- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Yuk Lihat Sekilas Tentang Kapal Greenpeace Rainbow Warrior


TS
ReiraMoreloze
Yuk Lihat Sekilas Tentang Kapal Greenpeace Rainbow Warrior
Quote:
Quote:
Sejarah Rainbow Warrior: Ditabrak Sampai Dibom Mata-mata Prancis
Quote:
Kapal Greenpeace Rainbow Warrior singgah di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (6/6) usai mengeliling perairan Indonesia. Rainbow Warrior berada di Indonesia dalam kampanye kelautan dan kehutanan. Kehadiran Rainbow Warrior diharapkan mampu menggerakkan dan mendukung terwujudnya solidaritas, keadilan, leberlanjutan dan teladan perikanan. Kampanye ini juga menyangkut pengelolaan jejaring kawasan konservasi laut yang efektif serta mematikan berakhirnya setiap praktek penangkapan ikan yang merusak atau mengancam mata pencaharian masyarakat lokal serta berkampanye untuk melindungi hutan Indonesia serta menurunkan emisi gas rumah kaca.
Nah buat yang belum tahu seperti apa kapal Greenpeace Rainbow Warrior, mari kita simak bersama - sama di bawah ini.
Nah buat yang belum tahu seperti apa kapal Greenpeace Rainbow Warrior, mari kita simak bersama - sama di bawah ini.
Quote:
Rainbow Warrior III milik Greenpeace berlabuh di Indonesia. Sepanjang sejarah, kapal itu berada di garis depan kampanye organisasi pecinta lingkungan itu, kerap berlayar ke kawasan terpencil untuk menjadi saksi langsung dan beraksi melawan perusakan lingkungan.
Versi awal menggunakan "Sir William Hardy", sebuah kapal riset perikanan yang digunakan oleh Kementerian Pertanian, Perikanan, dan Pangan Inggris. Dibuat pada 1955, merupakan kapal bermesin diesel pertama yang dibuat di Britania Raya.
Nama Raibow Warrior diusulkan oleh Bob Hunter, salah seorang pendiri Greenpeace, yang mendapat inspirasi dari cerita di buku "Warriors of the Rainbow" karangan William Wiloya dan Vinson Brown yang diterbitkan Naturegraph pada 1962.
Buku itu tentang ramalan suku Indian Cree dari Amerika Utara: "Saat Bumi sakit dan sekarat, akan ada orang-orang dari berbagai penjuru dunia bangkit seperti Ksatria Pelangi, 'Warriors of the Rainbow'."
Misi pertamanya adalah berlayar ke Islandia, untuk menentang program perburuan paus komersial di kawasan itu.
"Selama menjalani misinya, Rainbow Warrior I pernah dibom, disita, ditabrak oleh kapal-kapal pemerintah, diserbu polisi, namun dicintai oleh jutaan orang," kata Eksekutif Direktur Greenpeace Internasional Kumi Naidoo di Jakarta, Kamis (6/6/2013).
Pemboman Rainbow Warrior I, kata Kumi, terjadi pada 10 Juli 1985. Saat ia berlabuh di Auckland, Selandia Baru, bersiap menghadapi rencana uji coba nuklir Prancis di Atoll Moruroa. "Tetapi agen rahasia Prancis menanam 2 bom, yang akhirnya meledak dan menenggelamkan Rainbow Warrior I. Satu awak kapal meninggal dunia," kata dia.
Dia menjelaskan, agen rahasia Prancis yang menggunakan peralatan selam, berhasil menanamkan 2 paket bahan peledak, yang dibungkus plastik. "Satu di baling-baling kapal dan satu lagi di dinding luar ruang mesin."
Setelah pemboman, kata Kumi, Rainbow I dikirim ke peristirahatan terakhirnya di teluk Matauri, Kepulauan Cavalli, Selandia Baru. "Kemudian menjadi terumbu karang hidup, mengundang kehidupan bawah laut dan wisatawan penyelam," imbuh dia.
Tak lama, lanjut Kumi, muncul Rainbow Warrior II, yang sukses mengakhiri uji coba nuklir Prancis. "Setelah tak kenal lelah, 22 tahun berkampanye di garis depan, kapal itu (Rainbow Warrior II) mengakhiri pengabdiannya kepada Greenpeace pada 16 Agustus 2011," kata dia.
