CIANJUR- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia M Nuh bersama Plt Dirjen Kebudayaan Katjung Maridjan bersama para peneliti dari Tim Terpadu Riset Mandiri di Gunung Padang, hari ini mengunjungi kawasan situs megalith Gunung Padang di Cianjur, Jabar yang menjadi objek hangat pemberitaan setahun terakhir ini sejak Tim Terpadu Riset Mandiri merilis hasil temuan mereka.

Ketika disinggung apakah ini terkait dengan Perintah dari Presiden SBY yang menghendaki perdebatan tidak perlu antar jajaranya untuk dialihkan menjadi kegiatan Gotong Royong yang bernilai kepada masyarkat, Nuh mengiyakan. "Langkah ini merupakan tindaklanjut dari perintah Pak SBY, sekaligus untuk menyelesaikan penelitian yang sempat terhenti karena pro dan kontra tentang eskavasi secara besar-besaran." lanjut Nuh.

Kunjungan Nuh ke situs tersebut selain untuk menunjukan komitmen bahwa semua jajaran Kemendikbud telah solid dan sepakat untuk menuntaskan tindaklanjut dari temuan Tim Terpadu Riset Mandiri juga sebagai komitmen bahwa Kemendikbud tidak mengabaikan aspirasi masyarakat Indonesia dan Jabar khususnya, situs ini dapat segera di ekskavasi dan di rekonstruksi. "Jangan ada lagi yang menghalangi-halangi penelitian ini, kalau berasal dari internal Kemendikbud, saya akan tindak." tegas Nuh

Guna melestarikan situs tersebut termasuk temuan terbaru dari Tim Terpadu yang membuat situs ini meluas sampai paling tidak 15 hektar, tutur dia, pihaknya akan melakukan dan mempersiapkan beberapa tahapan, seperti penyelamatan situs, menyiapkan sumber daya manusia dan anggaran yang diperlukan serta mendukung penuh tim Terpadu Penelitian Mandiri Situs Gunung Padang.

Sembari mendaki ke puncak tertinggi situs, Nuh mengatakan bahwa ekskavasi di situs akan dilanjutkan dan dirinya telah memerintahkan Plt Dirjen Kebudayaan untuk mengajak semua jajaran untuk mendukung langkah ini. "Seperti kata Presiden, stop berdebat dan mari semua bekerja. Kemendikbud sendiri telah telah dan sedang mempersiapkan apa-apa yang dibutuhkan oleh Tim Terpadu." demikian M.Nuh

Sementara itu, Ketua tim arkeologi Tim Terpadu Penelitian Mandiri Situs Gunung Padang, Dr.Ali Akbar, yang hadir bersama Nuh mengakui, penelitian yang akan dilakukan Tim Terpadu Penelitian Mandiri Situs Gunung Padang pada awal bulan Juni, sempat terhenti kembali. Pihaknya akan melakukan rapat untuk membahas lebih jauh tentang teknis penilitian menyusul dukungan penuh dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

"Pengupasan dan ekskavasi akan dilakukan dalam penelitian lanjutkan yang rencananya akan dimulai kembali Sabtu 7 Juni dengan target akhir September ketika sebagian besar situs yang tertutup tanah dapat terkupas." papar Ali Akbar.


Dihubungi terpisah, Dr.Apriliana dari The Wisdom Institute menyambut baik apa yang dilakukan oleh Mendikbud dengan mendatangi langsung situs Gunung Padang bersama Dirjen Kebudayaan, walaupun tetap skeptis mengingat hambatan birokrasi di Kemendikbud belum tentu bisa selaras. "Ini sekaligus ujian untuk Pak Katjung, karena perlu diingat bahwa terhambatnya ekskavasi situs ini dulu, terhambat oleh tindakan birokrat di bawah direktorat kebudayaan." ungkap Apriliana.

"Tahun 2005, saya dan banyak orang ke Gunung Padang setelah diberitakan situs ini terbengkalai akibat kurangnya kepedulian Kemendikbud, Puslit Arkenas dsb. Ada Taufik Rahzen, Sudjiwotedjo, Leo Kristi dsb. Kemudian, kita juga punya kliping yang lengkap bagaimana pada 2011 sampai 2013 ini, jajaran di bawah Direktorat Kebudayaan berkali-kali berusaha menggagalkan para peneliti untuk mengungkap temuan-temuan istimewa di situs ini." lanjut Apriliana.

sumber: koridortimur.com

----------------
sebelum mulai, silahkan simak dulu beberapa pernyataan dari Tim Terpadu Riset Mandiri di trailer film semi-dokumenter ini (3 menit):