

TS
commodore64
Fakta dan Mitos Penyakit Rematik
Rematik merupakan salah satu penyakit yang banyak dijumpai di masyarakat. Rematik adalah penyakit yang menyerang sendi, otot, tulang, dan struktur di sekitarnya. Penyakit ini dapat menyerang siapa saja, baik pria maupun wanita, dewasa atau anak-anak. Rematik yang dikenal luas di masyarakat merupakan jenis rematik yang menyerang sendi, atau dikenal dengan istilah Arthritis.
Penyakit ini secara umum ditandai dengan gejala peradangan pada sendi berupa kemerahan, bengkak, terasa panas dan sendi sulit digerakkan: gangguan ketegangan di otot dan tendon, dan lain-lain. Rematik merupakan penyakit menahun dengan gejala serangan silih berganti. Ada masa ketika sendi menjadi lebih meradang yang terhadu secara tiba-tiba, disebut dengan flare, ada kalanya remisi atau masa-masa dengan sedikit peradangan. Rematik dapat menyebabkan kerusakan dan cacat permanen di persendian.
Terdapat lebih dari 100 jenis penyakit rematik. Rematik yang paling banyak dikenal adalah Osteoarthritis (jenis rematik akibat rusaknya atau menipisnya bantalan dan tulang rawan yang disebabkan oleh gangguan imunitas tubuh/autoimmun), Goutarthritis/Asam urat (jenis rematik yang disebabkan menumpuknya asam urat pada cairan sendi sehingga merangsang proses peradangan sendi), Osteoporosis dan penyakit Lupus Sistemik.
Hingga saat ini penyebab pasti rematik belum diketahui secara jelas, namun diduga dipicu oleh kombinasi berbagai faktor, termasuk kerentanan genetik, infeksi virus atau perubahan hormonal.
Rematik dapat memberikan dampak yang sangat luas. Para penderita dapat menimbulkan kecacatan, sedangkan bagi keluarga dapat menyebabkan beban moril dan ekonimi untuk pengobati penyakit tersebut. Oleh karena itu
Saat ini di masyarakat kita masih banyak berkembang mitos dan anggapan yang salah mengenai penyakit rematik. Mitos-mitos ini dapat menyesatkan bila dikasi dari sisi medis dan bukan tidak mungkin akan merugikan penderita. Untuk itu, tulisan ini akan membahas beberapa mitos yang beredar di masyarakat seput penyakit rematik dan merangkum fakta-fakta yang berkaitan dengannya.
Mitos : Penyakit Rematik adalah Penyakit Tulang
Fakta : Rematik yang dikenal luas di masyarakat adalah penyakit rematik yang menyerang sendi, atau dikenal dengan istilah Arthritis. Namun rematik juga dapat menyerang bagian tubuh lainnya, seperti bursitis (radang bursa sendi), tendinitis (radang tendon), fascitis (radang fascia otot), myositis (radang otot) dan nyeri pinggan dan organ tubuh lain seperti jantung dan ginjal
Mitos : Semua penyakit rematik disebabkan asam urat
Fakta : Terdapat lebih dari 100 jenis penyakit rematik, dan asam urat hanyalah satu diantara penyebabnya. Beberapa jenis rematik yang banyak dikenal adalah Osteoarthritis, Penyakit Lupus Sistemik. Hanya Goutarthritis/Asam urat yang dipicu oleh asam urat (uric acid) yang didapatkan salah satunya dari terlalu banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung purin tinggi, contohnya seafood, jeroan, dan alkohol. Namun tidak semua orang yang memiliki kadar asam urat tinggi dalam darah akan mengalami nyeri sendi atau rematik, dan sekitar 10 persen saja penderita rematik yang mempunyai kadar asam urat tinggi dalam darah. Penyakit rematik akan terjadi bila asam urat terkumpul dalam cairan sendi dan membentuk endapat kristal monosodium urate yang memicu terjadinya proses peradangan pada sendi. Oleh karena itu kada asam urat yang tinggi dalam darah belum tentu menyebabkan rematik.
