini secara rinci maka akan terlihat bagian benang yang menggulung. Di dalamnya terdapat ruang yang tidak akan disadari oleh si semut. Ruang yang tergulung ini yang disebut hiperspasial menurut Kaluza dan muridnya Klein.
Ruang gulungan berupa benang ini jika bergerak akan menghasilkan getaran yang bisa dirasakan di seluruh ruang. Ini sama dengan dawai digetar dan resonansi suara bergetar di seluruh ruang. Getar benang hiperspasial ini adalah gravitasi dan gelombang elektromagnetik.
Spoiler for hyperspace lanjutan:
Kebalikan dari ruang yang sangat kecil ini adalah ruang dimensi keempat yang sangat besar. Ini seperti bertolak belakangnya upaya fisika untuk menjelaskan fisika kuantum dan teori relativitas Einstein. Kuantum berbicara tentang entitas yang makin mengecil, sedangkan teori relativitas menjelaskan tentang sesuatu yang sangat besar, seperti galaksi, kuasar, lubang hitam dan teori Ledakan Akbar.
Dalam hiperspasial, para penghuni dimensi ketiga menjadi tidak sadar karena besar dan bentuknya yang melengkung hingga yang disadari hanya bidang datar di sekelilingnya saja. Ini sama seperti pandangan bahwa bumi itu datar bukannya bulat. Biasanya lengkungan luar biasa besar ini yang menjadi bahan cerita dalam kisah fiksi ilmiah. Ingat pergerakan Starship Entreprise ke hyperspace dengan warp speed?
Ini perubahan teori menjadi fiksi. Fiksi atau ilmiah menjadi dimensi yang tidak berbatas dengan jelas. Jules Verne berkisah tentang kapal selam dan perjalanan ke bulan seratus tahun sebelum benda ini berhasil diciptakan dunia ilmu pengetahuan. Einstein berbicara tentang lengkungan dalam ruang dan waktu yang menghasilkan gravitasi dan gelombang elektromagnetik dalam Teori Relativitas.
Dimensi keempat atau hiperspasial sekarang jadi wahana pakar fisika teori untuk menghasilkan rumus pamungkas yang bisa menjelaskan dari inti atom hingga terbentuknya alam raya. Rumus ini adalah teori tentang segalanya dan segalanya adalah penciptaan alam. Jika kita bisa keluar dari keterbatasan pandangan kita dan melihat dunia luar yang kerap kita sebut gaib, maka pertanyaan besar tentang kreasi alam mungkin bisa terjawab.
btw, ane jg ruwet benernya gan mikirin teori-teorinya itu..
ni ada perumpamaan cerita tentang hyperspace yang mungkin lebih bisa dicerna gan..
Spoiler for dialog makhluk 2 dimensi dan 3 dimensi:
Pada suatu dunia dua dimensi tinggallah sekelompok makhluk. Mereka
hanya mengenal panjang dan lebar saja. Tidak pernah terpikir di
pikiran mereka apa itu tinggi.
Bentuk tubuh mereka ada yang berbentuk kotak, ada yang berbentuk
lingkaran, segitiga, persegi panjang, hexagonal dsb. Mereka mempunyai
rumah dan pintu masuknya seukuran dengan panjang makhluk itu. Genteng
rumah itu menghadap utara karena hujan turun dari arah utara. Mereka
terdiri dari golongan-golongan. Golongan yang paling tinggi
kedudukannya adalah lingkaran yang dianggapnya mendekati
kesempurnaan. selanjutnya polygon bersisi 10 lalu polygon bersisi 8,
bersisi 6 dst.
Pada suatu hari mereka ribut karena melihat sesuatu fenomena aneh.
Mereka melihat sesuatu titik yang makin lama makin besar kemudian
menyerupai makhluk dua dimensi yang paling sempurna, lingkaran.
Setelah itu lingkaran ini menjadi lingkaran kecil lagi dan lenyap.
Mereka beranggapan bahwa ini adalah dewa atau Tuhan yang mengunjungi
mereka, lalu pergi lagi.
Di dalam negeri dua dimensi itu ada seorang jenius yang bisa
berkomunikasi dengan makhluk dari dunia 3 dimensi. Sang jenius ini
segera mengirimkan sinyal-sinyal dan menceritakan "keajaiban" yang
dilihatnya secara detil.
Makhluk Dua dimensi: Hello, saya melihat fenomena ajaib. Ada suatu
benda tiba-tiba muncul. Benda itu makin lama makin besar dan akhirnya
menyerupai golongan terpandang di daerah kami...Setelah itu lenyap.
Bisakah Anda menjelaskan fenomena ini?
Makhluk Tiga dimensi: Ha...ha... ha...
Dua: Mengapa Anda tertawa....
Tiga: Itu bukan sesuatu ajaib.... Itu mainan anak kecil......
Dua: Maksud Anda?
Tiga: Itu adalah bola yang jatuh lalu melewati negeri Anda.
Dua: Apa itu bola?
Tiga: Kumpulan lingkaran-lingkaran yang tersusun dari yang kecil
hingga besar lalu kecil lagi....
Dua: Oh maksud Anda seperti lingkaran konsentris...
Tiga: hampir mirip tetapi tersusun rapi dari yang kecil, makin ke
atas makin besar lalu makin kecil lagi...dan jumlahnya tak hingga
Dua: Apa itu atas?
Tiga: atas adalah dimensi lain
Dua: Maksudnya?
Tiga: Dimensi ke tiga
Dua: (bingung) maksudnya?
Tiga: bingung saya menjelaskan...
Dua: Kok aneh ada benda berjumlah infinite (tak hingga) tetapi bisa
kelihatan satu ....
Tiga: Yah itulah...bola...
Dua: Wah pengetahuan ini terlalu tinggi untuk saya....
Tiga: sebenarnya ini sesuatu yang sederhana di dunia tiga dimensi.
Sayang Anda tidak tahu konsep tiga dimensi.....
Untuk para pembaca: Mungkinkah makhluk gaib (jika itu ada dan tiba-
tiba muncul dihadapan Anda) adalah mainan anak-anak yang nyasar dari
dunia yang berdimensi lebih tinggi?
sekian gan, mungkin bisa dijadikan bahan pemikiran jg ini thread..
semoga berkenan gan.
Terima Kasih atas kunjungan di thread ane.
Kaskuser yang baik pasti meninggalkan jejak.
Budayakan komen dan Jangan lupa
Kalo berkenan lempar ijo-ijo donk
Tapi jangan dikasih
10mountainflat memberi reputasi
1
6.3K
Kutip
67
Balasan
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan