Inget gak agan-agan sekalian pada masa-masa era 80-an or 90-an Jakarta begitu namanya terasa sangat sejuk, indah dan apik. Semua itu dikarenakan masih sedikitnya pembangunan gedung-gedung pencakar langit yang telah merenggut kehijauan jakartaku, serta ketengan kita dijakartapun kini terusik oleh bisingnya suara kendaraan baik kendaraan bermotor ataupun kendaraan bermobil, udara yang kita hirup kini sudah terkontaminasi gas buang dari kendaraan-kendaraan tersebut serta air jernih jakartakupun telah keruh karena limbah pabrik atau limbah rumah tangga yang tidak dibuang pada tempatnya. Lihat sekitar jakartaku seperti melihat surga dunia (itu dulu) pepohonan merindangkan rumahku dari teriknya siang, sekarang gunung sampah terlihat disejauh mata memandang. Dalamnya sungaiku kini menjadi dangkal, batu-batu kali itu telah tiada berubah menjadi endapan sampah serupa lumpur. Setiap pagi hari ku membuka mata terdengar burung-burung bernyanyi menyambut pagi, namun sekarang apa yang terjadi? "KAU" kemanakan burung-burung itu? suaranya lenyap tak terdengar lagi.
Kepada siapa aku harus marah ?? memang tak semua orang tak peduli, tapi sangat banyak orang yang tak pedulikan jakartaku, jakarta kita dan jakarta mereka.