Kemudian, lanjutnya, lahir Rainbow Warrior III pada 14 Oktober 2011. "Mempunyai perlengkapan yang lebih baik dibandingkan kapal-kapal Greenpeace sebelumnya," kata dia.
Rainbow Warrior III, lanjut Kumi, berlayar menggunakan tenaga angin. Dengan tiang setinggi 55 meter. Dan yang utama, ramah lingkungan!
"Rainbow Warrior III ini adalah kapal pertama yang dibuat dan didesain khusus bagi Greenpeace. Kapal ini juga merupakan salah satu kapal paling ramah lingkungan yang pernah ada," ujar Kumi.
Versi awal menggunakan "Sir William Hardy", sebuah kapal riset perikanan yang digunakan oleh Kementerian Pertanian, Perikanan, dan Pangan Inggris. Dibuat pada 1955, merupakan kapal bermesin diesel pertama yang dibuat di Britania Raya.
Nama Raibow Warrior diusulkan oleh Bob Hunter, salah seorang pendiri Greenpeace, yang mendapat inspirasi dari cerita di buku "Warriors of the Rainbow" karangan William Wiloya dan Vinson Brown yang diterbitkan Naturegraph pada 1962.
Buku itu tentang ramalan suku Indian Cree dari Amerika Utara: "Saat Bumi sakit dan sekarat, akan ada orang-orang dari berbagai penjuru dunia bangkit seperti Ksatria Pelangi, 'Warriors of the Rainbow'."
Misi pertamanya adalah berlayar ke Islandia, untuk menentang program perburuan paus komersial di kawasan itu.
"Selama menjalani misinya, Rainbow Warrior I pernah dibom, disita, ditabrak oleh kapal-kapal pemerintah, diserbu polisi, namun dicintai oleh jutaan orang," kata Eksekutif Direktur Greenpeace Internasional Kumi Naidoo di Jakarta, Kamis (6/6/2013).
Pemboman Rainbow Warrior I, kata Kumi, terjadi pada 10 Juli 1985. Saat ia berlabuh di Auckland, Selandia Baru, bersiap menghadapi rencana uji coba nuklir Prancis di Atoll Moruroa. "Tetapi agen rahasia Prancis menanam 2 bom, yang akhirnya meledak dan menenggelamkan Rainbow Warrior I. Satu awak kapal meninggal dunia," kata dia.
Dia menjelaskan, agen rahasia Prancis yang menggunakan peralatan selam, berhasil menanamkan 2 paket bahan peledak, yang dibungkus plastik. "Satu di baling-baling kapal dan satu lagi di dinding luar ruang mesin."
Setelah pemboman, kata Kumi, Rainbow I dikirim ke peristirahatan terakhirnya di teluk Matauri, Kepulauan Cavalli, Selandia Baru. "Kemudian menjadi terumbu karang hidup, mengundang kehidupan bawah laut dan wisatawan penyelam," imbuh dia.
Tak lama, lanjut Kumi, muncul Rainbow Warrior II, yang sukses mengakhiri uji coba nuklir Prancis. "Setelah tak kenal lelah, 22 tahun berkampanye di garis depan, kapal itu (Rainbow Warrior II) mengakhiri pengabdiannya kepada Greenpeace pada 16 Agustus 2011," kata dia.
Kemudian, lanjutnya, lahir Rainbow Warrior III pada 14 Oktober 2011. "Mempunyai perlengkapan yang lebih baik dibandingkan kapal-kapal Greenpeace sebelumnya," kata dia.
Rainbow Warrior III, lanjut Kumi, berlayar menggunakan tenaga angin. Dengan tiang setinggi 55 meter. Dan yang utama, ramah lingkungan!
"Rainbow Warrior III ini adalah kapal pertama yang dibuat dan didesain khusus bagi Greenpeace. Kapal ini juga merupakan salah satu kapal paling ramah lingkungan yang pernah ada," ujar Kumi.
Quote:
Penelusuran Liputan6.com, Rainbow Warrior III tetap dibantu mesin listrik apabila cuaca tidak mendukung pelayaran. Di dalam kapal bisa menyimpan hingga 59 meter kubik air hitam dan kotor, sehingga bisa memastikan tidak ada limbah yang dibuang ke laut. Dilengkapi juga sistem penyaringan biologis khusus untuk membersihkan dan mendaur ulang air kotor itu.
Selain itu, beberapa skema ramah lingkungan, Rainbow Warrior III yang lain adalah, bentuk kapal yang dirancang khusus untuk efesiensi energi yang superior. Tiang kapal A-Frame dan layar yang dioptimalisasi untuk pelayaran efektif. Dilengkapi dengan sistem kemudi listrik, yang mampu melajukan kapal hingga kecepatan 10 knot hanya membutuhkan 300k W.
Menurut Kumi, Rainbow Warrior III punya catatan sejarah panjang dan berwarna dalam mengampanyekan perubahan positif bagi bumi. Geladaknya telah dikunjungi oleh selebritas, para pemimpin agama, bangsawan, hingga band rock.
Rainbow Warrior III, lanjut dia, telah menghadapi para penjahat lingkungan, merelokasi penduduk di Pulau Pasifik Selatan yang terkontaminasi radiasi, dan membantu operasi penyelamatan korbang tsunami 2004 di Asia Tenggara, termasuk Aceh, melawan perburuan paus ilegal, perang, perubahan iklim, dan kejahatan lingkungan lain di seluruh lautan di dunia ini.
"Rainbow Warrior akan melakukan perjalanan di Indonesia pada Mei hingga Juni 2013 untuk merayakan keanekaragaman hayati Indonesia dan untuk mempromosikan perlindungan laut dan hutan yang kaya," demikian Kumi.
Selain itu, beberapa skema ramah lingkungan, Rainbow Warrior III yang lain adalah, bentuk kapal yang dirancang khusus untuk efesiensi energi yang superior. Tiang kapal A-Frame dan layar yang dioptimalisasi untuk pelayaran efektif. Dilengkapi dengan sistem kemudi listrik, yang mampu melajukan kapal hingga kecepatan 10 knot hanya membutuhkan 300k W.
Menurut Kumi, Rainbow Warrior III punya catatan sejarah panjang dan berwarna dalam mengampanyekan perubahan positif bagi bumi. Geladaknya telah dikunjungi oleh selebritas, para pemimpin agama, bangsawan, hingga band rock.
Rainbow Warrior III, lanjut dia, telah menghadapi para penjahat lingkungan, merelokasi penduduk di Pulau Pasifik Selatan yang terkontaminasi radiasi, dan membantu operasi penyelamatan korbang tsunami 2004 di Asia Tenggara, termasuk Aceh, melawan perburuan paus ilegal, perang, perubahan iklim, dan kejahatan lingkungan lain di seluruh lautan di dunia ini.
"Rainbow Warrior akan melakukan perjalanan di Indonesia pada Mei hingga Juni 2013 untuk merayakan keanekaragaman hayati Indonesia dan untuk mempromosikan perlindungan laut dan hutan yang kaya," demikian Kumi.
Spoiler for KAPAL GREENPEACE RAINBOW WARRIOR:




Spoiler for ADDITIONAL:
Quote:
Rainbow Warrior adalah salah satu nama untuk seri kapal-kapal laut yang dioperasikan oleh Greenpeace. Kapal pertama ditenggelamkan oleh dinas rahasia Perancis (DGSE)di pelabuhan Auckland, Selandia Baru, pada 10 Juli 1985. Saat itu, para aktivitas Greenpeace mendapat teror besar-besaran karena menentang percobaan nuklir Perancis yang dilakukan di Pulau Muroroa, sekitar Polynesia. Kapal yang sekarang menggunakan nama ini mulai beroperasi sejak 1989.
Rainbow Warrior ini merupakan satu dari tiga buah kapal yang digunakan Greenpeace untuk menjalankan aksinya menentang perusakan lingkungan saat ini. Dua kapal lainnya, Arctic Sunrise dan Esperanza beraksi di belahan Bumi utara hingga ke kutub.
Kapal ini adalah kapal pukat ikan yang dibeli Greenpeace empat tahun setelah kapal pertama tenggelam. Greenpeace lalu memodifikasi kapal buatan tahun 1957 itu menjadi kapal motor-layar, dan dilengkapi peralatan navigasi dan pelayaran modern serta komunikasi elektronik mutakhir.
Kapal layar sepanjang 55,2 meter ini memiliki 3 tiang layar. Pada saat dibentangkan, lebar ketiga layarnya yang mencapai 650 meter persegi dapat menghasilkan kecepatan antara lima hingga tujuh knot. Layar digulung dan dibuka menggunakan mesin bertenaga listrik.
Dalam kondisi baik, perpindahan tenaga mesin ke tenaga angin dapat dilakukan hanya dalam waktu 10 menit sejak kapal berlabuh. Saat mengarungi samudera, mesin digunakan untuk mengendalikan arah kapal, mendinginkan ruangan penumpang, menjalankan alat navigasi elektronik, dan koneksi peralatan penerima sinyal satelit.
Di ruang kemudi (bridge) terdapat dua layar radar dan sebuah sistem penentu posisi global (GPS) membantu menentukan arah. Dua kubah satelit di buritan memungkinkan kru berkomunikasi ke seluruh belahan Bumi, melalui radio maupun surat elektronik.
Navigasi kapal dapat diaktifkan secara otomatis sehingga tidak perlu khawatir terjadi tabrakan dengan kapal lain selama di tengah laut. Selain untuk menerima sinyal GPS, penerima satelit dimanfaatkan untuk menerima dan mengirim data melalui internet.
Bagian kabinnya dapat memuat penumpang hingga 30 orang. Para aktivis Greenpeace memanfaatkan bekas palka yang dulunya dipakai untuk mendinginkan ikan hasil tangkapan sebagai ruang workshop. Di tempat itulah, mereka melakukan pertemuan, membuat aneka perlengkapan, menyablon kain, mengecat papan, dan memperbaiki peralatan sesuai kebutuhan aksi kampanye.
Dari ruang kantor atau ruang radio, aktivis bisa mengirim laporan, foto, atau video digital, bahkan saat aksi masih sedang berlangsung. Di samping peralatan standar, ruang radio memiliki fasilitas penyuntingan video dan foto digital.
Ada beberapa benda unik yang hanya dapat ditemui di kapal ini. Patung kayu berbentuk lumba-lumba di anjungan kapal misalnya. Patung dari kayu oak itu merupakan sumbangan kelompok pendukung lingkungan di Jerman. Konon, mereka juga menyelipkan botol berisi pesan masa depan (time capsule) yang disimpan di dalam rongganya.
Sedangkan di dek kapal terdapat sebuah jangkar tua bercat hitam dan kemudi kayu yang merupakan saksi bisu kapal Rainbow Warrior pertama yang ditenggelamkan agen rahasia Perancis. Meskipun tidak dipakai lagi, kedua benda terawat baik menjadi monumen bersejarah di atas kapal.
Di bagian dinding luar ruang kemudi terdapat lukisan motif dua ekor paus membentuk lingkaran yang saling berhubungan. Gambar ini merupakan simbol keharmonisan alam orang-orang Kawkiuti di Amerika Utara yang hidupnya tergantung kepada alam. Simbol ini diusulkan para pendiri Greenpeace saat menolak ujicoba senjata nuklir di Kepulauan Aleutia.
Rainbow Warrior ini merupakan satu dari tiga buah kapal yang digunakan Greenpeace untuk menjalankan aksinya menentang perusakan lingkungan saat ini. Dua kapal lainnya, Arctic Sunrise dan Esperanza beraksi di belahan Bumi utara hingga ke kutub.
Kapal ini adalah kapal pukat ikan yang dibeli Greenpeace empat tahun setelah kapal pertama tenggelam. Greenpeace lalu memodifikasi kapal buatan tahun 1957 itu menjadi kapal motor-layar, dan dilengkapi peralatan navigasi dan pelayaran modern serta komunikasi elektronik mutakhir.
Kapal layar sepanjang 55,2 meter ini memiliki 3 tiang layar. Pada saat dibentangkan, lebar ketiga layarnya yang mencapai 650 meter persegi dapat menghasilkan kecepatan antara lima hingga tujuh knot. Layar digulung dan dibuka menggunakan mesin bertenaga listrik.
Dalam kondisi baik, perpindahan tenaga mesin ke tenaga angin dapat dilakukan hanya dalam waktu 10 menit sejak kapal berlabuh. Saat mengarungi samudera, mesin digunakan untuk mengendalikan arah kapal, mendinginkan ruangan penumpang, menjalankan alat navigasi elektronik, dan koneksi peralatan penerima sinyal satelit.
Di ruang kemudi (bridge) terdapat dua layar radar dan sebuah sistem penentu posisi global (GPS) membantu menentukan arah. Dua kubah satelit di buritan memungkinkan kru berkomunikasi ke seluruh belahan Bumi, melalui radio maupun surat elektronik.