Mitos : Rematik adalah penyakit keturunan
Fakta : Rematik tidak selalu diturunkan secara langsung dari orangtua kepada anaknya. Meskipun demikian, faktor genetik (keturunan) dapat menjadi salah satu gaktor resiko terjadinya beberapa jenis rematik tertentu.
Mitos : Sering mandi malam, uda dingin dan pendingin udara (Air Conditioner) sebabkan rematik.
Fakta : Secara patologis, tidak ada kaitan antara mitos ini dengan penyakit rematik (nyeri sendi). Namun pada orang yang sebelumnya telah menderita rematik tidak dianjurkan mandi malam, karena setiap kali tubuh terkena air dingin atau udara dingin, kapsul sendi akan mengerut. Hal ini dapat menambah rasa nyeri pada persendian yang terserang rematik. Beberapa faktor pemicu rematik sebenarnya adalah obesitas, pertambahan usia dan pola makan yang tidak sehat. Dengan semakin bertambahnya usia, lapisan tulang rawan pelindung sendi akan semakin menipis, dan cairan pelumas sendi semakin mengental dan berurang. Berat badan yang berlebih akan memberikan beban yang berlebih juga pada sendi-sendi terutama sendi yang menopang tubuh, sehingga dapat memicu terjadinya rematik.
Mitos : Makan jeroan dan kacang-kacangan, akan menyebabkan rematik.
Fakta : Dari sekitar 100-an jenis rematik, yang berkaitan dengan makanan seperti jeroan atau seafood dan kacang-kacangan hanya arthritis gout atau asam urat, yaitu jenis rematik yang disebabkan peradangan sendi akibat menumpuknya asam urat pada cairan sendi. Jenis penyakit rematik lainnya tidak berhubungan dengan makanan tersebut.
Mitos : Makan bayam dan kangkung dapat sebabkan rematik
Fakta : Tidak ada hasil penelitian yang menghubungkan antara kedua jenis sayuran ini dengan resiko rematik. Yang harus dihindari untuk mencegah rematik adalah makanan yang ada memicu peningkatan produksi purin yang pada akhirnya akan menghasilkan asam urat seperti jeroan, seafood atau alkohol.
Mitos : Rematik hanya menyerang orang berusia lanjut
Fakta : Osteoarthritis adalah jenis penyakit rematik yang menyerang usia tua. Namun penyakit rematik bukan hanya milik orang tua, karena rematik dapat menyerang siapa saja, tidak mengenal usia dan jenis kelamin. Usia muda juga bisa terkena, bahkan bayi dan anak-anak dapat menderita rematik. Penyakit rematik pada anak dikenal dengan Juvenile Rheumatoid Arthritis.
Mitos : Rematik hanya menyerang wanita
Fakta : Pria juga dapat terkena rematik. Penyakit rematik yang mayoritas menyerang pria adalah gout Arthritis atau asam urat. Resiko rematik pada wanita tidak kali lebih besar pada saat usianya diatas 45 tahun, sedangkan pria lebih beresiko rematik sebelum usia 45 tahun. Namun ada juga rematik yang banyak dijumpai menyerang wanita usia subur yaitu Rheumatoid arthritis, dan penyakit lupus sistemik.
Mitos : Gejala rematik sama pada semua orang
Fakta : Gejala rematik atau nyeri sendi pada setiap individu dapat berbeda. Ada beberapa orang yang sudah merasakan gejala awal rematik, seperti rasa nyeri dan kaku pada sendi di pagi hari atau pada saat bergerak setelah lama duduk atau berbaring. Gejala ini biasanya diikuti dengan kekakuan pada sendi sehingga sulit digerakkan dan bahkan dapat pula terjadi perubahan bentuk sendi. Dengan adanya tingkat kepekaan yang berbeda antar individu, tak jarang pula ada penderita rematik yang tidak merasakan gejala awal tersebut namun langsung merasakan sakit yang luar biasa saat harus menggerakkan sendi. Ada juga beberapa orang yang mengalami gejala rematik yang disertai tanda-tanda peradangan yaitu sendi berwarna kemerahan, bengkak, bahkan demam.
Mitos : Sakit tulang di malam hari adalah gejala rematik
Fakta : Gejala yang umum terjadi pada penderita rematik adalah nyeri, sendi berwarna kemerahan, bengkak, terasa panas dan sendi sulit digerakkan. Gejala ini tidak terbatas pada malam hari saja dan bisa menyerang setiap saat.
Mitos : Antibiotik diperlukan untuk mengatasi sendi yang bengkak
Fakta : Antibiotik hanya digunakan pada jenis rematik yang disebabkan infeksi. Meski sendi terlihat membengkak dan merah, antibiotik tidak diberikan secara rutin.
Mitos : Sandal rematik, pijat terlapak kaki, jalan pada batu kerikil, gelang tembaga, magnet, makan daging ular, makan semut, sengatan lebah dapat menyembuhkan rematik atau radang sendi
Fakta : Belum ada bukti ilmiah dapat menyembuhkan rematik atau nyeri sendi, dan masih digunakan sebatas pengobatan alternatif
Mitos : Obat anti-nyeri untuk rematik dapat menimbulkan ketergantungan
Fakta : Obat jenis ini bekerja untuk mengurangi nyeri akibat rematik dan sangat dibutuhkan untuk mengatasi nyeri ketika serangan rematik terjadi, dan tidak akan menimbulkan ketergantungan seperti narkoba, karena dosis dan penggunaannya dapat disesuaikan sesuai kebutuhan pasien
Mitos : Suntikan obat ke dalam sendi dapat membahayakan
Fakta : Ada kalanya suntikan obat ke dalam sendi sangat dibutuhkan untuk mengurangi rasa nyeri yang sangat hebat, terutama bila dengan obat-obatan saja rasa nyeri yang timbul tidak tertangani lagi. Obat yang disuntikkan ke dalam sendi diharapkan mampu menekan peradangan yang terjadi dan mengganti cairan pelumas sendi, jika dilakukan oleh seorang ahli dengan teknik dan dosis yang sesuai, tidak akan membahayakan.
Mitos : Penderita rematik tidak boleh berolahraga
Fakta : pada dasarnya olahraga sangat bermanfaat untuk melatih otot dan persendian. Pada penderita rematik, olahraga hanya dianjurkan saat tidak mengalami serangan akut. Berjalan kaki, berolahraga ringan, atau mengerjakan pekerjaan rumah ringan dapat membantu melatih otot dan sendi agar tidak semakin kaku. Namun jangan melakukan olahraga yang terlalu berat, karena justruk dapat menyebabkan cedera.
Penyakit ini secara umum ditandai dengan gejala peradangan pada sendi berupa kemerahan, bengkak, terasa panas dan sendi sulit digerakkan: gangguan ketegangan di otot dan tendon, dan lain-lain. Rematik merupakan penyakit menahun dengan gejala serangan silih berganti. Ada masa ketika sendi menjadi lebih meradang yang terhadu secara tiba-tiba, disebut dengan flare, ada kalanya remisi atau masa-masa dengan sedikit peradangan. Rematik dapat menyebabkan kerusakan dan cacat permanen di persendian.
Terdapat lebih dari 100 jenis penyakit rematik. Rematik yang paling banyak dikenal adalah Osteoarthritis (jenis rematik akibat rusaknya atau menipisnya bantalan dan tulang rawan yang disebabkan oleh gangguan imunitas tubuh/autoimmun), Goutarthritis/Asam urat (jenis rematik yang disebabkan menumpuknya asam urat pada cairan sendi sehingga merangsang proses peradangan sendi), Osteoporosis dan penyakit Lupus Sistemik.
Hingga saat ini penyebab pasti rematik belum diketahui secara jelas, namun diduga dipicu oleh kombinasi berbagai faktor, termasuk kerentanan genetik, infeksi virus atau perubahan hormonal.
Rematik dapat memberikan dampak yang sangat luas. Para penderita dapat menimbulkan kecacatan, sedangkan bagi keluarga dapat menyebabkan beban moril dan ekonimi untuk pengobati penyakit tersebut. Oleh karena itu
Saat ini di masyarakat kita masih banyak berkembang mitos dan anggapan yang salah mengenai penyakit rematik. Mitos-mitos ini dapat menyesatkan bila dikasi dari sisi medis dan bukan tidak mungkin akan merugikan penderita. Untuk itu, tulisan ini akan membahas beberapa mitos yang beredar di masyarakat seput penyakit rematik dan merangkum fakta-fakta yang berkaitan dengannya.
Mitos : Penyakit Rematik adalah Penyakit Tulang
Fakta : Rematik yang dikenal luas di masyarakat adalah penyakit rematik yang menyerang sendi, atau dikenal dengan istilah Arthritis. Namun rematik juga dapat menyerang bagian tubuh lainnya, seperti bursitis (radang bursa sendi), tendinitis (radang tendon), fascitis (radang fascia otot), myositis (radang otot) dan nyeri pinggan dan organ tubuh lain seperti jantung dan ginjal
Mitos : Semua penyakit rematik disebabkan asam urat
Fakta : Terdapat lebih dari 100 jenis penyakit rematik, dan asam urat hanyalah satu diantara penyebabnya. Beberapa jenis rematik yang banyak dikenal adalah Osteoarthritis, Penyakit Lupus Sistemik. Hanya Goutarthritis/Asam urat yang dipicu oleh asam urat (uric acid) yang didapatkan salah satunya dari terlalu banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung purin tinggi, contohnya seafood, jeroan, dan alkohol. Namun tidak semua orang yang memiliki kadar asam urat tinggi dalam darah akan mengalami nyeri sendi atau rematik, dan sekitar 10 persen saja penderita rematik yang mempunyai kadar asam urat tinggi dalam darah. Penyakit rematik akan terjadi bila asam urat terkumpul dalam cairan sendi dan membentuk endapat kristal monosodium urate yang memicu terjadinya proses peradangan pada sendi. Oleh karena itu kada asam urat yang tinggi dalam darah belum tentu menyebabkan rematik.
Mitos : Rematik adalah penyakit keturunan
Fakta : Rematik tidak selalu diturunkan secara langsung dari orangtua kepada anaknya. Meskipun demikian, faktor genetik (keturunan) dapat menjadi salah satu gaktor resiko terjadinya beberapa jenis rematik tertentu.
Mitos : Sering mandi malam, uda dingin dan pendingin udara (Air Conditioner) sebabkan rematik.
Fakta : Secara patologis, tidak ada kaitan antara mitos ini dengan penyakit rematik (nyeri sendi). Namun pada orang yang sebelumnya telah menderita rematik tidak dianjurkan mandi malam, karena setiap kali tubuh terkena air dingin atau udara dingin, kapsul sendi akan mengerut. Hal ini dapat menambah rasa nyeri pada persendian yang terserang rematik. Beberapa faktor pemicu rematik sebenarnya adalah obesitas, pertambahan usia dan pola makan yang tidak sehat. Dengan semakin bertambahnya usia, lapisan tulang rawan pelindung sendi akan semakin menipis, dan cairan pelumas sendi semakin mengental dan berurang. Berat badan yang berlebih akan memberikan beban yang berlebih juga pada sendi-sendi terutama sendi yang menopang tubuh, sehingga dapat memicu terjadinya rematik.
Mitos : Makan jeroan dan kacang-kacangan, akan menyebabkan rematik.
Fakta : Dari sekitar 100-an jenis rematik, yang berkaitan dengan makanan seperti jeroan atau seafood dan kacang-kacangan hanya arthritis gout atau asam urat, yaitu jenis rematik yang disebabkan peradangan sendi akibat menumpuknya asam urat pada cairan sendi. Jenis penyakit rematik lainnya tidak berhubungan dengan makanan tersebut.
Mitos : Makan bayam dan kangkung dapat sebabkan rematik
Fakta : Tidak ada hasil penelitian yang menghubungkan antara kedua jenis sayuran ini dengan resiko rematik. Yang harus dihindari untuk mencegah rematik adalah makanan yang ada memicu peningkatan produksi purin yang pada akhirnya akan menghasilkan asam urat seperti jeroan, seafood atau alkohol.
Mitos : Rematik hanya menyerang orang berusia lanjut
Fakta : Osteoarthritis adalah jenis penyakit rematik yang menyerang usia tua. Namun penyakit rematik bukan hanya milik orang tua, karena rematik dapat menyerang siapa saja, tidak mengenal usia dan jenis kelamin. Usia muda juga bisa terkena, bahkan bayi dan anak-anak dapat menderita rematik. Penyakit rematik pada anak dikenal dengan Juvenile Rheumatoid Arthritis.
