Tidak ada wanita yang tidak mendambakan bentuk tubuh yang sempurna. Langsing, tinggi, dan proporsional. Walaupun demikian, sebuah studi mutakhir yang dilakukan ternyata memperlihatkan bahwa insiden penyakit kanker paling banyak diderita oleh wanita-wanita yang berbadan tinggi.

Green dkk.(2011) dalam artikelnya yang berjudul Height and cancer incidence in the Million Women Study: prospective cohort, and meta-analysis of prospective studies of height and total cancer risk yang dipublikasikan pada jurnal The Lancet Oncology, Vol. 12, Isssue 8, hal. 785 - 794, Agustus 2011 menghasilkan data yang cukup mengejutkan ini. Studi epidemiologi yang mereka lakukan menunjukkan secara umum bahwa wanita yang berbadan tinggi memiliki resiko terkena kanker yang tinggi.

Para peneliti juga mengumpulkan data wanita yang terserang kanker menurut jenis kankernya. Penderita kanker usus, rectum, melanoma malignan (kanker kulit: biasanya ditunjukkan pada perubahan “tahi lalat” pada kulit), kanker payudara, kanker endometrium, kanker ovarium, leukemia, dan kanker pada beberapa organ lainnya, juga memperlihatkan data yang signifikan antara wanita penderita yang berbadan tinggi dengan jenis-jenis kanker tersebut di atas.

Hasil yang menghubungkan tingginya insiden kanker pada wanita penderita kanker yang berbadan tinggi memang masih harus dibutuhkan secara fisiologi dan molekuler. Hasil ini juga bukan berarti bahwa badan ideal untuk wanita adalah tidak sehat. Banyak faktor bagi seseorang untuk terkena kanker, seperti gaya hidup, merokok, terkena radiasi, makan makanan yang pengolahannya tidak baik, dan faktor-faktor pencetus lainnya.

http://kesehatan.kompasiana.com/medi...er-388928.html