Navigasi kapal dapat diaktifkan secara otomatis sehingga tidak perlu khawatir terjadi tabrakan dengan kapal lain selama di tengah laut. Selain untuk menerima sinyal GPS, penerima satelit dimanfaatkan untuk menerima dan mengirim data melalui internet.
Bagian kabinnya dapat memuat penumpang hingga 30 orang. Para aktivis Greenpeace memanfaatkan bekas palka yang dulunya dipakai untuk mendinginkan ikan hasil tangkapan sebagai ruang workshop. Di tempat itulah, mereka melakukan pertemuan, membuat aneka perlengkapan, menyablon kain, mengecat papan, dan memperbaiki peralatan sesuai kebutuhan aksi kampanye.
Dari ruang kantor atau ruang radio, aktivis bisa mengirim laporan, foto, atau video digital, bahkan saat aksi masih sedang berlangsung. Di samping peralatan standar, ruang radio memiliki fasilitas penyuntingan video dan foto digital.
Ada beberapa benda unik yang hanya dapat ditemui di kapal ini. Patung kayu berbentuk lumba-lumba di anjungan kapal misalnya. Patung dari kayu oak itu merupakan sumbangan kelompok pendukung lingkungan di Jerman. Konon, mereka juga menyelipkan botol berisi pesan masa depan (time capsule) yang disimpan di dalam rongganya.
Sedangkan di dek kapal terdapat sebuah jangkar tua bercat hitam dan kemudi kayu yang merupakan saksi bisu kapal Rainbow Warrior pertama yang ditenggelamkan agen rahasia Perancis. Meskipun tidak dipakai lagi, kedua benda terawat baik menjadi monumen bersejarah di atas kapal.
Di bagian dinding luar ruang kemudi terdapat lukisan motif dua ekor paus membentuk lingkaran yang saling berhubungan. Gambar ini merupakan simbol keharmonisan alam orang-orang Kawkiuti di Amerika Utara yang hidupnya tergantung kepada alam. Simbol ini diusulkan para pendiri Greenpeace saat menolak ujicoba senjata nuklir di Kepulauan Aleutia.
Quote:
BERLAYARI KE INDONESIA SEBELUMNYA
Quote:
2006
Dalam patrolinya di sekitar perairan Papua sepanjang Maret hingga April 2006, kapal ini sempat melakukan aksi protes di depan kapal kargo MV Ardhianto yang sedang memuat kayu lapis dari pabrik Henrison Iriana di sekitar perairan Papua. Rainbow Warrior berpatroli selama sebulan di perairan Papua, dan berhasil mendokumentasikan beberapa tempat penampungan kayu, kilang kayu, dan pengangkutan kayu lapis ke luar negeri. Menurut catatan Greenpeace, 76 persen permintaan konsumsi kayu Indonesia, pada 2004, dipenuhi dari kayu hasil penebangan merusak dan tak legal. Angka itu belum mencakup kayu bulat yang diselundupkan ke Cina, Malaysia, dan negara lain.
Kehadiran kapal Rainbow Warrior ke Papua adalah untuk pertama kalinya meskipun bukan yang pertama kali ke Indonesia. Rainbow Warrior bertolak ke sana dalam rangka melindungi hutan surgawi (paradise forest). Februari lalu, para peneliti Conservation International melaporkan menemukan berbagai spesies langka dan baru dalam hutan alam yang belum pernah terjamah manusia sebelumnya. Hasil investigasi Greenpeace menyebutkan bahwa hutan surgawi di wilayah Asia Tenggara hanya tersisa di Papua.
Kapal Rainbow Warrior memang menyempatkan mampir ke Jakarta setelah melakukan serangkaian patroli di sekitar Papua. Kapal tersebut merapat di Terminal Penumpang Pelabuhan Tanjung Priuk, Jakarta sejak Kamis, 20 April, hingga Selasa, 25 April 2006.
Kehadiran kapal ini menyedot perhatian publik saat dibuka untuk umum Sabtu dan Minggu 22-23 April. Ratusan orang, tua dan muda, pria dan wanita, dari anak-anak sekolah hingga fotografer profesional tidak menyia-nyiakan kesempatan mengunjungi kapal bersejarah ini.