Mitos : Rematik hanya menyerang wanita
Fakta : Pria juga dapat terkena rematik. Penyakit rematik yang mayoritas menyerang pria adalah gout Arthritis atau asam urat. Resiko rematik pada wanita tidak kali lebih besar pada saat usianya diatas 45 tahun, sedangkan pria lebih beresiko rematik sebelum usia 45 tahun. Namun ada juga rematik yang banyak dijumpai menyerang wanita usia subur yaitu Rheumatoid arthritis, dan penyakit lupus sistemik.
Mitos : Gejala rematik sama pada semua orang
Fakta : Gejala rematik atau nyeri sendi pada setiap individu dapat berbeda. Ada beberapa orang yang sudah merasakan gejala awal rematik, seperti rasa nyeri dan kaku pada sendi di pagi hari atau pada saat bergerak setelah lama duduk atau berbaring. Gejala ini biasanya diikuti dengan kekakuan pada sendi sehingga sulit digerakkan dan bahkan dapat pula terjadi perubahan bentuk sendi. Dengan adanya tingkat kepekaan yang berbeda antar individu, tak jarang pula ada penderita rematik yang tidak merasakan gejala awal tersebut namun langsung merasakan sakit yang luar biasa saat harus menggerakkan sendi. Ada juga beberapa orang yang mengalami gejala rematik yang disertai tanda-tanda peradangan yaitu sendi berwarna kemerahan, bengkak, bahkan demam.
Mitos : Sakit tulang di malam hari adalah gejala rematik
Fakta : Gejala yang umum terjadi pada penderita rematik adalah nyeri, sendi berwarna kemerahan, bengkak, terasa panas dan sendi sulit digerakkan. Gejala ini tidak terbatas pada malam hari saja dan bisa menyerang setiap saat.
Mitos : Antibiotik diperlukan untuk mengatasi sendi yang bengkak
Fakta : Antibiotik hanya digunakan pada jenis rematik yang disebabkan infeksi. Meski sendi terlihat membengkak dan merah, antibiotik tidak diberikan secara rutin.
Mitos : Sandal rematik, pijat terlapak kaki, jalan pada batu kerikil, gelang tembaga, magnet, makan daging ular, makan semut, sengatan lebah dapat menyembuhkan rematik atau radang sendi
Fakta : Belum ada bukti ilmiah dapat menyembuhkan rematik atau nyeri sendi, dan masih digunakan sebatas pengobatan alternatif
Mitos : Obat anti-nyeri untuk rematik dapat menimbulkan ketergantungan
Fakta : Obat jenis ini bekerja untuk mengurangi nyeri akibat rematik dan sangat dibutuhkan untuk mengatasi nyeri ketika serangan rematik terjadi, dan tidak akan menimbulkan ketergantungan seperti narkoba, karena dosis dan penggunaannya dapat disesuaikan sesuai kebutuhan pasien
Mitos : Suntikan obat ke dalam sendi dapat membahayakan
Fakta : Ada kalanya suntikan obat ke dalam sendi sangat dibutuhkan untuk mengurangi rasa nyeri yang sangat hebat, terutama bila dengan obat-obatan saja rasa nyeri yang timbul tidak tertangani lagi. Obat yang disuntikkan ke dalam sendi diharapkan mampu menekan peradangan yang terjadi dan mengganti cairan pelumas sendi, jika dilakukan oleh seorang ahli dengan teknik dan dosis yang sesuai, tidak akan membahayakan.
Mitos : Penderita rematik tidak boleh berolahraga
Fakta : pada dasarnya olahraga sangat bermanfaat untuk melatih otot dan persendian. Pada penderita rematik, olahraga hanya dianjurkan saat tidak mengalami serangan akut. Berjalan kaki, berolahraga ringan, atau mengerjakan pekerjaan rumah ringan dapat membantu melatih otot dan sendi agar tidak semakin kaku. Namun jangan melakukan olahraga yang terlalu berat, karena justruk dapat menyebabkan cedera.
0
2.7K
0


Komentar yang asik ya


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan