Kapan Indoensia ini bisa memiliki Partai yang dewasa?
Demokrasi bukan cuma dihitung dari banyaknya jumlah partai politik.
Dua saja sebenarnya sudah cukup selama partai menjadi profesional, dewasa dalam bersikap dan bener2 demokratis bukan sekedar teori.
Sekarang demokrasi masih dipenuhi oleh partai-partai yang lebih memikirkan kekuasaan.
Maka tidak heran kemudian partai menjadi tempat mencari KUASA dan MATERI. Dengan segala cara partai brusaha berkelit dengan kedok demi bangsa dan negara.
Ketika partai terdesak oleh kasus maka dengan segala cara walaupun harus kotor2an akan ditempuh
Quote:
[url]http://news.detik..com/read/2013/06/05/054427/2265001/10/menteri-amir-tantang-pks-berani-pasang-spanduk-antikorupsi[/url]
Jakarta - Menkum Amir Syamsuddin yang juga anggota Dewan Pembina Partai Demokrat (PD) menyindir PKS. Amir melihat langkah PKS yang berani menyebar spanduk menolak kenaikan BBM tak elok. Amir menantang agar PKS juga berani memasang spanduk antikorupsi.
"Kita tunggu PKS tidak hanya menyebar atau memasang pamflet menentang kenaikan BBM tetapi juga pamflet antikorupsi," terang Amir dalam pernyataannya, Rabu (5/6/2013).
Sindiran Amir ini terkait isu kasus korupsi yang menyerang PKS. Partai ini tengah dirundung isu dugaan korupsi sapi impor yang menyeret mantan presiden PKS Luthfi Hasan.
"Agar masyarakat tidak menilai PKS berkepribadian ganda," tuturnya.
PKS memang satu-satunya anggota partai koalisi yang menentang kenaikan BBM. PKS menyebar spanduk penolakan itu di sudut-sudut jalan di Jakarta.
Dalam spanduk yang disebar itu tertulis sikap PKS yang menolak BBM naik. Di spanduk ada juga gambar Presiden PKS Anis Matta.
Quote:
[url]http://news.detik..com/read/2013/06/05/122659/2265387/10/pks-sebut-bisa-seret-kpk-ke-dpr-abraham-samad-marah?nd771104bcj[/url]
Rapat Timwas Century
PKS Sebut Bisa Seret KPK ke DPR, Abraham Samad Marah
M Iqbal - detikNews
Jakarta - Dalam rapat kasus bailout Bank Century di DPR, anggota Timwas banyak mengkritisi kinerja KPK yang dinilai lambat menangani kasus Century. Namun diantara interupsi itu, KPK rupanya terusik dengan pernyataan salah seorang politisi PKS, Indra.
Dalam rapat Century di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (5/6/2013), politisi PKS Indra, menyinggung soal KPK yang enggan hadir di DPR dalam dua kali pemanggilan untuk rapat Timwas Century.
Indra mengutip pernyataan aktivis Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) yang meminta DPR menyeret pimpinan KPK jika tidak mau juga hadir di DPR bahas Century. Pernyataan pun langsung diinterupsi ketua KPK Abraham Samad.
"Saya interupsi saudara Indra yang menggunakan kata-kata menyeret. Saya minta saudara Indra menarik kata menyeret. KPK bukan binatang yang dengan mudah bisa diseret ke sini," kata ketua KPK Abraham Samad geram.
Rapat itu dipimpin oleh wakil ketua DPR Shohibul Iman. Sementara pimpinan KPK lain yang hadir dalam rapat timwas century itu adalah Zulkarnaen dan Bambang Widjojanto.
Terkejut mendapat interupsi Ketua KPK, Indra langsung mengklarifikasi bahwa ia hanya mengutip pernyataan pihak lain, bukan pernyataannya sendiri.
"Saya mengutip kata-kata BEM SI yang mengatakan kalau DPR nggak berani (bisa seret KPK). Silakan protes ke BEM SI, saya tidak akan menarik kata-kata saya," kata anggota komisi IX itu.
Abraham Samad telah menjelaskan sebelumnya mengapa KPK enggan hadir dalam rapat timwas sebelumnya, karena DPR menghadirkan pejabat BI yang dalam hal ini tersangkut langsung kasus Century. Secara etika KPK tidak boleh bertemu dengan pihak tersangkut kasus.
Sementara dalam interupsi sebelumnya, selain mengutip pernyataan BEM SI, Indra juga menyinggung soal waria yang datang ke Timwas Century. Menurutnya, kedatangan waria itu menunjukkan kekecewaan publik pada KPK.
"Faktnya waria datang ke KPK dan ruangan ini, nyaris saya tak pernah dengar ada waria begitu aware. Ini menunjukkan akumulasi kekecewaan dan harapan besar kepada KPK, sehingga mereka pun harus turun dari Taman Lawang ke senayan," papar Indra.