Bahan :
- Jengkol 500 gram -
- Kopi bubuk 1/2 sdt -
- Daun salam 1 lembar -
- Serai 1 batang, memrakan -
- Lengkuas 1 cm, memrakan -
- Jahe 1 cm, memarkan -
- Kecap manis 3-5 sdm
- Air 1250 ml -
- Minyak goreng 2 sdm -

Bumbu halus :
- Bawang putih 3 siung -
- Bawang merah 5 butir -
- Kemiri 3 butir -
- Jintan 1/4 sdt -
- Merica bubuk 1/2 sdt -
- Garam secukupnya -
- Gula pasir secukupnya -

Cara membuat :
1. Rebus 750 ml air, kopi dan jengkol hingga mendidih selama 10 menit. Angkat dan biarkan hingga kulit jengkol terkelupas.
2. Kupas kulit jengkol, cuci bersih. Pipihkan jengkol jangan sampai hancur.
3. Campur minyak, bumbu halus, serai, daun salam, lengkuas, jahe, kecap manis dan jengkol. Aduk rata.
4. MAsak campuran jengkol hingga bumbu meresap. Tuang sisa air, masak hingga air menyusut. Angkat. Sajikan.

Tips :
- Rebus jengkol dengan kopi bubuk untuk mengurangi bau jengkol yang tajam dan memudahkan mengelupas kulitnya.
- Untuk mengetahui apa jengkol yang kita rebus sudah matang atau belum bisa dilihat pada saat memipihkan jengkol. Jika jengkol dipipihkan cepat pipih atau tidak hancur/pecah berarti jengkol sudah matang.siap diolah. Sebaliknya jika jengkol kita pipihkan bagian tepinya hancur berarti jengkol belum matang atau kurang lunak.
- Jengkol yang muda memiliki ciri bentuk bulat pipih, tidak mengembung, berkulit ari coklat mengkilat dan bijinya berwarna hijau kekuningan. Sedangkan jengkol yang tua bentuknya bulat negembung dan berdaging biji bening.
- Bagi yang todak begitu suka dengan bau jengkol sebaiknya rebus dan ganti air perebus jengkol berulang serta iris tipis dan pipihkan agar bau tajanya berkurang.

Untuk 4 porsi

Bahan :
- Jengkol 250 gram, rebus hingga lunak, potong dadu -
- Jantung ayam 150 gram, cuci bersih -
- Santan 200 ml dari 1/4 butir kelapa -
- Cabai rawit 5 buah -
- Belimbing sayur 5-8 buah, potong kasar -
- Daun pisang secukupnya -

Bumbu halus :
- Bawang putih 2 siung -
- Bawang merah 4 butir -
- Cabai merah 2 buah -
- Cabai rawit 3 buah -
- Kemiri 2 butir -
- Jahe 1/2 cm -
- Kunyit 1 cm -
- Garam secukupnya -
- Gula pasir secukupnya -

Cara membuat :
1. Campur jengkol, jantung ayam, belimbing sayur dan bumbu halus. Aduk rata.
2. Tuang santan, aduk rata.
3. Ambil selembar daun pisang, letakkan 2 sdm campuran jengkol.
4. Tambahkan cabai rawit utuh.
5. Bungkus menyerupai botok dan semat ujungnya.
6. Panaskan panci pengukus, kukus adonan hingga matang. Angkat. Sajikan.

Untuk 5 bungkus

Bahan :
- Jengkol 200 gram, rebus hingga lunak, iris tipis -
- Ikan peda 100 gram, goreng, pisahkan durinya -
- Air 100 ml -
- Minyak goreng 2 sdm -

Bumbu :
- Bawang merah 4 butir, iris tipis -
- Bawang putih 3 siung, iris tipis -
- Cabai emrah 2 buah, iris serong tipis -
- Cabai rawit 4 buah, iris serong tipis -
- Tomat 1 buah, potong kasar -
- Garam secukupnya -
- Gula pasir secukupnya -

Cara membuat :
1. Panaskan minyak, tumis baang putih dan bawang merah hingga harum.
2. Masukkan jengkol dan bumbu yang lain, aduk rata.
3. Tuang air, masak hingga semua matang.
4. Masukkan ikan peda, aduk rata. Masak hingga bumbu meresap dan air habis. Angkat. Sajikan.

Tips : Agar peda tidak terlalu asin, bungkus peda dengan kertas merang, rendam dalam air beberapa saat sebelum dimasak.

Untuk 3 porsi

Jengkol merupakan makanan yang identik dengan bau. Tapi, jangan khawatir. Bagi penikmat jengkol ada cara yang efektif untuk menghilangkan bau tersebut.

"Jengkol memang sudah khas dengan baunya. Untuk mengatasinya, rendam jengkol selama satu hari atau selama 24 jam," ungkap Sisca Soewitomo, pakar kuliner kepada okezone saat dihubungi melalui telephone genggamnya, Senin (23/1/2012).

Sisca menambahkan dalam perendaman pada jengkol, Anda tidak usah memberikan bumbu sebab jika diberikan bumbu tidak akan menghasilkan apapun untuk jengkol yang Anda rendam.

"Buat apa Anda berikan bumbu saat merendam jengkol, bumbunya akan kalah dengan jengkol karena kulit pada jengkol sangat keras dan tidak bisa meresap apapun, bumbunya cukup pada saat mau dimasak saja," tegasnya.

Dijelaskannya lagi, dalam merendam jengkol, Anda bisa menggunakan air dingin, tidak perlu memakai air hangat.

"Airnya, Anda gunakan air biasa saja, biar lebih empuk lagi, Anda rendam saja dengan penambahan es batu tapi jangan terlalu banyak cukup beberapa saja, sebab es batu membantu mengangkat kadar bau pada jengkol," lanjutnya.

Menurutnya, setelah Anda melakukan perendaman selama satu hari, jengkolnya sudah siap Anda rebus lalu kulitnya dibuang.

"Kalau direndam mengurangi aroma bau pada jengkol, sementara proses perebusan itu membuat jengkol Anda menjadi empuk untuk dimakan, kalau fungsi kulitnya tidak ada jadi sebaiknya Anda buang saja," tutupnya (ftr)

Sumber : http://www.okefood.com/read/2012/01/...u-pada-jengkol

Jengkol dan petai adalah makanan yang banyak digemari, makanan yang satu ini memang tergolong sederhana namun mampu menembus restoran dan rumah makan pada umumnya. Namun sayangnya jengkol dan petai memiliki aroma dan bau yang kurang sedap. Jika dimakan maka mulut akan terasa bau dan aromanya sungguh kurang enak. Tetapi jangan salah, meskipun jengkol dan petai adalah makanan yang punya aroma tak sedap, makanan ini paling banyak dicari. Terkadang ada sebagian orang yang enggan untuk mencoba kuliner jengkol ataupun petai. Kedua makanan ini biasanya dapat diolah menjadi semur, gulai, bahkan lalapan. Takut akan aroma dan bau yang dihasilkan ketika setelah memakannya menjadi hal biasa oleh sebagian orang. Tetapi kita sebenarnya tidak perlu takut jika setelah memakannya mulut kita akan berbau secara terus menerus. Karena solusinya juga mudah didapat. Berikut ada beberapa tips untuk mengatasi bau mulut akibat memakan jengkol ataupun petai.

Pertama, anda bisa memakan brem setelah mengkonsumsi jengkol atau petai. Brem adalah jenis makanan ringan yang memiliki aroma harus dan rasanya juga segar di mulut. Memakan brem setelah mengkonsumsi jengkol atau petai maka akan menghilangkan bau mulut. Kedua, mentimun, jenis sayuran berair ini rupanya juga mampu mengusir bau mulut setelah memakan jengkol dan petai. Selain dapat dimakan sebagai lalapan dan rujak, mentimun juga berguna untuk menghilangkan bau mulut setelah mengkonsumsi jengkol ataupun petai. Ketiga, meminum susu juga merupakan cara ampuh untuk melenyapkan bau mulut akibat makan petai.

Dengan meminum susu maka aroma yang tidak sedap dalam mulut akan keluar. Tidak hanya itu saja bagi penggemar petai dan jengkol, memakan beras juga dapat menghilangkan bau mulut. Beras yang sudah tertumbuk secara halus dapat dikunyah agar sisa jengkol dan petai tidak bersarang didalam mulut anda. Selain itu ada pula tips lainnya menetralisir bau petai dan jengkol agar tidak terkesan bau mulut yang sedap. Petai dan jengkol yang telah kita makan jangan tercampur oleh rasa dari sari buahan-buahan seperti jeruk, apel. Karena aromanya malah akan semakin mantap.

Setelah mengkonsumsi petai dan jengkol tidak dianjurkan untuk langsung menggosok gigi bahkan diamkan saja dahulu mulut anda selama 30 menit. Untuk meminimalisir bau pete dan jengkol sementara maka makanlah makanan kecil. Setelah 30 menit berakhir maka anda dapat menggosok gigi dengan bersih. Nah hal-hal diatas sangat berguna sekali bagi mereka yang sangat menggemari peta dan jengkol. Kuliner yang satu ini tidak hanya mengeluarkan aroma tak sedap tetapi rasanya sangat nikmat. Jadi jangan takut untuk mengkonsumsi dua makanan ini sebab pasti ada solusi untuk menghilangkan bau di mulut setelah memakan peta dan jengkol.


Sumber : http://etipskesehatan.com/cara-hilan...te-dan-jengkol

Di Sumatera, pohon jengkol tumbuh di lereng-lereng pegunungan Bukit Barisan, pekarangan dan ladang-ladang penduduk. Orang Sumatera belum terbiasa membudidayakan tanaman jengkol. Mereka umumnya memperoleh biji-biji jengkol mentah dari tanaman liar di sekitar hutan atau yang tumbuh secara tak sengaja di ladang-ladang.

Begitu juga di Jakarta. Konon orang-orang Betawi banyak yang menanam pohon ini di pekarangan-pekarangan rumah. Misalnya di wilayah Pondok Gede dan Lubang Buaya. Sekarang dua daerah itu terkenal karena semur jengkolnya, yang disebut-sebut sebagai makanan khas orang Betawi.

Selama ini memang tidak ada catatan resmi sejak kapan Jengkol dikenal di tengah penduduk Indonesia ini. Jengkol agaknya sudah ada sepanjang umur peradaban manusia di Nusantara. Seperti dikatakan Sejarawan Jakarta JJ Rizal, jengkol ini bukan hanya dikenal di Jakarta, tapi juga di daerah lain di Indonesia.

"Tidak ada catatan resmi. Tapi jengkol sepertinya identik dengan makanan rakyat miskin, rakyat pinggiran. Makanan ini kan baunya tidak sedap, dianggap makanan sampah. Dulu mungkin orang kota tidak terlalu peduli, tapi sekarang sepertinya banyak yang suka," terangnya.

Menurut ahli botani asal Inggris, Isaac Henry Burkill (1935) lewat buku catatan berjudul; dictionnary of the economic products of the Malay peninsula, jengkol selain dipakai sebagai lauk pauk, juga dipakai untuk obat diare dalam dunia medis, bahan keramas rambut, dan bahan penambah karbohidrat.

Pohon jengkol berbuah secara musiman, antara November hingga Januari. Tanaman ini banyak ditemukan di Indonesia dan Malaysia. Tinggi pohon mencapai 26 meter, bisa hidup di dataran tinggi maupun rendah. Meski bisa dimakan, jengkol juga mengandung racun berasal dari asam jengkolat (L-Djengkolid acid).

Kasus keracunan jengkol di Indonesia pernah dilaporkan dokter peneliti Belanda, Van Veen dan Hyman. Hyman menulis buku yang menjadi rujukan medis terbit pada 1933 berjudul "on the toxic component of the djenkol bean". Dia menyebut pada zaman penjajahan Belanda dulu kasus keracunan jengkol banyak dialami orang-orang Jawa.

Namun demikian, dalam buku itu dia tidak mengungkap detail jumlah kasus. Dia lebih fokus pada penemuan asam jengkolat yang terkandung dalam jengkol dari penelitianya di Jawa.

Sumber: http://id.berita.yahoo.com/asal-usul...010000706.html

LEBAK, KOMPAS.com — Naiknya harga jengkol di sejumlah daerah hingga menyentuh angka Rp 50.000 per kilogram memicu spekulasi soal pemicunya. Apa kira-kira penyebabnya?

Para pedagang di Pasar Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Banten, misalnya, menduga kenaikan tersebut akibat terjadi kelangkaan di pasaran. Suryani, seorang pedagang sayur-sayuran di Pasar Rangkasbitung, mengatakan, sejak tiga pekan terakhir, pasokan jengkol dari petani menghilang.

Menghilangnya pasokan jengkol kemungkinan karena belum memasuki musim panen.

"Karena itu, jika ada jengkol dipastikan harganya melambung hingga mencapai Rp 50.000 per kg atau melebihi harga daging ayam sebesar Rp 25.000. Harga normal jengkol bisanya sekitar Rp 20.000 per kg," katanya.

Sementara itu, Soleh, seorang pedagang di Pasar Rangkasbitung, menduga pasokan jengkol dari sejumlah petani di Kabupaten Lebak berkurang karena banyak pohon jengkol ditebang untuk keperluan bangunan perumahan maupun kerajinan rumah tangga.

"Berkurangnya pasokan jengkol itu karena banyak pohon jengkol beralih fungsi menjadi perumahan maupun perkebunan. Sebelumnya, sentra jengkol di Kabupaten Lebak hampir merata di setiap kecamatan," ujarnya.

Ia mengatakan, saat ini jengkol di Rangkasbitung dipasok dari Provinsi Lampung dan Palembang.

"Kami berharap petani bisa mengembangkan kembali tanaman jengkol karena permintaan pasar cukup tinggi," katanya.

Kepala Pasar Rangkasbitung Dedi Rahmat mengakui selama ini pasokan jengkol di pasaran menghilang sehingga pedagang terpaksa berjualan komoditas lain. Mereka para pedagang jengkol saat ini beralih menjadi pedagang buah-buahan maupun umbi-umbian akibat kelangkaan tersebut.

"Saya kira kelangkaan jengkol ini kali pertama akibat belum tibanya musim panen juga banyak pohon jengkol digunakan untuk pembangunan rumah," katanya.

Sumber : http://bisniskeuangan.kompas.com/rea...ngkol.Melonjak