Kaskus

Entertainment

abunazra12Avatar border
TS
abunazra12
(BUAT AGAN MUSLIM-MUSLIMAH) HIKMAH TERSEMBUNYI ISRA' MI'RAJ
Assalamu'alaikum agan-aganwati... ni ceritanya nubi lagi belajar bikin treadh...

kalaopun emoticon-Blue Repost, tolong jangan di emoticon-Blue Guy Bata (L)

agan-aganwati yang muslim-muslimah pasti ngerti, hari ini umat islam memperingati tgl 27 Rajab sebagai hari yang bersejarah, yaitu hari dimana rasul Muhammad diberikan tiket gratis jalan-jalan ke luar angkasa. Sebagian besar umat muslim memperingati hari ini dengan puasa, pengajian-pengajian dan berbagai macam acara lain. Di samping sebagai mu'jizat rasul, isra' mi'raj juga merupakan peristiwa yang membidani lahirnya perintah sholat.

Isra Mi'raj adalah peristiwa bersejarah nan agung. Rangkaian kejadian yang terjadi selama proses Isra Mi'raj merupakan bentuk akselerasi pengukuhan Muhammad SAW sebagai rasul dan nabi terakhir. Banyak pelajaran penting dan berharga yang bisa diambil dari Isra Mi'raj.

Akan tetapi, kata Syekh Abdul Qadir bin Muhammad bin Abdurrahman al-Junaid, muncul perbedaan di kalangan ulama soal kapankan Isra Mi'raj berlangsung. Penjelasan Syekh Abdul Qadir itu tertuang dalam makalahnya berjudul “al-Ikhtilaf fi Ta'yin al-Isra' wa al-Mi'raj”. Penegasan adanya selisih pandang di kalangan ulama ini pernah pula ditulis oleh sejumlah cendekiawan.

Sebut saja, Imam al-Qurthubi dalam kitab /at-Tamhid, Abu al-Faraj Ibn al-Jauzi dalam kitab al-Wafa' Bita'rif Fadhail al-Musthafa, Imam as-Sakhawi yang bermazhab Syafii juga menyatakan adanya perbedaan itu di karyanya yang berjudul al-Ajwibah al-Mardhiyah fima Suila as-Sakhawi 'anhu min al-Ahadits an-Nabawiyyah, dan Imam al-Harawi al-Makki al-Hanafi di kitab as-Syifa Bita'rif Huquq al-Musthafa.

Meskipun terdapat kontroversi kepan Isra Mi'raj terjadi, tetapi Syekh Abdul Qadir menggarisbawahi bahwa para ulama sepakat kebenaran peristiwa yang membawa Rasulullah SAW menerima perintah shalat itu. Ada banyak ragam pendapat soal waktu berlangsungnya Isra Mi'raj, salah satu pendapat menyebutnya ada 10 opsi. Tetapi, mengurucut pada tujuh opsi.


Pendapat yang pertama menyatakan bahwa Isra Mi'raj terjadi pada Rajab. Pendapat ini dirujuk oleh Ibn al-Jauzi, al-Madisi yang bermazhab Hanbali, dan Imam an-Nawawi di satu riwayat. Opsi ini mendapat sanggahan dari sejumlah kalangan, antara lain, dari Ibn Dihyah al-Kalbi, Abu Syamah al-Maqdisi, dan Ibn Hajar al-Asqalani. Riwayat yang menyatakan Isra Mi'raj terjadi pada Rajab, dinyatakan lemah, bahkan tak sedikit perawinya terindikasi berbohong.

Pendapat yang kedua, yakni waktu terjadinya Isra Mi'raj ialah pada Rabiul Awwal, tepatnya 27 malam. Opsi ini pilih oleh Abu Ishaq al-Harbi, Ibn Dihyah al-Kalbi al-Maliki, an-Nawawi di satu riwayat. Oleh al-Qadhi Ibn al-Munir al-Iskandari al-Maliki, opsi ini dinilai sebagai pandangan terkuat dari sekian pendapat yang pernah ada.


Sedangkan, opsi yang ketiga, tak jauh beda dengan kelompok kedua, yaitu terjadi pada Rabiul Awwal. Hanya saja, tanggal kejadiannya bukan 27 melainkan 17 malam. Imam as-Sakhawi dalam kitab Uyun al-Atsar memaparkan, opsi yang ketiga ini lah yang paling populer. Pandangan ini merupakan pendapat beberapa sahabat, antara lain, Ibn Abbas, Abdullah bin Amar bin al-Ash, Ummu Salamah, dan Aisyah.

Opsi keempat, peristiwa ini terjadi pada Sabtu malam, 17 Ramadhan. Ini seperti dinukilkan oleh Ibn Sa'ad di kitab at-Thabaqat yang mengutip riwayat dari Abu Bakrah. Riwayat ini dinilai lemah, menyusul keberadaan Muhammad bin Umar al-Waqidi yang dinyatakan lemah.

Kelima, seperti yang disebutkan oleh Imam al-Mawardi, peristiwa ini waktunya pada Syawwal. Keenam terjadi pada Dzulqa'dah, seperti dinukilkan oleh Ibn Katsir dalam kitab al-Bidayah wa an-Nihayah. Pada kitab yang sama, Ibn Katsir juga mengindikasikan waktu kejadian yang lain, yaitu Isra Mi'raj terjadi pada 12 Rabiul Awwal. Ketujuh, Isra Mi'raj ada pada 27 malam Ramadhan. Pendapat ini disinyalkan oleh Imam al-Qasimi dalam kitab Mahasin at-Ta'wil.

Ragam pandangan ini, jelas Syekh Abdul Qadir, tidak berarti utuh untuk mempercayai Isra Mi'raj. Bagaimanapun, seperti kaidah fikih al khuruj min al khilaf mustahab, singkirkan sejenak hiruk pikuk perbedaan itu. Fokus saja pada penyelaman hikmah dan pelajaran berharga di balik Isra Mi'raj. Dengan saling berbagi wasiat perihal nilai-nilai penting itu maka Isra Mi'raj menjadi momentum berharga untuk mengajak umat kembali memperteguh keimanan. “Kapan pun itu, baik di Rajab atau bulan-bulan lainnya,” katanya.

Namun demikian, Di balik hiruk pikuk perbedaan pendapat terkait kapan peristiwa ini terjadi, terdapat hikmah dan pelajaran berharga yang sayang untuk dilewatkan.

Syekh Dr Raghib as-Sirjani dalam makalahnya berjudul “al-Isra wa al-Mi’raj Durus wa Ibar”, menyebutkan bahwa serangkaian nilai dan hikmah isra' mi'raj dapat diposisikan sebagai motivasi untuk kembali memperteguh komitmen keagamaan seseorang.

Agar tak muncul keraguan maka poin mendasar yang mesti ditekankan ialah sebagaimana dinukilkan Ibn Katsir dalam Tafsir al-Quran al-Azhim, sepakat atas kebenaran Isra Mi’raj. Perjalanan dari Masjidil Haram ke Masjid al-Aqsha dan dari bumi ke Sidratul Muntaha, itu terjadi riil melibatkan ruh sekaligus fisik Nabi Muhammad SAW. Penegasan ini tertuang di ayat pertama surah al-Isra’.

“Mahasuci Allah yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjid al-Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”

Isra Mi’raj seakan menyampaikan satu pesan utama bahwa solusi dan jalan keluar niscaya akan datang bagi Muslim yang senantiasa bersabar dan berusaha. perlu agan ketahui, bahwa pada saat itu Rasul tengah dalam keadaan galau tingkat dewa. istri tercinta, Khadijah yang selama ini mejadi donatur tetap dan teman setia meninggal dunia, begitu juga paman beliau, abu thalib yang senantiasa melindungi rasul dari rekayasa kaum quraisy.

Kekuatan doa ternyata ampuh untuk mendatangkan pertolongan dari Allah SWT. Saat masalah menghadang dakwah Rasulullah, suami Khadijah ini pun tetap tabah dan konsisten. Keimanannya justru mendorongnya agar tetap bertahan dan memohon pertolongan kepada-Nya.

Kesabaran itu berbuah manis. Sejumlah petinggi Makkah kala itu memeluk Islam setelah sebelumnya muncul penolakan yang luar biasa dari mereka. Ada As’ad bin Zararah, Auf bin al-Harits, Rafi’ bin Malik, Jabir bin Abdullah, Suwaid bin a-Shamit as-Sya’ir, Iyyas bin Mu’adz, Abu Dzar al-Ghifari, dan at-Thufail bin Amar ad-Dusi.

Isra Mi’raj juga meyakinkan umat akan urgensi lemah lembut dan simpati dalam berdakwah. Tak satu pun kekerasan akan berdampak baik, justru kelembutan dan kebaikanlah yang akan mempercantik suatu urusan, seperti hadis riwayat Aisyah. Bisa saja, Rasulullah mengiyakan tawaran Jibril untuk meluluhlantakkan penduduk Makkah menggunakan sebuah gunung.

Namun, tawaran tersebut mendapat penolakan keras dari Rasul. “Justru, aku berharap akan keluar orang-orang mukmin dari lembah tersebut,” tegas ayahanda dari Fatimah tersebut. Pascaperistwa Isra Mi’raj, satu per satu penggawa Makkah berikrar syahadat, di antaranya Khalid bin al-Walid, Ikrimah bin Abu Jahal, Ummu Habibah binti Abu Sufyan, dan Abdullah bin Abbas.

“Hadiah” paling istimewa yang diterima Rasulullah dalam peristiwa ini ialah risalah shalat lima waktu. Perintah shalat diterima langsung oleh suami Aisyah RA saat bertemu langsung dengan Allah SWT. Ini merupakan bukti posisi vital risalah shalat. Shalat adalah tiang agama dan menjadi rukun kedua setelah syahadat. Shalat, seperti ditegaskkan oleh Rasulullah, merupakan identitas kuat seorang Muslim. “Beda antara Muslim dan karif adalah shalat,” demikian sabda Muhammad SAW.

Suatu saat, Umar bin Khatab pernah menulis instruksi kepada para pegawai dan pejabat negara. Sosok yang bergelar al-Faruq ini menegaskan bahwa shalat dijadikan sebagai takaran profesionalisme kinerja dan performa seseorang. Shalat adalah tolok ukur konsistensi seseorang.

Ayahanda Hafshah ini yakin bila shalat seseorang terjaga maka yang bersangkutan tidak akan menelentarkan urusan yang lain. “Urusan terpenting bagiku dari kalian adalah shalat. Barang siapa yang menjaga dan membiasakannya maka ia telah memelihara agamanya. Jika meninggalkannya maka ia rentan menelantarkan urusan selain shalat,” katanya. Isra Mi’raj mengingatkan kembali dan mempertegas kedudukan vital yang ada para risalah shalat.

Pesan tersirat dari Isra Mi’raj lainnya, yaitu menghayati keagungan dan kebesaran kuasa Allah SWT. Terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah di sepanjang prosesi Isra Mi’raj. Terutama, perjalanan menuju langit ketujuh. Di saat itu pula, Rasul berkesempatan tatap muka dengan Sang Pencipta. “Penglihatannya (Muhammad) tidak berpaling dari yang dilihatnya itu dan tidak (pula) melampauinya. Sesungguhnya dia telah melihat sebagian tanda-tanda (kekuasaan) Tuhannya yang paling besar.” (QS an-Najm [53]: 17-18)

Sekian gan, harapan ane semoga isra' mi'raj benar-benar dapat membawa pencerahan bagi umat islam, sebagaimana rasul saat itu mendapatkan pencerahan dari Allah lewat Isra' Mi'raj.


SUMBER :
http://www.republika.co.id/berita/du...miraj-kapankah
http://www.republika.co.id/berita/du...rga-isra-miraj


Kaskuser yang baik selalu meninggalkan komeng. kalo agan punya yang seger-seger, tapi kalo punyanya yang keras2, dicairin dlu ya biar seger...
0
1.9K
10
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan