TEMPO.CO, Jakarta--Kepala Dinas Perumahan DKI Jakarta Yonathan Pasodung telah mengungkapkan terbuka menerima desain rusun baik dari komunitas ataupun akademisi. Namun, ia mewanti-wanti bahwa desain itu harus sesuai dengan kriteria yang ada.

"Kalau semua desain kami akomodir, kacau nanti jadinya. Jadi harus sesuai dengan kriteria yang ada," ujar Yonathan ketika dihubungi Tempo, Kamis, 6 Juni 2013.

Yonathan mengatakan, setidaknya ada empat hal yang harus dipenuhi rusun yang didesain. Pertama, rusun tersebut harus mampu menampung jumlah KK atau warga yang tersedia.

Sebagai contoh, apabila ada 7000 KK di Waduk Pluit yang membutuhkan rusun, maka rusun yang didesain harus mampu menampung 7000 KK. Jika tidak mampu, maka desainnya harus dirubah.

Kedua dan ketiga, rusun yang didesain harus mudah dikelola dan diperbaiki (maintenance). Terakhir, desain rusun harus bisa memenuhi kebutuhan sosial para penghuninya.

"Unsur ketersedian lahan juga patut diperhatikan. Perlu diketahui, luas lahan di Jakarta itu semakin sempit," ujar Yonathan melengkapi. Yonathan sendiri mengaku sering menerima desain-desain rusun.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Rujak Center for Urban Studies, Urban Poor Consortium, serta Komunitas Arsitek Yogyakarta mendesain rusun Waduk Pluit berdasarkan keinginan warga di bantaran. Rusun itu memiliki ketinggian lima lantai, jembatan penghubung antara rusun, serta mampu menampung kurang lebih 6000KK.

Desain rusun itu sejauh ini baru 75 persen. Koordinator Yuli Kusworo mengatakan akan menyelesaikan desain rusun sesegera mungkin sebelum dipresentasikan ke Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo pekan depan.

ISTMAN MP

sumber