Dalam patrolinya di sekitar perairan Papua sepanjang Maret hingga April 2006, kapal ini sempat melakukan aksi protes di depan kapal kargo MV Ardhianto yang sedang memuat kayu lapis dari pabrik Henrison Iriana di sekitar perairan Papua. Rainbow Warrior berpatroli selama sebulan di perairan Papua, dan berhasil mendokumentasikan beberapa tempat penampungan kayu, kilang kayu, dan pengangkutan kayu lapis ke luar negeri. Menurut catatan Greenpeace, 76 persen permintaan konsumsi kayu Indonesia, pada 2004, dipenuhi dari kayu hasil penebangan merusak dan tak legal. Angka itu belum mencakup kayu bulat yang diselundupkan ke Cina, Malaysia, dan negara lain.
Kehadiran kapal Rainbow Warrior ke Papua adalah untuk pertama kalinya meskipun bukan yang pertama kali ke Indonesia. Rainbow Warrior bertolak ke sana dalam rangka melindungi hutan surgawi (paradise forest). Februari lalu, para peneliti Conservation International melaporkan menemukan berbagai spesies langka dan baru dalam hutan alam yang belum pernah terjamah manusia sebelumnya. Hasil investigasi Greenpeace menyebutkan bahwa hutan surgawi di wilayah Asia Tenggara hanya tersisa di Papua.
Kapal Rainbow Warrior memang menyempatkan mampir ke Jakarta setelah melakukan serangkaian patroli di sekitar Papua. Kapal tersebut merapat di Terminal Penumpang Pelabuhan Tanjung Priuk, Jakarta sejak Kamis, 20 April, hingga Selasa, 25 April 2006.
Kehadiran kapal ini menyedot perhatian publik saat dibuka untuk umum Sabtu dan Minggu 22-23 April. Ratusan orang, tua dan muda, pria dan wanita, dari anak-anak sekolah hingga fotografer profesional tidak menyia-nyiakan kesempatan mengunjungi kapal bersejarah ini.
Quote:
2007
Pada November 2007, Kapal Rainbow Warrior berlayar ke Indonesia dalam rangka menghadiri perundingan iklim di Bali. Pada perundingan iklim di Bali nanti, Greenpeace akan menyerukan agar ada kesepakatan untuk merundingkan mekanisme baru pembiayaan guna mengurangi deforestasi dengan tajam. Penurunan emisi akibat deforestasi harus melengkapi penurunan emisi dari pembakaran bahan bakar fosil.
15 November 2007, Kapal Rainbow Warrior memblokir kapal tanker MT Westama, yang tengah memuat lebih dari 30.000 ton kelapa sawit, ketika akan meninggalkan Pelabuhan Dumai, Riau. Dengan spanduk bertuliskan Palm Oil Kills Forests and Climate (Kelapa Sawit Membunuh Hutan dan Iklim), Rainbow Warrior menghalangi MT Westama dalam upaya menghentikan ekspor kelapa sawit. 16 November, para aktivis berhasil menaiki kapal MT Westama dan memasang spanduk raksasa
Pada November 2007, Kapal Rainbow Warrior berlayar ke Indonesia dalam rangka menghadiri perundingan iklim di Bali. Pada perundingan iklim di Bali nanti, Greenpeace akan menyerukan agar ada kesepakatan untuk merundingkan mekanisme baru pembiayaan guna mengurangi deforestasi dengan tajam. Penurunan emisi akibat deforestasi harus melengkapi penurunan emisi dari pembakaran bahan bakar fosil.
15 November 2007, Kapal Rainbow Warrior memblokir kapal tanker MT Westama, yang tengah memuat lebih dari 30.000 ton kelapa sawit, ketika akan meninggalkan Pelabuhan Dumai, Riau. Dengan spanduk bertuliskan Palm Oil Kills Forests and Climate (Kelapa Sawit Membunuh Hutan dan Iklim), Rainbow Warrior menghalangi MT Westama dalam upaya menghentikan ekspor kelapa sawit. 16 November, para aktivis berhasil menaiki kapal MT Westama dan memasang spanduk raksasa


SUMBERSUMBER SUMBER
PESAN TS :
INGATLAH UNTUK SELALU MENJAGA LINGKUNGAN HIDUP
Diubah oleh ReiraMoreloze 07-06-2013 10:31
0
3.3K
Kutip
8
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan